10 Prinsip Ekonomi Dan Penjelasannya
10 Prinsip Ekonomi Dan Penjelasannya
10 Prinsip Ekonomi - Pengertian dari prinsip ekonomi adalah sebuah sistem pengorbanan yang dilakukan oleh
suatu pihak yang cenderung diminimalisir sebisa mungkin namun dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih
besar dari pengorbanan itu. Umumnya sistem ekonomi yang ada di dunia saat ini memang menganut prinsip seperti
ini, meskipun ada beberapa pandangan yang menyatakan bahwa prinsip seperti ini sebenarnya sudah kurang sesuai
dengan kondisi sekarang.
Dalam realitas hidup banyak pilihan dan antara berbagai alternatif yang bisa dipilih maka individu harus membuat
keputusan.
melanjutkan sekolah yaitu pengetahuan, pekerjaan yang lebih baik dan penghasilan lebih bersar. Atau memilih
mencari kerja dengan keuntungan yaitu lebih cepat memiliki penghasilan sendiri. Dan kerugiannya, yaitu kehilangan
hal-hal dari pilihan yang ia tinggalkan.
hidup lainnya diberbagai Negara di dunia?. Jawabannya cukup sederhana, yaitu kemampuan factor produksi dari
suatu Negara. Dinegara dimana para pekerjanya dapat menghasilakan barang dan jasa dalam jumlah besar per satu
satuan waktu, sebagian besar masyarakatnya hidup dalam standar hidup yang tinggi. Begitu pula sebaliknya.
Hubungannya yaitu tingkat pertumbuhan produktivitas suatu Negara menetukan tingkat pertumbuhan pendapatan
rata-ratanya.
9. Harga-harga akan meningkat jika pemerintah mencetak uang dalam jumlah banyak
Tingginya tingkat peredaran uang akibat dari tingginya produksi uang itu sendiri, menyebabkan nilai dari uang
tersebut menjadi semakin kurang berharga yang berdampak pada terjadinya inflasi. Sehingga harga barang naik
karena niali dari uang tersebut menurun.
10. Masyarakat menghadapi trade-off jangka pendek antara inflasi dan pengangguran
Tradeoff antara inflasi dan pengangguran sifatnya hanyalah sementara, namun dapat berlangsung menahun.
Dinegara tertentu meningkatnya inflasi akan mengurangi pengangguran. Namun hal tersebut tampaknya tidak terjadi
di Indonesia
1 Vote
Lets start from definition, will ya? Ekonomi berasal dari sebuah kata dalam bahasa Yunani, oikonomos, yang berarti
pengatur rumah tangga. Sementara sebagai sebuah ilmu ekonomi dapat diartikan sebagai ilmu mengenai
bagaimana masyarakat mengelola sumber daya (resources) yang bersifat langka (scarce). Adanya kelangkaan
(scarcity) inilah yang membuat kita ga bisa memenuhi semua keinginan kita. Bagaimana sumber daya yang terbatas
itu dialokasikan, bergantung pada aksi tiap komponen masyarakat, yang secara umum dibagi menjadi dua kubu:
rumahtangga (household) dan perusahaan (firm).
Secara umum, para ekonom berusaha mempelajari bagaimana orang mengambil keputusan yang berkaitan dengan
pengalokasian sumber daya. Pekerjaan apa yang dipilih, barang dan jasa apa yang dibeli, seberapa banyak yang
disimpan. Para ekonom juga mempelajari bagaimana orang berinteraksi satu sama lain. Seperti bagaimana pembeli
dan penjual membentuk pasar dan menetapkan harga. Dan akhirnya, para ekonom menganalisa berbagai faktor
serta kecenderungan yang berlaku pada ekonomi secara keseluruhan. Tingkat kenaikan harga (inflasi), pertumbuhan
pendapatan rata-rata, juga tingkat pengangguran.
Jadi, ekonomi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan kita sehari-hari, hanya saja dengan kacamata yang berbeda.
Sepuluh Prinsip Ekonomi merupakan sejumlah ide pokok yang mendasari ilmu tersebut. Dibagi ke dalam tiga bagian
sesuai deskripsi wilayah kerja ekonom di atas, artikel ini dimulai dengan kelompok yang pertama, yaitu bagaimana
orang mengambil keputusan. Di sini kita akan mengamati ekonomi dalam kacamata seorang individu pelaku
ekonomi.
