Anda di halaman 1dari 7

OREO PT.

Kraft Indonesia
Maraknya isu peredaran produk makanan dari Cina yang mengandung susu
bermelamin di akhir tahun 2008 ini cukup meresahkan masyarakat luas. Menurut BPOM
(Badan Pengawas Obat dan Makanan) Indonesia ada 28 macam produk makanan Cina yang
ditarik dari peredaran pasar Indonesia dikarenakan terdapat unsur susu bermelamin di dalam
produk tersebut. Salah satu produk tersebut yaitu Biscuit Oreo.
Oreo sendiri merupakan sebuah nama makanan ringan ( biskuit ) yang beredar
secara internasional namun juga beredar di Indonesia. Produk ini kebanyakan di produksi
oleh PT Kraft Indonesia dan sebagian bahan dasarnya diimpor langsung dari Cina. Oreo
memiliki berbagai macam varian seperti oreo wafer stick, oreo sandwich biskuit, oreo wafer
rolls dengan rasa yang beraneka ragam. Dimulai dari rasa susu vanilla ( original ), Chocolate
cream dan double chocolate cream dengan selai kacang.
Penarikan produk Oreo dari pasar Indonesia akibat adanya dugaan bahwa Oreo
mengandung bahan dasar susu bermelamin yang berasal dari Cina. Susu tersebut digunakan
sebagai bahan dasar krim yang ada di tengah-tengah biskuit dan campuran dari biskuit Oreo.
Dugaan BPOM untuk produk Oreo ini diperkuat dengan tercantumnya kode produksi ML
yang berarti produk tersebut diproduksi di luar negeri (di luar Indonesia).
Melamin merupakan zat yang berbahaya dengan kandungan nitrogen sebanyak
66% . selain itu zat ini dapat digunakan sebagai kristal pemutih dalam makanan , namun
hanya boleh digunakan dalam kadar yang sudah ditentukan. Penggunaan melamin yang
berlebihan sangatlah berbahaya karena sebenarnya melamin adalah sebuah zat yang
digunakan dalam membuat plastik, lem ataupun pupuk. Food and Drugs Administrator
( Badan Makanan dan Obat ) Amerika serikat menyatakan bahwa kandungan melamin yang
dapat ditoleransi adalah 0,63 mg per kg berat . Apabila kadar tersebut dilanggar maka akan
mengakibatkan penyumbatan kandung kemih dan zat kimia ini dapat menyebabkan batu
ginjal dan gagal ginjal, khususnya pada bayi. Ketika dicerna,metabolisme menghasilkan
amonia di dalam tubuh yang menyebabkan kegagalan ginjal sehingga dapat berujung
kematian.
Untuk membuktikan kebenaran kandungan melamin pada biskuit Oreo, BPOM
menarik semua produk Oreo Kraft yang ada di pasaran untuk diteliti lebih lanjut serta
melarang untuk menjual dan mengkonsumsi bahan makanan tersebut sampai ada penjelasan
lebih lanjut. Kemudian setelah melalui rangkaian penelitian akhirnya pada tanggal 24
September 2008 BPOM Indonesia telah mengeluarkan pernyataan pers berupa Produk susu
formula bayi dan produk susu olahan yang diproduksi di Indonesia aman untuk dikonsumsi.
Dengan keluarnya pernyataan dari BPOM tersebut, PT Kraft Indonesia dengan
sigap mengeluarkan pernyataan melalui detik.com bahwa biskuit Oreo bebas dari bahan susu
bermelamin dan tidak diproduksi di Cina melainkan diproduksi di Indonesia dengan bukti
kode produksi MD yang berarti produk dan produksi dalam negeri. PT Kraft Indonesia
juga mengklaim bahwa produk lain dari perusahaannya juga bebas dari kandungan melamin.

