Anda di halaman 1dari 50

BAB 2

A. Budaya Demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu kata demos artinya
rakyat dan cratos atau kratein artinya berkuas. Demokrasi langsung
artinya semua rakyat terlibat secara langsung dalam masalah
kenegaraan.
Menurut paham demokrasi kuno (zaman yunani kuno) bentuk
pemerimtahan yang kekuasaannya terletak pada sekelompok orang yang
dianggap penting dalam masyarakat disebabkan oleh pendidikan,
kekayaan dan keturunan. Dalam demokrasi modern mempunyai ciri
khusus mengakui pendapat rakyat dalam suatu pemerintahan. Pemilu
dilakukan secara langsung, umum, bebas dan rahasia. Oleh karena itu
paham demokrasi modern sering disebut sebagai demokrasi perwakilan.
Adapun prinsip-prinsip demokrasi yang merupakan dasar untuk
menjalankan negara demokrasi adalah sabagai berikut:
1) Jamina hak asasi. Hak dasar yang melekat pada diri manusia sejak
lahir disebut HAM. Hak ini merupakan anugerah Tuhan yang maha
Esa dan tidak boleh seorang pun mengambil atau merampasnya.
2) Persamaan kedudukan didepan hukum. Hal ini ditunjukan agar tidak
terjadi tindakan diskriminasi dan tidak adil. siapa yang melanggar
harus dihukum dan sebaliknya. siapapun mereka apakah orang kaya
atau orang miskin prnjabat atau rakyat biasa.
3) Pengakuan terhadap hak-hak politik, Seperti berkumpul dan
beroposisi, bebas berserikat, dan mengeluarkan pendapat yang
merupakan hak warga negara yang di jamin pemerintah sebagai
wujud dari pemerintahan demokrasi.
4) Pengawasan (kontrol) dari rakyat terhadap pemerintah.
5) Pemerintahan
berdasarkan
konstitusi
dalam
melaksanakan
pemerintahannya.
6) Pemerintahan membiarkan segala tindakan-nya dinilai.
7) Pemilihan umum yang bebas jujur dan adil.
8) Adanya kedaulatan rakyat.
Beberapa tipe demokrasi modern antara lain sebagai berikut:
1) Budaya demokrasi dengan sistem par-lementer.
2) Budaya demokrasi dengan sistem pemisahan kekuasaan.
3) Budaya demokrasi dengan sistem refe-rendum yaitu pengawasan
langsung oleh rakyat yang terdiri dari:
a. Referendum obligator, membuat UU dengan persetujuan rakyat.

b. referendum Fakultatif, membuat UU yang kurang penting tanpa


persetujuan rakyat.

B. Prinsip-prinsip budaya demokrasi


Budaya Demokrasi yang berlaku di dunia ada dua macam Yaitu SBB:
a. Demokrasi Konstitusional.
Ciri khas dari demokrasi ini adalah Pemerintah yang kekuasaannya
terbatas dan tidak bertindak sewenang-wenang terhadap warga
negaranya. Demokrasi konstitusional dianut oleh negara-negara Eropa
Barat, amerika Serikat, India, Pakistan, Indonesia, Filipina Dan singapur.
b. Demokrasi Proletar
Demokrasi ini berdasarkan ajaran ko-munisme dan marxisme.
Paham ini tidak mengakui hak asasi warga negaranya. paham ini banyak
dianut oleh negara-negara Eropa Timur, Kuba, RRC, Korea Utara, Vietnam
atau Rusia.
Dalam pelaksanaanya demokrasi dilakukan berbeda karena
penerapan asas demokrasi sangat dipengaruhi oleh pandangan hidup,
kepribadian, falsafah dan latar belakang dari bangsa itu sendiri.
Adapun inti dari prinsip budaya Demokrasi yaitu SBB:
1. Prinsip-prinsip budaya Domokrasi secara Universal.
Demokrasi telah mewarnai berbagai kehidupan sosial politik
masyarakat dunia. Namun pelaksanaannya berbeda-beda disetiap negara.
Hal itu terjadi karena demokrasi yang dilaksanakn oleh suatu bangsa
disesuaikan dengan kepribadian dari bangsa itu sendiri.
Prinsip-prinsip Demokrasi secara Universal antara lain SBB:
a) Kekuasaan suatu negara yang sebenarnya berada di tangan rakyat
atau kedaulatan ada ditangan rakyat.
b) Masing masing orang bebas berbicara, mengeluarkan pendapat,
beda pendapat dan tidak ada paksaan.
Menurut Referensi tahun 1965 syarat-syarat negara Demokrasi
adalah SBB:
a) Adanya perlindungan HAM secara Yuridis Konstitusional.
b) Adanya kebebasan mengeluarkan pendapat
c) Adanya kebebasan berserikat, berorganisasi, dan beroposisi.
d) Adanya pendidikan politik warga negara.
e) Adanya badan peradilan yang bebas dan adil.
2. Prinsip-prinsip budaya demokrasi pancasila
Kegiatan sosial politik masyarakat atas dasar demokrasi pancasila
bersumber pada kepribadian dan pandangan hidup bangsa. Hal ini
tertuang pada:
a) Pembukaan UUD 1945 alinea Ke 1V
b) Batang tubuh UUD 1945.
Menurut Henry B. Mayo (Budiardjo, 1980)
Sejumlah nilai yang menjadi landasan pelaksanaan demokrasi adalah sbb:

a)
b)
c)
d)
e)

Menyelesaikan perselisihan secara damai dan melembaga.


Menjamin terselenggaranya perubahan masyarakat secara damai.
Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.
Membatasi penggunaan kekerasan seminimal mungkin.
Mengakui dan menganggap wajar adanya keanekaragman dlam
masyarakat tercemin dalam dlm keanekaragaman pendapat,
kepantingan, dan tingkah laku.
Prinsip-prinsip budaya demokrasi pancasila berkaitan erat dengan
prinsip-prinsip budaya demokrasi secara universal. Kedua demokrasi
tersebut sama-sama menghormati dan mengakui hak asasi warga
negaranya.
Prinsip-prinsip demokrasi pancasila antara lain sbb:
a) Kedaulatan ditangan rakyat.
b) pengakuan dan perlindunag terhadap HAM.
c) Pemerintah berdasar hukum(konstitusi)
d) Peradilan yang bebas tidak memihak.
e) Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah
f) Adanya partai politik dan organisasi sosial politik
g) Pemilu yang demokratis.
Menurut Austin Ranney(1982) Ciri-ciri pemilu demokratis adalah
sbb:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)

Hak pilih umum


Kesetaraan bobot suara
pilihan yang signifikan
Kebebasan komunikasi
Persamaan hak kampanye
Kebebasan dalam memberikan suara
Kejujuran dalam perhitungan suara
Penyelenggaraan secara periodik

C. Proses demokrasi menuju masyarakat


madani
Semakin tinggih tingkat sosial ekonomi suatu negara semakin
memungkinkan pula negara tersebut menjadi suatu negara yang
demokratis. semakin tinggih tingkat kesadaran masyarakat terhadap
pentingnya demokrasi dengan begitu kehidupan akan menjadi mandiri
dengan tidak mengharap bantuan dari pihak lain. Masyarakat madani
memiliki ciri menyelesaikan permasalahan dengan jalan musyawarah
secara demokratis.
Demokrasi pancasila sudah searah dan sejalan dengan cita-cita
bangsa menuju masyarakat madani yaitu sbb:
a) Demokrasi
b) Rukun dan damai

c) Sejahtera, makmur, aman dan damai


d) sadar hukum dan mengakui supremasi hukum
e) SDM berkualitas tinggih, mandiri dan profesional dengan moral dan
akhlaknya tinggih
f) PARPOL kuat dan sangat berfungsi menampung aspirasi rakyat
g) Terbuka dan transparan
h) Mengakui dan menghargai perbedaan
i) Memiliki integrasi nasional yang kokoh
j) Hubungan warga negara dengan negara setara.
Negara yang melaksanakn moral dan akhlak adalah negara yang
lazim dan bahkan dapat disebut negara sekuler.

D. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia


Sifat negara demokrasi adalah negara berkeinginan menghilangkan
tindak kekerasan.
Pelaksanaan sistem pemerintahan dan demokrasi yang pernah
berlaku di Indonesia adalah sbb:
1) ORDE LAMA
a) Demokrasi Liberal (1945-1959)
Ir. Soekarno sebagai ketua PPKI diangkat menjadi presiden RI.
Setelah itu Ppki membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
pelantikannya dilakukan pada tanggal 29 Agustus 1945 yang diketuai oleh
Kasman Singodimedjo. badan ini bertugas membantu tugas-tugas
presiden. Hasilnya antara lain Sbb:
Terbentuknya 12 departemen kenegaraan dalam pemerintahan
yang baru.
Pembagian Wilayah pemerintahan RI menjadi 8 provinsi dan
masing-masing terdiri dari beberapa karesidenan.
KNIP mengusung pemerintahan RI kepada sistem parlementer Untuk
menghindari kekuasaan presiden yang terpusat, Pada tanggal 7 oktober
1945 lahir memorandum yang didatangi oleh 50 orang dari jumlah 150
orang anggota KNIP. Isinya antara lain sbb:
Mendesak presiden untuk segara membentuk MPR.
Meminta kepada presiden agar anggota KNIP turut berwenang
melakukan fungsi dan tugas MPR sebelum badan tersebut
terbentuk.
Tanggal 16 oktober 1945 keluar maklumat wakil presiden No. X thn
1945 yang isinya:
Bahwa komite Nasional Pusat sebelum terbentuk MPR & DPR diserahi
kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN serta menyetujui bahwa

pekerjaan komite-komite pusat sehari-hari berhubungan dengan


gentingnya keadaan dijalankan oleh sebuah badan pekerja yang dipilih
diantara mereka dan bertanggung jawab terhadap komite Nasional
Pusat.
Tanggal 14 November 1945 tebentuk susunan kabinet berdasarkan
sistem parlementer (demokrasi liberal). Sistem liberal tidak berhasil
dikarenakan tidak sesuai dengan pandangan hidup dan kepribadian
Indonesia.
b) Demokrasi Terpimpin(1959-1966)
Dengan dikeluarkannya dekrit presiden 5 juli 1959 yang isinya
mengusulkan pembubaran konstituante, berlakunya UUD 1945, dan
pembentukan MPRS dan DPAS. dalam waktu sesingkat singkatnya maka
demokrasi liberal di ganti dengan demokrasi terpimpin.
Pada masa demokrasi terpimpin diwarnai 3 kekuatan politik utama
yaitu Soekarno, PKI dan angkatan darat, Pki membutuhkan Soekarno
untuk menghadapi Angkatan darat yang menjadi kekuatan politik,
sedangkan angkatan darat membutuhkan Soekarno untuk legitimasi
keterlibatannya di dunia politik.
Pada masa demokrasi terpimpin banyak terjadi penyelewengan
terhadap pancasila & UUD 1945 antara lain pembentukan nasakom
(nasional agama dan komunis) Tap MPR No. 111/ MPRS/1963 tentang
pengangkatan Soekarno sebagai Presiden Seumur Hidup.
2) Demokrasi Pancasila
Demokrasi pancasila adalah demokrasi yang dijiwai oleh pancasila
terutama sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakialn. Sila-sila pancasila tidak dapat dipisahkan.
a.) Orde Baru(1966-1998)
Berupaya menciptakan stabilitas politik dan keamanan untuk
menjalankan pemerintahannya.
Namun, Stabilitas politik dan keamanan yang diciptakan justru
mengekang kelompok-kelompok kepentingan dan parpol lain yang
menginginkan perubahan demokrasi dengan merangkul ABRI terutama
Angkatan dasar sebagai kekuatan birokrasi dalam proses politik.
Pada masa Orde baru krisi ekonomi yang melanda Indonesia mulai
terasa pada pertengahan 1997. Orde baru dibawah Soeharto dengan
berat hati mundur dari kekuasaannya kemudian dilimpahkan kepada B. J.
Habibie.
b.) Masa Reformasi(1998-sekarang)
Setelah B. J. Habibie tidak dapat mempertahankan kekuasaan
diadakan pemilihan presiden Ke 4 yaitu K. H. Abdurrahman Wahid karena

kebijakan dan tindakan yang kurang sejalan Gusdur terpaksa tersingkir


dari kekuasaan dan beralih ke Megawati Soekarno putri. Ketidak puasan
terhadap proses dan hasil pelaksanaan pemerintahan yang tidak sesuai
pun dirasakan kembali oleh rakyat dan hampir terjadi krisis
kepemimpinan.
Rakyat
merasa
bahwa
siapa
yang
berkuasa
dipemerintahan hanya ingin mencari keuntungan semata. Akhirnya pada
kepemimpinan SBY , pemerintahan yang demokratis di uji kembali.

E. Pemilu,
Indonesia.

wujud

Budaya

Demokrasi

di

Penyelenggaraan pemilu tahun 2004 diatur dalam UU No. 12 Tahun


2003 tentang pemilu. Selain itu UU No. 12 Tahun2003 menyebutkan
bahwa jumlah Anggota DPR Sebanyak 550 kursi, Anggota DPRD provinsi
Sekurang-kurangnya 35 orang, dan sebanyak-banyaknya 120. dan jumlah
anggota DPRD kabupaten atau kota sekurang-kurangnya 20 kursi dan
sebanyak-banyaknya 45 kursi.
Pemilu merupakan wujud pelaksanaan demokrasi pancasila dalam
kehidupan bernegara.
UUD 1945 pasal 28 yang secara tegan menyebutkan bahwa:
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran denagn
lisan dan tulisan, dan sebagainya. Keikut sertaan warga negara untuk
berpartisipasi dala pelaksaan pemilu, yang berarti telah melaksanakan
amanat pasal 28 UUD 1945.
I.

Landasan Pemilu
Landasan pemilu di Indonesia Yaitu sbb:
Landasa Idiil: pancasila
Landasan Konstitusional: UUD 1945
Landasan Operasional:
Ketetapan MPR No. 111/MPR/1998
UU No. 31 Tahun 2002 tentang PARPOL
UU No. 12 Tahun 2003 tentang pemilu.