Tidak ada yang gratis di dunia ini, setuju? Ketika kita memilih sesuatu, sesuatu yang lain pasti kita korbankan.
Pengorbanan ini bisa berupa waktu, uang, konsentrasi, apapun. Menulis blog membuat saya kehilangan waktu untuk
bersantai ria. Melanjutkan s1 berarti pengorbanan kesempatan bekerja dengan gaji yang layak.
Contoh klasik adalah tarik-ulur antara senjata dan mentega (gun and butter). Semakin besar pengeluaran
negara/pemerintah untuk membangun pertahanan (senjata), semakin sedikit sumber daya yang tersisa untuk
memproduksi barang konsumsi (mentega) untuk meningkatkan standar hidup masyarakat. Begitu pula sebaliknya.
Prinsip II: Biaya (cost) adalah apa yang dikorbankan untuk mendapatkan sesuatu
Terkadang kita melupakan pengertian biaya atau harga yang sebenarnya dari pilihan yang kita ambil. Konsep yang
sering dilupakan adalah biaya kesempatan (opportunity cost), yaitu kesempatan yang hilang demi menjalankan suatu
pilihan. Oleh karena itu, harga yang harus saya bayar untuk s1 bukan cuma biaya kuliah, buku, dan biaya hidup saja.
Biaya kesempatan yang timbul akibat kehilangan kesempatan bekerja dengan gaji yang layak seharusnya ikut
masuk pertimbangan. Terkadang, biaya kesempatan untuk melanjutkan kuliah bisa jadi teramat tinggi.
Contohnya seorang pemain NBA, Le Bron James, yang memutuskan untuk tidak melanjutkan ke perguruan tinggi
karena menganggap biaya kesempatan kuliah terlalu tinggi, dibanding biaya kesempatan berkarier sebagai atlet
profesional.
Konsep orang rasional berarti seseorang akan melakukan yang terbaik untuk mencapai tujuan, sesuai kesempatan
yang ada. Sementara marjin disebut juga sebagai garis tepi atau batas. Untuk memaksimalkan sesuatu (entah
keuntungan bagi perusahaan atau kepuasan bagi rumahtangga), orang rasional akan selalu mempertimbangkan
perubahan marjinal, perubahan yang terjadi karena perubahan kecil pada suatu aksi. Contoh, keuntungan marjinal
adalah perubahan keuntungan yang kita dapatkan atas penjualan ekstra satu barang atau jasa. Secara umum, orang
akan membandingkan manfaat marjinal dan biaya marjinal ketika menentukan keputusan. Pertanyaan klasik
mengapa berlian jauh lebih mahal daripada air bisa Anda jawab menggunakan konsep manfaat marjinal.
Insentif adalah sesuatu (seperti kemungkinan akan hadiah atau hukuman) yang bisa membujuk seseorang untuk
bertindak. Dalam ilmu ekonomi, insentif merupakan hal yang sangat krusial. Pengetahuan mengenai insentif dan apa
reaksi orang terhadap insentif tersebut sangat penting untuk mengetahui kerja dan gerakan pasar, juga bagi para
pembuat kebijakan.
Seseorang biasanya akan lebih aktif saat seseorang tersebut mendapatkan keuntungan tambahan dari apa yang ia
kerjakan. Contohnya seseorang akan bekerja sessua porsi saat penghasilannya tetap, tetapi saat ada insentif maka
ia akan bekerja secara ekstra dari sebelumnya.
Suatu Negara akan memproduksi sesuai kemampuan yang paling optimal ( biaya produksi rendah, kemampuan
produksi tinggi, kualitas bagus) yang dimiliki lalu menjualnya ke Negara lain yang tidak optimal produksinya dari
barang tersebut dan barang produksi yang tidak bisa dihasilkan secara optimal maka Negara tersebutpun akan
membeli dari Negara lain yang produksinya lebih optimal.
Contohnya:
Saya teringat sebuah joke menarik mengenai ini. Alkisah sebuah pabrik mobil yang berpusat di Oklahoma, USA.
Setelah sekian lama memonopoli pasar mobil di USA, muncul sebuah pabrik pesaing, yang ajaibnya terletak di
tengah lautan. Jika pabrik Oklahoma membutuhkan biaya sebesar $25rb untuk mendisain, meproduksi parts dan
merakit sebuah mobil hingga jadi, maka pabrik San Fransisco dengan ajaibnya hanya membutuhkan 50 ton gandum
seharga $12rb. Prosesnya pun terbilang cukup mudah. Cukup mengirim gandum ke pabrik melalui kapal, voila! mobil
dengan setengah harga pasar pun tersedia. The factory is called HONDA. Yup, pabrik ajaib kita adalah perusahaan
ekspor impor.Apakah perdagangan gandum-mobil di atas menguntungkan USA-Jepang? We could say so.
