Juklak Audit Kinerja BPK
Juklak Audit Kinerja BPK
PETUNJUK PELAKSANAAN
PEMERIKSAAN KINERJA
Tim Penyusun:
Daeng M. Nazier
Hery Subowo
Ria Anugriani
Beni Subena
Agus Bambang Irawan
G. Yorrie Rismanto Adi
Dwi Afriyanti
Harpanto Guno Sabanu
Subeki Supriyadi
Iwan Purwanto Sudjali
Sandra Willia Gusman
Bambang Prayudhi
Denny Wahyu Sendjaja
Yosie
Asad Agung Perkasa
Direktorat Litbang
Badan Pemeriksa Keuangan RI
Jl. Jenderal Gatot Subroto 31
Jakarta -10210
Mengingat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Menetapkan
Pasal 3
Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dari Keputusan ini.
Pasal 4
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal :
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
KETUA,
WAKIL KETUA,
HASAN BISRI
HADI POERNOMO
ANGGOTA,
ANGGOTA,
Plh. ANGGOTA,
T AUFIEQURACHMAN RUKI
ANGGOTA,
HASAN BISRI
ANGGOTA,
ANGGOTA,
RIZAL DJALIL
ANGGOTA,
BAHRULLAH AKBAR
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
..................................................................................................................................
iii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN .........................................................................................................
B.
Tujuan .....................................................................................................................
C.
E.
B.
BAB III
3
4
7
7
8
9
11
12
A. Tujuan .....................................................................................................................
12
B.
C.
12
13
16
17
20
24
26
31
i
BAB IV
35
35
B.
C.
35
36
Kegiatan Pemeriksaan............................................................................................
Perolehan dan Pengujian Data........................................................................
39
41
BAB V
42
42
42
42
BAB VI
PENUTUP......................................................................................................................
A. Pemberlakuan Petunjuk Pelaksanaan......................................................................
B. Perubahan Petunjuk Pelaksanaan............................................................................
C. Pemantauan Petunjuk Pelaksanaan.........................................................................
48
48
48
48
LAMPIRAN
ii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3.1
Lampiran 3.2
Lampiran 3.3
Lampiran 3.4
Lampiran 3.5
Lampiran 3.6
Lampiran 3.7
Lampiran 4.1
iii
Bab I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
01
Perhatian publik
bergeser ke arah
pencapaian kinerja
pemerintah
02
Pemeriksaan kinerja
sebagai salah satu
cara meningkatkan
kinerja pemerintah
B. Tujuan
03
Tujuan penyusunan
juklak
C. Dasar Hukum
04
Direktorat Litbang
Dasar hukum
penyusunan Juklak
Bab I
D. Lingkup Bahasan
05
Lingkup bahasan
juklak
E. Sistematika Penulisan
06
Direktorat Litbang
Bab II
BAB II
GAMBARAN UMUM
PEMERIKSAAN KINERJA
A. Pengertian dan Tujuan Pemeriksaan Kinerja
01
Pemeriksaan
kinerja
menurut UU
02
Pemeriksaan
kinerja
menurut
INTOSAI
03
Terminologi lain yang dikenal dari pemeriksaan kinerja adalah value for money
audit, yang digunakan di Inggris, Kanada, dan beberapa negara
persemakmuran, dan diartikan sebagai suatu proses penilaian atas bukti-bukti
yang tersedia untuk menghasilkan suatu pendapat secara luas mengenai
bagaimana entitas menggunakan sumber daya secara ekonomis, efektif, dan
efisien.
Value for
money audit
Perbedaan
pemeriksaan
kinerja dengan
pemeriksaan
keuangan dan
PDTT
Tabel 2.1
Perbedaan Pemeriksaan Kinerja, Pemeriksaan Keuangan dan PDTT
Jenis
Pemeriksaan
Kinerja
Keuangan
PDTT
Direktorat Litbang
Tujuan
Hasil
Menilai aspek
ekonomi, efisiensi, atau
efektivitas.
Menilai kewajaran
laporan keuangan.
Memberikan simpulan
atas suatu hal yang
diperiksa dan dapat
bersifat eksaminasi
(pengujian), reviu, atau
prosedur yang
disepakati (agreed
upon procedures).
Jenis
Pemeriksaan
Bab II
Tujuan
Hasil
Reviu
Simpulan dengan
tingkat keyakinan
negatif (negative
assurance) bahwa
tidak ada informasi
yang diperoleh
pemeriksa dari
pekerjaan yang
dilaksanakan
menunjukkan bahwa
pokok masalah tidak
didasari (atau tidak
sesuai dengan) criteria.
Agreed upon
procedures
Simpulan atas hasil
pelaksanaan prosedur
tertentu yang
disepakati dengan
pemberi tugas terhadap
suatu pokok masalah.
BIAYA
INPUT
INPUT
EKONOMI
PROSES
EFISIENSI
OUTPUT
Hubungan konsep
3E dengan input,
output dan
outcome
OUTCOME
EFEKTIFITAS
GAMBAR 1
Hubungan input, proses, output dan outcome
06
Direktorat Litbang
Pengertian
ekonomi
Bab II
dalam proses, dengan tetap menjaga kualitas sejalan dengan prinsip dan
praktik administrasi yang sehat dan kebijakan manajemen. Organisasi yang
ekonomis memperoleh input pada kualitas dan kuantitas yang tepat, dengan
harga termurah. Penekanan untuk aspek ekonomi berhubungan dengan
perolehan barang atau jasa sebelum digunakan dalam proses.
07
08
09
Faktor-faktor
dalam
pemeriksaan
aspek ekonomi
Langkah-langkah
pengukuran
ekonomi
10
Efisiensi merupakan hubungan yang optimal antara input dan output. Suatu
entitas dikatakan efisien apabila mampu menghasilkan output maksimal
dengan jumlah input tertentu atau mampu menghasilkan output tertentu
dengan memanfaatkan input minimal.
Pegertian
efisiensi
11
Pertanyaan untuk
menilai efisiensi
13
Cara perumusan
temuan efisiensi
(1) cara 1 membutuhkan lima unit material A dan dua jam kerja sebagai
input;
(2) cara 2 membutuhkan enam unit material A dan tiga jam kerja sebagai
input; dan
(3) cara 3 membutuhkan tujuh unit material A dan empat jam kerja sebagai
input.
Direktorat Litbang
Bab II
Berdasarkan data tersebut, cara 1 lebih efisien daripada cara 2 dan 3 karena
rasio input dan output (i/o) pada cara 1 lebih kecil dibandingkan dengan rasio
input dan output (i/o) pada cara 2 dan cara 3.
14
15
17
18
19
20
Perbedaan ini disebabkan bus A memang mempunyai jarak tempuh yang lebih
jauh, tetapi tingkat kenyamanan yang kurang memadai, sehingga masyarakat
tidak serta-merta menggunakan bus A sebagai kendaraan pengganti mobil
pribadi.
21
Direktorat Litbang
Aspek
pemeriksaan
efisiensi
Langkah-langkah
pengukuran
efisiensi
Pengertian
efektivitas
Pertanyaan untuk
menilai
efektivitas
22
Bab II
Langkah-langkah
pengukuran
efektivitas
23
Pemeriksa dapat
memilih untuk
memeriksa 1E,
2E atau 3E
24
Untuk memilih aspek pemeriksaan kinerja (1E, 2E atau 3E), pemeriksa harus
mempertimbangkan sumber daya yang tersedia dan risiko pemeriksaan.
Semakin luas aspek kinerja yang diperiksa, maka risiko pemeriksaan juga
akan meningkat. Best practice yang umumnya dilakukan adalah hanya
memeriksa 1E atau 2E saja.
Pertimbangan
dalam memeriksa
aspek 3E
Standar
Pemeriksaan
Kinerja
Direktorat Litbang
Pemeriksa
profesional harus
mengembangkan
keahliannya
Bab II
27
28
29
30
Lebih lanjut, SPKN PSP 01 Standar Umum Paragraf 10 secara jelas juga
mengatur persyaratan dasar kemampuan/keahlian para pemeriksa yang harus
dipenuhi dalam melakukan tugas pemeriksaan.