II.

Fungsi Pemilu
Pemilu Di Indonesia memiliki 3 Fungsi yaitu:
Sarana memilih penjabat publik (pemerintah)
Sarana pertangguna jawaban penjabat publik
Sarana pendidika politik.
Hak pilih yang dimiliki oleh warga negara Indonesia terdiri dari :

Hak pilih aktif adalah hak untuk memilih wakil-wakil rakyat yang
akan duduk di badan permusyawaratan/perwakilan (MPR/DPR) dalam
pemilu.
Hak pilih pasif adalah Hak untuk dipilih menjadi anggota badan permusyawaratan/-perwakilan (MPR/DPR) dalam pemilu.
Sehubungan dengan hak memilih dan dipilih hendaknya masyarakat
Indonesia dapat:
Menggunakan hak pilih dan memilih tersebut dengan sebaikbaiknya.
Menghormati badan-badan permusyawara-tan/ perwakilan.
Menerima dan melaksanakan hasil keputusan yang telah dilakukan
secara demokratis dan benar dengan itikad baik dan rasa tanggung
jawab.
Menurut UU RI No. 22 Tahun2003 tentang susuna dan kedudukan
MPR, DPR, DPD, dan DPRD.
disebutkan sbb:
1.) DPR terdiri atas anggota parpol peserta pemilu
yang
dipilih
berdasarkan pemilu.
a. Anggota DPr berjumlah 550 kursi
b. Keanggotaan DPR diresmikan dengan keputusan presiden
c. Anggota DPR berdomisili di Ibu kota Negara RI.
2.) DPD terdiri atas wakil-wakil daerah provinsi yang dipilih melalui pemilu
a. Anggota DPD dari setiap provinsi yang di-tetapkan sebanyak 4 kursi.
b. Jumlah seluruh anggota DPD tidak boleh lebih sepertiga anggota DPR.
c. Keanggotaan DPD diresmikan dengan keputusan presiden.
d. Anggota DPD berdomisili didaerah pemilihannya dan selama bersidang
bertempat di Ibu kota Negara RI.
3) DPRD provinsi terdiri atas anggota parpol pemilu yang dipilih
berdasarkan hasil pemilu.
a. Anggota DPRD provinsi diresmikan dengan jumlah sekurang-kurangnya
35 kursi dan sebanyak- banyaknya 100 kursi.
b. Keanggotaan DPRD provinsi diresmikan dengan keputusan menteri
dalam negeri atas nama Presiden.
c. Anggota DPRD provinsi berdomisili di ibu kota negara RI.
4) DPRD Kabupaten/kota terdiri atas anggota parpol peserta pemilu
yang dipilih berdasarkan hasil pemilu.
a. Anggota DPRD Kabupaten/ kota berjumlah sekurang-kurangnya 20 kursi
dan sebanyak-banyaknya 20 kursi.
b. Keangotaan DPRD Kabupaten/kota diresmikan dengan keputusan
gubernur atas nama presiden.
c. Anggota DPRD Kabupaten/kota berdomisili di kabupaten/kota yang
bersangkutan.

F. Perilaku Budaya Demokrasi


Budaya Demokrasi di Lingkungan Keluarga.
Penyelesaian masalah dalam keluarga hendaknya diselesaiakn
dengan cara musyawarah.
Manfaat dari musyawarah adalah sbb:
i. Semua anggota keluarga merasa mempunyai arti atau peranan.
ii.
Anggota keluarga ikut bertanggung jawab terhadap keputusan
bersama.
iii.
Tidak ada anggota keluarga yang merasa di tinggalkan.
iv.
Semangat kekeluargaan dan kebersamaan semakin kokoh.

Budaya Demokrasi diLingkungan Sekolah


a. Menyusun tata tertib oleh semua unsur disekolah
b. Menyusun kelompok piket kelas.
c. Memilih ketua OSIS
d. Melibatkan semua pihak dalam me-mecahkan
bersama.

persoalan

Budaya Demokrasi di Lingkungan Masyarakat


a. Program-program pengembangan masya-rakat atau lingkungan.
b. Pemilihan Ketua RT

Budaya Demokrasi Di Lingkungan Negara

Kegiatan-kegiatannya Sebagai berikut:


Terlibat dalam pemilu baik untuk memilih wakil-wakil rakyat ataupun
memilih presiden dan wakil presiden.
Melalui Wakil-wakilnya terlibat dalam penyusunan undang-undang.
Melakukan pengawasan, baik terhadap wakil rakyat maupun
pemerintah melalui media massa.

Pelajaran 3
KETERBUKAAN & KEADILAN

A. Keterbukaan dan keadilan dalam


kehidupan
Keterbukaan dan keadilan merupakan salah satu cara untuk
mewujudkan suatu negara yang stabil, kuat, dan demokratis (good
governance). Untuk menerapakan keterbukaan dan keadilan semua
lapisan dan golongan masyarakat harus ikut serta.
1

. Keterbukaan

Makna terbuka atau transparan memiliki arti jernih, jelas, nyata, dan
mudah dipahami. Keterbukaan dalam kehidupan bangsa dan negara
dalam hal ini adalah warga negara harus memiliki tanggung jawab dan
berhak dalam kehidupan dimasyarakat sesuai dengan hak dan kewajiban
terhadap ketertiban keamanan dalam masyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Mis:
keterbukaan
dalam
pemerintah
berarti
ketersediaan
pemerintah untuk memberikan informasi faktual mengenai berbagai hal
yang berkaitan dengan proses penyelenggaraan pemerintah.
2.

Keadilan

Makna kata Adil memiliki arti seimbang, tidak berat sebelah, tidak
memihak yang salah atau benar. Bahkan kata adil dapat diartikan sebagai
sesuatu yang seharusnya terjadi, tidak sewenang- wenang.
Menurut aristoteles, ada lima jenis perbuatan yang digolongkan
adil yaitu sebagai berikut:

Keadilan komutatif, Yaitu perlakuan terhadap seseorang tanpa


melihat jasa-jasanya. Mis: sanksi yang diberikan kepada seseorang
karena melanggar tanpa memandang kedudukan.
Keadilan distributif, Yaitu perlakuan terhadap seseorang sesuai
dengan jasa-jasa yang diberikan. Mis: Seorang karyawan yang diberi
upah sesuai dengan pekerjaannya.
Keadilan kodrat alam, Yaitu perlakuan terhadap seseorang atau
lebih sesuai jasa-jasa yang telah diberikan. Mis: Menjawab salam.

Keadilan Konvesional, Yaitu keadilan yang diberlakukan ketika kita


menaati peraturan perundangan yang berlaku. Mis: mematuhi
peraturan lalu lintas.
Keadilan perbaikan, Yaitu keadilan yang diberlakukan terhadap
seseorang yang mencemarkan nama baik orang lain.
Menurut Plato keadilan terbagi dua kelompok yaitu keadilan moral:
keadilan yang mampu memberikan perlakuan seimbang dengan hak dan
kewajiban. Keadilan Prosedural: Apabila perbuatan yang dilakukan sesuai
tata cara atau prosedur yang ditentukan.
Menurut Prof. Dr. Notonagoro, SH. Selain menyetujui pendapat
aristoteles dia juga menambahkan adanya keadilan legalitas (hukum),
yaitu adil jika sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

B. Pentingnya keterbukaan dan jaminan


keadilan

Keterbukaan dan jaminan keadilan merupakan dua hal yang tidak


dapat
dipisahkan
keterbukaan
bertolak
dari
kejujuran
dalam
melaksanakan hak dan kewajiban, baik sebagai warga negara ataupun
sebagai penjabat negara. Hasilnya adalah tindakan dan sikap yang adil
dan bijaksana.

1. Pentingnya Keterbukaan
Dalam proses penyelesaian masalah dibutuhkan sikap dan perilaku
keterbukaan dari semua pihak yang terlibat. Perilaku terbuka membuka
peluang bagi rakyat untuk mengetahui jawaban akan hal-hal berikut.
Apakah tindakan pemerintah sudah sesuai dengan aturan hukum
yang berlaku?
Apakah penyelenggaraan pemerintah sudah sesuai tujuan hidup
bangsa dan negara?
Darimana sumber-sumber pendapatan dan belanja negara?
Bagaiman kekayaan negara dipergunakan?
Mengapa harus bayar pajak?
kemana arah dan tujuan pemerintahan yang berkuasa?
Apakah peranan Masyarakat?
Bagaimana rakyat dapat turun berpartisipasi dalam kegiatan
pemerintah?
Keterbukaan dapat menjamin keadilan bagi rakyat. Menurut united
Nations Economic and Social commission for Asia and pacific (UN-ESCAP),
ada delapan prinsip good governance Yaitu: partisipasi, supremasi hukum,
keterbukaan, kepedulian, berorientasi pada pada konsensus, kewajaran
dan inklusifitas, efektivitas dan efesiensi, serta akuntabilitas.

Menurut rumusan Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI), prinsipprinsip masyarakat good governance adalah sebagai berikut:
a. Partisipasi masyarakat
b. Tegaknya supremasi hukum
c. Keterbukaan
d. Kepedulian, peduli dan stakeholder
e. Berorientasi pada konsensus
f. Kesetaraan
g. Efektivitas dan efesiensi
h. Akuntabilitas
i. Visi strategis
Dari prinsip-prinsip diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
keterbukaan tetap merupakan bagian dari prinsip good governance.

2. Pentingnya jaminan keadilan


Suatu jaminan akan muncul apabila keterbukaan dapat dilakukan
secara konsisten dan utuh. Selain itu untuk menegakkan suatu keadilan
dibutuhkan suatu jaminan hukum yang melindunginya.
Menurut John Rawls, jaminan keadilan harus dimulai dengan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
Prinsip kebebasan yang sama sebesar-besarnya
Setiap orang memiliki hak yang sama atas sistem kebebasan. Mis:
Kebebasan pers, beragama, atau mempertahankan hak milik pribadi.
Prinsip perbedaan dan persamaan yang adil atas setiap kesempatan
Perbedaan sosial ekonomi harus diatur agar memberikan manfaat
bagi mereka yang kurang beruntung.
Kemudian prinsip diatas dapat didukung dengan upaya yang
sistematis dan terlembaga. Apabila tanggapan masyarakat positif,
keberadaan lembaga tersebut dapat memberikan jaminan keadilan,
begitu pula sebaliknya.
Untuk mengendalikan diri dari sikap-sikap yang melanggar/
menyimpang, kebersihan hati dan kejernihan pikiran sangat diperlukan.

C.
Dampak
penyelenggaraan
Pemerintah yang tidak transparan
Sistem pemerintahan yang demokratis harus dilaksanakan secara
terbuka. Apabila dilakukan secara tertutup, agar memberikan dampak
negatif terhadap pemerintahan terutama rakyatlah yang paling
merasakan pahitnya penderitaan dari sistem yang tertutup ini.
Dampak
utama
yang
ditimbulkan
adalah
korupsi
dan
penyalahgunaan jabatan publik untuk kepentingan pribadi diberbagai
aspek-aspek kenegaraan yaitu sebagai berikut:

Bidang politik
Lembaga-lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif dan eksaminatif
tidak berfungsi optimal. setiap ada kebijakan hanya digunakan untuk
memperkaya diri. Hasilnya rakyat kecil yang sangat dirugikan.
Bidang Ekonomi dan Lingkungan hidup
Kegiatan ekonomi berbelit-belit, uang pelicin banyak terjadi,
pembangunan tidak merata dan anggaran menjadi bengkak. illegal
logging dimana-mana tapi tersangkanya selalu bebas, begitu pula dengan
illegal fishing. Ketika terjadi bencana rakyat menderita.
Bidang Sosial Budaya
Tindakan menyimpang dari nilai dan norma dikesampingkan yang
muncul hanyalah budaya KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme).
Bidang pertahanan dan keamanan
Kekuatan korps hanya untuk menakuti rakyat dan melindungi
penjabat-penjabat yang punya modal besar dan kedudukan lebih tinggi,
ulah oknum aparat selalu dilindungi oleh militer. akibatnya, timbulnya
disintegrasi bangsa karena kekerasan aparat.

D. Sikap keterbukaan dalam kehidupan


berbangsa dan bernegara

Prinsip dasar kehidupan masyarakat madani sebenarnya sama


dengan masyarakat demokrasi. Pihak yang menghambat terwujudnya
keterbukaan dan jaminan keadilan sama dengan menghambat kehidupan
masyarakat madani dan masyarakat demokrasi.
1.) Sikap keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Adanya keterbukaan serta jaminan keadilan dalam kehidupan
merupakan awal dari suatu pemerintah yang baik dan benar. Sebelum
proklamasi indonesia telah sepakat pemerintahan berdasarkan kedaulatan
rakyat (demokrasi).
Sikap posiif terhadap keterbukaan dapat dilakukan dengan cara-cara
berikut:
Menghargai tindakan pemerintah dan berbagai pihak yang konsisten
dengan pelaksanaan prinsip keterbukaan.
Mengamati dan menilai perkembangan kondisi keterbukaan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mendukumg secara aktif kebijakan-kebijakan yang menjunjung
terwujudnya keterbukaan dalam kehidupan demokrasi.
Mengajukan usulan berupa kritik dan saran terhadap tindakantindakan yang ber-tentangan dengan prinsip keterbukaan.
Mengajukan solusi alternatif untuk jaminan terhadap keterbukaan.
Memahami bentuk-bentuk KKN
Tidak membiasakan diri atau terlibat dalam perilaku KKN.

2.) Sikap adil dalam kehidupan berbangsa dan bernegara


Masyarakat adalah salah satu komponen yang dapat menunjang
terciptanya kondisi yang kondusif dalam rangka penegakan keadilan.
Adapun upaya-upaya pemerintah terhadap jaminan keadilan adalah
sebagai berikut:

Mengingat kepada semua kandidat ketua MA harus lulus Fit and


proper test agar di-kemudian hari tidak muncul istilah membeli
kucing dalam karung.
Kandidat haruslah seorang yang intelektual dan berakhlak yang
baik.
Membuat kebijakan politik negara yang menjamin upaya
peningkatan keadilan.
pembenahan aparatur negara.
Meningkatkan kesadaran hak dan kewajiban masyarakat.

