PEMANFAATAN TANAMAN
ROTAN JERNANG
(Daemonorops draco)
UNTUK INDUSTRI DAN OBATOBATAN
TOMMY FRANATHA
SINAGA
013.821.00
82
Sumber :
SEMAK SETAN
Daemonorops : DAEMON berarti Setan, dan OROPS
berarti Semak
Dalam perdagangan internasional Daemonorops
draco dikenal dengan sebutan DRAGON BLOOD, hal
ini dikarenakan warnanya yang merah seperti
darah dan batang tanamannya yang dipenuhi duri
seperti tubuh seekor naga
Rotan jernang (dragon blood) merupakan komoditi
Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang mempunyai
manfaat sosial, ekonomi dan lingkungan cukup tinggi
(Permenhut, 2007)
Jernang adalah resin yang menempel dan menutupi
bagian luar buah rotan jernang (Daemonorops sp.).
Jernang menempel pada buah yang masih muda dan
terus menipis dengan semakin tuanya buah rotan
tersebut.
Tugas MK Budidaya Tanaman Industri dan Obat-obatan
KLASIFIKASI DAN
MORFOLOGI
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (tumbuhan
berpembuluh)
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
: Arecidae
Ordo
: Arecaceae
Famili
Spesies
: Daemonorops spp.
KLASIFIKASI DAN
MORFOLOGI
KLASIFIKASI DAN
MORFOLOGI
TEKNIK
BUDIDAYA
dari
biji
yang
dikecambahkan
PENANAMAN
Penanaman perlu memperhatikan calon pohon rambatan,
tanaman jernang dapat ditumpangsarikan dengan
tanaman industri lain seperti karet. Bibit yang siap tanam
berusia 6-9 bulan
PEMELIHARAAN
Penyiangan dan Pembumbunan dilakukan hingga radius
50cm dari tanaman.
Prunning/ pemangkasan pohon perambat dilakukan jika
cahaya yang masuk ke tanaman muda <80%.
Proteksi terhadap gangguan penyakit busuk leher batang
dan bercak
kecoklatan diatasi dengan penyemprotan
fungisida tiap 2 minggu sekali, proteksi terhadap hama
penggerek
pucuk
(Artona
catoxantha) diatasi dengan
Tugas MK Budidaya
Tanaman
Industri dan Obat-obatan
PANEN
TEKNIK
BUDIDAYA
eksport
untuk keperluan industri yaitu sebagai resin keras dan
bahan baku pewarna dalam industri porselin, marmer dan
bahan penyamak kulit dinegara China, Singapura dan
Hongkong.
Menurut data dari Atase Perdagangan negara
RRC,
RRC
membutuhkan
400
ton
jernang
tiap
tahunnya dan Indonesia baru mampu mengeksport
PERKEMBANGAN
HARGA
JERNANG
kurang dari 27
ton per
tahun.
Pada tahun 1950 an jernang telah memiliki harga Rp
50 Per Kg
Pada tahun 2000 harga jernang sekitar Rp 300.000
Per
Kgtahun 2005 harga jernang pernah mencapai Rp
Pada
1.200.000 Per Kg
Harga jernang di salah satu media
social (kaskus) tahun 2014 mencapai Rp
2,8 juta
PERMASALAHAN
Permasalahan dalam pengembangan jernang
saat ini
1.
Sulitnya
mendapatkan bibit (biji)
Pemerintah
perlu
karena
belum
ada
membantu penangkaran
penangkaran
bibit
di
bibit untuk menunjang
Sumatera
atau
bahkan
produksi
dan
devisa
mungkin
di Indonesia
2. Terus
berkurangnya
negara mengingat hanya
produksi
karena
pola
sedikit negara penghasil
pengambilan
oleh
Jernang.
Pemerintah
perlu
masyarakat
yang
menghentikan
dengan
eksploitatif
dan
tidak
tegas
masalah
diiringi dengan penanaman
perambahan hutan dan
kembali
alih fungsi hutan yang
menyebabkan
tergerusnya
tanaman
jernang di hutan.
Penyuluhan
tentang
menanam kembali perlu
dilakukan
oleh
Tugas MK Budidaya Tanaman Industri dan Obat-obatan
pemerintah
PERMASALAHAN
Permasalahan dalam pengembangan jernang
saat ini
3. Tidak transparannya
informasi
pasar,
akses
Dengan
semakin
untuk ekspor, sehingga
majunya dunia farmasi
masyarakat
tidak dapat
Indonesia,
pemerintah
menjual dalam harga yang
dapat mengolah jernang
baik4.
Rendahnya
melalui BUMN menjadi
pengetahuan
tentang
bahan jadi yang lebih
teknik pengolahan hasil
berprospek
bagi
sehingga tidak ada nilai
masyarakat
Sekali lagi melalui
tambah
dari
penjualan
dinas terkait, pemerintah
oleh petani.
perlu
membarikan
perhatian lebih untuk
melakukan
penyuluhan
kepada
masyarakat
mengenai
teknik
pengolahan
sehingga
dapat
menghasilkan
jernang dengan kualitas
Tugas MK Budidaya Tanaman Industri dan Obat-obatan
yang baik
TERIMA KASIH