Penggunaan
tenaga ahli dari
luar BPK
Metodologi
pemeriksaan
kinerja
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
PELAPORAN
9. Pengujian Data
2. Penyusunan Program
Pemeriksaan
Pendahuluan
3. Pemahaman Entitas
& Pengidentifikasian
Masalah
11. Perolehan
Tanggapan Entitas
4. Penentuan
Area Kunci
12. Penyampaian
Temuan Kepada Entitas
5. Penentuan
Tujuan & Lingkup
Pemeriksaan
6. Penentuan
Kriteria Pemeriksaan
7. Pengidentifikasian Jenis
Bukti & Prosedur Pemeriksaan
Direktorat Litbang
32
Bab II
Secara garis besar metodologi ini terbagi dalam tiga tahap, yaitu tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. Masing-masing tahap mempunyai
uraian detail seperti tertera dalam sistematika di bawah ini:
1. perencanaan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
2. pelaksanaan
a. pengujian data;
b. penyusunan dan penyampaian konsep Temuan Pemeriksaan (TP);
c. perolehan tanggapan resmi dan tertulis atas konsep TP; dan
d. penyampaian TP.
3. Pelaporan
a. penyusunan konsep laporan hasil pemeriksaan;
b. perolehan tanggapan atas rekomendasi dan simpulan; dan
c. penyusunan dan penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).
1. Perencanaan Pemeriksaan
Kegiatan dalam tahap perencanaan pemeriksaan adalah sebagai berikut.
34
35
Direktorat Litbang
Penentuan topik
potensial
pemeriksaan
Penyusunan
program
pemeriksaan
pendahuluan
36
Bab II
Pemahaman
entitas dan
pengidentifikasian
masalah
Penentuan area
kunci
Area kunci adalah area, bidang, atau kegiatan yang merupakan fokus
pemeriksaan. Penentuan area kunci sangat penting agar pelaksanaan
pemeriksaan lebih fokus pada tujuan pemeriksaan dan
memungkinkan penggunaan sumber daya pemeriksaan yang lebih
efisien dan efektif. Pemilihan area kunci dapat dilakukan berdasarkan
faktor-faktor pemilihan (selection factors), yaitu; (1) risiko terhadap
manajemen, (2) signifikansi, (3) dampak pemeriksaan, dan
(4) auditabilitas.
38
39
Penentuan tujuan
dan lingkup
pemeriksaan
Penetapan kirteria
pemeriksaan
Direktorat Litbang
Pengidentifikasian
jenis bukti dan
prosedur
pemeriksaan
10
41
Bab II
Penyusunan RKP
dan P2 terinci
43
a. Pengujian data
Pada tahap ini, pemeriksa menganalisis bukti pemeriksaan dari obyek
yang diperiksa untuk memperoleh keyakinan yang memadai dalam
menjawab tujuan pemeriksaan.
b. Penyusunan konsep temuan pemeriksaan
Pemeriksa menyusun konsep Temuan Pemeriksaan (TP) atas kondisi
yang tidak memenuhi kriteria pemeriksaan yang ditetapkan. Temuan
pemeriksaan meliputi unsur-unsur kondisi, kriteria, akibat, dan sebab.
Pengujian data
Penyusunan
konsep temuan
pemeriksaan
44
Perolehan
tanggapan entitas
45
Penyusunan
konsep LHP
46
47
Perolehan
tanggapan atas
rekomendasi dan
simpulan
Penyusunan dan
penyampaian
LHP
49
50
Direktorat Litbang
Pendekatan dalam
pemeriksaan
kinerja
11
Bab III
BAB III
PERENCANAAN PEMERIKSAAN KINERJA
A. Tujuan
01
02
Tujuan perencanaan
pemeriksaan
04
05
Kegiatan dalam
perencanaan
pemeriksaan
PERENCANAAN
1. Penentuan Topik
Potensial Pemeriksaa
2. Penyusunan Program
Pemeriksaan Pendahuluan
4. Penentuan Area
Kunci
6. Penentuan Kriteria
7. Pengidentifikasian
Jenis Bukti & Prosedur
Pemeriksaan
Direktorat Litbang
12
Bab III
C.
06
07
08
Input
penentuan topik
potensial
09
Langkahlangkah
penentuan topik
potensial
10
12
Direktorat Litbang
13
13
Bab III
14
15
16
17
18
19
20
Direktorat Litbang
14
21
22
23
24
25
Bab III
5) Auditabilitas
Dalam mempertimbangkan suatu topik pemeriksaan, unit
kerja pemeriksaan juga perlu mempertimbangkan aspek
auditabilitas dari suatu topik pemeriksaan. Aspek
auditabilitas ini dapat dipandang dari sisi internal maupun
eksternal. Sisi internal erat kaitannya dengan ketersediaan
sumber daya pemeriksaan baik secara kuantitas maupun
kuantitas. Sedangkan sisi eksternal terkait dengan faktorfaktor dari luar BPK yang menghambat suatu topik untuk
diperiksa. Misalnya terdapat perubahan struktur organisasi
secara besar-besaran pada entitas yang akan diperiksa.
6) Dampak terhadap lingkungan
Dalam menentukan topik pemeriksaan, unit kerja pemeriksa
perlu mempertimbangkan aspek lingkungan. Entitas yang
memiliki dampak yang tinggi terhadap lingkungan antara
lain: entitas yang berwenang menyusun peraturan terkait
lingkungan; memiliki proses bisnis yang memanfaatkan
sumber daya alam; atau memiliki proses bisnis yang
memengaruhi lingkungan.
Pemeriksa juga dapat mengembangkan faktor-faktor lainnya yang
dianggap penting dalam menentukan topik pemeriksaan.
Dengan menggunakan pertimbangan profesionalnya, pemeriksa
dapat memberikan skor untuk setiap faktor di atas dengan bobot
sebagai berikut.
1) Bobot 1 untuk nilai yang rendah,
2) Bobot 2 untuk nilai sedang, dan
3) Bobot 3 untuk nilai tinggi.
Output dari kegiatan penentuan topik potensial adalah
teridentifikasinya topik-topik potensial pemeriksaan beserta urutan
prioritas dan dasar pemilihan topik yang akan menjadi dasar dalam
menyusun rencana kegiatan pemeriksaan (RKP) dan menyusun
perencanaan selanjutnya. Contoh kertas kerja penentuan topik
pemeriksaan dapat dilihat pada Lampiran III.1.
Output
penentuan topik
potensial
27
Direktorat Litbang
Tujuan penyusunan
P2 Pendahuluan
15
Bab III
28
29
Input penyusunan P2
Pendahuluan
30
31
Informasi dalam P2
Pendahuluan
32
Direktorat Litbang
16
33
Bab III
35
36
37
38
Direktorat Litbang
Tujuan pemahaman
entitas dan
pengidentifikasian
masalah
Input yang
diperlukan dalam
pemahaman entitas
dan
pengidentifikasian
masalah
17
Bab III
39
40
Pendekatan untuk
mengidentifikasi
permasalahan
signifikan
41
Pendekatan yang
berorientasi pada
hasil
42
Pendekatan yang
berorientasi pada
proses
43
Langkah-langkah
dalam pemahaman
entitas dan
pengidentifikasian
masalah
18
Bab III
44
45
Direktorat Litbang
Output kegiatan
pemahaman entitas
dan
pengidentifikasian
masalah
Pengkajian pemeriksa
dalam tahap ini harus
didokumentasikan
19
Bab III
47
48
Direktorat Litbang
20
Bab III
Tujuan penentuan
area kunci
51
Sesuai dengan COSO, SPI terdiri atas lima komponen yang saling
terkait, yaitu:
(a) Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian adalah kondisi lingkungan organisasi
yang menetapkan corak suatu organisasi dan memengaruhi
kesadaran akan pengendalian. Lingkungan pengendalian
merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian internal,
meliputi integritas dan nilai etika, komitmen terhadap
kompetensi, partisipasi dewan komisaris atau komite
pemeriksaan, filosofi dan gaya operasi manajemen, struktur
organisasi, pemberian wewenang dan tanggung jawab, serta
kebijakan dan praktik sumber daya manusia.