Berikut ini adalah pernyataan PT Kraft Indonesia untuk menyakinkan


masyarakat Indonesia bahwa segala produk dari PT Kraft Indonesia termasuk Oreo aman
untuk dikonsumsi :
Menjawab keresahan yang muncul akhir - akhir ini mengenai bahan susu dari
China, Kraft foods menyatakan bahwa :Semua biskuit dan hampir semua wafer yang dijual
oleh Kraft Foods & Distributor resminya di Indonesia, adalah produk buatan
INDONESIA.Semua biskuit dan wafer yang dijual oleh Kraft Foods maupun distributor
resminya, bebas dari kandungan bahan susu yang berasal dari China.Kraft Foods menjamin
bahwa kualitas produk adalah prioritas utama dan selalu mematuhi semua standart kualitas
yang telah ditetapkan. Dimanapun produk - produk kami diproduksi, produk Kraft selalu
menerapkan standar kualitas dan keamanan tertinggi .
PT Kraft Indonesia juga telah membuat sebuah iklan mengenai pernyataannya
tersebut. Iklan yang ditayangkan di stasiun televisi tersebut menerangkan bahwa produk Kraft
Oreo sudah aman untuk di konsumsi bagi semua dan juga bebas dari zat melamin, serta
menunjukkan keadaan pabrik yang memproduksi oreo dalam keadaan bersih, steril dan
menggunakan bahan dasar yang telah sah dan terdaftar di BPOM Indonesia.
Dengan adanya pernyataan aman untuk dikonsumsi dari BPOM dan PT Kraft
Indonesia maka dapat kita lihat bahwa produk Kraft oreo sudah beredar di pasaran dan sudah
banyak juga masyarakat yang mengkonsumsi produk tersebut karena mereka sudah merasa
aman untuk mengkonsumsi Oreo kembali.
Menurut kelompok kami langkah langkah yang diambil oleh PT Kraft
Indonesia sudah cukup efektif dalam menanggapi rumor yang menerpanya. Memberikan
pernyataan yang jelas kepada masyarakat mampu meredakan keresahan yang terjadi sehingga
masyarakat tidak terlarut larut dalam rumor yang beredar. Karena hal mendasar yang perlu
dilakukan oleh perusahaan ketika menghadapi krisis seperti itu ialah keterbukaan informasi
kepada masyarakat.Selain itu penanggulangan yang dilakukan seperti menayangkan iklan
serta penambahan varian produk juga merupakan tindakan yang tepat untuk meraih kembali
kepercayaan masyarakat terhadap produk.

Sumber :
Haryono, Christina Magdalena. 2010. Oreo Melamin ( PR Publicity ). Diunduh 12 November
2013, terarsip di : http://christinamhmc113b.blogspot.com/2010/04/oreomelamin-pr-publicity.html

Bermasalah, Toyota tarik 7,4 juta mobil


Koran SINDO
Kamis, 11 Oktober 2012 09:56 WIB
Ilustrasi
Sindonews.com - Toyota Motor Corp akan menarik (recall) produk kendaraannya
sebanyak 7,4 juta unit di seluruh dunia. Penarikan ini dilakukan setelah ditemukan masalah
listrik pada tombol power window yang bisa memicu kebakaran.Toyota menuturkan
penarikan itu berlaku terhadap model Camry, Corolla, Yaris, Matrix, RAV4, Highlander,
Tundra, Sequoia, dan Scion yang diproduksi pada kurun Juli 2005Mei 2010 yang dijual di
Jepang, Amerika Utara, Eropa, China, Timur Tengah, dan Oseania . Ada masalah pada
tenaga listrik tombol power window pengemudi yang bisa menyebabkan malafungsi, papar
juru bicara Toyota kepada AFP.Ada kekhawatiran lain bahwa lubrikan yang digunakan
untuk memperhalus gerakan perputaran jendela itu bisa menyebabkannya terkikis.
Setidaknya, ada sekitar 2,47 juta kendaraan akan ditarik dari Amerika Serikat (AS)
dengan sedikitnya ada satu kasus ketika asap muncul dari jendela. Kami tak bisa
menunjukkan apa penyebabnya dan tidak ada laporan terjadinya kebakaran, papar juru
bicara itu. Selain itu, 2,8 juta mobil lainnya juga akan ditarik dari Eropa dan China,
sementara sisanya muncul dari seluruh dunia, termasuk Jepang, Kanada, Australia, dan Timur
Tengah.Menurut pabrikan automotif terbesar di dunia asal Jepang itu, perbaikan mobil yang
ditarik akan memakan waktu sekitar 40 menit. Proses perbaikan (listrik tombol power
window) bukanlah sesuatu yang sulit, papar juru bicara Toyota Monika Saito kepada
Reuters. Toyota akan memperbaiki sekitar 459.300 kendaraan di Jepang, termasuk model
Vitz, yang diproduksi 20062008. Perusahaan itu juga menarik 650.000 kendaraan di
Australia dan Asia, 490.000 di Timur Dekat dan Timur Tengah, 240.000 di Kanada, dan
330.000 dari lokasi lain.Kendaraan yang ditarik di luar Jepang termasuk beberapa model
Yaris, Vios, Corolla, Matrix, Auris, Camry, RAV4, Highlander,Tundra, Sequioa, xB dan xD
yang diproduksi antara 2005 hingga 2010. Menurut Saito, belum ada laporan cedera atau
kematian akibat masalah pada produk mobil tersebut meski ada kemungkinan bahwa
malafungsi tombol bisa memicu munculnya asap.
Sementara kepada The Washington Post, juru bicara Toyota Joichi Tachikawa
menuturkan,ada lebih dari 200 masalah dilaporkan di AS dan jumlah lebih kecil dilaporkan
dari tempat lain, termasuk 39 kasus di Jepang. Toyota menolak menyebutkan berapa jumlah