E. Peran serta Masyarakat dalam meningkatkan keterbukaan dan jaminan


keadilan
Sikap keterbukaan jika dapat diterapkan serta masyarakat mampu
dan mau berpartisipasi untuk peningkatan jaminan hukum & keadilan, kita
dapat tumbuh menjadi masyarakar madani.
Peran serta masyarakat dalam upaya jaminan keterbukaan dan
keadilan adalah sebagai berikut:
Partisipasi rakyat dalam perumusan ke-bijakan publik dapat melalui
media massa, surat, petisi, atau LSM dan lain sebagainya.
Menciptakan
dan
mengembangkan
kondisi-kondisi
dalam
melaksanakan pemberantasan KKN melalui KPK.
Mengawasi kinerja lembaga-lembaga hukum melalui lembaga
Ombudsman.
Penyelesaian sengketa ditingkat pusat atau daerah melalui proses
mediasi dan judikasi.
Berusaha mengetahui dan memahami berbagai hal mendasar
tentang jaminan keadilan.
Membiasakan diri bertindak adil di-lingkungan keluarga, masyarakat
dan tempat kerja.

Rangkuman......!!!

NKRI adalah negara yang berdasarkan hukum, tidak berdasarkan


kekuasaan. Konsep ini merupakan salah satu makna yang
terkandung dalam pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Hendaknya kita mampu mewujudkan makna keterbukaan dalam
kehidupan ber-masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kita menyadari bahwa betapa pentingnya keterbukaan dan jaminan
keadilan untuk memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa RI.
Kita
hendaknya
menyadari
akibat
dari
penyelenggaraan
pemerintahan yang tidak transparan dan setiap warga hendaknya
bersikap terbuka untuk menerima pendapat dan pikiran orang lain.
Hal itu baik untuk kepentingan kita bersama dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Perilaku positif sangat diperlukan dalam rangka upaya peningkatan
jaminan hukum dan keadilan dalam kehidupan sehari-hari, serta
sebagai anggota masyarakat dan warga negara Kesatuan RI.
Sedikitnya ada beberapa hal penting yang diperoleh dari
transparansi yaitu:
Pemerintah yang terbuka akan menjamin kebebasan informasi
warganya.
Kebijakan pemerintah diketahui warga negara secara jelas,
mudah dipahami, tidak menimbulkan kesanksian atau kecurigaan
publik.
Menghindari penyelewengan-peny-elewengan.
Partisipasi aktif warga negara dapat menjadi pertimbangan
rasional dan objektif setiap kinerja pemerintah, lembagalembaga non pemerintah, maupun organisasi masyarakat. Bisa
menjadi masukan, saran dan kritikan.
Peran serta masyarakat dalam mewujudkan keterbukaan dan
jaminan keadilan, antara lain ikut dalam perumusan kebijakan
publik, menciptakan dan mengembangkan kondisi pelaksanaan
pemberantasan KKN, mengawasi kinerja lembaga-lembaga hukum,
penye-lesaian sengketa dengan damai/musyawarah, memahami
dan mencari tahu hal yang mendasar tentang keterbukaan dan
jaminan keadilan, serta membiasakan diri dalam kehidupan seharihari.

Pelajaran 4

Hubungan Internasional dan organisasi


Internasional

A. Hubungan Internasioanl

1. Pengertian Hubungan Internasional


Hubungan Internasional adalah hubungan antar bangsa yang
dilakukan melalui hubungan langsung maupun tidak langsung. Didalam
melakukan hubungan kerja terdapat suatu ketentuan yang mengikat dua
atau beberapa pihak yang mangadakan hubungan dan kerja sama
Internasional. Ketentuan ini disebut Pact sunt servanda.
2. Pentingnya hubungan Internasional
Hubungan kerja sama adalah hal yang sangat penting namun yang
lebih utama adalah keterikatan saling membutuhkan dalam memenuhi
kebutuhan menumbuhkan kesadaran untuk saling memelihara dan
mengatur hubungan tersebut.
Manfaat dari hubungan Internasional adalah:
Memelihara dan menciptakan hidup berdampingan secara damai
dan adil.
Mencegah dan menyelesaikan konflik atau sengketa yang
mengancam perdamaian.
Mengembangkan cara penyelesaian secara damai melalui
perundingan.
Membangun solidaritas dan sikap saling menghormati antar bangsa.
Membantu bangsa lain mencari solusi penyelesaian dari berbagai
ancaman.
3. Sarana Hubungan Internasional
Menurut J. fradhel (1980), ada beberapa sarana yang digunakan
oleh negara didunia adalah sebagai berikut:
a. Diplomasi
Diplomasi merupakan segala bentuk kegiatan untuk menentukan
tujuan dengan menggunakan kemampuannya untuk mencapai tujuan
tersebut, menyesuaikan kepentingan Nasional dengan negara lain,

menyelaraskan tujuan nasional agar berjalan dengan kepentingan bangsa


atau negara lain, serta menggunakan sarana dan kesempatan sebaikbaiknya.
b. Propaganda
Propaganda adalah usaha sistematis yang digunakan untuk
mempengaruhi pikiran, emosi, dan tindakan suatu kelompok demi
kepentingan masyarakat umum, bukan kepada peme-rintahannya.
c. Ekonomi, Sosial dan budaya
Sarana ekonomi digunakan oleh perwakilan diplomatik secara luas.
Bidang sosial budaya dapat menjadi pendukung bidang ekonomi sekaligus
untuk mempererat hubungan Internasional.
d. Kekuatan Militer
Sarana ini mampu memberikan kepercayaan dari suatu negara
untuk menghadapi berbagai tekanan dan ancaman yang mungkin
dilancarkan oleh negara lain.

B. Kerja sama Interasional

Hasil dari hubungan internasional adalah kerja sama internasional.


Secara garis besar kerja sama internasional dapat dikelompokkan
Menjadi: 1. kerja sama Bilateral
Kerja sama bilateral adalah kerja sama antar dua negara yang
menyangkut kepentingan kedua negara saja serta biasanya bersifat
tertutup. Beberapa perjanjian internasional bilateral adalah sebagai
berikut:
Perjanjian antara pemerintah RI dengan RRC pada tahun 1955,
yaitu tentang penyelesaian Dwi Kewarganegaraan.
Perjanjian antara Indonesia dengan Thailand pada tahun 1971
tentang Garis Batas Laut Andaman di sebelah utara Selat malaka.
Perjanjian ekstradisi antara pemerintah RI dengan Malaysia pada
tahun 1974.
Perjanjian antara pemerintah RI dengan Australia pada tanggal 16
desember 1995 tentang pertahanan dan keamanan wilayah kedua
negara.
2. Kerja sama Regional/Multilateral
Kerjasama regional adalah kerja sama antara suatu negara dengan
beberapa negara sekitarnya atau negara-negara didunia yang sifatnya
umum/ terbuka. Contoh perjanjian multilateral adalah sebagai berikut:
Konvensi Jenewa tahun 1949 tentang perlindungan korban perang.
Konvensi Wina tahun 1961 tentang Hubungan diplomatik.
Konvensi Hukum Laut Internasional tahun 1982 tentang Laut
Teritorial, Zona bersebelahan, ZEE, dan Landas Benua.

C. Perwakialn diplomatik

Perwakilan diplomatik adalah lembaga kenegaraan di luar negeri


yang bertugas dalam membina hubungan politik dengan negara lain.
Petugas Konsulat disebut Konsul/konsuler. Ketentuan mengenai
perwakilan diplomatik diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada
pasal 13, yaitu sebagai berikut:
1. Presiden mengangkat duta dan konsul
2. Presiden menerima duta negara lain
1. Diplomatik
Istilah Diplomatik berasal dari bahasa latin, yaitu diploma yang
berarti piagam, surat perjanjian. Dalam pertumbuhan sejarah arti
diplomatik itu berkembang hingga meliputi kegiatan yang sangat luas
termasuk kegiatan diplomasi dan propaganda.
Dulu hubungan negara dilakukan secara tertutup atau rahasia.
Namun sejak tumbuhnya kesadaran demokrasi timbulah demokrasi
turbuka dengan cara yang halus, mengindahkan kesopanan, dan
dijalankan oleh dinas diplomat. Dalam arti luas, diplomasi meliputi seluruh
kegiatan politik luar negeri, yaitu sebagai berikut:
Menentukan tujuan dengan menggunakan semua daya dan tenaga
untuk mencapai tujuan tersebut
Menyesuaikan kepentingan bangsa lain dengan kepentingan nasional
sesuai dengan tenaga dan daya yang ada padanya
Menentukan apakah tujuan nasional sejalan atau berbeda dengan
kepentingan negara lain
Mempergunakan sarana dan kesempatan yang ada sebaik-baiknya
Para diplomat menggunakan diplomasi ajakan, kompromi dan
menunjukkan kekuatan militer dan ekonomi untuk mencapai tujuannya.
Ada tiga fungsi diplomat yaitu:
Sebagai lambang prestise nasional diluar negeri dan mewakili
kepala negaranya.
Bertindak
sebagai
perwakilan
yuridis
yang
resmi
dari
pemerintahnya.
Sebagai perwakilan politik, yaitu alat penghubung timbal balik
antara kepentingan negaranya dengan kepentingan negara
penerima.
Ada tiga hal yang memberikan kemungkinan adanya pengawasan
diplomasi, antara lain sebagai berikut:
Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pasal 102 yang
mewajibkan negara-negara anggota PBB untuk mendaftarkan
persetujuan-persetujuan yang telah dicapai oleh negara tersebut
kepada sekretariat PBB.
Kesempatan bagi menteri luar negeri dari berbagai negara untuk
bertemu dalam sidang umum PBB setiap tahun.

Pemerintah demokrasi menghendaki bahwa setiap persetujuan yang


telah diadakan antar negara. Sebelum diresmikan harus mendapat
persetujuan dari DPR negara masing-masing.
2. Organ dan Petugas diplomatik
a.) Jenis Perwakilan diplomatik
Terdapat dua jenis perwakilan diplomatik yaitu:
kedutaan besar, yang ditugaskan tetap pada suatu negara tertentu
untuk saling mem-berikan hubungan rutin antar negara.
Perutusan Tetap, yang ditempatkan pada suatu organisasi
internasional.
b.) Tugas dan fungsi Perwakilan diplomatik
Secara umum Tugas perwakilan diplomatik adalah sebagai berikut:
Menjamin efesiensi dari perwakilan asing disuatu negara.
Menciptakan pengertian bersama(good will).
Memelihara dan melindungi kepentingan negara dan warga
negaranya dinegara penerima.
Fungsi utama diplomatik menurut Konvensi Wina 1961 adalah
mewakili negara pengirim dinegara penerima untuk hal-hal berikut:
Melindungi segala kepentingan negara pengirim dan warga
negaranya dinegara penerima sesuai dengan batas-batas
internasional.
Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima.
Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara
penerima.
Memelihara hubungan persahabatan antara negara pengirim dan
negara penerima.
c.) Pengangkatan Perwakilan diplomatik
Pengangkatan dilakukan sesuai perUndang-Undangan Yaitu sebagai
berikut:
Kepala perwakilan diplomatik dan kepala perwakilan konsuler
diangkat dan diberhentikan oleh presiden.
Wakil kepala perwakilan diplomatik diangkat dan diberhentikan oleh
Menteri Luar Negeri.
Kuasa usaha ditunjuk oleh Menteri Luar Negeri.
Penjabat dinas Luar Negeri diangkat dan diberhentikan oleh Menteri
Luar Negeri.
Atase Perwakilan dan atase lainnya diangkat oleh Menteri luar
Negeri atas usul atase pimpinan lembaga bersangkutan.
Pegawai Perwakilan setempat diangkat dan diberhentikan oleh
kepala perwakilan.
Pengangkatan ketua perwakilan harus mendapat persetujuan kedua
negara baik secara lisan maupun tulisan. Selanjutnya, kepala negara
memberi petunjuk-petunjuk tentang tugas seorang diplomat.

Setelah tiba dinegara tujuan, calon menyerahkan surat kepada


kepala penerima pada saat itu pula diadakan pidato dengan begitu secara
resmi calon sudah diakui.
d.) Kepangkatan Perwakilan Diplomatik
Menurut Kongres di Aachen tahun 1918 adalah sebagai berikut:
Duta Besar (Ambassador)
Duta besar adalah tingkat tertinggi dalam perwakilan diplomatik.
Dia dapat memutuskan sesuatu tanpa konsultasi dengan kepala
negaranya terlebih dahulu.
Duta (Gerzant)
Duta adalah kepangkatan yang setingkat lebih rendah dari Duta
besar. Semua permasalahan harus di konsultasikan dengan pemerintah
negaranya.
Menteri Presiden (minister Presiden)
Menteri Presiden adalah mereka yang tidak dianggap sebagai Wakil
Kepala Negara, tetapi hanya ditempatkan untuk mengurus urusan-urusan
Negaranya.
Kuasa Usaha (charge Daffair)
Kuasa Usaha diperbantukan kepada Menteri Luar Negeri. Dibedakan
menjadi dua yaitu:
Kuasa usaha tetap (menjabat kepala suatu perwakilan) dan
kepala Usaha Sementara (menjalankan pekerjaan dari suatu perwakilan).
e.) Kekebalan Diplomatik
Orang yang menetapkan semua aturan disebut Kepala protokol atau
direktur protokol yang berasal dari pegawai departemen luar negeri.
selain diberlakukan secara istimewa, anggota diplomatik mendapat hak
kekebalan (hak imunitas) dan hak ekstrateritorial.
1. Hak imunitas atau hak kekebalan Diplomatik
Menyangkut hak pribadi, yang dimaksud dengan hak pribadi adalah
Seorang anggota diplomatik berhak mendapat perlindungan istimewa
terhadap keselamatan diri dan harta benda. Hal ini bukanlah hak
melainkan hanya sekedar resiprositas (timbal balik) saja.
Seorang Diplomatik tidak tunduk pada hukum pidana maupun
perdata. undang-undang pidana dan peraturan polisi.
2. Hak ekstrateritorial
Hak ekstrateritorial adalah hak yang dianggap berdiam diluar
lingkungan wilayah negara yang menerimanya. Tetapi tidak memiliki hak
asylum atau hak suaka (hak perlindungan). Hak asylum dalam hukum
adalah rangkaian peraturan yang memberikan kemungkinan suatu negara
untuk memberi perlindungan kepada warga negara asing yang melarikan
diri karena berbagai alasan.

