Laporan Audit Kelistrikan 2
Laporan Audit Kelistrikan 2
I.
Tujuan
1. Mengetahui konsumsi energi sistem kelistrikan di Lab.Energi
2. Mengetahui karakteristik kelistrikan yang ada di Lab.Energi
3. Dapat mengetahui peluang-peluang penghematan konsumsi energi
II.
Batasan Masalah
1. Audit energi sistem kelistrikan di laboratorium teknik konversi energi.
2. Peluang konservasi yang dapat dilakukan pada sistem kelistrikan di jurusan teknik
konversi energi.
3.
III.
Latar Belakang
Konsumsi energi terus meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi dan
IV.
Dasar Teori
P 1 fasa
P 3 fasa
Keterangan
V L-N = Tegangan fasa netral (V)
I = Arus (A)
Cos phi = faktor daya
b. Daya reaktif adalah daya yang dibutuhkan oleh ban induktif. Parameter ini
dinyatakan dalam satuan VAR.
Q 1 fasa = V L-N x I x Sin Q
Q 3 fasa = 3 x V L-N x I x Sin Q
c. Daya semu adalah penggabungan antara daya nyata dengan daya reaktif
S 1 fasa = V L-N x I
S 3 fasa = 3 x V L-N x I
2. Faktor Daya
Factor daya sering disebut cos phi (cosine phi) dimana phi adalah sudut antara daya
nyata (S) dan daya aktif (P). P sendiri phi tidak sama dengan efisiensi. Faktor daya adalah
perbandingan antara daya aktif (watt) dengan daya semu/daya total (VA), atau cosines
sudut antara daya aktif dan daya semu/daya total. Daya reaktif yang tinggi akan
meningkatkan sudut ini dan sebagai hasilnya factor daya akan menjadi lebih rendah.
Factor daya selalu lebih kecil dari satu.
Secara teoritis, jika seluruh beban daya yang dipasok oleh perusahaan listrik
memiliki factor daya satu, maka daya maksimum yang ditransfer setara dengan kapasitas
sistim pendistribusian. Sehingga, dengan beban yang terinduksi dan jika factor daya
berkisar dari 0,2 hingga 0,5, maka kapasitas jaringan distribusi listrik mejadi tertekan. Jai,
daya reaktif (VAR) harus serendah mungkin untuk keluaran kW yang sama dalam rangka
meminimalkan kebutuhan daya total (VA)
Factor daya menggambarkan sudut phasa antara daya aktif dan daya semu. Factor
daya yang rendah merugikan karena mengakibatkan arus beban tinggi. Perbaikan factor
daya ini menggunakan kapasitor. Faktor daya mempunyai nilai range antara 0 1 dan
dapat juga dinyatakan dalam persen. Faktor daya yang bagus apabila bernilai mendekati
satu. Karena komponen daya aktif umumnya konstan (komponen kVA dan kVAr
berubah sesuai dengan faktor daya),
Tan =
kVAr
kW
Sebuah contoh, rating kapasitor yang dibutuhkan untuk memperbaiki faktor daya,
Daya reaktif pada pf awal = Daya Aktif (P) Tan 1........................................(2)
Daya reaktif pada pfdiperbaiki = Daya Aktif (P) Tan ..................................(3)
2
akan berkurang.
3. Frekwensi
Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa dalam selang waktu
yang diberikan. Untuk memperhitungkan frekuensi, seseorang menetapkan jarak waktu,
menghitung jumlah kejadian peristiwa, dan membagi hitungan ini dengan panjang jarak
waktu. Hasil perhitungan ini dinyatakan dalam satuan hertz (Hz) yaitu nama pakar
fisika Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan fenomena ini pertama kali.
Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang terjadi satu kali per detik.