Konsumen mobil USA bisa mendapatkan mobil dengan murah.Konsumen Jepang bisa mendapatkan gandum
kualitas tinggi. Pabrik Oklahoma akan merugi akibat persaingan tentu saja. Akan tetapi, dengan sejumlah inovasi dia
bisa bangkit, kembali ke pasar, dan memberikan suplai mobil dengan kualitas dan harga yang lebih menguntungkan
konsumen.
Prinsip VI: Mekanisme Pasar merupakan metode yang cocok untuk mengatur kegiatan ekonomi.
Masih ingat dengan perang dingin?Salah satu ideologi yang dipertentangkan adalah ekonomi pasar melawan
ekonomi terpusat.Salah satu kelemahan ekonomi terpusat adalah, tidak adanya insentif yang cukup untuk maju dan
berbuat lebih.Semua sudah diatur oleh pemerintah.Di sini bisa kita lihat kelemahan kedua.Pemerintah tidak memiliki
kemampuan untuk mengalokasikan sumber daya secara tepat. Di lain pihak, mekanisme pasar bertumpu pada
keputusan kolektif rumah tangga dan perusahaan dalam pengalokasian sumber daya. Dibandingkan pemerintah, tak
ayal lagi, pasar memiliki kemampuan lebih.Pasar memunculkan permintaan barang maupun jasa; Pasar pula lah
yang mengumpulkan perusahaan maupun rumah tangga untuk menyediakan penawaran.Ekonom menyebut
mekanisme ini sebagai tangan gaib (invisible hand).
Anda mungkin bertanya, jika mekanisme pasar dapat mengalokasikan sumber daya secara efektif dan efisien, apa
perlunya pemerintah? Salah satunya adalah untuk memastikan mekanisme pasar bekerja dengan baik melalui
penegakan hukum dan penyediaan sarana prasarana.Apa gunanya mekanisme pasar kalau pencurian merajalela,
perjanjian dagang tidak ditepati dan jalur transportasi buruk (dan tidak ada cukup insentif bagi pasar untuk
menyediakan jalur transportasi)? Peran pemerintah tidak hanya berhenti sebagai fasilitator.Terkadang intervensi
terhadap mekanisme pasar diperlukan, karena si tangan gaib kita memang bisa mengatur ekonomi, tetapi bukan
berarti mahakuasa. Di sini pemerintah dapat melakukan dua hal: meningkatkan efisiensi dan keadilan. Salah satu
penyebab ketidakefisienan pasar adalah eksternalitas, yaitu pengaruh suatu tindakan terhadap khalayak umum.
Contoh:eksternalitas (negatif) yang paling umum adalah polusi.Ada pula faktor kekuatan pasar, di mana suatu
kekuatan tunggal (atau segelintir orang) memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pasar.Bisa juga disebut
monopoli.Pemerintah memiliki peran untuk mencegah timbulnya faktor-faktor tersebut yang bisa mengakibatkan
gagalnya kerja mekanisme pasar.Kemudian berbicara mengenai keadilan, mekanisme pasar hanya bisa mengatur
alokasi sumber daya berdasarkan kemampuan memproduksi sesuatu yang mana orang mau membayar untuk itu.Si
tangan gaib tidak menjamin tiap orang bisa punya pekerjaan, bisa makan cukup atau bisa berobat jika
sakit.Pemerintah lah yang bertanggung jawab atas keadilan bagi seluruh rakyat, dengan mekanisme pajak, subsidi
dan program kesehatan atau sembako murah.
Contoh lain: Seperti dalam kasus krisis perekonomian seperti sekarang diamana banyak perisahaan yang bangkrut
dan terjadi kegagalan pasar, pemerintah dapat turun tangan dan menyelamatkan perusahaan tersebut dari
kebangkrutan, dan menjaga kemampuan produksi sekaligus meminimalisir angka pengangguran dengan cara
melakukan buyout, atau pembelian/pengambil alihan sebuah perusahaan oleh pemerintah. Walau begitu pemerintah
tidak selalu harus melakukan hal tesebut.