D. Perjanjian Internasional

Perjanjian internasional menjadi hukum terpenting karena perjanjian


internasional akan mengakibatkan hukum yang juga sekaligus akan

menjalin kepastian hukum. Menurut pasal 38 ayat 1 tentang status


Mahkamah Internasional, Perjanjian internasional merupakan sumber
utama dari sumber hukum yang lainnya.
Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan oleh dua
negara atau lebih yang bertujuan untuk mengadakan akibat-akibat hukum
tertentu.
1.) Tahap-tahap Perjanjian Internasional
Dalam Konvensi Wina tahun 1969 disebutkan bahwa dalam
pembuatan perjanjian dapat dilakukan melalui beberapa tahap yaitu:
Perundingan (negotiation)
Perundingan merupakan perjanjian tahap pertama antara
pihak/negara tentang objek yang sebelumnya belum pernah diadakan
perundingan.
Penandatanganan (signature)
Penandatanganan dilakukan oleh para Menteri Luar Negeri (menlu)
atau kepala pemerintahan. Namun peraturan belum dapat diberlakukan
sebalum diratifikasi.
Pengesahan (Ratification)
Dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. Ratifikasi oleh badan eksekutif digunakan oleh raja absolut dan
pemerintahan Otoriter.
2. Ratifikasi oleh badan legislatif pernah diterapkan dinegara Turki tahun
1924, Elsavador 1950, Honduras 1936.
3. Ratifikasi Campuran (DPR dan Pemerintah)
Sistem ini paling banyak digunakan.
Dalam Konvensi Wina tahun 1969 pasal 24 berlakunya sebuah
perjanjian adalah:
1. Pada saat sesuai dengan yang ditentukan dalam naskah perjanjian.
2. pada saat peserta perjanjian mengikat diri pada perjanjian itu bila
dalam naskah tidak disebut saat berlakunya.
Contoh perjanjian internasional dalam sejarah bangsa dan negara
Indonesia:
a.)
Persetujuan Indonesia dengan Belanda mengenai penyerahan Irian
barat
(sekarang Papua).
b.)
Persetujuan Indonesia dengan Australia mengenai garis batas
Wilayah antara Indonesia
dengan
Papua
New
Guinea
yang
ditandatangani di Jakarta, 12 februari 1973 dalam bentuk agreement.
c.)
Persetujuan garis batas landas kontinen antara
Indonesia
dengan
Singapura tentang selat Singapura.
2.) Persyaratan Perjanjian Internasional
Unsur-unsur yang penting dalam persyaratan adalah sebagai
berikut:
Harus dinyatakan secara formal/resmi.

Bermaksud untuk membatasi, meniadakan atau mengubah akibat


hukum dari ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam perjanjian.
Ada dua teori tentang persyaratan perjanjian yaitu:
Teori kebulatan Suara (unanimity principle)
persyaratan dianggap sah atau dapat berlaku bagi yang
mengajukan persyaratan ini dan diterima oleh seluruh peserta dari
perjanjian meskipun tidak secara aklamasi.
Teori Pan Amerika (menekankan kedaulatan Negara)
Setiap perjanjian itu mengikat negara yang mengajukan
persyaratan dengan negara yang menerima persyaratan. Teori ini
biasanya dianut oleh organisasi-organisasi negara Amerika.
3.) Berlakunya Perjanjian Internasional
Perjanjian Internasional berlaku pada saat peristiwa berikut ini:
Mulai berlaku sejak tanggal yang ditentukan atau yang disetujui.
Jika tidak ada ketentuan, segera mulai berlaku setelah persetujuan
mulai diikat.
Bila persetujuan muncul setelah perjanjian maka mulai berlaku pada
tanggal tersebut.
Bila masalah-masalah yang perlu timbul sebelum berlakunya
perjanjian maka berlaku sejak saat disetujuinya teks perjanjian itu.
4.) Pelaksanaan Perjanjian Internasional
Ketaatan terhadap perjanjian internasional dilakukan berdasarkan
sebagai berikut:
a. Perjanjian yang harus dipatuhi (pact sunt servanda)
b. Kesadaran hukum Nasional.
5.) Penerapan Perjanjian Internasional
Dapat diberlakukan atas dasar sebagai berikut:
Daya berlaku Surut (Retroactivity)
Wilayah penerapan (Teritorial Scope)
Perjanjian penyusul (successive Treaty)
6.) Penafsiran Ketentuan Perjanjian
Ada 3 metode penafsiran dalam prakteknya yaitu :
Metode dari aliran yang berpegang pada kehendak penyusun
perjanjian dengan memenfaatkan pekerjaan persiapan.
Metode dari aliran yang berpegang pada naskah perjanjian, dengan
penafsiran menurut arti yang umum dari kosa katanya.
Metode dari aliran yang berpegang pada objek dan tujuan
perjanjian.
7.) Kedudukan negara bukan Peserta

Negara bukan peserta pada hakikatnya tidak memiliki hak dan


kewajiban untuk mematuhinya. Apabila perjanjian bersifat multilateral,
suatu negara dapat terikat dengan kondisi sebagai berikut:
Negara tersebut menyatakan diri terikat terhadap perjanjian itu.
Negara tersebut dikehendakki oleh para peserta.
8.) Pembatalan Perjanjian Internasional
Berdasarkan Konvensi Wina perjanjian internasional dapat batal
karena alasan sebagai berikut:
Negara atau wakil kuasa penuh melanggar ketentuan hukum
nasionalnya.
Adanya unsur kesalahan (error) pada saat perjanjian itu dibuat.
Adanya unsur-unsur penipuan dari negara-negara peserta pada
waktu pembentukan perjanjian.
Terdapat penyalahgunaan atau kecurangan (corruption).
Adanya unsur paksaan terhadap wakil negara peserta.
Bertentangan dengan suatu kaidah dasar hukum internasional
umum.
9.) Berakhirnya Perjanjian internasional
Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H. mengatakan bahwa
suatu perjanjian berakhir karena hal berikut:
Telah tercapai tujuan dari perjanjian internasional itu.
Masa berlakunya perjanjian sudah habis.
Salah satu pihak peserta perjanjian menghilang atau punahnya
objek perjanjian itu.
Adanya persetujuan baru antara peserta untuk mengakhiri
perjanjian itu.
Adanya perjanjian baru antara peserta yang kemudian meniadakan
perjanjian yang terdahulu.
Syarat-syarat tentang pengakhiran perjanjian sesuai dengan
ketentuan perjanjian itu sudah sipenuhi.
Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu peserta dan
pengakhiran itu diterima oleh pihak lain.

E. Kebijakan Politik luar Negeri Indonesia

Menurut buku Rencana strategi pelaksanaan politik luar negeri RI


(RENSTRA), hubungan antar bangsa dilakukan suatu negara untuk
mencapai kepentingan Nasional negara tersebut.
1. Dasar pertimbangan
Kondisi yang menyebabkan munculnya politik di Indonesia adalah
Pihak barat (Amerika) dengan ideologi liberal dan pihak Timur (uni soviet)
dengan ideologi Komunis.

Pada tanggal 2 september 1948, pemerintah mengumumkan


pendirian politik luar negeri didepan Komite Nasional Indonesia Pusat
yang berbunyi:
............ tetapi mestikah kita, bangsa Indonesia yang memperjuangkan
kemerdekaan bangsa dan negara kita hanya harus memilih antara ProRusia atau pro-Amerika? apakah tak ada pendirian lain yang harus kita
ambil dalam mengejar cita-cita kita.
pemerintah berpendapat bahwa pendirian yang harus diambil
adalah pendirian untuk menjadi objek dalam pertarungan politik
Internasional.
2. Landasan
Landasan bagi pelaksanaan politik luar negeri indonesia adalah
sebagai berikut:
Landasan idiil adalah Pancasila
landasan Konstitusional UUD 1945
3. Tujuan
Politik Luar negeri Indonesia memiliki tujuan yaitu:
Pembentukan suatu negara Indonesia yang berbentuk negara
kesatuan dan negara kebangsaan yang demokrasi dengan wilayah
dari sabang sampai merauke.
Pembentukan satu masyarakat yang adil dan makmur material dan
spiritual dalam wadah negara kesatuan RI.
Menurut Drs. Mohammad Hatta tujuan politik dalam bukunya
Dasar Politik Luar Negeri Republik Indonesia sebagai berikut;
Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan
negara.
Memperoleh
barang-barang yang diperlukan dari luar untuk
memperbesar kemakmuran rakyat.
Meningkatkan perdamaian Internasional.
Meningkatkan persaudaraan segala bangsa yang tersimpul didalam
pancasila.
4. Pedoman Perjuangan
Politik luar negeri yang bebas aktif berdasarkan faktor-faktor
berikut:
Dasa-Sila Bandung yang mencerminkan solidaritas negara-negara
Asia sendiri dengan kerja sama regional.
Pemulihan kembali kepercayaan negara-negara Bangsa bangsa lain
terhadap maksud dan tujuan revolusi.
Pelaksanaan dilakukan dengan keluwesan dalam pendekatan dan
penanggapan.
5. Prinsip-prinsip pokok
Berdasarkan yang dikemukakan oleh pemerintah pokok-pokok
politik luar negeri Indonesia yaitu:
Negara Indonesia menjalankan politik damai

Negara Indonesia bersahabat dengan segala bangsa atas dasar


saling menghargai.
Negara Indonesia Memperkuat sendi-sendi hukum dan organisasi
Internasional.
Negar Indonesia berusaha mempermudah jalannya pertukaran
pembayaran Internasional.
Negara Indonesia membantu pelaksanaan sosial Internasional
dengan pedoman piagam PBB.
Negara
Indonesia dalam lingkungan PBB dan berusaha
menyongkong perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa yang masih
dijajah.
6. Pelaksanaan
Dengan dikeluarkannya MPRS No X11/MPRS/ 1996 kebijakan politik
luar negeri diberlakukan kembali ketetapan ini yang menjadi pedoman
pelaksanaan pemerintahan. Lalu dijabarkan oleh MPR GBHN tahun 1973,
1978 dan ketetapan-ketetapan MPR. Untuk menciptakan negara yang adil,
abadi dan sejahtera kita harus tetap melaksanakan politik luar negeri
yang bebas dan aktif.
Bebas, artinya kita bebas menentukan sikap dan pandangan kita
terhadap masalah-masalah internasional dan terlepas dari ideologi
yang bertentangan.
Aktif, artinya kita dalam politik luar negeri senantiasa aktif
memperjuangkan terbinanya perdamaian dunia.
contoh:
Penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955 yang
melahirkan semangat dan solidaritas negara-negara Asia-Afrika
yang kemudian melahirkan deklarasi Bandung.
Indonesia juga aktif dalam merintis dan mengembangkan Organisasi
dikawasan Asia Tenggara (ASEAN).
GBHN 1999-2004 menegaskan bahwa arah politik luar negeri
Indonesia yang bebas aktif dan berorientasi pada kepentingan nasional
menitik beratkan pada kepentingan nasional, solidaritas antar negara,
mendukung
perjuangan
kemerdekaan
bangsa-bangsa,
menolak
penjajahan, serta meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan bangsa.
Faktor-faktor yang menentukan perumasan politik luar negeri yang
mencangkup hal-hal berikut:
Posisi Geografis
Sejarah perjuangan
Jumlah Penduduk
Kekayaan Alam
Militer
Situasi Internasional
Kualitas Diplomasi
Pemerintahan yang bersih

Kepentingan Nasional

F. Organisasi Internasional (ASEAN,


Asia-Afrika, & PBB)
1. ASEAN
ASEAN merupakan singkatan dari Association of South East Asian
Nation atau perhimpunan bangsa-bangsa Asia Tenggara. ASEAN adalah
bentuk kerja sama regional dari negara-negara dikawasan Asia Tenggara
yang anggota-anggotanya terdiri dari Indonesia, Singapura, Malaysia,
Thailand/Muangthai, Filipina, Brunei Darussalam (7januari
1984),
Vietnam(1995), Laos (1997), Myanmar (1997), dan Kamboja (30 April
1999). Negara pendirinya adalah ke lima negara yang disebut diawal.
Pada Deklarasi Bangkok yang di tandatangani pada 8 agustus 1967
Kelima negara pencetus tersebut diwakili oleh seorang menteri, kelima
menteri tersebut adalah sebagai barikut:
Adam Malik (Indonesia)
Tuan Abdul Rajak (Malaysia)
Thanat Khomat (Thailand/Muangthai)
Narcisco Ramos (Filipina)
Sinaathamby Rajaratnam (Singapura)
Adapun latarbelakang terjadinya Deklarasi Bangkok yaitu:
Semua Negara anggota ASEAN bertanggung jawab untuk
memperkukuh stabilitas ekonomi dan sosial budaya di Asia
Tenggara.
Semua negara anggota ASEAN menjamin bahwa pembangunan
Nasional mereka masing-masing akan berlangsung secara damai
dan Progresif.
Semua negara anggota ASEAN akan menjaga stabilitas dan
keamanan Nasional mereka dari campur tangan dari pihak luar dari
segala bentuk manifestasinya.
Semua pangkalan militer asing hanya bersifat sementara tidak akan
dipergunakan untuk melakukan subversi terhadap kemerdekaan dan
kebebasan Nasional negara anggota ASEAN.
Adapun hasil dari Deklarasi Bangkok adalah sebagai berikut:
Untuk mempercepat pertubuhan Ekonomi, kemajuan sosial budaya
serta perkembangan kebudayaan di Wilayah Asia Tenggara.
Untuk Meningkatkan perdamaian dan Stabilitas Regional dengan
jalan menghormati keadilan dan tertib hukum dalam hubungan
antar negara dikawasan Asia Tenggara serta mematuhi prinsipprinsip Piagam PBB.