(b) Penaksiran risiko
Proses penaksiran risiko meliputi identifikasi, analisis, dan
pengelolaan risiko yang dihadapi oleh manajemen, yang dapat
menghambat pencapaian tujuan organisasi.
(c) Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang
membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
Aktivitas pengendalian dapat meliputi reviu kinerja, pengolahan
informasi, pengendalian fisik, serta pemisahan tugas.
(d) Informasi dan komunikasi
Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian,
penangkapan, dan pertukaran informasi yang memungkinkan
setiap orang dapat melaksanakan tanggung jawab mereka.
Sistem informasi menghasilkan laporan atas hal-hal yang terkait
dengan operasional, keuangan, dan kepatuhan terhadap
peraturan.
Direktorat Litbang
21
Bab III
(e) Pemantauan
Seluruh sistem pengendalian organisasi harus dipantau untuk
menilai kualitas sistem pengendalian tersebut. Kelemahan dalam
sistem pengendalian harus dilaporkan kepada manajemen
tingkat atas. Selain itu, harus dilakukan evaluasi yang
independen atas SPI. Frekuensi dan lingkup evaluasi tergantung
pada penaksiran risiko dan efektivitas prosedur pengawasan.
52
53
Langkah-langkah
penentuan area kunci
22
Bab III
Teknik penentuan area kunci yang lebih detail dapat dilihat pada
Petunjuk Teknis Penentuan Area Kunci, yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Juklak ini.
Juknis Penentuan
Area Kunci
56
57
Pengkajian pemeriksa
dalam tahap ini harus
didokumentasikan
Manfaat penentuan
tujuan dan lingkup
pemeriksaan
23
Bab III
Direktorat Litbang
Langkah- langkah
dalam menentukan
tujuan dan lingkup
pemeriksaan
24
Bab III
Direktorat Litbang
Output penentuan
tujuan dan lingkup
pemeriksaan
Pengkajian pemeriksa
dalam tahap ini harus
didokumentasikan
25
Bab III
Pengertian kriteria
64
Timbulnya temuan
pemeriksaan
65
Kriteria diperlukan sebagai dasar pembanding apakah praktekpraktek yang dilaksanakan telah mencapai standar kinerja yang
seharusnya.
Tujuan penentuan
kriteria
Keterincian kriteria
67
Direktorat Litbang
26
Bab III
69
Sumber perolehan
informasi kriteria
Due process yang dimaksud adalah kriteria tersebut merupakan hasil konsultasi dan telah diuji
sehingga diterima oleh pihak-pihak berwenang/berkepentingan dan telah mencerminkan hasil konsensus para
profesional.
Direktorat Litbang
27
70
Bab III
Direktorat Litbang
Langkah-langkah
penentuan kriteria
Langkah-langkah bila
kriteria yang baik
tidak tersedia
28
Bab III
Output
0
yang dihasilkan dari kegiatan Menentukan Kriteria
Pemeriksaan
9
adalah standar yang akan digunakan sebagai
pembanding terhadap praktek-praktek yang berjalan meliputi:
Output penentuan
kriteria
Direktorat Litbang
29
72
Bab III
Seluruh
1
pengkajian pemeriksa mengenai tahap penetapan kriteria
pemeriksaan
0
di tingkat entitas harus didokumentasikan. Tim dapat
mengembangkan suatu template yang membantu pendefinisian
penetapan
kriteria
pemeriksaan.
Secara
keseluruhan
pendokumentasian dapat dijadikan sebagai KKP.
Pengkajian pemeriksa
dalam tahap ini harus
didokumentasikan
74
75
Tujuan utama
penyusunan RKP
terinci
77
Output penyusunan
RKP terinci
78
Program Pemeriksaan
(P2) terinci
79
Tujuan
0
utama penyusunan Program Pemeriksaan2 (P2)
adalah:
3
76
terinci
Input penyusunan
RKP terinci
Tujuan penyusunan P2
terinci
Program Pemeriksaan berisi tujuan pemeriksaan dan prosedur pemeriksaan untuk mencapai tujuan pemeriksaan.
Direktorat Litbang
30
80
81
82
Bab III
Syarat P2 yang
memadai
Setelah
0
seluruh prosedur/langkah dalam perencanaan pemeriksaan
diikuti,
5
maka hasil/output dari masing-masing langkah dituangkan ke
dalam suatu program pemeriksaan terinci. Program pemeriksaan
tersebut kemudian akan menjadi pedoman pemeriksa dalam
menjalankan penugasan pemeriksaan terinci.
Di dalam program pemeriksaan tersebut dituangkan hal-hal sebagai
berikut.
1) Dasar pemeriksaan
Pemeriksa memasukkan ketentuan perundang-undangan yang
menjadi mandat bagi BPK dalam melaksanakan pemeriksaan.
2) Standar pemeriksaan
Diisi dengan standar pemeriksaan yang akan digunakan dalam
melaksanakan pemeriksaan. BPK telah menetapkan SPKN
sebagai pedoman dalam melaksanakan pemeriksaan atas
keuangan negara.
3) Organisasi/Program/Fungsi Pelayanan Publik yang diperiksa
Diisi dengan entitas yang akan diperiksa, pengertian entitas di
sini dapat berupa organisasi/program/fungsi pelayanan publik
yang kinerjanya akan diperiksa.
4) Tahun anggaran yang diperiksa
Bagian dari penjabaran lingkup pemeriksaan yang akan
memasukkan periode/tahun anggaran yang akan diperiksa.
Secara umum, periode yang dipilih adalah hanya untuk satu
periode tahun anggaran. Namun demikian, dimungkinkan juga
untuk pelaksanaan pemeriksaan atas periode yang lebih dari satu
Direktorat Litbang
Langkah-langkah
penyusunan P2 terinci
31
Bab III
Direktorat Litbang
32
Bab III
83
Output
0
atas hasil kegiatan penyusunan P2 terinci adalah berupa
program
6
pemeriksaan yang memuat:
1) dasar pemeriksaan;
2) standar pemeriksaan;
3) organisasi/program/fungsi pelayanan publik yang diperiksa;
4) tahun anggaran yang diperiksa;
5) identitas dan data umum yang diperiksa;
6) alasan pemeriksaan;
7) jenis pemeriksaan;
8) tujuan pemeriksaan;
9) sasaran pemeriksaan;
10) metodologi pemeriksaan;
11) kriteria pemeriksaan; dan
12) jenis dan sumber bukti serta prosedur pemeriksaan.
Output kegiatan
penyusunan P2 terinci
84
Seluruh
0
kajian pemeriksa mengenai tahap penyusunan program
pemeriksaan
7
terinci di tingkat entitas harus didokumentasikan.
Pendokumentasian P2 atas pemeriksaan terinci disimpan sebagai
KKP indeks A.
Pengkajian pemeriksa
dalam tahap ini harus
didokumentasikan
Direktorat Litbang
33
Bab IV
BAB IV
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA
A. Tujuan
01
02
Tujuan kegiatan
pemeriksaan terinci
B. Kegiatan Pemeriksaan
03
04
PELAKSANAAN
8. Pengujian Data
9. Penyusunan Temuan
Pemeriksaan
34
Bab IV
06
07
Jenis-jenis bukti
35
Bab IV
2) Testimonial/Lisan
Bukti testimonial/lisan merupakan pernyataan yang
diperoleh secara lisan melalui wawancara, diskusi, atau
dalam bentuk pernyataan tertulis sebagai respon dari
pertanyaan atau wawancara. Bukti testimonial/lisan dapat
didokumentasikan dalam bentuk dokumen hasil wawancara,
rekaman percakapan yang disimpan dalam alat perekam
atau magnetic tape beserta transkripnya.
