Anda di halaman 1dari 17

MEKANISME PROSES

BICARA
Kelompok 12
Ferianto
04121004022
Cindy Hulwani
04121004023
Vanny Putri Natasha
04121004025
Aisyah Humairah
04121004026
Putri Bintang Pamungkas
04121004028

Organ yang terlibat

Sistem saraf pusat

Otot dan sistem saraf tepi


Arah
Pergerakan
Adduktor

Saraf yang
mempersarafi
Nervus Laringeus
rekuren

Otot-otot yang
berperan
M. Tiroaritenoid
M. Krikoaritenoid
Lateral
M. Interaritenoid

Fungsi Otot-otot
Relaksasi Pita
Suara
Adduksi Pita Suara
Kontraksi Pita
Suara

Abduktor
Tensor

Cabang Eksterna,
Nervus Laringeus
Superior

M. Krikoaritenoid
Posterior

Abduksi Pita Suara

M. Krikotiroid

Kontraksi Pita
Suara

1. Respirasi
Respirasi adalah pertukaran gas dari
dalam tubuh manusia dengan
lingkungannya. Gas dibawa ke dalam
sel tubuh dengan menarik napas
mengambil
oksigen
ke
dalam
(inspirasi) dan mengeluarkan produk
sisa
pernapasan
berupa
karbondioksida
dengan
menghembuskan napas (ekspirasi).

Peran respirasi adalah untuk


memberikan sumber energi secara
tepat dan efisien selama berbicara.
Organ pernapasan terdiri dari paruparu, trakea, bronki, dada dan
difragma.

Skema 1. Durasi inhalasi dan ekhalasi


selama bernapas dan berbicara

2.Fonasi

Keadaan glotis pada saat


berbicara

Laki-laki memiliki suara yang lebih rendah daripada


wanita dikarenaka ukuran laring laki-laki lebih besar
daripada wanita, dan pita suara laki-laki (17-25 mm)
lebih panjang dari pada pita suara perempuan (12,5
17,5).
Suara setiap orang berbeda dikarenakan adanya
perbedaan ukuran dan bentuk dari organ-organ
penghasil suara antara setiap orang.
Perubahan suara laki-laki saat dewasa (skema)
Perubahan suara perempuan saat dewasa (skema)

3. Resonansi
Resonansi berbicara adalah modifikasi dari suara vibratori
yang diproduksi di laring dengan melewati ruang resonansi
yang berada di leher dan kepala.
Bentuk saluran suara berbeda-beda dan dapat berubah sesuai
dengan bentuk lidah, faring, palatum lunak, bibir dan rahang.
Saluran suara bekerja sebagai resonator yang menghasilkan
vokal, semi vokal dan nasal.
Pada tahap resonansi ini dihasilkan suara nasal yaitu ng

4. Artikulasi

Artikulator aktif
Lidah merupakan alat yang paling
aktif dalam menghasilkan bunyi
bahasa. Lidah terbagi atas ujung
lidah, lidah bagian depan dan
belakang.
Bibir
Gigi, gigi bawah dapat digerakkan ke
bawah untuk menyentuh bibi atas
Palatum lunak, dapat digerakkan ke
bawah untuk menyentuh belakang
lidah dan ini dapat menghasilkan
bunyi sengau.

Artikulator pasif
Gigi atas.
Palatum keras

Bunyi
1. Bunyi Vokal
Bunyi vokal sendiri tidak
melibatkan beberapa alat artikulasi.
Organ
artikulasi
yang
sangat
mempengaruhi bentuk vocal tract untuk
vokal adalah lidah.
Tinggi rendahnya lidah
Vokal tinggi, misalnya [i, u]
Vokal madya, misalnya [e,o]
Vokal rendah, misalnya [a]
Bagian lidah yang bergerak
Vokal depan [ i,e,a]
Vokal tengah []
Vokal belakang, [u, o, , a]

Striktur.
Vokal
tertutup
ini
dapat
digambarkan terletak pada garis
yang menghubungkan antara [i]
dan [u].
Vokal semi tertutup, [] dan [o].
Vokal terbuka, yaitu vokal [a]
Vokal semi terbuka, yaitu [].

Bentuk Bibir
Vokal bulat, misalnya vokal [o,u]
Vokal netral, misalnya vokal [a]
terbuka bulat.
Vokal tak buat, misalnya vokal [l, e,
a, , ]

Bunyi

Adapun suara perut (ventriloquisme) merupakan


modifikasi dari suara normal, hanya saja perbedaanya
terletak pada bagian artikulasinya. Pada suara perut, pola
pengucapannya tidak menggunakan suara labial, sehingga
membuat bibir dan rahang tidak bergerak saat berbicara.
Huruf-huruf yang seharusnya diucapkan dengan suara
labial diganti dengan gabungan huruf serta pola pengucapan
yang berbeda sehingga suara yang dihasilkan menyerupai
suara labial. Contohnya pengucapan huruf f diganti
dengan th, m diganti dengan Nah atau neh, P
diganti dengan kl, Q diganti dengan Koo, Vdiganti
dengan th, dan W diganti dengan ooh.

Kelainan pada proses bicara

Anda mungkin juga menyukai