Untuk meningkatkan kerja sama yang efektif dan saling membantu


dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, teknik, ilmu pengetahuan,
dan administrasi untuk pengkajian bersama.
Untuk meningkatkan pengkajian wilayah Asia Tenggara.
Untuk memelihara kerja sama yang erat dan berguna dengan
organisasi-organisasi Internasional dan regional lainnya.
a.) Struktur ASEAN
Susunan organisasi ASEAN adalah sebagai berikut:
Sidang kepala-kepala pemerintahan (summit meeting), merupakan
kekuasaan tertinggih dalam ASEAN.
Sidang Tahunan Menteri Luar Negeri (annual Ministrial meeting)
untuk merumuskan garis kebijakan.
Sidang Menteri-Menteri Ekonomi, diadakan dua kali dalam setahun.
Sidang Menteri-menteri lainnya (non ekonomi) diadakan bila
dipandang perlu.
Panitia tetap, (Standing Committee), bertugas membuat keputasan
dan menjalankan nya.
Komite-komite, yaitu bertanggung jawab secara langsung kepada
panitia tetap.
b.) Sekretariat ASEAN
Sekretariat ASEAN dikepalai oleh seorang sekretaris jenderal yang
diangkat oleh para menlu ASEAN secara bergilir dengan masa jabatan dua
tahun dan dibantu oleh staf regional serta staf lokal.
ASEAN telah melakukan KTT sebanyak sebelas kali, adapun
dokumen terpenting dalam KTT yaitu:
Deklarasi Kerukunan ASEAN (Declaration of ASEAN Concord)
Perjanjian persahabatan dan kerja sama ASEAN (Treaty of Amity and
Coorporation in Southeast Asia) di Bali.
Deklarasi Zona damai, merdeka, dan netralitas (Zona of peace,
freedom and Neutrality Declaration=ZOPFAN) di Kuala Lumpur.
Deklarasi Singapura.
ASEAN harus meningkatkan peranannya dalam hal-hal sebagai
berikut:
a. Kerja sama bidang politik dan keamanan
b. Kerja sama bidang Ekonomi
c. Kerja sama luar negeri
d. Kerja sama Fungsional
c.) Tujuan ASEAN
Deklarasi ASEAN Menyatakan tujuan ASEAN antara lain sebagai
berikut:
Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan
perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.

Untuk memelihara perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan


menaati keadilan tata hukum antara negara-negara Asia tenggara
serta berpegang teguh pada asas piagam PBB.
Untuk memujukan kerja sama yang bersifat aktif dan saling
membantu dalam bidang ekonomi, sosial, teknik dan administrasi.
Untuk memajukan studi tentang Asia Tenggara.
Adapun hasil kerja sama ASEAN dalam beberapa tahun antara lain
sebagai berikut:
Ketegangan politik antara negara-negara ASEAN mengendur.
Kerja sama antar negara anggota ASEAN menjadi lebih erat dengan
diadakannya beberapa konferensi.
Usaha penyelarasan pembangunan ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan dan harapan masyarakat anggota ASEAN.
Telah dirintis usaha untuk memperluas kerja sama regional dengan
Australia, Selandia Baru, Papua Nugini. Diharapkan kemajuan sosial
ekonomi dapat dicapai juga ketentraman di ASEAN dan Pasifik akan
lebih terjamin.
d.) Peranan ASEAN
Peran ASEAN adalah sebagai berikut:
Perluasan ruang gerak ASEAN. Berdasarkan hasil KTT di Bali dan
Kuala Lumpur bahwa ASEAN telah berkembang dari bidang
Ekososbud ke bidang politik lainnya.
Kemajuan dalam kerja sama Intra-ASEAN meliputi kerja sama
perdagangan yang pada akhir tahun 1979 sudah mencapai 2.327
macam barang.
Kerja sama ASEAN dengan negara-negara ketiga, Meliputi dialog
dengan Amerika Serikat, Australia, Kanada, Jepang, Selandia Baru,
MEE, dan UNDP.

2. Organisasi Asia Afrika dan sejarahnya.

a. Ide dan prakarsa Membina Hubungan Asia-Afrika


Setelah pengakuan kedaulatan RI pada 1949 politik luar negeri yang
bersifat bebas akif. untuk kepentingan itu pemerintah mengutus Ir. juanda
untuk mencari bantuan yang tidak mengikat ke Amerika Serikat. Adapun
penggantian kabinet pada saat itu:
Kabinet Natsir (september 1950-maret 1951)
Mengatakan Indonesia telah melaksanakan politik luar negeri yang
bebas yaitu mengutamakan kepentingan rakyat.
Kabinet Sukiman (april 1951-februari 1952)
Mengatakan politik luar Negeri RI tetap berdasarkan pancasila,
pandangan hidup bangsa yang menghendaki perdamaian.
Kabinet Wilopo (April 1952-Juni 1953)
RI bersikap bebas dengan makna:
a. Tidak memilih salah satu pihak untuk selamanya

dengan mengikat diri kepada salah satu dari


pada dua blok dalam
pertentangan itu yaitu
Blok barat dan Blok timur.
b. Tidak mengikat diri untuk selamanya atau bersifat netral dalam tiaptiap peristiwa yang muncul pada pertentangan kedua Blok tadi.
Kabinet Ali Sastroamidjojo I (juli 1953-1955)
Pda 3 juli 1952 beliau memberi keterangan kepada parlemen agar
pemerintah menerapkan sikap antara 3 kemungkinan politik luar
negerinya yaitu:
Pertama:Kerja sama dengan semua negara yang
menitikberatkan kerja sama dengan Amerika Serikat, dengan segala
konsekuensinya.
Kedua: Kerja sama dengan semua negara yang menitikberatkan
kepada kerja sama dengan Uni soviet, dengan segala konsekuensinya.
ketiga: Kerja sama dengan semua negara yang menitikberatkan
kepada penyusunan kekuatan ketiga, selain Blok Amerika dan Blok Uni
Soviet.
Pada 25 agustus 1953 mengemukakan kerja sama antara golongan
negara Asia-Afrika (arab) kami pandang penting benar, karena kami yakin
bahwa kerja sama erat antar negara tersebut tentulah akan memperkuat
usaha kearah tercapainya perdamaian negara yang kekal.
Pada kunjungan ke India mengatakan bahwa
...... pelaksanaan politik persahabatan Indonesia adalah untuk
kepentingan Asia umumnya. Kerja sama dan hidup berdampingan adalah
isi dan makna politik luar negeri Indonesia.
b. Terbentuknya Konferensi Asia-Afrika
Konferensi Asia-Afrika terselenggara di Bandung pada bulan April
1955. Diadakan pertemuan para menteri yang diadakan di Bogor tanggal
28-31 desember 1945 dan disebut Konferensi Bogor. Adapun rekomendasi
pada konferensi Bogor yaitu:
Mengadakan Konferensi Asia-afrika di Bandung dalam bulan april
1955.
Menetapkan kelima negara peserta konferensi Bogor sebagai
negara-negara sponsor.
Menetapka 25 negara Asia-Afrika yang akan diundang.
Menentukan tujuan pokok Konferensi Asia-Afrika, Yaitu sebagai
berikut:
Memajukan kemauan baik dan kerja sama antar bangsabangsa Asia-Afrika.
Meninjau masalah Sosial, ekonomi, dan kebudayaan dari
negara-negara yang diwakili.
Mempertimbangkan masalah politik, sosial, dan kebudayaan
dari negara yang diwakili.
Mempertimbangkan masalah-masalah kepentingan khusus
dari bangsa-bangsa Asia-afrika.

meninjau Kedudukan Asia-Afrika serta rakyatnya.


Pada tanggal 18-25 april diadakan konferensi Asia-Afrika (KAA) di
Bandung yang di hadiri oleh 24 negara undangan dan kelima negara
mengambil prakarsa yaitu: Indonesia, India, Pakistan, Burma, dan Sri
langka; sedangkan 24 negara undangan adalah Afganistan, Jepang,
Ethiopia, Filipina, Gold Coast (Ghana), Irak, Iran, Kamboja, Laos, Libanon,
Liberia, Libia, Muangthai, Mesir, Nepal, Republik Rakyat Cina, Saudi
Arabia, Sudan, Suriah, Turki, Vietnam Selatan, Vietnam Utara, Yaman dan
Yordania.
Adapun lima agenda yang dibicarakan dalam KAA yaitu:
Kerja sama ekonomi
Kerja sama Budaya
Hak-hak asasi manusia dan hak menentukan nasib sendiri
Masalah-masalah bangsa yang tidak merdeka
Masalah perdamaian dunia dan kerja sama internasional
Sesuai dengan keterangan pemerintah kepada DPRS pada 14 juni
1955 mengenai hasil-hasil Konferensi Asia-Afrika antara lain sebagai
berikut:
Konferensi dapat mengelakkan diri menjadi medan pertentangan
perang dingin.
Beberapa ketegangan yang timbul dibeberapa bagian benua AsiaAfrika dapat diredakan.
Konferensi dapat menerima cara pendekatan tradisional bangsa
Indonesia yaitu musyawarah dan mufakat.
Sistem musyawarah dan mufakat ternyata dapat diterapkan pada
konferensi tersebut dengan hasil yang baik.
Pada akhir konferensi dihasilkan beberapa dokumen, yaitu Basic
paper on racial discrimination dan Basic paper on Radio activity. Keduanya
merupakan bagian dari keputusan yang dikenal dengan nama Dasa Sila
Bandung. Adapun isi dari Dasa Sila Bandung yaitu :
menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan serta asas yang
termuat dalam Piagam PBB.
Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa.
Mengakui persamaan semua ras dan semua bangsa.
Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soal-soal
dalam negeri negara lain.
Menghormati hak-hak tiap bangsa untuk mempertahankan diri
sendiri secara sendirian atau secara kolektif, yang sesuai dengan
Piagam PBB.
Manfaat Konferensi Asia-Afrika bagi bangsa Asia dan Afrika adalah
sebagai berikut:
Merupakan titik kulminasi dari solidaritas di kalangannya.
Awal kerja sama baru dan pemberian dukungan yang lebih tegas
terhadap perjuangan kemerdekaan.

Adapun keuntungan yang diperoleh Indonesia adalah:


Ditandatanganinya persetujuan dwi kewarganegaraan antara
Indonesia dan RRC.
Memperoleh dukungan berupa putusan konferensi Asia-Afrika
mengenai perjuangan merebut Irian Barat.
c. Perkembangan Setelah Konferensi Asia-Afrika
Kabinet Ali Sastroamidjojo II
Adalah tidak hanya melakukan pendekatan diri dengan negaranegara Asia-Afrika, melainkan pula dengan negara-negara Blok Sosialis.
Kabinet Burhanuddin Harahap
Menjalankan politik yang bebas aktif dengan melakukan pendekatan
ke Blok barat. Selain dengan Australia dan AS Hubungan baik juga dibina
dengan negara kerajaan inggris, singapura dan Malaya.
Semangat Dasa Sila Bandung telah mendorong beberapa negara
untuk memprakarsai diselenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Non-Blok di Beograd. Hingga saat ini telah diselenggarakan 14 KTT NonBlok , Yaitu sebagai berikut:
KTT Non-Blok I diadakan di Beograd, Yugoslavia (6 september 1961)
Membicarakan meredaka ketegangan dunia, perdamaian dunia, dan
menjadi penengah antara Blok barat dan Timur.
KTT Non- Blok II di Kairo, Mesir (23 maret 1964)
Membicarakan tentang kerja sama ekonomi.
KTT Non- Blok III Di Lusaka , Tanzania (September 1970)
Membicarak tujuan utama gerakan Non-Blok yaitu bagaimana
negara-negara berkembang dapat melepaskan diri dari ketergantungan
pada negara maju.
KTT Non-Blok IV di Aljazair (september 1973)
Membicarakan masalah perdamaian, & tata ekonomi dunia.
KTT Non-Blok V di Kolombo, Srilanka (agustus 1976)
Membicarakan masalah persaingan diantara anggota Non-Blok dan
Melanjutkan Gerakan Non-Blok kearah tata ekonomi dunia baru.
KTT Non-Blok VI Di Havana, Kuba (September 1979)
Masalah pengaruh Blok sosialis masuk kedalam anggota gerakan
Non-Blok dan mencegah pertikaian antara anggota.
KTT Non-Blok VII di New Delhi, India (September 1983)
membicarakan upaya penyelesaian persengketaan yaitu perang
saudara dan pengaruh kekuatan asing.
KTT Non-Blok VIII di Harare, Zimbabwe (September 1986)
Yang dihadiri oleh 102 anggota, tentang masalah ketertiban dan
keamanan serta perdamaian dunia juga masalah hak asasi serta
kedaulatan suatu negara.
KTT Non-Blok IX di Beograd, Yugoslavia (September 1989)
Masalah yang dibahas adalah masalah ekonomi, politik dan sosial
budaya.

KTT Non-Blok X di Jakarta, Indonesia (September 1992)


Tentang perang saudara di Yugoslavia dan pengurangan utang
negara Non-Blok.
KTT Non-Blok XI di Kartagena, kolumbia (September 1995)
Kerja sama Utara-Selatan dan utang negara berkembang dan
miskin.
KTT Non-Blok XII di Durban, Afrika Selatan (September 2001)
Pada masalah Demokratisasi.
KTT Non-Blok XIII di Putra Jaya, Malaysia (Februari 2004)
Invasi Amerika ke Irak dan masalah Timur Tengah.
Sekalipun perang dingin sudah berakhir yagh ditandai dengan
runtuhnya ideoligi komunis dan bubarnya Blok Timur, tetapi perjuangan
Non-Blok belum tercapai. Sehingga gerakan Non-Blok masih diperlukan
dalam perkembangan dunia saat ini. Adapun tujuan dari negara Non-Blok
adalah berusaha membantu perdamaian dunia dan ikut membantu dalam
usaha meredakan ketegangan dunia yang selalu timbul, mencegah
pertentangan yang tajam yang dapat menjurus kearah peperangan, yang
dapat mengancam perdamaian dunia, bahkan akan membawa
kesengsaraan dan penderitaan umat manusia.