3) Dokumenter
Bukti dokumen adalah bukti dalam bentuk fisik, baik berupa
dokumen resmi ataupun barang elektronik. Bukti ini adalah
yang paling umum diperoleh dari seluruh jenis bukti
pemeriksaan. Bukti dokumen dapat diperoleh dari dalam
maupun luar entitas yang diperiksa. Hal-hal yang termasuk
bukti dokumen misalnya adalah peraturan perundangundangan, dokumen terkait organisasi (rencana strategis
organisasi, visi dan misi organisasi, struktur organisasi),
surat-surat, notulen rapat, dokumen kontrak, arsip, laporanlaporan dari manajemen, dokumen instruksi untuk staf,
Standard Operating and Procedure (SOP), petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis, laporan pengendalian
internal, surat elektronik (email) dan rekaman telepon,
faktur-faktur, data-data dari sistem komputer, informasi
manajemen terkait kinerja, hasil reviu dan evaluasi.
4) Analisis
Jenis bukti pemeriksaan ini dapat diperoleh dari entitas atau
dikembangkan sendiri oleh pemeriksa. Bukti analisis yg
diperoleh dari entitas perlu diuji kompetensi dan
validitasnya untuk dapat digunakan sebagai bukti
pemeriksaan. Bukti analisis dapat mencakup analisa rasio
dan tren, perbandingan prosedur dan standar dengan
ketentuan yang dipersyaratkan, perbandingan kinerja
dengan organisasi sejenis, analisis dari pengujian terinci atas
transaksi-transaksi, dan analisis biaya-manfaat.
08
09
Langkah-langkah dalam
pengumpulan dan
pengujian data
36
Bab IV
a) Sumber data
Pemeriksa perlu mendapatkan data pemeriksaan
berdasarkan identifikasi jenis dan sumber bukti
pemeriksaan yang telah ditetapkan. Namun demikian,
berdasarkan kondisi yang terjadi di lapangan, pemeriksa
juga dapat memperoleh data di luar yang telah
direncanakan, sepanjang pada akhirnya data tersebut valid
dan andal dalam mendukung hasil pemeriksaan.
b) Cara perolehan data
Dalam mengumpulkan data pemeriksaan, pemeriksa dapat
menggunakan teknik-teknik seperti (1) reviu dokumen fisik
dan elektronik, (2) wawancara/permintaan keterangan,
(3) kuesioner, (4) observasi fisik, dan (5) penggunaan data
elektronik yang tersedia dalam database.
c) Validitas dan reliabilitas data
Data-data pemeriksaan yang diperoleh pemeriksa harus
dapat diyakini validitas dan keandalan datanya agar bisa
disebut sebagai bukti yang kompeten. PSP 04 paragraf 54
memberikan beberapa acuan untuk menilai kompetensi dari
suatu data. Validitas dan keandalan data juga dapat
ditentukan dengan pengujian langsung terhadap data.
10
Wawancara dalam hal ini lebih ditekankan untuk menguji konsistensi informasi yang diperoleh
sebelumnya.
37
Bab IV
11
12
Pengkajian pemeriksa
dalam tahap ini harus
didokumentasikan
14
15
38
16
17
18
19
Bab IV
Langkah-langkah
penyusunan TP
39
20
Bab IV
21
22
E. Pendokumentasian
23
Pengkajian pemeriksa
dalam tahap ini harus
didokumentasikan
40
Bab V
BAB V
PELAPORAN PEMERIKSAAN KINERJA
A. Tujuan
01 Tujuan dari bagian petunjuk pelaksanaan pelaporan pemeriksaan ini
adalah memberikan bantuan kepada pemeriksa dalam menyusun suatu
laporan pemeriksaan kinerja. Laporan hasil pemeriksaan tersebut
diharapkan dapat (1) mengomunikasikan hasil pemeriksaan kepada pihak
yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, (2) membuat hasil pemeriksaan terhindar dari kesalahpahaman,
(3) membuat hasil pemeriksaan sebagai bahan untuk melakukan tindakan
perbaikan oleh instansi terkait, dan (4) memudahkan pemantauan tindak
lanjut untuk menentukan pengaruh tindakan perbaikan yang semestinya
telah dilakukan.
PELAPORAN
41
Bab V
Temuan pemeriksaan
Simpulan pemeriksaan
42
08
c. Rekomendasi
Pemeriksa harus menyampaikan rekomendasi kepada entitas
untuk memperbaiki kinerja atas bidang yang bermasalah guna
meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan entitas yang
diperiksa.
Suatu rekomendasi akan bersifat sangat konstruktif/membangun
apabila:
diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang ditemukan;
berorientasi pada tindakan nyata dan spesifik;
Bab V
Rekomendasi
Langkah-langkah pembuatan
KHP menjadi HP
43
Bab V
PENYUSUNAN LHP
TIM PEMERIKSA *)
TP
P2 (Khususnya
Tujuan
Pemeriksaan)
ENTITAS YANG
DIPERIKSA
Bukti Baru
Penyusunan
Konsep LHP
Simpulan pemeriksaan
Rekomendasi
Laporan HP
Konsep LHP
Pemberian
tanggapan atas
rekomendasi dan
simpulan BPK
Konsep LHP
Tanggapan atas
rekomendasi dan
simpulan BPK
Tanggapan atas
rekomendasi dan
simpulan BPK
Analisis atas
tanggapan
Bertentangan
dengan KLHP?
Ya
Tidak
Ya
Tanggapan
tersebut benar
Surat
Ketidaksetujuan
atas tanggapan
Tidak
Dilanjutkan ke
Proses HP Final
dan penyampaian
ketidaksetujuan
atas tanggapan
Proses HP
Final
HP Final
HP Final
Proses
Distribusi
HP Final
Ya
Disetujui
Tidak
HP Final
Selesai
*) Peran Tim Pemeriksa, Tortama atau Kalan, terkait dengan mekanisme penyusunan LHP,
mengacu pada Panduan Manajemen Pemeriksaan BPK 2008.
44
Bab V
45
Bab V
46
Bab VI
BAB VI
PENUTUP
A. Pemberlakuan Petunjuk Pelaksanaan
01
Saat pemberlakuan
juklak
03
Perubahan juklak
dapat berupa
perubahan juklak
atau penjelasan
substansi
Pemantauan juklak
ini dilakukan oleh
tim pemantauan
pada Direktorat
Litbang
Ditama Litbang
47
LAMPIRAN III.1
:
KEPUTUSAN BPK RI
NOMOR
:
/K/I-XIII.2/11/2011
TANGGAL
:
NOVEMBER 2011
__________________________________________________
CONTOH
Pemeriksaan Kinerja
AKN/ Perwakilan.
Tahun..
BPK RI
PENENTUAN TOPIK PEMERIKSAAN KINERJA
Topik
Pemeriksaan
Kinerja
Materialitas
Keuangan
Deskripsi
Skor
Kepentingan Publik
Deskripsi
Skor
Kepentingan politik
Deskripsi
Skor
Signifikansi program
Deskripsi
Skor
Auditabilitas
Deskripsi
Skor
Dampak
lingkungan
Deskripsi
Jml
Skor
., ..
Tortama/Kalan
Kesimpulan
(dipilih/ tdk
dipilih)
LAMPIRAN III.2
KEPUTUSAN BPK RI
NOMOR
TANGGAL
:
:
9/K/I-XIII.2/12/2011
30 DESEMBER 2011
________________________________________________________
No. Indeks
Pemeriksaan Kinerja
Atas ..........
Tahun..
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
BPK RI
CONTOH
KERTAS KERJA PEMAHAMAN ENTITAS
Tujuan dari kegiatan pada tahap ini adalah agar pemeriksa dapat memperoleh pemahaman atas
entitas yang diperiksa yang diperlukan sebagai dasar pertimbangan pelaksanaan tahap perencanaan
selanjutnya. Pemeriksa dapat mengembangkan point-point yang ada dalam template KKP sesuai
dengan kebutuhan pemeriksa di lapangan.
