Agama Islam
Agama Islam
PENDAHULUAN
larangan-Nya. Perintah itu bisa berupa ibadah mahdhah dan bisa juga ibadah
ghairu mahdhah. Kedua macam ibadah ini pada dasarnya tidak dapat
dipisah-pisahkan, dia menyatu dalam diri pribadi seorangg muslim.
Melaksanakan kedua ibadah tersebut secara berimbang, utuh dan saling
mendukung adalah tujuan hidup seorang muslim.
Melaksanakan kedua macam ibadah tersebut yang disesuaikan dengan
kemampuan dan tuntunan yang benar dari Rasulullah Saw. akan memberikan
dampak positif dalam membentuk perilaku muslim sehari-hari. Dampak
tersebut sesuai dengan tingkat kemampuan pengamalan ibadah manusia dan
sesuai pula dengan kehendak Allah Swt. namun demikian, realitas kehidupan
kita menunjukkan bahwa sebagian besar muslim cenderung untuk
memisahkan ibadah dengan kehidupan duniawi. Mereka perpendapat bahwa
yang dikataka ibadah hanyalah sebatas ibadah mahdhah saja seperti shalat,
puasa, zakat, haji, dan lain-lain, sedangkan ibadah yang berhubngan dengan
kehidupan dunia dipersepsikan sebagai aktifitas yang bukan termasuk dalam
ruang lingkup atau ranah (domain) ibadah kepada Allah Swt.
Kecenderungan seperti itu sudah mendarah daging bahkan telah mengakar
secara salah kaprah di kalangan kita, dan pemahaman seperti ini cenderung
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya secara tradisional. Hal
ini mengakibatkan kita jauh tertinggal dari kehidupan duniawi sebagai
wahana menuju kemajuan kehidupan yang dijanjikan oleh Allah Swt. pada
zaman Rasulullah Saw. dan para sahabat, umat Islam berusaha melaksanakan
ajaran atau isi Al-Quran secara benar dan menyeluru dalam segala segi
kehidupan seorang muslim betapapun kecilnya, di setiap saat, dan di setiap
tempat. Dengan meningkatkan kualitas ibadah ritual (mahdhah), maka akan
memberikan kekuatan ruhaniah dalam diri seseorang dan selanjutnya akan
meningkatakan kekuatan lahiriyah untuk mmemperbaiki kualiitas kehidupan
diniawinya. Dengan perkataan lain, seorang muslim seyogyanya memandang
bahwa kehidupan dunia ini sebagai suatu medan peperanggan yang hrus
dimenangkan olehnya dan sekaligus sebagai ladang menumbuhkan amal
shalih untk bekal kehidupan akhirat.
Menggunakan ibadah mahdhah sebagai sumber kekuatan untuk mendekatkan
diri kepada Allah Swt. dan sekaligus mengharapkan ridho-Nya adalah tujuan
mereka. Demikian pula, membentuk dan mengembangkan kekuatan
2
suatu
konsekuensi
di
kemudian
hari
berupa
II.
CAPAIAN KOMPETENSI
III.
ampunan
kepada-Nya,
kemudian
bertobatlah
kepada-Nya.
sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki mereka memberi makan
kepada-Ku. Sungguh Allah, Dialah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan
lagi sangat kokoh.
Tujuan Allah menciptakan manusia ialah untuk beribadah kepada-Nya. Cara
beribadah itu ada banyak, salah atunya dengan berdzikir. Dengan dzikir dan
beriman kepada Allah, maka akan mendekatkan diri kepada-Nya. Rezeki itu
datangnya dari Allah dan Dia lah zat Yang Maha Kokoh.
Hubungan berdzikir dan beriman sangatlah erat. Dengan dzikir, maka kita akan
selalu teringat kepada Allah dan hal ini akan meningkatkan iman (kepercayaan)
kepada Allah. Bila kita selalu teringat kepada Allah, maka kita akan selalu
percaya bahwa Dia selalu memperhatikan hamba-Nya. Dengan begitu kita akan
memiliki kontrol dalam diri pribadi dan akan selalu berindak sesuai perintahnya,
sehingga keimanan pun akan semakin meningkat.