3. PBB
a. Sejarah Singkat
Atas usul Presiden AS, Woodrow Wilson pada tanggal 10 januari
1920 dibentuk suatu organisasi yang diberi nama Liga Bangsa-Bangsa.
Tujuannya mempertahankan perdamaian internasional dan meningkatkan
kerja sama internasional. Adapun tugasnya yaitu menyelesaiakn sengketa
secara damai sehingga peperangan dapat dicegah. Beberapa hasil dari
Liga Bangsa-Bangsa adalah perjanjian Locarno (1925) dan Perjanjian
Kellog Briand (1028). Namun walaupun sudah dibentuk, perang dunia ke II
pun meletus.
selama perang ke II berkecamuk, kembali diusahakan suatu
organisasi dunia yang diharapkan dapat mengadakan kerja sama antar
bangsa dengan efektif dan dapat mengatasi berbagai bentuk perselisihan
dan pertikaian antar negara didunia. Dua tokoh terkemuka waktu itu
adalah Presiden AS, franklin delano Roosevelt dan perdana Menteri

Inggris, winston Churchill telah mengadakan pertemuan yang


menghasilkan piagam atlantik (Atlantic Charter) yang isinya:
tidak melakukan perluasan wilayah diantara sesamanya.
Menghormati
hak
setiap
bangsa
untuk
memilih
bentuk
pemerintahan dan menentukan nasib sendiri.
Mengakui hak semua negara untuk turut serta dalam perdagangan
dunia.
Mengusahakan terbentuknya perdamaian dunia dimana setiap
bangsa berhak mendapatkan kesempatan untuk hidup bebas dari
rasa takut dan kemiskinan.
Mengusahakan penyelesaian sengketa secara damai.
Pokok piagam atlantik pada tanggal 14 Agustus 1941 menjadi dasar
konferensi Internasional dalam menyelesaikan perang dunia ke II dan
menuju pembentukan PBB. Adapun beberapa pertemuan dalam upaya
penyelesaian perang dunia adalah:
Pada Tanggal 1 Januari 1943 prinsip piagam atlantik ditandatangani
oleh 26 negara di Washington DC.
Pada pertemuan Dumbarton Oaks, Washington DC, mengalami
kegagalan dalam menetukan hak veto.
Konferensi San Fransisco, tanggal 25 april sampai dengan 26 Juni
1945.
Piagam PBB akhirnya ditandatangani di San Fransisco tanggal 26
juni 1945 dan mulai berlaku secara resmi tanggal 24 Oktober 1945. Pada
tanggal itu dikenal sebagai kelahiran PBB.
Penandatanganan piagam itu di ikuti oleh 50 negara yaitu 47
penandatanganan delaration of United Nations ditambah dengan
Ukrania, Belarusia, dan Argentina. Kelima puluh negara tersebut dikenal
sebagai negara anggota pendiri PBB (original Members).
Piagam PBB terdiri dari hal-hal berikut:
i. Mukadimah
ii.
Batang tubuh 19 Bab dan 111 Pasal
Isinya memuat tujuan, asas, alat perlengkapan PBB, Badan khusus
tugas, dan kewajiban alat perlengkapan serta keanggotaan PBB.
Tanggal 10 januari 1946 Majelis Umum PBB mengadakan sidangnya
yang pertama di London dengan di hadiri oleh 50 Negara anggota,
kemudian terpilih Trygve Lie dari Norwegia sebagai sekretaris Jenderal
PBB yang pertama.
RI diterima menjadi anggota Ke-60 pada tanggal 26 september
1950. Kemudian Indonesia masuk pertama kali pada tanggal 27
september 1950, tetapi keluar pada tanggal 7 januari 1965. Tanggal 28
september 1966 masuk kembali menjadi anggota PBB. Pada tahun 1982
anggota PBB sudah berjumlah 157.
Isi Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa

Kami Rakyat PBB Memutuskan:


Demi menyelamatkan keturunan yang akan datang dari bencana
perang yang selama hidup kita telah dua kali menimbulkan
kesengsaraan yang tiada taranya bagi kemanusiaan.
Demi memperteguh kepercayaan pada Hak-hak asasi manusia baik
laki-laki maupun wanita dan bagi segala bangsa besar dan kecil.
Demi membangunkan keadaan dimana keadilan dan penghargaan
terhadap kewajiban-kewajiban yang timbul dari perjanjian-perjanjian
dan lain-lain sumber hukum internasional dapat dipelihara.
Demi mempertinggi kemajuan Masyarakat dan tingkat kehidupan
yang lebih baik dalam alam kemerdekaan yang lebih luas.
b. Asas Organisasi PBB
Asas-asas PBB yang diuraikan dalam pasal 2 adalh sebagai berikut:
Susunan PBB berdasarkan asas persamaan kedaulatan semua
anggota.
Semua anggota harus menyelesaikan perselisihan internasional
dengan jalan damai.
Semua anggota harus menyelesaikan perselisihan internasional
dengan tidak menggunakan ancaman atau kekerasan terhadap
negara lain.
Semua anggota harus menjalin hubungan internasonal dengan tidak
menggunakan ancaman atau kekerasan terhadap negara lain.
Semua anggota harus memberikan bantuan kepada PBB dalam
segala tindakannya.
PBB tidak di izinkan mencampuri hal-hal yang termasuk rumah
tangga negara manapun.
c. Tujuan Organisasi PBB
Tujuan PBB adalah sebagai berikut:
Memelihara perdamaian dan keamanan internasional dan
menyelesaikan perselisihan berdasarkan prinsip keadilan dan
hukum internasional.
Mengembangkan hubungan persaudaraan antarbangsa-bangsa
berdasarkan senasib, sama hak dan kedudukannya.
Menciptakan kerja sama dalam memecahkan masalah usaha
internasional dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan hak asasi.
Menjadikan PBB sebagai pusat usaha dalam mewujudkan tujuan
bersama cita-cita diatas.
d. Struktur Organisasi PBB
Konferensi San fransisco menghasilkan suatu
menyebutkan organ utama PBB yaitu sebaga berikut:
Majelis Umum (General Assembly)
Dewan Keamanan (Security Council)

piagam

yang

Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council)


Dewan perwalian (Trusteeship Council)
Mahkamah Internasional (International Court Of Justice)
Sekretariat jenderal (General secretary)

Majelis umum
Setiap bulan September diadakan sidang biasa oleh majelis umum
dan sewaktu-waktu dapat diselenggarakan sidang luar biasa bila
dikehendaki oleh dewan keamanan atau anggota PBB. Pada setiap sidang
Majelis umum berhak memilih seorang ketua. Bahasa resmi yang sering
digunakan adalah Inggris, Prancis, Rusia, Spanyol, dan Cina.
Tugas dan kekuasaan Majelis umum yaitu:
Berhubungan dengan perdamaian dan keamanan internasional.
Berhubungan dengan kerja sama ekonomi, kebudayaan, pendidikan
kesehatan, dan perikemanusiaan.
Berhubungan dengan pemerintah internasional termasuk daerah
yang belum mempunyai pemerintah sendiri yang bukan daerah
strategis.
Berhubungan dengan keuangan
Penetapan Keanggotaan
Mengadakan perubahan piagam
Memilih anggota tidak tetap Dewan keamanan, ekonomi dan sosial,
atau Dewan Perwakilan Hakim Mahkamah Internasional.
Dewan Keamanan
Dewan keamanan terdiri dari lima anggota tetap yang mempunyai
hak veto yaitu AS, Inggris, Rusia dan Cina ditambah dengan 10 anggota
tidak tetap yang dipilih untuk masa 2 tahun oleh majelis umum.
Dewan Ekonomi dan Sosial
ECOSOC (Dewan ekonomi dan Sosial) beranggotakan 18 negara.
Kemudian setelah amandemen tahun 1963 yang berlaku tahun 1965
ditambah menjadi 27 negara. pada amandemen tahun 1971 yang berlaku
tahun 1975 bertambah menjadi 54. Dewan ini dipilih melalui sidang
umum untuk masa 3 tahun dan bersidang sedikitnya 3 kali dalam
setahun.
Tugas dari ECOSOC adalah:
Bertanggung jawab dalam menyeleggarakan kegiatan ekonomi dan
sosial
Mengembangkan ekonomi, sosial dan politik
memupuk HAM
Mengkoordinasi kegiatan-kegiatan dari badan khusus dengan
berkonsultasi dan menyampaikanyya pada sidang umum kepada
mereka dan anggota PBB
Dewan Perwalian
Anggota dewan ini adalah :

Anggota yang menguasai daerah perwalian


Anggota tetap Dewan Keamanan
Sejumlah anggota yang dipilih untuk selama 3 tahun oleh sidang
umum
Adapun fungsi Dewan Perwalian adalah:
Mengusahakan kemajuan penduduk daerah perwalian dalam negara
untuk mencapai kemerdekaan sendiri.
Memberikan dorongan untuk menghormati Hak-hak Asasi Manusia.
Melaporkan hasil pengawasan kepada sidang Umum PBB.
Mahkamah internasional
Mahkamah Internasional adalah Badan perlengkapan PBB yang
berkedudukan di Den Haag.
terdiri atas ahli hukum dan berbagai negara anggota PBB. Menjabat
selama 9 tahun, Tugasnya memberikan saran dan pendapat kepada
dewan keamanan dan Majelis Umum bila di minta.
Mahakamah ini merupakan Mahkamah Pengadilan tertinggi
diseluruh dunia, anggotanya terdiri dari 15 negara anggota PBB yang
menjadi peserta piagam dan negara bukan anggota PBB yang menjadi
peserta Mahkamah Internasional.
Dalam memecahkan suatu masalah Mahkamah internasional
berpedoman pada perjanjian-perjanjian internasional (traktat-traktat dan
kebiasaan-kebiasaan internasional sebagai sumber hukum).
Sekretariat
Sekretariat terdiri atas berikut ini;
Sekretariat Jenderal (Sekjen) dipilih oleh sidang umum atas usul
dewan keamanan dan dapat dipilih kembali.
Sekretariat Jenderal pembantu (Under Secretary) yang terdiri dari 8
sekretaris pembantu yaitu:
Sekjen pembantu urusan Dewan Keamanan.
Sekjen pembantu urusan Ekonomi.
Sekjen pembantu urusan perwalian penerangan untuk daerah
yang belum merdeka.
Sekjen pembantu untuk urusan sosial.
Sekjen pembantu urusan hukum.
Sekjen pembantu urusan penerangan.
Sekjen pembantu urusan Kooperasi dan pelayanan umum.
Sekjen pembantu urusan tata usaha dan keuangan.
Tanggun jawab Sekretariat pembantu adalah:
Mempersiapkan segala sesuatu dalam rangka penyelenggaraan
pertemuan yang akan diadakan oleh Majelis Umum dan badan
utama lainnya.

Melaksanakan keputusan yang telah dihasilkan oleh badan-badan


PBB dengan sebaik-baiknya.

4. Organisasi Internasional lainnya


a. APEC (Asia Pacific Economic Coorperation)
APEC di bentuk pada tahun 1989 di Canberra, Australia. Negaranegara yang memprakarsai APEC yaitu Amerika Serikat, Australia,
Indonesia, Korea Selatan, dan Kanada, yang bertujuan untuk
meningkatkan kerja sama dalam bidang perdagangan dan investasi.
Sejak tahun 1995, anggota APEC berjumlah 21 negara dan tiga
negara terakhir yang bergabung sejak 1998, yaitu Rusia, Peru, dan
Vietnam.
APEC diladasi dengan prinsip Konsultatif, Komprehensif, fleksibel,
transparan, regionalisme terbuka, dan pengakuan atas perbedaan
pembangunan.
b. OPEC (Organizaion of the Petroleum Exporting Countries)
OPEC merupakan organisasi negara-negara penghasil dan
pengekspor minyak yang bertujuan sebagai berikut:
Menjaga kestabilan harga minyak dipasar internasional.
Menaikkan pendapatan negara anggota dari sektor minyak bumi.
Menghadirkan persaingan antara sesama negara OPEC.
Berusaha memenuhi kebutuhan minyak dunia.
OPEC dibentuk pada tanggal 14 september 1960 di Bagdad atas
prakarsa negara Irak, Iran, Kuwait, Arab Saudi, dan Venezuela. Indonesia
menjadi anggota OPEC sejak 1962.
c. OKI (Organisasi Konferensi Islam)
Tujuan dari prinsip OKI adalah menunjukkan semangat yang sama
denagn prinsip-prinsip Dasa Sila Bandung dan Non-Blok, khususnya dalam
rangka pengembangan silodaritas dan tekad menghapuskan segala
ragam bentuk kolonialisme serta tidak campur tangan didalam urusan
dalam negeri masing-masing negara anggota.

G.
Menghargai
Kerja
Perjanjian
Internasional

sama

dan

Kedaulatan
perjanjian
internasional
sebagai
suatu
usaha
mempererat kerja sama internasional sangat penting. Hal itu karena
sebagai berikut:

Kerja sama kepastian hukum perjanjian internasional diadakan


secara tertulis.
Mengatur masalah kepentingan bersama dari kerja sama antar
negara.
Negara Indonesia menerapkan sistem politik bebas aktif sebagai
kebijakan politik luar negeri.
1. Menghargai prinsip politik luar negeri Indonesia
Indonesia menerapkan sistem politik luar negeri yang bebas aktif
yang di abadikan bagi kepentingan Nasional.
Peranan hubungan internasional diselanggarakan oleh Korps
diplomatik sebagai unsur Departemen Luar Negeri yang harus
menjabarkan aspirasi nasional diluar negeri.
2. Mendukung Kerja sama dan Perjanjian Internasional.
Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa:
a. Alinea I
Kemerdekaan adalah hak segala Bangsa. Akhirnya kerja sama
harus didukung dengan kemerdekaan suatu bangsa.
b. Alinea IV
.......Ikut
melaksanakan
ketertiban
dunia
berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Mengandung makna Indonesia akan mendukung bentuk-bentuk
kerja sama internasional yang bersifat menjaga ketertiban dan
menjunjung tinggi hak hak asasi bangsa secara damai dan berkeadilan
sosial.
3. Upaya Menghargai Kerja sama Internasional dan Hasilnya.
Upaya menghargai hasil kerja sama yaitu:
Memperkenalkan Kebudayaan nasional, hasil-hasil pembangunan
dan daerah-daerah tujuan wisata.
Pertukaran pelajar, mahasiswa, pemuda dan kegiatan olahraga
dalam skala internasional.
Berperan aktif dalam menyelesaikan permasalahan dunia yang
bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.
Konstruksi dan Konsisten dalam memperjuangkan masalah dunia
yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.
Tidak membuat isu negatif dari proses dan hasil kerja sama, tetapi
berpartisipasi aktif dalam upaya mendukung kerja sama yang
positif.