Hasil penelaahan dokumen dan wawancara dengan manajemen:
1.
2.
Tujuan entitas
..
..
..
..
3.
4.
Dasar hukum dan peraturan yang memengaruhi pelaksanaan program atau fungsi pelayanan
publik entitas
..
..
..
..
Litbang Pemeriksaan
5.
6.
7.
8.
9.
Key Performance Indicator yang digunakan oleh entitas dalam menilai kinerja
..
..
..
....
10.
Ringkasan hasil reviu atas peraturan perundang-undangan yang relevan dengan tupoksi
entitas
..
..
..
..
11.
Litbang Pemeriksaan
LAMPIRAN III.3
:
KEPUTUSAN BPK RI
NOMOR
:
9/K/I-XIII.2/12/2011
TANGGAL
:
30 DESEMBER 2011
____________________________________________
CONTOH
Pemeriksaan Kinerja
Atas ..........
Tahun..
No. Indeks
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
:
:
:
BPK RI
Litbang Pemeriksaan
Permasalahan
Sumber Informasi
LAMPIRAN III.4
KEPUTUSAN BPK RI
NOMOR
9/K/I-XIII.2/12/2011
TANGGAL
:
30 DESEMBER 2011
______________________________________________________
CONTOH
Pemeriksaan Kinerja Atas ..........
Tahun..
No. Indeks
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
BPK RI
Pemahaman SPI
Lingkungan Pengendalian
a. Integritas dan Nilai Etika
(1) Apakah jajaran pimpinan entitas memiliki komitmen terhadap
integritas dan nilai etika?
(2) Apakah entitas memiliki kode etik yang bersifat komprehensif?
(3) Apakah kode etik tersebut secara periodik disosialisasikan pada
seluruh personil?
(4) Apakah para personil memahami tindakan yang etis/tidak etis?
(5) Apakah para personil mengetahui apa yang harus dilakukan dalam
menyikapi penyimpangan?
(6) Apabila tidak ada kode etik tertulis, apakah budaya manajemen
(misalnya melalui komunikasi lisan pada saat rapat, bertatap muka,
atau contoh dalam kegiatan sehari-hari) dapat mendorong terciptanya
integritas dan perilaku bermoral?
(7) Apakah pihak pimpinan entitas mampu memberi contoh yang baik
sesuai kode etik?
(8) Apakah hubungan keseharian internal dan eksternal entitas
didasarkan atas prinsip kejujuran dan kewajaran?
(9) Apakah pimpinan entitas memberikan respons yang memadai
terhadap pelanggaran kode etik?
(10) Apakah tindakan disiplin terhadap pelanggaran dikomunikasikan
secara luas sehingga menimbulkan dampak menjerakan (deterrent
effect)?
(11) Apakah manajemen telah memiliki aturan yang jelas (kapan, siapa,
dan dalam hal apa) mengenai kemungkinan pengambilan
kebijaksanaan yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku?
(12) Apakah kebijaksanaan tersebut didokumentasikan dan dijelaskan
secara memadai?
(13) Apakah penyimpangan dari ketentuan yang ada telah diselidiki?
(14) Apakah penyimpangan dari
ketentuan yang ada telah
didokumentasikan?
b. Komitmen terhadap Kompetensi
(1) Apakah telah terdapat job description yang menjelaskan tugas suatu
pekerjaan/posisi tertentu sesuai kebutuhan entitas?
(2) Apakah manajemen entitas telah melakukan analisis, baik formal
maupun informal, mengenai jenis pekerjaan dan perlu/tidaknya
supervisi atau pelatihan?
(3) Apakah terdapat ketentuan mengenai tingkat kompetensi
(pengetahuan dan keahlian) yang dibutuhkan untuk suatu pekerjaan
tertentu?
(4) Apakah ada bukti yang dapat meyakinkan bahwa seorang personil
telah ditempatkan sesuai keahlian dan pengetahuan yang
dibutuhkan?
Litbang Pemeriksaan
Ya
Tidak
Catatan
LAMPIRAN III.4
KEPUTUSAN BPK RI
NOMOR
9/K/I-XIII.2/12/2011
TANGGAL
:
30 DESEMBER 2011
______________________________________________________
No.
Pemahaman SPI
c. Gaya operasi dan filosofi manajemen
(1) Apakah manajemen entitas menerapkan prinsip kehati-hatian?
(2) Apakah manajemen entitas hanya akan bertindak setelah melalui
analisis mendalam terhadap risiko dan kemungkinan manfaat yang
diperoleh?
(3) Apakah terdapat perputaran personil (masuk-keluar) yang tinggi pada
fungsi utama entitas, misalnya, bagian operasional, akuntansi,
pengolahan data, dan pemeriksaan intern?
(4) Apakah pola perputaran personil tersebut telah dibuat secara
konsisten?
(5) Apakah perputaran personil kunci dalam suatu fungsi dilakukan tanpa
perencanaan terlebih dahulu?
(6) Apakah manajemen memandang penting fungsi pengolahan data,
fungsi akuntansi, keandalan laporan keuangan, dan perlindungan
terhadap kekayaan entitas?
(7) Apakah fungsi akuntansi dipandang hanya sebagai unit pencatat atau
sebagai alat untuk menguji pengendalian atas berbagai aktivitas
entitas?
(8) Apakah aset yang dimiliki entitas (termasuk aset intelektual dan
informasi) dilindungi dari akses oleh pihak yang tidak berwenang?
(9) Apakah terdapat interaksi yang sering antara pimpinan entitas dengan
manajemen pelaksana di daerah (baik kunjungan ke daerah,
komunikasi via telepon, atau pertemuan di pusat)?
(10) Apakah pertemuan koordinasi antarunit pelaksana dengan
penanggung jawab selalu dilakukan?
(11) Apakah laporan yang disampaikan oleh pegawai benar-benar
menggambarkan keadaan sebenarnya?
(12) Apakah manajemen akan bereaksi jika ada gejala praktek yang tidak
baik yang disampaikan melalui laporan?
d. Struktur Organisasi
Struktur organisasi tidak boleh terlalu sederhana sehingga pemantauan
terhadap kegiatan entitas tidak akan memadai dan tidak boleh pula terlalu
kompleks karena dapat mengganggu kelancaran arus informasi.
(1) Apakah jajaran pimpinan entitas telah memahami sepenuhnya
tanggung jawab pengendalian yang mereka miliki?
(2) Bagaimana kelengkapan struktur organisasi yang dimiliki entitas dan
kemampuannya dalam menyediakan arus informasi yang diperlukan
untuk mengelola kegiatan operasional?
(3) Apakah struktur organisasi disentralisasi secara memadai?
(4) Apakah struktur organisasi didesentralisasikan secara memadai?
(5) Apakah struktur tersebut dapat memfasilitasi arus informasi ke atas,
ke bawah maupun kepada seluruh kegiatan?
(6) Apakah jajaran pimpinan entitas memiliki pengetahuan, pengalaman,
dan pelatihan guna pelaksanaan tugas mereka?
(7) Apakah hubungan pelaporan yang ada, baik formal maupun informal,
langsung maupun tidak langsung telah dilakukan secara efektif?
(8) Apakah hubungan pelaporan yang ada dapat memberikan informasi
yang memadai kepada para manajer sesuai tanggung jawab dan
wewenang masing-masing?
(9) Apakah manajemen dari semua bagian entitas memiliki akses
terhadap saluran komunikasi kepada pimpinan entitas?
(10) Apakah terdapat mekanisme evaluasi sehubungan dengan perubahan
kondisi lingkungan?
(11) Apakah terdapat kemungkinan perubahan terhadap struktur
organisasi secara berkala sehubungan dengan perubahan kondisi
lingkungan?
(12) Apakah terdapat jumlah personil yang memadai, khususnya untuk
kapasitas supervisor maupun manajemen?
(13) Apakah para manajer dan supervisor memiliki waktu yang memadai
untuk menjalankan tanggung jawabnya secara efektif?