Kemudian, rezeki sudah diatur Allah. Allah yang memberi rezeki kepada
hamba-Nya. Dialah zat yang mempunyai kekuatan dan Maha Kokoh. Dia tidak
butuh rezeki dari siapa pun dan mampu berdiri sendiri. Bila kitta telah paham
dan yakin bahwa rezeki itu datangnya dari Allah, maka kita kan semakin
meningkatkan ibadah kepada-Nya guna mendekatkan diri kepada sang Pemberi
Rezeki.
c. Berdasarkan firman Allah pada Surah Al-Baqarah (2) : 83
Dan (ingatlah) ketika kami mengambil janji Bani Israil, Janganlah kamu
menyembah selain Allah, dan berrbuat baiklah kepada kedua orang tua,
kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang
baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat. Tetapi
kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan
kamu (masih menjadi) pembangkang.
Allah memerintahkan untuk menyembah hanya kepada-Nya, menjaga hubungan
baik terhadap orang tua, keluarga, anak-anak yatim dan orang-orang miskin.
Betapa
pentingnya
hablumminannas
11
sehingga
Allah
mendahulukan
Ayat ini berhubungan dengan prestasi manusia dan ibadah kepada Allah. Ibadah
itu berhubungan dengan kegiatan-kegiatan manusia. Selain diperintahkan untuk
menyembah dan beribadah hanya kepada-Nya, allah juga memerintahkan untuk
menjalin hubungan baik dengan sesama, hubungan muamalah.
Allah memerintahkan untuk berbuat baik kepada orang tua sebab merekalah
yang melahirkan, merawat, dan membesarkan kita. Berbuat baik kepada kaum
kerabat, anak yatim, dan orang miskin (manusia seluruhnya) wajib kita santuni.
Sebab manusia memiliki kewajiban untuk saling berbuat baik pada sesama.
Menunaikan shalat, sebagai rukun Islam yang utama tentu saja merupakan
ibadah kepada Allah. Dan menunaikan zakat, sebab di dalam harta yang kita
miliki terdapat hak milik orang lain.
Jadi, beribadah itu menjalin hubungan baik dengan Allah, seperti shalat dan
zakat dan dengan sesama manusia, yaitu berbuat baik kepada sesama,
didahulukan orang tua, kerabat, anak yatim dan orang miskin.
d. Firman Allah dalam Surah Hud (11) : 51-52, yang artinya:
Wahai kaumku! Aku tidak meminta imbalan kepadamu atas (seruanku) ini.
Imbalanku hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Tidakkah kamu
mengerti?
Dan Hud berkata, Wahai kaumku! Memohonlah ampunan kepada Tuhanmu
lalu bertobatlah kepadanya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sanggat
deras, Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu, dan janganlah
kamu berpaling menjadi orang yang berdosa
Nabi dan rasul tidak meninta imbalan atas usahanya menyeru ke jalan Allah,
sebab hanya Allah yang akan memberi imbalan terbaik. Bila kita memohon
kepada-Nya dan bertobat, maka Allah akan memberikan rezekinya dan
menambah kekuatan hamba-Nya yang tidak berpaling ke jalan yang sesat, yaitu
dengan berbuat dosa.
Dengan memperhatikan Surah Hud (11) ayat 51-52, maka benar pengertian
ibadah kepada Allah Swt. itu lebih ditekankan pada pencapaian prestasi (ahsanu
amala atau amalan yang terbaik) dan tingkah laku (akhlakuk karimah) manusia
di dunia. Beibadah kepada Allah lebih dilihat dari tingkah laku seorang muslim
12
karena tingkah laku merupakan cerminan dari ketaatan ibadah kepada Allah.
Allah akan memberi rahmat kepada manusia berupa prestasi apabila kita
beriman kepadanya dengan cara berbakti kepada-Nya.
Salah sattu cara beribadah ataupun berbakti kepada Allah ialah dengan
memohon hanya kepada Allah dan bertobat kepada-Nya, maka Dia akan
menurunkan rezekinya dan menambahkan kekuatan pada hamba-Nya. Allah
juga memerintahkan agar tidak berbuat dosa. Pencapaian prestasi itu mencakup
semua ibadah kita kepada Allah Swt.
kepada-Nya. Petunjuk ini berguna untuk memberikan arah yang benar dan jelas
bagi seluruh umat manusia dan untuk memudahkan dalam pelaksanaan peranan
hidupnya.