kerugian yang akan mereka tanggung akibat penarikan itu atau dampak apa yang bakal
mereka hadapi dalam hal pendapatan di masa depan.
Tapi,

Koichi

Sugimoto,

analis

senior

di

BNP

Paribas

Securities

di

Tokyo,memperkirakan penarikan itu akan memakan biaya setidaknya 10 miliar yen (Rp1,2
triliun). Tahun lalu, Toyota mengaku menelan kerugian setidaknya 170 miliar180 miliar yen
ketika melakukan penarikan produk atas masalah pedal akselerator, keset lantai, dan rem
Prius model ABS yang terjadi pada 2010. Tentu saja, 7 juta kendaraan itu angka yang besar.
Tapi, mungkin tak akan seperti yang terakhir kali ketika pelanggan di Amerika Serikat
menghindari membeli mobil Toyota. Ini sepertinya skala yang benarbenar berbeda, ujar
dia.Toyota mengaku mengetahui masalah pada tombol jendela itu pada September 2008
dalam sebuah insiden di AS. Tapi, waktu itu, mereka belum bisa menentukan penyebabnya
sampai sekarang.Penarikan itu tidak akan memengaruhi produk yang dikeluarkan setelah
2010 karena adanya perubahan proses produksi yang tak terkait pada penyidikan internal.
Penarikan ini adalah tamparan terakhir atas reputasi keselamatan bagus yang dimiliki
Toyota.Pabrikan yang pernah dipuji atas standar keselamatannya ini dipaksa melakukan
kontrol kerusakan dalam beberapa tahun terakhir setelah menarik jutaan kendaraan karena
adanya masalah. Penarikan itu adalah penarikan tunggal terbesar setelah Ford menarik 8 juta
kendaraan produksinya pada 1996 untuk mengganti tombol starter rusak yang bisa
menyebabkan kebakaran mesin.
Sebenarnya, Toyota sedang berusaha pulih dari serangkaian kesulitan sejak 2008,
termasuk sejumlah penarikan yang melibatkan lebih dari 10 juta produk mobilnya dalam
kurun 20092011 dan menghadapi masalah rantai suplai akibat gempa bumi dan tsunami di
Jepang serta banjir di Thailand.Perusahaan ini mencatatkan laba operasi caturwulan
terbesarnya dalam empat tahun pada AprilJuni. Sementara, dua bulan lalu, mereka
menambahkan dua model atas penarikan 2009 yang diluncurkan setelah keset lantai terjebak
di bawah akselerator dan dikaitkan pada kecelakaan yang diduga menyebabkan puluhan
kematian.Menurut penyelidikan Kongres AS,Toyota salah menangani masalah awal dan
masalah itu menyebabkan penarikan lebih dari 12 juta kendaraan di seluruh dunia dengan
lebih dari USD50 juta denda dari regulator AS dan permintaan maaf secara terbuka dari bos
perusahaan itu. Sejak saat itu, Toyota berusaha keras meraih kembali reputasinya atas standar
keselamatan, sementara pada saat yang sama menderita dampak krisis ekonomi yang selain
berasal dari tsunami, juga dari menguatnya nilai yen. Toyota kembali merebut mahkota
sebagai pabrikan mobil terlaris di dunia pada semester pertama tahun ini dari General Motors