Litbang Pemeriksaan
Ya
Tidak
Catatan
LAMPIRAN III.4
KEPUTUSAN BPK RI
NOMOR
9/K/I-XIII.2/12/2011
TANGGAL
:
30 DESEMBER 2011
______________________________________________________
No.
Pemahaman SPI
e. Tanggung Jawab dan Wewenang
(1) Apakah mekanisme pembebanan suatu tanggung jawab,
pendelegasian wewenang, dan pengembangan kebijakan dapat
mendukung terciptanya akuntabilitas dan pengendalian?
(2) Apakah pembebanan tanggung jawab dan pendelegasian wewenang
dihubungkan/dikaitkan dengan tujuan dan sasaran organisasi, fungsi
operasi, tuntutan peraturan, tanggung jawab atas sistem operasi, dan
wewenang atas suatu perubahan?
(3) Apakah setiap personil entitas memiliki wewenang dan tanggung
jawab?
(4) Apakah pengambilan keputusan dikaitkan dengan wewenang dan
tanggung jawab?
(5) Apakah terdapat standar dan prosedur yang terkait dengan
pengendalian, termasuk job description masing-masing pegawai?
(6) Apakah job description tersebut mengatur juga tanggung jawab
pengendalian?
(7) Apakah telah terdapat jumlah pegawai yang memadai, khususnya
yang berkaitan dengan pengolahan data dan fungsi akuntansi,
dengan tingkat keahlian yang sesuai dikaitkan dengan besar/kecilnya
entitas, jenis, dan kompleksitas dari kegiatan dan sistem.
f. Kebijakan dan Praktek Sumber Daya Manusia
Lakukan pengujian bagaimana kebijakan manajemen dalam merekrut dan
mempertahankan
pegawai
yang
handal
guna
melaksanakan
rencana-rencana entitas dalam rangka mencapai tujuan entitas.
(1) Apakah terdapat prosedur dan kebijakan tertulis dalam penggunaan,
pelatihan, promosi, dan penggajian pegawai?
(2) Jika tidak ada praktek dan kebijakan tertulis, apakah manajemen
mengomunikasikan ekspektasi tentang orang yang akan dipekerjakan
atau berpartisipasi secara langsung dalam proses pemilihan tersebut?
(3) Apakah setiap personil menyadari tanggung jawab dan ekspektasi
terhadap mereka?
(4) Apakah kepada personil baru diberikan pengertian tentang tanggung
jawab dan ekspektasi terhadap mereka?
(5) Apakah para supervisor bertemu dengan para pegawai secara
berkala guna mereviu kinerja mereka?
(6) Apakah para supervisor bertemu dengan para pegawai secara
berkala guna memberikan saran-saran untuk perbaikan?
(7) Apakah terdapat tindakan manajemen yang memadai untuk
merespon penyimpangan terhadap kebijakan dan prosedur yang ada?
(8) Apakah para pegawai mengerti bahwa kinerja yang buruk memiliki
dampak bagi organisasi?
(9) Apakah kebijakan personalia mengacu pada standar etika yang
memadai?
(10) Apakah nilai etika dan integritas merupakan kriteria dalam penilaian
kinerja?
(11) Apakah ada pengecekan yang memadai terhadap latar belakang
calon personil, khususnya menyangkut aktivitas yang pernah
dilakukan?
(12) Apakah ada kebijakan yang mempersyaratkan dilakukakanya
penyelidikan terhadap catatan kriminal calon personil?
(13) Apakah terdapat kriteria promosi dan teknik pengumpulan informasi
pegawai (contoh: evaluasi kinerja) dan kaitannya dengan kode etik
ataupun panduan moral lainnya?
(14) Apakah evaluasi kinerja dan pedoman etika menjadi salah satu
kriteria dalam promosi?
(15) Apakah ketentuan promosi dan kenaikan gaji dijelaskan secara rinci
sehingga setiap personil mengetahui apa yang diharapkan oleh
manajemen?
Litbang Pemeriksaan
Ya
Tidak
Catatan
LAMPIRAN III.4
KEPUTUSAN BPK RI
NOMOR
9/K/I-XIII.2/12/2011
TANGGAL
:
30 DESEMBER 2011
______________________________________________________
No.
Pemahaman SPI
g. Kegiatan Pengawasan
(1) Apakah entitas memiliki pemeriksa intern dan telah ditempatkan pada
kedudukan yang tepat dalam organisasi?
(2) Apakah pemeriksa internal melakukan pemeriksaan dan reviu atas
kegiatan entitas secara independen?
(3) Apakah lingkup kegiatan pemeriksaan intern telah ditetapkan dengan
jelas?
(4) Apakah lingkup kegiatan pemeriksaan intern telah dilaksanakan tepat
waktu serta pelaksanaan tugasnya dapat diandalkan?
(5) Apakah pekerjaan pengawasan intern ditujukan untuk perbaikan
organisasi?
(6) Apakah telah ditetapkan prosedur yang mengatur tindak lanjut atas
hasil pengawasan intern?
(7) Apakah entitas memiliki komite audit yang mereviu pekerjaan
pemeriksaan internal?
(8) Apakah komite audit menjalin koordinasi dengan pemeriksa internal
dan pemeriksa eksternal secara baik?
(9) Apakah fungsi pemeriksa internal mereviu sistem dan kegiatan
entitas?
(10) Apakah fungsi pemeriksa internal menyediakan informasi, analisis,
perkiraan, rekomendasi dan konsultasi kepada manajemen?
2.
Penilaian Risiko
a. Penetapan Tujuan Organisasi
(1) Apakah pimpinan organisasi telah menetapkan tujuan umum
organisasi dalam bentuk visi, misi, tujuan, dan sasaran?
(2) Apakah visi, misi, tujuan, dan sasaran organisasi tersebut sejalan
dengan program yang telah ditetapkan oleh lembaga legislatif?
(3) Apakah visi, misi, tujuan, dan sasaran organisasi tersebut cukup
spesifik
(4) Apakah visi, misi, tujuan, dan sasaran organisasi dapat diaplikasikan
pada organisasi tersebut dan tidak pada seluruh organisasi?
(5) Apakah rencana strategis mendukung visi, misi, tujuan, dan sasaran
organisasi?
(6) Apakah rencana strategis memperhatikan alokasi sumber daya dan
skala prioritas?
(7) Apakah rencana strategis dan anggaran didesain melalui berbagai
tingkatan pimpinan organisasi?
(8) Apakah asumsi yang dibuat dalam menyusun rencana strategis dan
anggaran sudah konsisten dengan pengalaman organisasi masa
lampau dan sekarang?
b.
Litbang Pemeriksaan
Ya
Tidak
Catatan
LAMPIRAN III.4
KEPUTUSAN BPK RI
NOMOR
9/K/I-XIII.2/12/2011
TANGGAL
:
30 DESEMBER 2011
______________________________________________________
No.
Pemahaman SPI
c.
Identifikasi Risiko
(1) Apakah sudah digunakan metode penilaian risiko kualitatif untuk
menentukan urutan risiko relatif secara periodik?
(2) Apakah sudah digunakan metode penilaian risiko kuantitatif untuk
menentukan urutan risiko relatif secara periodik?
(3) Apakah risiko yang diidentifikasikan, diurutkan, dianalisis, dan
diminimalisir sudah dikomunikasi kepada staf?
(4) Apakah diskusi tentang identifikasi risiko terjadi pada tingkat pimpinan
senior entitas?
(5) Apakah identifikasi risiko sudah diperhitungan dalam rencana jangka
pendek dan rencana strategis jangka panjang?
(6) Apakah identifikasi risiko terjadi sebagai pertimbangan dari temuan
pemeriksaan, evaluasi, atau penilaian lainnya?
(7) Apakah identifikasi risiko pada tingkat staf dan pimpinan yunior entitas
telah diangkat pada diskusi tingkat pimpinan senior entitas?
(8) Apakah entitas sudah memperhatikan risiko-risiko yang berkaitan
dengan perkembangandan kemajuan teknologi?