Rangkuman:
Kerja sama bangsa Indonesia dengan bangsa lain senantiasa
diladasi oleh nilai-nilai unsur pancasila dan UUD 1945 serta
kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif.
Jenis perwakilan diplomatik ada dua yaitu: kedutaan besar dan
perutusan tetap.
Saran hubungan internasional: diplomasi, propaganda, ekonomi,
sosial budaya, kekuatan militer.
Tugas perwakilan diplomatik: Menjamin efesiensi perwakilan asing
disuatu negara, menciptakan good will, memelihara dan melindungi
kepentingan negara dan warga negaranya dinegara penerima.
Indonesia menjalin kerja sama dengan Lembaga/organisasi regional
dan internasional yaitu dalam bentuk kerja sama ASEAN, solidaritas
Asia-Afrika, OPEC dan PBB.
Manfaat kerja sama antar bangsa terutama diabadikan pada
kepentingan nasional dengan tetap menghormati kedaulatan

masing-masing negara baik dibidang ekonomi, politik, sosial,


budaya, maupun hankam.
Melalui pengembangan hubungan kerja sama antar bangsa
masalah-masalah bilateral, regional dan multilateral akan dapat
diselesaikan dengan dilandasi dengan rasa kekeluargaan, saling
menghormati dan menghargai sebagai bangsa yang merdeka,
berdaulat dan bermartabat.
Tahap-tahap perjanjian internasional: Perundingan (negotiation),
penandatanganan (signature), dan pengesahan (ratification).
Manfaat Konferensi Asia-Afrika bagi bangsa Asia dan Afrika SBB:
Sebagai titik kulminasi dari solidaritas di kalangannya.
Awal kerja sama baru dan pemberian dukungan yang lebih
tegas terhadap kemerdekaan.
Manfaat Konferensi Asia-Afrika bagi Indonesia adalah SBB:
Awal proses pewarganegaraan antara indonesia dan RRC.
Memperoleh dukungan dalam perjuangan merebut Irian Barat.

pelajaran 5

Sistem Hukum Internasional dan


Pengadilan Internasional

A. Makna Asas, Subjek, dan Sumber


Hukum Internasional

1. Makna Hukum Internasional


Kata sistem menurut kamus besar bahasa indonesia mengandung
arti seperangkat unsur yang secara literatur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas atau, sistem berarti susunan yang teratur dari
pandangan, teori, asa, atau hal-hal lainnya, sehingga membentuk suatu
metode, sedangkan.
Menurut bahasa Indonesia, Hukum Internasional adalah hukum
bangsa-bangsa, hukum antar bangsa, dan hukum antar negara. Menurut
Bahasa asing, Hukum Internasional adalah International law,commom law,
law of Mankind, Law of nations, transnational lawi(Inggris), droit gens

(Perancis), volkenrecht (Belanda), volkenreet (Jerman), ius gentium/ius


intergentes (Romawi).
Jadi Sistem hukum Internasional adalah seperangkat unsur yang
secara teratur saling berkaitan membentuk metode hukum secara
internasional (melintas batas negara).
Hukum Internasional dapat dibedakan menjadi :
Hukum Perdata Internasional adalah hukum internasional yang
mengatur hubungan hukum antar warga negara disuatu negara
dengan warga negara dari negara lain (hukum antar bangsa).
Hukum Publik Internasional adalah hukum internasional yang
mengatur negara yang satu dengan negara yang lain dengan
hubungan internasional (hukum antar negara).
2. Asas Hukum Internasional
a. Asas Teritorial =kekuasaan Daerah
Menurut asas ini, negara melaksanakan hukum bagi semua barang
dan semua orang yang ada di wilayahnya dan bagi orang yang berada
diluar Berlaku hukum asing sepenuhnya.
b. Asas Kebangsaan=Kekuasaan untuk warga negara
Setiap warga negara dimana pun berada tetap mendapat perlakuan
hukum dari negaranya. Asas ini memiliki kekuatan extrateritorial. Artinya
Hukum tetap berlaku bagi warga negaranya walaupun berada dinegara
asing.

c. Asas Kepentingan umum


Asas ini di dasarkan pada kewenangan negara untuk melindungi
dan mengatur kepentingan dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga
tidak terikat pada batas-batas wilayah suatu negara.
Apabila ke tiga asas ini tidak diperhatikan akan timbul kekacauan
hukum dalam hubungan antar bangsa.
3. Subjek Hukum Internasional
Setelah perang dunia I individu yang semula bukan sebagai subjek
hukum internasional akan menjadi subjek hukum internasional yang harus
memperoleh pengakuan dari negara-negara lain.
Dalam hal pengakuan suatu negara sebagai objek, Terdapat dua
teori yang saling bertentangan yaitu:
Pertama: Pengakuan yang Konstitutif (constitutiv
theory at
recognition)
menyatakan Meskipun sudah diakui secara legal sebagai negara, namun
kenyataan belum eksis sebelum diakui oleh negara lain.

Kedua : Penagkuan yang bersifat politis atau Deklaratif (declarative


theory at recognition)Menyatakan suatu negara atau pemerintah yang
baru biasanya dianggap eksis melalui penerapan pengujian yang objektif.
Subjek hukum internasional bukan hanya negara melainkan di
kelompokkan menjadi:
Negara
Sejak lahirnya hukum internasional negara merupakan subjek
hukum internasional, bahkan ada anggapan hukum internasional pada
hakikatnya adalah hukum antarnegara.
Tahta Suci (Vatican)
Menurut sejarah Paus yang tidak hanya kepala gereja Roma tetapi
memiliki kekuatan duniawi. Tahta suci memiliki perwakilan diplomatik
diberbagai negara di dunia yang kedudukannya sejajar dengan wakil
diplomat negara lain. Perjanjian Itali dengan Tahta Suci tanggal 11
Februari 1929 memungkinkan didirikannya negara Vatican di Roma.
Palang Merah Internasional
Palang Merah internasional Lahir sebagai Subjek karena sejarah.
Kemudian diperkuat dengan perjanjian dan Konvensi Palang Merah
tentang perlindungan korban perang.
Organisasi
1.
Organisasi
internasional
publik
atau
antar
pemerintah
(intergovernmental organization)
Meliputi keanggotan negara-negara yang diakui menurut salah satu
pandangan teori pengakuan atau ke duanya. Adapun prinsip keanggotaan
yang akan membedakan organisasi internasional adalah:
a. Prinsip Universitas (University)
Yang dianut oleh PBB, Pasal 4 piagam PBB bahwa keanggotaan PBB
terbuka untuk semua negara yang cinta damai yang menerima kewajibankewajiban internasional dan di tetapkan oleh Majelis Umum PBB atas
rekomendasi dewan Keamanan.
b. Prinsip Pendekatan Wilayah( Geograpich Proximity)
Memiliki anggota yang di batasi pada negara-negara yang berada di
wilayah tertentu saja. Contoh ASEAN, dll.
c. Prinsip Selektivitas (Selectivity)
Selektif dari segi kebudayaan, agama, etnis, pengalaman sejarah,
dan sesama produsen. Seperti OPEC, Liga Arab, Dll.
2. Organisasi Internasional Privat (Private International Organization)
Lembaga ini di bentuk untuk mewujudkan lembaga yang
independen, faktual atau demokratis, karena itu sering disebut Organisasi
Nonpemerintah (NonGovernment Organization, NGO), atau biasa disebut
Lembaga Swadaya Masyarakat yang anggotanya badan-badan swasta.
Bagi NGO-NGO yang mempunyai status konsultatif di bagi dalam
tiga kelompok:

Pertama,
NGO yang mempunyai perhatian dalam semua kegiatan ECOSOC, seperti
international Chamber Of Commerce.
Ke dua,
NGO yang mempunyai wewenang tertentu dan menangani secara khusus
masalah didalam kegiatan ECOSOC, seperti Amnesty International.
Ke tiga,
NGO yang tercatat sebagai badan-badan konsultatif secara Ad hoc, seperti
American Foreign Insurance Association.
3. Organisasi Regional atau Sub-Regional
Anggotanya didasarkan atas prinsip pendekatan wilayah, dalam Bab
VIII Pasal 52 kewajiban organisasi regional untuk ikut serta dalam
pemeliharaan perdamaian dan keamanan regional untuk menyelesaikan
pertikaian lokal secara damai sebelum di ajukan ke Dewan Keamanan.
4. Organisasi yang Bersifat Universal
Bersifat lebih memberikan kesempatan kepada anggotanya seluas
mungkin tidak peduli apakah negara itu besar atau kecil, kuat atau lemah.
seperti PBB.

jenis

Prof. Henry G. Schremer telah memberikan 3 ciri umum bagi


organisasi ini.
Universality, Suatu organisasi yang biasanya bergerak dengan
kegiatan yang luas dan tidak akan mengenakan sanksi untuk
mengusir anggotanya.
Ultimate necessity, menyangkut aspek kehidupan internasonal yang
sangat luas, yang diperlukan oleh semua negara. seperti cuaca,
pelayaran, penerbanga.
Heterogenity, Akan mempunyai perbedaan pandangan, baik
dibidang politik maupun ekonominya serta budaya yang berbedabeda.

Badan-badan Khusus PBB antara lain:


Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO)
Organisasi Perburuhan Internasional (ILO)
Organisasi Kesehatan seluruh Dunia (WHO)
Organisasi Pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan
(UNESCO)
Bank Pembangunan dan Perkembangan Internasioal (IBRD)
Dana Anak-anak perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF).
5. Orang Perorangan (Individu)
Dalam perjanjian perdamaian versailles 1919
yang mengakhiri perang Dunia I antara Jerman dengan Inggris dan Prancis
serta dengan sekutunya,

ada Pasal yang memungkinkan orang perorangan mengajukan masalah


kemuka Mahkamah arbitrase internasional dengan tujuan untuk
melindungi hak minoritasnya.
6. Pemberontakan Dan Pihak dalam Sengketa
Menurut hukum perang, pemberontakan dapat memperoleh
kedudukan dan hak sebagai pihak yang bersengketa dalam keadaan
tertentu.
Misalnya: Gerakan Pembebasan Palestina (PLO).

4. Sumber Hukum Internasional


Dapat dibedakan menjadi sumber hukum material dan formal.
Sumber hukum Material adalah membahas dasar berlakunya hukum suatu
negara, sedangkan hukum formal adalah sumber dimana kita
mendapatkan
atau
menemukan
ketentuan-ketentuan
hukum
internasional.
Menurut Brierly, sumber hukum dalam arti formal merupakan
sumber hukum paling utama dan memiliki otoritas tertinggi dan otentik
yang dapat dipergunakan oleh mahkamah internasional di dalam
memutuskan suatu sengketa adalah pasal 38 piagam Mahkamah
Internasional sebagai berikut:
Perjanjian Internasional (traktat=teraty)
Kebiasaan-kebiasaan internasional yang terbukti dalam praktik
umum dan diterima sebagai hukum.
Asas-asas umum hukum yang di akui oleh bangsa-bangsa beradab.
Keputusan-keputusan hakim dan ajaran-ajaran para ahli hukum
internasional dari berbagai negara sebagai alat tambahan untuk
menentukan hukum.
Pendapat-pendapat para ahli hukum yang terkemuka.

B. Sebab-sebab Sengketa Internasional

Sengketa internasional dapat mencangkup kasus-kasus lain yang


berada dalam lingkup pengaturan internasional.
Beberapa sengketa internasional yaitu: satu pihak tidak memenuhi
kewajiban dan perjanjian internasional, Perbedaan dan penafsiran
mengenai perjanjian internasional, perebutan sumber-sumber ekonomi,
perebutan pengaruh ekonomi, politik atau keamanan regional dan
internasional, intervensi terhadap kedaulatan negara lain serta
penghinaan terhadap harga diri bangsa.
Sengketa internasional dapat dikelompokkan menjadi dua:
1. Politis (Adanya pakta pertahanan atau pakta perdamaian)

Setelah perang dunia ke II (1945), muncul dua blok yaitu blok barat
(Liberal membentuk pakta pertahanan NATO) dibawah pimpinan Amerika
dan Blok Timur (Komunis, membentuk pakta pertahanan warsawa)
dipimpin Uni Soviet. Kedua blok saling berselisih sehingga sering terjadi
konflik di berbagai negara.
2. Batas Wilayah Laut (Laut teritorial dan alam daratan)
Batas laut antara indonesia dan Malaysia tentang pulau sipadan
dan ligitan (diKalimantan) yang di serahkan pada mahkamah internasional
dan akhirnya pada tahun 2003 di menangkan oleh Malaysia. Perbatasan di
Kashmir antara India dan pakistan. Kepulauan Spratly dan Paracel di
laut cina Selatan yang direbutkan oleh negara Filipina, Malaysia, Thailand,
RRC dan Vietnam.
Sengketa Nasional dapat memicu perang terbuka yang pernah
terjadi di belahan dunia seperti: Korea, Kamboja, Vietnam, serta antara
India dan Pakistan.