b. Pengertian dari rahmatan lil alamin bebrdasarkan firman Allah dalam Surah
An-Naml (27) : 17-19, yang artinya:
Dan untuk Sulaiman dikumpulkan bala tentaranya dari jin, manusia, dan
burung, lalu mereka berbaris dengan tertib. (QS. An-Naml (27) : 17)
Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut,
Wahai semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak
oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari. (AnNaml (27) : 18)
Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena (mendengar) perkataan
semut itu. Dan dia berdoa, Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk
tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan
kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau
ridhoi, dan masukkanlah aku dengan rahmatmu ke dalam golongan hambahamba-Mu yang shaleh. (QS. An-Naml (27) : 19)
Pengertian rahmatan lil alamin menurut ayat tersebut ialah rahmat bagi seluruh
lam. Nabi Muhammad Saw diutus oleh Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam
yang bertugas menyeru kepada seluruh umat untuk menyembah, tunduk, dan
patu hanya kepada Allah taala. Namun tugas sebagai rahmat ini tidak hanya
sebatas bagi Nabi Muhammad, tetapi bagi seluruh manusia. Setelah Nabi
Muhammad tiada maka manusia, khususnya muslim lainnya yang memegang
tanggung jawab sebagai rahmatan lil alamin ini. Sebagai pembawa rahmat,
manusia bertugas membawa kebaikan bagi seluruh alam, dengan menjaga alam
dan tidak berbuat kerusakan.
Dari Surah An-Naml ayat 17-19 ini, banyak sekali pelajaran yang didapat,
antara lain:
Tekun dalam kerja dan menunaikan tugas dengan baik.
Melaksanakan kerja dengan penuh tanggung jawab dan jangan sampai
mengganggu orang lain / makhluk lain.
14
Berdoalah
kepada-Nya
dengan
rasa
takut dan
penuh harap.
Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang bebuat kebaikan.
(QS. Al-Araf (7) : 56)
Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena
sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu)
yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun,
Maha Penyayang. (QS. Yusuf (12) : 53)
Dan raja berkata, Bawalah dia (Yusuf) kepadaku, agar aku memilih dia
(sebagai orang yang dekat) kepadaku. Ketika dia (raja) telah bercakap-cakap
15
dengan dia, dia (raja) berkata, Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi
seorang yang berkedudukan tinggi di lingkungan kami dan dipercaya.
(QS. Yusuf (12) : 54)
Dia (Yusuf) berkata, Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir); karena
sessungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, dan berpengetahuan.
(QS. Yusuf (12) : 55)
Dan demikianlah kami memberi kepada Yusuf di negeri ini (Mesir); untuk
tinggal di mana saja yang dia kehendaki. Kami melimpahkan rahmat kepada
siaa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang
yang berbuat baik. (QS. Yusuf (12) : 56)
Dan sungguh, pahala akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang beriman.
(QS. Yusuf (12) : 57)
Dan apabila kami memberikan suatu rahmat kepada manusia setelah mereka
ditimpa bencana, mereka segera melakukan segala tipu daya (menentang) ayatayat Kami. Katakanlah, Allah lebih cepat pembalasannya (atas tipu daya
itu). Sessungguhnya malaikat-malaikat Kami mencatat tipu dayamu.
(QS. Yunus (10) : 21)
Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berrjalan di daratan, (dan
berlayar) di lautan. Sehingga ketika kamu berada di dalam kapal, dan
meluncurlah (kapal) itu membawa mereka (orang-orang yang ada di dalamnya)
dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, tiba-tiba
datanglah badai dan gelombang menimpanya dari segenap penjuru, dan
mereka mengira telah terkepung bahaya, maka mereka berdoa dengan tulus
ikhlas kepada Allah semata. (Seraya berkata), Sekiranya Engkau selamatkan
kami dari (bahaya) ini, pasti kami termasuk orang-orang yang bersyukur.
(QS. Yunus (10) : 22)
Tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka, malah mereka berbuat kedzaliman
di bumi tanpa (alasan) yang benar. Wahai manusia! Sesungguhnya
kedzalimanmu bahayanya akan menimpa dirimu sendiri; itu hanya kenikmatan
hidup duniawi, selanjutnya kepada Kamilah kembalimu, kelak akan Kami
kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Yunus (10) : 23)
16
18
19
Demikian pula dalam ayat 62, Allah Swt menegaskan bahwa Dia
memperkenankan doa, dan menjadikan kamu sebagai khalifah di bumi,
juga mempertanyakan Apakah di samping Allah Swt ada tuhan yang lain?