(Source: Gregory Mankiw, Principles of Economics 4th edition, 2007)
Prinsip VIII: Standar hidup suatu negara bergantung pada kemampuan memproduksi barang dan jasa
Contoh: Fakta menunjukkan perbedaan standar hidup yang cukup mencolok antarnegara yang ada di dunia. Bank
Dunia membagi tingkat pendapatan suatu negara menjadi Low Income (LIC) untuk di bawah $785, Lower Middle
Income (LMC) untuk $766-$3035, Upper Middle Income (UMC) untuk $3036-$9385, dan High Income untuk di atas
$9386. Indonesia sendiri terletak pada tingkatan LMC. Perbedaan tingkat pendapatan mengakibatkan pula
perbedaan standar hidup: kepemilikan akan barang-barang elektronik, akses layanan pendidikan dan kesehatan,
ketersediaan nutrisi, hingga tingkat harapan hidup (life expectancy). Faktor apa yang menjadi penentu tingkat standar
hidup suatu negara? Produktivitas, yaitu jumlah barang dan jasa yang diproduksi tiap satu jam kerja. Semakin
produktif masyarakat suatu negara, semakin besar kemampuan mereka menikmati standar hidup yang lebih baik.
Konsep produktivitas dan standar hidup ini akan berdampak pula pada kebijakan publik. Kebijakan publik yang
bertujuan meningkatkan standar hidup masyarakat harus mampu menjawab pertanyaan kunci, bagaimana
meningkatkan produktivitas masyarakat?Untuk itu, diperlukan pendidikan yang baik, fasilitas yang memadai,
kebijakan yang tepat dan dukungan teknologi yang mumpuni.
Prinsip IX: Harga akan naik ketika pemerintak mencetak terlalu banyak uang
Tingginya tingkat peredaran uang akibat dari tingginya produksi uang itu sendiri, menyebabkan nilai dari uang
tersebut menjadi semakin kurang berharga yang berdampak pada terjadinya inflasi. Sehingga harga barang naik
karena niali dari uang tersebut menurun.
Contoh: Mungkin kalian masih ingat dengan inflasi gila-gilaandisebut juga hiperinflasidi Zimbabwe, sampai-sampai
terbit duit kertas bertuliskan 10 milyar. Kini, setelah mengalami 3 kali devaluasipenurunan nilai mata uangsejak
2006, dolar Zimbabwe dinyatakan tidak berlaku, alih-alih mata uang internasional lah yang berlaku di negara
tersebut. Tahukah kalian apa penyebab inflasi? Secara umum, inflasi atau kenaikan tingkat keseluruhan harga
disebabkan terutama oleh jumlah uang yang beredar di masyarakat.Seperti di Jerman periode awal 20an di mana
harga-harga naik 3 kali lipat tiap bulannya, jumlah uang tercatat meningkat 3 kali tiap bulannya.
Prisip X: Masyarakat menghadapi tarik-ulur jangka pendek antara inflasi dan pengangguran
Meskipun dalam jangka panjang inflasi merupakan efek utama dari jumlah uang beredar, dalam jangka pendek
mencetak uang banyak-banyak malah bisa mengurangi pengangguran.Lho?Berikut alur analisisnya.Peningkatan
jumlah uang beredar dapat menstimulasi kemampuan belanja sehingga tingkat permintaan pun meningkat. Kenaikan
tingkat permintaan memang berpotensi menaikkan harga, akan tetapi ia juga akan menarik minat pengusaha untuk
meningkatkan produksi barang dan jasa untuk memenuhi permintaan tersebut. Untuk itu, diperlukan lebih banyak
pekerja. Secara umum lapangan pekerjaan akan meningkat dan pengangguran pun menurun. Jadi, dalam skala
keseluruhan ekonomi terdapat pula tarik-ulur (trade off), yaitu antara inflasi dan pengangguran.Para penentu
kebijakan dapat memanfaatkan tarik-ulur jangka pendek ini untuk menentukan kombinasi inflasi dan pengangguran
yang dirasa pas.Caranya dengan mengatur pengeluaran pemerintah, tingkat pajak dan jumlah pencetakan uang.Hal
ini, tentu saja, menjadi subjek perdebatan yang tidak pernah berhenti.
Contoh: Tradeoff antara inflasi dan pengangguran sifatnya hanyalah sementara, namun dapat berlangsung
menahun. Dinegara tertentu meningkatnya inflasi akan mengurangi pengangguran. Namun hal tersebut tampaknya
tidak terjadi di Indonesia. Kenapa?