C. Penyelesaian Sengketa Internasional


Melalui Mahkamah Internasional
Metode-metode penyelesaian sengketa internasional yang dilakukan
oleh Mahkamah Internasional adalah:
Cara-cara penyelesaian damai, yaitu apabila para pihak dapat
menyepakati suatu solusi yang bersahabat.
Cara-cara penyelasaian secara paksa atau dengan kekerasan, yaitu
apabila solusi yang dipakai atau dikenakan melalui kekerasan

Cara-cara
bersahabat.
1.

penyelesaian

damai

Dapat dibagi dalam Klasifikasi berikut:


Arbitrasi (arbitration)
Penyelesaian Yudisial (judicial Settlement).
Negosiasi, jasa-jasa Baik (good offices), Mediasi, Konsiliasi.
Penyelidikan (inquiry)
Penyelesaian di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
a. Arbitrasi

atau

Merupakan suatu institusi yang sudah cukup tua, tetapi sejarah


arbitrasi modern yang diakui adalah sejak Jay Treaty 1974 antara Amerika
Serikat dan Inggris.
Serta Mengatur pembentukkan 3 Joint Mixed
Commissions.
Orang yang menyelesaikan masalah sengketa di sebut Arbitator.
b. Penyelesaian Yudisial
Adalah suatu penyelesaian dihasilkan melalui peradilan yudisial
internasional
yang
dibentuk
sebagaimana
mestinya,
dengan
memberlakukan kaidah-kaidah hukum.
Organ umum Penyelesaian Yudisial yaitu: International Court of
Justice.
yang berkedudukan di Den Haag. Pengukuhan kedudukan
Dilaksanakan pada tanggal 18 april 1946 sekaligus di bubarkan Oleh
majelis bangsa-bangsa pada sidang terakhirnya.
Perbedaan pokok antara Mahkamah dan pengadilan Arbitrasi:
Mahkamah Secara permanen merupakan sebuah pengadilan yang
diatur dengan statuta dan serangkaian ketentuan prosedurnya yang
mengikat terhadap semua pihak yang berhubungan dengan
mahkamah.
Mahkamah memiliki panitera (registrasi tetap) yang menjalankan
semua fungsi yang diperlukan dalam menerima dokumen dan
pengesahan pelayanan umum.
Proses peradilan dilakukan secara terbuka, pembelaan dan catatancatatan dengar pendapat serta keputusan di publikasikan.
Pada prinsipnya mahkamah dapat dimasuki oleh semua negara
untuk proses penyelesaian yudisial.
Keanggotaan mahkamah adalah berupa wakil-wakil dari bagian
terbesar masyarakat internasional dan mewakili sistem hukum
utama, selama tidak bertentangan dengan pengadilan lain.
c. Negosiasi, Jasa-jasa Baik, Mediasi, Konsolidasi, dan Penyelidikan.
Adalah metode-metode penyelidikan yang kurang begitu formal
dibanding dengan penyelesaian yudisial atau arbitrasi.
Kerangka kerja hukum untuk dua proses adalah konsultasi. Contoh:
Melakukan konsultasi dalam sebuah Australia- New Zealand free trade
states dan Soviet Memorandum of Understanding, di Jenewa tanggal 20
juni 1961. Konsultasi ini dinamakan Hot line antara Washington dan
Moskow.
Dalam Deklarasi Manila tahun 1982 telah ditetapkan hal-hal khusus
sebagai berikut:
Negara-negara harus tetap mengingat bahwa negosiasi langsung
merupakan suatu cara yang fleksibel dan efektif dalam
menyelesaikan sengketa secara damai dan apabila memilih
negosiasi langsung mereka harus bernegosiasi sepenuh hati.
Negara-negara diingatkan untuk memper-timbangkan penggunaan
lebih besar kapasitas pencarian fakta dari Dewan Keamanan dengan
Charter PBB.

Penyerahan kepada penyelesaian yudisial terutama dengan cara


menyerahkan kepada internasional Court of Justice, tidak boleh
dianggap suatu tindakan tidak bersahabat diantara negara-negara.
Sekretaris Jenderal PBB harus menggunakan sepenuhnya ketentuan
Charter mengenai tanggung jawab khusus.
d. Penyelidikan (Inquiry)
Komisi konsiliasi diatur dalam konvensi The Hague 1899 dan 1907
untuk menyelesaiakn damai sengketa internasional. Komisi serupa juga di
tetapkan berdasarkan traktat yang dirundingkan oleh Amerika Serikat
pada tahun 1913 dan di tahun berikutnya di kenal sebagai Traktat Bryan
(bryan treaties). Traktat baru yang mengatur konsilasi adalah Traktat
Brussel 17 Maret 1948 dan Pakta Bogota 1948.
e. Penyelesaian dibawah naungan Organisasi Perserikatan Bangsabangsa.
Sebagai pengganti LBB Perserikatan bangsa- bangsa yang di bentuk
tahun1945 telah mengambil alih sebagian besar tanggung jawab untuk
menyelesaikan sengketa. Pasal 2 Charter Perserikatan Bangsa-Bangsa
menyebutkan anggota-anggota Organisasi harus berusaha untuk
menyelesaiakn sengketa-sengketa mereka melalui cara-cara damai dan
menghindari ancaman-ancaman perang atau kekerasan.
Majelis Umum diberi wewenang tunduk pada wewenang
penyelenggaraan
perdamaian
dari
Dewan
Keamanan,
untuk
merekomendasi tindakan untuk penyelesaian damai.
Dewan Keamanan pada umumnya bertindak pada dua jenis
sengketa:
Sengketa yang dapat membahayakan perdamaian dan keamanan
internasional.
Kasus-kasus yang mengancam perdamaian, atau melanggar
perdamaian, tindakan-tindakan agresi.
Contoh:
Perselisihan antara Indonesia dan Malaysia dalam pengakuan kedaulatan
pulau Sipadan dan Ligitan. Kedua negara tidak mampu menyelesaikan
secara hukum nasional, Melalui kesepakatan akhirnya permasalahan itu
di ajukan ke Mahkamah Internasional.

2. Cara-cara Penyelesaian Secara Paksa atau

Kekerasan.
Apabila suatu negara tidak dapat menyelesaikan masalah secara
damai maka cara pemecahan yang mungkin adalah dengan melalui caracara kekerasan.
Prinsip-prinsip cara penyelesaian secara kekerasan adalah:
Perang dan tindakan bersenjata non perang.
Retorsi (retorsion)

Tindakan-tindakan pembalasan (repraisals)


Blokade secara damai (pacific blockade)
Intervensi (Intervention).
a. Perang dan Tindakan bersenjata Non perang
Tujuan umum dari perang adalah menaklukan negara lawan dan
untuk membebankan syarat-syarat penyelesaian sehingga negara yang
ditaklukkan itu tidak memiliki alternatif lain selain mematuhinya.
b. Retorsi (Retorsion)
Adalah istilah teknis untuk pembalasan oleh suatu negara terhadap
suatu negara karena diberlakukan dengan tidak pantas atau tidak patut.
c. Tindakan-tindakan Pembalasan (Repraisals)
Adalah metode-metode yang dipakai oleh negara-negara untuk
mengupayakan diperolehnya ganti rugi dari negara lain dengan
melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya pembalasan.
d. Blokade Secara damai(pacific Blockade)
Adalah suatu tindakan yang di lakukan pada waktu damai.
Umumnya untuk memaksa negara yang pelabuhannya di blokade agar
menaati permintaan ganti kerugian yang di derita oleh negara yang
memblokade.
Blokade secara damai untuk pertama kalinya dilakukan pada tahun
1872 karena dilakukan sekitar 20 tindakan sepihak.
e. Intervensi (Intervention)
Secara umum menunjukan tindakan campur tangan oleh suatu
negara dalam urusan negara lain. Menurut pengertian, Intervensi terbatas
pada tindakan mencampuri urusan dalam negeri atau lura negeri dari
negara lain. Hal itu melanggar kemerdekaan suatu negara meskipun
dalam bentuk pemberian nasihat, karena pemberitahuan bersifat
memaksa atau ada perintah yang berdiri di belakangnya.
Bentuk intervensi yang lebih ekstrim adalah perang. Untuk
mengatasi intervensi suatu negara membuat perjanjian antara negara
yang memberikan hak kepada negara yang ingin campur tangan dapat
betul-betul bersifat sah. Doktrin Monroe dari Amerika Serikat adalah satu
contoh dari politik intervensi. Pesan yang terkenal dari Presiden Monreo
kepada kongres tahun 1823 adalah peletakkan 2 asas politik Amerika
Serikat yaitu:
Bahwa Benua-benua Amerika mulai dari sekarang tidak boleh lagi
dipergunakan sebagai objek penjajahan oleh negara-negara Eropa.

Bahwa Amerika serikat tidak akan menyertai peperangan atau


urusan-urusan Eropa dan akan menganggap campur tangan satu
negara Eropa dalam urusan suatu negara Amerika sebagai satu
perbuatan tak bersahabat.

D. Menghargai
internasional.

Putusan

Mahkamah

1. Peran Mahkamah Internasional


Mahkamah internasional adalah salah satu badan perlengkapan PBB
yang berkedudukan di Den Haag (Belanda). Para anggotanya terdiri atas
ahli hukum terkemuka yakni 15 orang hakim yang terpilih dari 15 negara
berdasarkan kecakapannya didalam hukum. Masa jabatan selama 9
tahun. tugasnya memberi nasihat tentang persoalan hukum kepada
majelis umum dan dewan keamanan serta memeriksa perselisihan antara
negara anggota PBB yang diserahkan kepada Mahkamah Internasional.
Mahkamah internasional merupakan pengadilan tertinggi seluruh
dunia.
Mahkamah internasional mengadili perselisihan kepentingan dan hukum
dengan berpedoman pada perjanjian-perjanjian internasional (traktattraktat dan kebiasaan-kebiasaan internasional) sebagai sumber hukum.
Adapula pengadilan arbitrasi internasional untuk perselisihan hukum dan
keputusan para arbitet tidak perlu berdasarkan peraturan-peraturan
hukum.
Contoh:
Masalah perbatasan teritorial dipualu Sipadan dan Ligitan (Kalimantan)
antara Indonesia dan Malaysia yang tidak kunjung ada titik temu
disepakati untuk dibawa ke mahkamah internasional. setelah melalui
perdebatan dan perjuangan panjang, pada awal tahun 2003 Mahkamah
Internasional memutuskan untuk memenangkan Malaysia sebagai pemilik
sah pulau tersebut.
Dari contoh kasus diatas Indonesia menyetujui hasil keputusan
tersebut sabagai dukungan terhadap keputusan mahkamah internasional.

Penyelesaian
Internasional
2.

Kasus

HAM

diMahkamah

Penyelesaian kasus HAM atau kejahatan humaniter dapat dilakukan


Mahkamah internasional melalui prosedur berikut:
Apabila Terjadi pelanggaran HAM atau kejahatan disuatu negara
terhadap negara lain, harus disampaikan ke komisi tinggi HAM PBB

atau Lembaga HAM internasional lainnya. oleh korban dan


pemerintahannya.
Pengaduan di tindaklanjuti dengan penyelidikan, pemeriksaan, dan
penyidikan.
Jika di dapat suatu bukti kuat terjadi pelanggaran pemerintahan
negara terdakwa melakukan kejahatan, dapat di ajukan
kemahkamah internasional atau pengadilan internasional.
Kemudian dilakukan proses peradilan sampai dijatuhkan sanksi.
Sanksi dapat di jatuhkan bila terdakwa terbukti bersalah telah
melakukan pelanggaran HAM atau kejahatan humaniter.
Ada pula Prosedur Mahkamah Internasional atau pengadilan
internasional jika merasa pelanggaran HAM oleh pemerintah adalah
sebagai berikut:
Melaporkan pemerintahannya sebagai pelaku pelanggaran HAM
kepada Komisi tinggi HAM
PBB atau lembaga internasional lainnya.
Pengaduan di tindak lanjuti dengan penyelidikan, pemeriksaan, dan
penyidikan.
Jika di temui cukup bukti terjadi pelanggaran HAM atau kejahatan,
pemerintah negara bersangkutan dapat di ajukan ke Mahkamah
Internasional atau pengadilan internasional.

Rangkuman
Hukum internasional merupakan hukum bangsa-bangsa yang
dilakukan oleh suatu negara atau bangsa dalam mengadakan
hubungan dengan negara lain agar terjalin kerja sama yang baik
dan saling mengutamakan.
Menurut para ahli penekanan tentang hukum internasional adalah
terletak pada kaidah-kaidah yang mengatur hubungan atau yang
melintas batas-batas negara. Dengan demikian dalam hukum
internasional dibedakan menjadi hukum perdata dan hukum publik
internasional.

Asas-asas yang digunakan dalam membina hubungan dengan


negara lain adalah asas teritorial, asas kebangsaan, dan asas
kepentingan umum.
Sumber hukum internasional di bedakan menjadi sumber material
dan formal, sedangkan sumber-sumbernya berasal dari traktat,
kebiasaan-kebiasaan internasional, asas-asas umum yang di akui
bangsa beradab, keputusan-keputusan hakim, dan pendapat para
ahli hukum terkemuka.
Ratifikasi merupakan proses penan-datanganan yang dilakukan oleh
pemerintah dengan lembaga perwakilan rakyat.
Dalam praktiknya, ratifikasi dapat dilakukan oleh badan eksekutif,
badan legislatif, dan campuran (pemerintah dan parlemen).
Ratifikasi campuran paling banyak dilakukan.
Beberapa penyebab timbulnya sengketa internasional antara lain
adalah dapat dilihat dari segi politis, misalnya persaingan antar
negara-negara yang tergabung dalam blok pertahanan NATO
(pimpinan Amerika Serikat) dan blok pertahanan warsawa (pimpinan
Uni soviet).
Dalam Penyelesaian masalah internasional, Mahkamah internasional
memiliki peran penting dalam skala bilateral, regional, maupun
internasional. Mis: Upaya penyelesaian mengadili para penjahat
perang di kawasan Balkan.
Prinsip hidup berdampingan secara damai merupakan dambaan
semua bangsa-bangsa dunia. Oleh sebab itu, PBB memiliki organ
dewan keamanan yang salah satu fungsinya adalah untuk
menyelesaikan berbagai sengketa internasional secara damai.

Anda mungkin juga menyukai