Kemudian disebutkan bahwa Amat sedikit lah kamu berdzikir.
Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan
apabila dia berdoa kepada-Nya, dan menghilangkan kesusahan dan menjadikan
kamu (manusia) sebagai khalaifah (pemimpin) di bumi? Apakah di samping
Allah ada tuhan (yang lain)? Sedikit sekali (nikmat Allah) yang kamu ingat.
(QS. An-Naml (27) : 62)
Demikian juga dalam ayat 63-64, ditegaskan oleh Allah Swt tentang
Penciptaan langit dan bumi dan pemberian rahmat-Nya; memperkenankan doa;
dan menjadikan kamu sebagai khalifah di satu sisi dengan pertanyaan Apakah
di samping Allah Swt ada tuhan yang lain? Dan amat sedikitlah kamu
berdzikir? di sisi yang lain.
Bukankah Dia (Allah) yang memberi petunjuk kepada kamu daam kegelapan di
daratan dan di lautan dan yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira
sebelum (kedatangan) rahmat-Nya? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang
lain)? Maha tinggi Allah terhadap aa yang mereka persekutukan.
(QS. An-Naml (27) : 63)
Bukankah Dia (Allah) yang menciptakan (makhluk) dari permulaannya,
kemudian mengulanginya (lagi) dan yang memberikan rezeki kepadamu dari
langit dan bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Katakanlah,
Kemukakanlah bukti kebenaranmu, jika kamu orang yang benar.
(QS. An-Naml (27) : 64)
Dari ayat-ayat tersebut, Allah telah menerangkan bahwa Dialah yang telah
menciptakan langit dan bumi dan menurunkan rahmat kepada makhluknya,
memperkenankan doa, dan menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi.
Karena bukti-bukti yang nyata itu, Allah mempertegas dan menegur orang-orang
yang mempersekutukan dan berpaling dari-Nya. Allah menantang hamba-Nya
yang ingkar untuk menunjukkan bukti bahwa ada tuhan yang lain yang telah
memberikan rezeki seperti apa yang Allah berikan.
20
c. Firman Allah:
Dan kepada kaum Samud (kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata,
Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah
menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu
mohonlah
ampunan
kepada-Nya,
kemudian
bertobatlah
kepada-Nya.
21
22
IV.
23
pertama harus diliki manusia ialah beriman kepada Allah. Dengan iman yang
kokoh, manusia dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan dapat mencapai
tujuannya, yaitu menyembah hanya kepada Allah Swt.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
OLEH
MELINDA OKTAFIANI
1114111034
NO. PRESENSI 02
26
Bissmillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirrobbil alamin
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang atas berkat rahmat dan nikmatnya
maka Laporan Hasil Diskusi Pendidikan Agama Islam ini dapat diselesaikan tepat
waktu. Tanpa ridho dan kasih sayang serta petunjuk dari-Nya tugas ini tidak dapat
diselesaikan.
Shalawat beserta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw
beserta para sahabat dan pengikutnya yang Insya Allah tetap istiqomah hingga akhir
zaman.
Laporan ini disusun sebagai tugas akhir untuk mengikuti Ujian Akhir Semester
Peendidikan Agama Islam. Dalam laporan ini saya sertai dengan penjelasan yang
diperoleh dari beberapa sumber dan mengacu pada ayat-ayat Alquran yang mendukung.
Laporan ini membahas tentang Tujuan Hidup Muslim, Fungsi Hidup Muslim, dan
Peranan Hidup Muslim.
Saya ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang membantu
dalam menyelesaikan laporan ini. Besar harapan saya laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran agar laporan ini dapat
menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata saya mohon maaf atas kesalahan yang terdapat dalam laporan ini, karena
kekurangan adalah milik manusia dan kesempurnaan hanyalah milik Allah.
27
Bandar Lampung,
Desember 2011
Melinda Oktafiani
NPM.1114111034
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI.
ii
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Tujuan Hidup Muslim......
II.
CAPAIAN KOMPETENSI
2.1 Tujuan Diskusi
2.1.1
2.1.2
2.1.3
13
17
23
24
DAFTAR PUSTAKA..
25
28
LAMPIRAN
29