Secara alternatif, seseorang bisa mengukur waktu antara dua buah kejadian/
peristiwa (dan menyebutnya sebagai periode), lalu memperhitungkan frekuensi (f)
sebagai hasil kebalikan dari periode (T ), seperti tampak dari persamaan (6) berikut :
f=
1
T ............................................................................................................(6)
diuraikan menjadi tiga sistem simetris tersebut. Gambar 3 memperlihatkan tegangan tak
seimbang yang dibentuk oleh tiga sistem simetris.
Jika tegangan sistemnya seimbang maka hanya urutan positif yang ada. Urutan
negatif dan nol tidak ada. Oleh sebab itu, adanya urutan negatif dan nol bisa dijadikan
indikasi seberapa besar ketidakseimbangan dari tegangan sistem. Tentu saja, semua
definisi tersebut diatas juga berlaku untuk arus. Pada sistem tiga-fasa tiga-kawat, urutan
nol tidak perlu kita perhitungkan karena arus urutan nol tidak bisa mengalir.
Menurut IEC, besarnya ketidakseimbangan tegangan bisa dinyatakan dengan
persamaan (2.16).
Faktor ketidakseimbangan ( )=
V2
100 ................................................(7)
V1
Gambar 3 Tegangan tak seimbang yang disusun dari tiga komponen simetris.
Pada sistem tiga-fasa tiga kawat yang bisa kita ukur secara langsung hanyalah
tegangan antar fasa, sehingga besarnya ketidakseimbangan biasanya dihitung dengan
persamaan (2.17) berikut:
Faktor ketidakseimbangan ( )=
1 36
100 ....................................(8)
1+ 36
yang mana :
Faktor ketidakseimbangan ( )=
Deviasi maksimum ( V ab V bc V ca )
ratarata dari ( V ab V bc V ca )
..................(9)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
6. Harmonisa
Harmonisa adalah gangguan yang muncul akibat terjadinya distorsi gelombang
arus dan tegangan. Pada dasarnya harmonisa adalah gejala pembentukan gelombanggelombang dengan frekuensi berbeda yang merupakan perkalian bilangan bulat
dengan frekuensi dasar atau frekuensi fundamentalnya, yaitu frekuensi harmonisa
yang timbul pada bentuk gelombang aslinya, sedangkan bilangan bulat pengali
frekuensi dasar disebut angka urutan harmonik.
Parameter yang memiliki korelasi dengan permasalahan harmonisa menyebabkan :
a. Panas berlebih pada trafo (K-factor), dan alat yang berputar.
b. Meningkatnya rugi hysteresis.
c. Kelebihan beban netral / timbul tegangan netral ke tanah.
d. Gelombang tegangan dan arus terganggu.
e. Tembusnya bank kapasitor.
f. Pemutus arus dan sekering tripping.
g. Operasi alat elektronik dan generator jadi tidak handal.
h. Pencatatan meter listrik menjadi salah.
i. Buang Energi / biaya listrik lebih tinggi KVA& KWh.
j. Menyebabkan kapasitas distribusi daya tidak efisien.
k. Meningkatkan biaya pemeliharaan peralatan dan mesin.
Standard harmonik yang di izinkanberdasarkan SNI 57-2-1-2001 adalah sbb :
THDI (arus) 10%
THDV (tegangan) 5%
Akibat harmonik pada arus dan tegangan dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 2.1 Akibat Harmonik Arus dan Tegangan
Harmonik
Arus
Tegangan
Akibat
a. Faktor daya rendah
b. Pemanasan dan Ferro resonance Trafo Yy
c. Resonance on CapacitorBank
d. Tegangan netral-ground besar
e. Tidak terukur pada meter mekanik
f. Gagal fungsi pada rele
g. Lossesnetral besar (sistem 3fase 4kawat)
h. SkinEffect
a.
b.
c.
d.
Prosedur
Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
Menghubungkan PQ Analyzer dengan panel seperti pada gambar rangkaian
Menyalakan alat PQ Analyzer dan pada laptop buka software FLUKE
Menghubungakan alat PQ Analyzer dengan komputer(laptop) dengan kabel
Standar
220 V 5 %
<5%
FaktorDaya
Frekuensi
THDi
THDv
II.