dan berharap mampu menjual 9,76 juta unit mobil dan truk kecil secara global, termasuk
merek Daihatsu dan Hino.
Sebelumnya, Toyota selalu membanggakan reputasinya atas kualitas unggul yang
berpusat pada metode produksi supernyaman yang memberdayakan pekerja untuk mengasah
diri dalam kontrol kualitas. Eksekutif Toyota mengakui bahwa peningkatan penarikan produk
itu sebagian disebabkan ambisi besar perusahaan itu untuk mencapai target pertumbuhan.
Pengumuman penarikan itu membuat saham Toyota berakhir turun 1,9 persen.Sementara itu,
PT Toyota Astra Motor (TAM) sebagai agen pemegang merek Toyota di Indonesia belum
mau berkomentar. General Manager Corporate Planning dan Public Relation PT TAM
Widyawati Soedigdo saat dimintai konfirmasi atas recall oleh Toyota Motor Corp
mengungkapkan, manajemen TAM akan memberikan keterangan hari ini. Besok (hari ini)
Direktur Pemasaran akan menjelaskan perihal tersebut, ujarnya. Belum bisa dipastikan
apakah mobil-mobil Toyota yang dipasarkan di Indonesia masuk dalam daftar recall tersebut.
Pengamat automotif Soehari Sargo saat dihubungi tadi malam mengungkapkan, recall yang
dilakukan Toyota Motor Corp untuk produknya di pasar global merupakan bentuk tanggung
jawab perusahaan tersebut. Ini justru mereka (Toyota) ingin menjaga citra di mata
konsumennya, tegas dia. Menurut Soehari, kerusakan komponen mobil salah satunya bisa
disebabkan kondisi di tiap-tiap negara. Kondisi di tiap-tiap negara berbeda. Ini juga
berpengaruh, sebutnya.
Masalah:
Toyota Motor Corp akan menarik (recall) produk kendaraannya sebanyak 7,4 juta unit di
seluruh dunia. Penarikan ini dilakukan setelah ditemukan masalah listrik pada tombol power
window yang bisa memicu kebakaran. Toyota menuturkan penarikan itu berlaku terhadap
model Camry, Corolla, Yaris, Matrix, RAV4, Highlander, Tundra, Sequoia, dan Scion yang
diproduksi pada kurun Juli 2005Mei 2010 yang dijual di Jepang, Amerika Utara, Eropa,
China, Timur Tengah, dan Oseania.
Koichi Sugimoto, analis senior di BNP Paribas Securities di Tokyo,memperkirakan penarikan
itu akan memakan biaya setidaknya 10 miliar yen (Rp1,2 triliun).
Cara menanggulangi:
Sekitar 2,47 juta kendaraan akan ditarik dari Amerika Serikat (AS) dengan sedikitnya ada
satu kasus ketika asap muncul dari jendela. Selain itu, 2,8 juta mobil lainnya juga akan ditarik

dari Eropa dan China, sementara sisanya muncul dari seluruh dunia, termasuk Jepang,
Kanada, Australia, dan Timur Tengah.
Toyota berusaha keras meraih kembali reputasinya atas standar keselamatan, sementara pada
saat yang sama menderita dampak krisis ekonomi yang selain berasal dari tsunami, juga dari
menguatnya nilai yen. Hal ini dilakukan untuk menjaga profesionalismenya yang pernah
dipuji sebagai pabrikan dengan standar keselamatannya.

TugasKomunikasiBisnis

Disusunoleh:
Josef Hanggara R110418779/ 6
Silvia Bakti Novitaningsih120419421/44
Andreas Agra Prabhaswara 120419813/48
YuliusLokman Hakim 120419884 / 49

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

Anda mungkin juga menyukai