(9) Apakah sudah ada pertimbangan tentang risiko yang timbul dari
perubahan kebutuhan atau ekspektasi dari DPR?
(10) Apakah sudah ada pertimbangan tentang risiko yang timbul dari
perubahan kebutuhan atau ekspektasi dari Pejabat Pemerintah?
(11) Apakah sudah ada pertimbangan tentang risiko yang timbul dari
perubahan kebutuhan atau ekspektasi dari Publik?
(12) Apakah sudah diidentifikasikan risiko-risiko sebagai akibat dari
ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan baru?
(13) Apakah sudah diperhitungkan risiko-risiko bagi entitas sebagai akibat
dari bencana alam?
(14) Apakah sudah diperhitungkan risiko-risiko bagi entitas sebagai akibat
dari tindak kejahatan?
(15) Apakah sudah diidentifikasikan risiko-risiko sebagai akibat dari
perubahan ekonomi?
(16) Apakah sudah diidentifikasikan risiko-risiko sebagai akibat dari
perubahan bisnis?
(17) Apakah sudah diidentifikasikan risiko-risiko sebagai akibat dari
perubahan politik?
(18) Apakah sudah diidentifikasikan risiko-risiko yang terkait dengan
kontraktor atau supplier utama?
(19) Apakah sudah diidentifikasikan risiko-risiko sebagai akibat dari
interaksi dengan entitas lainnya baik di dalam maupun di luar
lingkungan pemerintahan?
(20) Apakah sudah dipertimbangkan risiko-risiko sebagai akibat dari
penciutan entitas?
(21) Apakah sudah diidentifikasikan risiko-risiko yang berkaitan dengan
proses rekayasa dan desain kembali proses operasi?
(22) Apakah sudah dipertimbangkan risiko-risiko akibat dari terganggunya
proses sistem informasi?
(23) Apakah sudah diidentifikasikan risiko-risiko potensial akibat dari
proses yang terdesentralisasi?
(24) Apakah sudah diidentifikasikan risiko-risiko akibat personil yang
kurang qualified dan kurang terlatih?
(25) Apakah sudah diidentifikasikan risiko-risiko akibat terlalu
menggantungkan diri pada beberapa kontraktor untuk hal-hal yang
kritis?
(26) Apakah sudah diidentifikasikan risiko-risiko yang berkaitan dengan
perubahan yang mendasar dari tanggung jawab pimpinan entitas?
(27) Apakah sudah diidentifikasikan risiko-risiko akibat akses pegawai
terhadap aset-aset yang rentan?
(28) Apakah sudah dipertimbangkan risiko-risiko yang berkaitan dengan
SDM, seperti rencana suksesi, ketidakcukupan kompensasi dan
benefit untuk dapat tetap kompetitif dengan pegawai sektor swasta?
(29) Apakah sudah diidentifikasikan risiko-risiko yang berkaitan dengan
kelanjutan program?
Litbang Pemeriksaan
Ya
Tidak
Catatan
LAMPIRAN III.4
KEPUTUSAN BPK RI
NOMOR
9/K/I-XIII.2/12/2011
TANGGAL
:
30 DESEMBER 2011
______________________________________________________
No.
Pemahaman SPI
(30) Apakah pimpinan entitas telah mempertimbangkan risiko-risiko yang
berkaitan dengan kegagalan di masa lalu dalam mencapai visi, misi,
tujuan, dan sasaran atau kegagalan dalam menyikapi keterbatasan
anggaran.
(31) Apakah sudah dipertimbangkan risiko-risiko akibat dari belanja
program yang tidak tepat?
(32) Apakah sudah dipertimbangkan risiko-risiko akibat dari pelanggaran
prinsip pengendalian dana, atau ketidakpatuhan lainnya?
(33) Apakah telah diidentifikasikan risiko-risiko inherent berkaitan dengan
misi atau signifikansi dan kompleksitas dari program atau aktivitas
tertentu.
d.
Analisis Risiko
(1) Apakah pimpinan entitas telah menetapkan proses formal untuk
menganalisis risiko termasuk proses informal berdasarkan aktivitas
sehari-hari?
(2) Apakah telah ditetapkan kriteria dalam menetapkan tingkat risiko
rendah, sedang, dan tinggi?
(3) Apakah tingkat manajemen dan staf sudah terlibat dalam analisis
risiko?
(4) Apakah risiko yang diidentifikasi dan dianalisis relevan dengan tujuan
operasional entitas?
(5) Apakah analisis risiko sudah termasuk perkiraan signifikansinya?
(6) Apakah analisis risiko sudah termasuk perkiraan kemungkinan dan
frekuensi terjadinya?
(7) Apakah analisis risiko sudah termasuk penentuan kategorinya,
rendah, sedang, dan tinggi?
(8) Apakah sudah ada penentuan tentang bagaimana mengelola atau
meminimalkan risiko dengan baik termasuk tindakan-tindakan yang
harus diambil?
(9) Apakah pendekatan terhadap pengelolaan dan pengendalian risiko
sudah sesuai dengan sifat entitas?
(10) Apakah pendekatan terhadap risiko sudah didesain untuk menjaga
tingkat risiko pada tingkat yang dapat ditolerir?
(11) Apakah sudah ditetapkan aktivitas pengendalian untuk mengelola
risiko tertentu pada level operasional entitas?
(12) Apakah
sudah
ditetapkan
aktivitas
pengendalian
untuk
meminimalisasi risiko tertentu pada level operasional entitas?
(13) Apakah ada pemantauan atas implementasi atas aktivitas
pengendalian tersebut?
e.
Litbang Pemeriksaan
Ya
Tidak
Catatan
LAMPIRAN III.4
KEPUTUSAN BPK RI
NOMOR
9/K/I-XIII.2/12/2011
TANGGAL
:
30 DESEMBER 2011
______________________________________________________
No.
Pemahaman SPI
(9) Apakah pimpinan entitas sudah memberikan pertimbangan khusus
tentang pengaruh ekspansi/penciutan daerah terhadap kemampuan
sistem dan revisi atas rencana strategis, visi, misi, tujuan, dan sasaran
organisasi?
(10) Apakah sudah ada pertimbangan tentang risiko akibat pengenalan
teknologi dan aplikasi baru?
(11) Apakah sudah dilakukan analisis terhadap risiko-risiko akibat produksi
jasa atau output baru?
(12) Apakah sudah dilakukan penilaian terhadap risiko akibat
pembentukan operasi di wilayah yang baru?
3.
Aktivitas Pengendalian
a. Pelaksanaan reviu oleh manajemen pada tingkat atas (top-level reviews)
(1) Apakah terdapat mekanisme reviu dari pejabat tinggi atau manajer
senior untuk mengawasi pencapaian suatu entitas terhadap rencana
yang telah dibuat?
(2) Apakah pejabat tinggi atau manajer senior mengawasi pencapaian
suatu entitas terhadap rencana yang telah dibuat sesuai mekanisme
yang ada?
(3) Apakah tindak lanjut hasil reviu dilaksanakan oleh unit-unit terkait?
(4) Apakah terdapat mekanisme reviu pada semua tingkat manajemen
fungsional untuk menelaah kinerja suatu aktivitas atau fungsi
terhadap rencana yang telah dibuat?
(5) Apakah manajer yang terkait menelaah kinerja suatu aktivitas atau
fungsi terhadap rencana yang telah dibuat sesuai mekanisme yang
ada?
(6) Apakah tindak lanjut hasil reviu dilaksanakan oleh unit-unit terkait?
b.
c.
d.
Litbang Pemeriksaan
Ya
Tidak
Catatan
LAMPIRAN III.4
KEPUTUSAN BPK RI
NOMOR
9/K/I-XIII.2/12/2011
TANGGAL
:
30 DESEMBER 2011
______________________________________________________
No.
Pemahaman SPI
e.
f.
g.
h.
i.
Pendokumentasian
(1) Apakah sistem pengendalian intern, semua transaksi dan kejadian
penting lainnya telah didokumentasikan secara memadai?