0.85
50 Hz 1 Hz
< 10 %
<5%
Audit Rinci
1. PENGUMPULAN DATA.
Informasi fasilitas yang akan diaudit.
Data teknis (berupa disain, pengukuran, dll.)
2. Analisis Data
a. Daya Terpasang
Diketahui :
3 VLL IL
3 380 200
= 131635,8614 VA
= 131,636 KVA
b. Daya Pengukuran
Dik : S L1 = 13,690 KVA S L2 = 11,930 KVA S L3 = 13,755 KVA
PL1 = 11,536 KW
PL2 = 10,745 KW
PL3 = 11,6 KW
QL3 = 7,37 KVAR
% Pemakaian Daya =
Daya Pemakaian
100% =
Daya Terpasang
Ketidakseimbangan tegangan
VRN +VSN +VTN
V rata-rata =
3
39,690
100% = 30,15 %
131,636
212,13 volt
Persentasi Keseimbangan
VRN unbalance =
215,25 212,13
212,13
x 100 % = 1,47%
Kesimbangan Arus
Irata-rata =
IR + IS+ IT
3
= 62,71
Persentasi Keseimbangan
I unbalance =
ImaxIRata2
I rata 2
6,38%
3. Data Pengukuran
x 100 % =
66,71562,71
62,71
x 100 % =
4. Evaluasi
Parameter
Voltage
Unbalance
Terukur
Standar
1,47%
220 V 5 %
6,38%
<5%
4,99%
5,64%
4,86%
5,00%
< 10 %
< 10 %
< 10 %
<5%
5,05%
<5%
I Unblance
THD Arus L1
THD Arus L2
THD Arus L3
THD Teganagn
L1
THD Teganagn
L2
THD Teganagn
L3
Cos Phi L1
Cos Phi L2
Cos Phi L3
4,85%
<5%
0,892
0,916
0,876
Frekwensi L1
49,935
Frekwensi L2
49,935
Frekwensi L3
49,935
0.85
0.86
0.87
50 Hz 1 Hz
51 Hz 1 Hz
52 Hz 1 Hz
Keterang
an
Layak
tidak
layak
Layak
Layak
Layak
Layak
tidak
layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
VI. Kesimpulan
Dari hasil audit sistem kelistrikan tersebut dapat diketahui bahwa sistem
kelistrikan di laboratorium teknik konversi energi masih tergolong baik, karena dapat
dilihat dari hasil pengukuran, tang tidak layak hanya pada kesetimbangan arus dan
THD pada L2, dan parameter yang lain masih tergolong baik dan memenuhi standar.
Rekomendasi untuk perbaikan Arus Unbalance dapat dilakukan sebagai berikut,
Memisahkan setiap beban fase tunggal yang mengganggu keseimbangan beban dan
umpankan dari jalur/trafo terpisah.
No.
Line
1
2
3
4
L1
L2
L3
T
cos
max min
0,96
kW
max
19,180
20,310
21,860
61,340
average
min
3,892
1,180
1,340
6,470
Average
11,536
10,745
11,600
33,905
max
PF
min
kVAr
max
12,680
9,836
14,200
36,720
kVA
max
22,990
22,570
26,070
71,620
min
1,352
0,512
0,539
2,420
min
4,390
1,290
1,440
7,190
Average
13,690
11,930
13,755
39,405
average
Vrms
max min
average
Irms
max
min
Average
7,016
5,174
7,370
19,570
7
0,93
0,816 0,892
0,904 0,808
0,856
211,6 207,2
209,400
111,4
22,03
2
0,93
0,900 0,916
0,928 0,898
0,913
214
211,500
107,100
6,09
0,821 0,876
0,863 0,807
0,835
217,6 212,9
215,250
122,100
7,53
209