(2) Apakah dokumentasi tersebut selalu tersedia untuk kepentingan
pengujian?
(3) Apakah dokumentasi terhadap transaksi maupun kegiatan penting
lainnya telah dilakukan secara lengkap dan akurat sehingga
memungkinkan dilakukannya penelusuran?
(4) Apakah dokumentasi tersebut, baik tertulis maupun secara elektronis,
berguna bagi proses evaluasi, analisis, dan pengendalian?
Litbang Pemeriksaan
Ya
Tidak
Catatan
LAMPIRAN III.4
KEPUTUSAN BPK RI
NOMOR
9/K/I-XIII.2/12/2011
TANGGAL
:
30 DESEMBER 2011
______________________________________________________
No.
Pemahaman SPI
Langkah pengujian pada aktivitas pengendalian dalam lingkungan yang
terkomputerisasi pada dasarnya serupa dengan langkah pengujian pada
aktivitas pengendalian dalam lingkungan yang tidak terkomputerisasi. Teknik
pemeriksaan berbantuan komputer dapat digunakan untuk melaksanakan
langkah pengujian dimaksud.
4.
Komunikasi
(1) Apakah tugas dan tanggung jawab pengendalian pegawai
dikomunikasikan melalui jaringan komunikasi yang efektif?
(2) Apakah saluran komunikasi seperti pada saat pelatihan, rapat atau
dalam pelaksanaan pekerjaan baik secara formal maupun informal
telah dilaksanakan secara memadai?
(3) Apakah setiap pegawai mengetahui tujuan kegiatan masing-masing
dan cara mencapai tujuan tersebut?
(4) Apakah setiap pegawai mengerti bagaimana tugas mereka
berpengaruh ataupun dipengaruhi oleh tugas pegawai yang lain?
Litbang Pemeriksaan
Ya
Tidak
Catatan
LAMPIRAN III.4
KEPUTUSAN BPK RI
NOMOR
9/K/I-XIII.2/12/2011
TANGGAL
:
30 DESEMBER 2011
______________________________________________________
No.
Pemahaman SPI
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
c.
5.
Pemantauan
a. Pemantauan Berkelanjutan (ongoing monitoring)
(1) Apakah pemerintah atau manajemen memiliki strategi untuk menjamin
efektivitas pelaksanaaan pemantauan berkelanjutan. Beberapa hal
yang perlu dipertimbangkan:
(a) Apakah strategi yang dimiliki pemerintah atau manajemen
menjamin umpan balik (feed back) secara rutin, pemantauan
kinerja, dan pencapaian tujuan SPI?
(b) Apakah strategi pemantauan mencakup metode yang memberi
penekanan kepada pejabat pelaksana atau manajer operasi
dalam memantau efektivitas SPI?
(c) Apakah strategi pemantauan mencakup identifikasi kegiatan
operasi utama yang membutuhkan reviu dan evaluasi tersendiri?
Litbang Pemeriksaan
Ya
Tidak
Catatan
LAMPIRAN III.4
KEPUTUSAN BPK RI
NOMOR
9/K/I-XIII.2/12/2011
TANGGAL
:
30 DESEMBER 2011
______________________________________________________
No.
Pemahaman SPI
(d) Apakah strategi juga meliputi perencanaan untuk evaluasi berkala
atas aktivitas pengendalian bagi kegiatan atau operasi utama
tersebut?
(2)
Litbang Pemeriksaan
Ya
Tidak
Catatan
LAMPIRAN III.4
KEPUTUSAN BPK RI
NOMOR
9/K/I-XIII.2/12/2011
TANGGAL
:
30 DESEMBER 2011
______________________________________________________
No.
Pemahaman SPI
(7)
(8) Apakah para pegawai secara rutin diminta untuk menyatakan secara
eksplisit mengenai kesesuaian perilaku mereka terhadap kode etik?
(a) Apakah kepada para pegawai secara berkala diminta untuk
melaksanakan kode etik?
(b) Apakah ada tanda bagi pembuktian telah dilakukannya fungsi
pengendalian untuk fungsi-fungsi pokok seperti rekonsiliasi?
(9)
Litbang Pemeriksaan
Ya
Tidak
Catatan
LAMPIRAN III.4
KEPUTUSAN BPK RI
NOMOR
9/K/I-XIII.2/12/2011
TANGGAL
:
30 DESEMBER 2011
______________________________________________________
No.
Pemahaman SPI
(3)
(4)
Litbang Pemeriksaan
Ya
Tidak
Catatan
LAMPIRAN III.4
KEPUTUSAN BPK RI
NOMOR
9/K/I-XIII.2/12/2011
TANGGAL
:
30 DESEMBER 2011
______________________________________________________
No.
Pemahaman SPI
(3)
KESIMPULAN:
Litbang Pemeriksaan
Ya
Tidak
Catatan
LAMPIRAN III.5
:
KEPUTUSAN BPK RI
NOMOR
:
9/K/I-XIII.2/12/2011
TANGGAL
:
30 DESEMBER 2011
________________________________________________
No. Indeks
Pemeriksaan Kinerja Atas ....
Tahun Anggaran
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
BPK RI
CONTOH
KERTAS KERJA PENENTUAN AREA POTENSIAL
Tujuan Kegiatan ini adalah menentukan area-area potensial yang akan menjadi area kunci dalam
pelaksanaan pemeriksaan
No
1
1.
2.
3.
4.
Area Potensial
3
Catatan:
1. Kolom 2 Hasil Identifikasi Masalah diisi dengan output berupa masalah-masalah utama yang didapatkan
dari langkah Pemeriksaan Kinerja sebelumnya yaitu Identifikasi Masalah.
2. Kolom 3 Area Potensial diisi dengan Area/Program/Kegiatan/Bidang yang berkaitan dengan masalah utama
yang didapatkan
LAMPIRAN III.6
NOMOR
TANGGAL
CONTOH
:
:
:
KEPUTUSAN BPK RI
9/K/I-XIII.2/12/2011
30 DESEMBER 2011
No. Indeks
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
:
:
:
BPK RI
Area Kunci
(1)
(2)
Risiko Manajemen
(3)
Faktor Pemilihan
Signifikansi
Dampak Pemeriksaan
(4)
(5)
Auditabilitas
(6)
1.
2.
3.
Catatan:
1. Kolom 2 diisi dengan area-area potensial yang didapatkan dari hasil identifikasi masalah.
2. Kolom 3, 4, 5, dan 6 diisi dengan menggunakan skor 1 = rendah, 2 = sedang, 3 = tinggi.
3. Kolom 7 merupakan penjumlahan dari kolom 3, 4, 5, dan 6.
4. Kolom 8 merupakan urutan prioritas dari area-area potensial yang akan dipilih sebagai obyek pemeriksaan.
5. Kolom 9 merupakan kesimpulan area potensial yang akan dipilih sebagai obyek pemeriksaan (area kunci).
Direktorat Litbang
Total
Skor
(7)
Urutan
Prioritas
(8)
Kesimpulan
Dipilih/Tidak
(9)
LAMPIRAN III.7
NOMOR
TANGGAL
:
:
:
KEPUTUSAN BPK RI
9/K/I-XIII.2/12/2011
30 DESEMBER 2011
CONTOH
Pemeriksaan Kinerja
Atas ..........
Tahun..
No. Indeks
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
:
:
:
BPK RI
Ditama Revbang
LAMPIRAN IV.1
NOMOR
TANGGAL
:
:
:
KEPUTUSAN BPK RI
9/K/I-XIII.2/12 /2011
30 DESEMBER 2011
CONTOH
Pemeriksaan Kinerja
Atas ..........
Tahun..
No. Indeks
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
:
:
:
BPK RI
Ditama Revbang
Direktorat Litbang
Direktorat Litbang
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
Jl. Jenderal Gatot Subroto 31
Jakarta 10210 Indonesia
+62-21-25549000 ext. 3306/3307/3308
Email: litbang-pemeriksaan@bpk.go.id