1. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa dapat mengetahui teknologi emulsi berbagai jenis produk
pangan seperti eskrim.
Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme kerja emulsifier didalam
teknologi pangan.
2. DASAR TEORI
Emulsi adalah suatu sistem yang terdiri atas dua fase cairan yang tidak
saling melarutkan, dimana satu cairan terdispersi dalam bentuk globula (fase
terdispersi) didalam cairan lainnya (fase kontinyu). Berdasarkan jenis fase
kontinyu dan fase terdispersinya dikenal dua tipe emulsi yaitu emulsi tipe
O/W dan tipe W/O.
Agar fase terdispersi dan fase kontinyu dapat bercampur sempurna
dibutuhkan komponen ketiga disebut Emulsifier, komponen ini berfungsi
untuk menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase (interacial tension)
sehingga keduanya mudah membentuk emulsi. Tegangan permukaan
mempunyai peranan yang besar sekali dalam pembentukan emulsi. Bila
tegangan interfacial turun dibawah 10 dyne/cm, maka emulsi dapat dibentuk.
Bila tegangan interfacial mendekati nol emulsi terbentuk secara spontan.
Seringkali juga ditambahkan stabilizier kedalam emulsi untuk meningkatkan
viskositas fase kontinyu sehingga emulsi menjadi lebih stabil.
Pada dasarnya emulsifier adalah surfaktan yang memiliki dua gugus,
satu gugus hidrofilik yang bersifat polar dan satu gugus lipofilik yang bersifat
nonpolar. Griffin mengembangkan konsep HLB (Hydrophilic Lipophilic
Balance) untuk menentukan jenis emulsifier apa yang cocok digunakan pada
suatu sistem emulsi. HLB menggambarkan rasio berat gugus hidrofilik dan
lipofilik didalam molekeul emulsifier. Emulsifier yang memeiliki nilai HLB
antara 3-6 akan membentuk emulsi tipe W/O, sedangkan emulsifier yang
bernilai HLB tertentu dapat dihitung dengan formulasi berikut:
%A =
Dimana :
A = Emulsifier A
B = Emulsifier B
X = Nilai HLB yang diinginkan
Nama Kimia
HLB
IF
GMS
Glycerol Monostearater
3.8
5.52
BGMO
Glycerol Monooleat
2.8
5.09
Span 60
Sorbitan Monostearater
4.7
5.64
Span 80
Sorbitan Monooleat
4.3
5.02
Tween 60
Polyoxyethylene Monostearater
14.9
2.42
Tween 80
Polyoxyethylene Monooleat
15
2.24
0.1
Penampakan
Kedua fasenya dapat dibedakan
Tampak putih seperti susu
Tampak biru keputihan
Abu-abu agak sedikit transparan
Mikron
< 0.05 Mikron
Transparan
Dalam pembuatan emulsi urutan dan laju penambahan bahan sangat penting
diperhatikan agar didapatkan hasil akhir yang diinginkan. Untuk membuat emulsi
tipe O/W, lazim dipakai teknik inversi dimana bahan lipofilik dicampur hingga
homogen dengan emulsifier. Kepadanya lalu ditambahkan bahan hidrofilik
sedikit demi sedikit. Pada proses ini mula-mula viskositas emulsi akan meningkat
hingga suatu titik dimana terjadi pembalikkan tipe emulsi yang disebut titik
inversi, melewati titik ini viskositas akan menurun secara drastis.
Peralatan utama yang umum digunakan untuk emulsifikasi di industri pangan
adalah mixer, homogenizer tekanan, gilingan koloid atau ultrasonik homogenizer.
Peralatan tersebut berfungsi untuk memecah atau mendispersikan fase terdispersi
kedalam
fase
kontinyu.
Pemilihan
peralatan
emulsifikasi
harus
Bahan Lipofilik terdiri dari minyak, lemak, lilin, pelarut non polar,
bahan-bahan yang larut lemak (zat warna, obat-obatan, pestisida dan lain-lain)
serta emulsifier yang mudah larut dalam lemak. Pada banyak kejadian bahan
lipofilik yang akan digunakan harus dipanaskan dahulu supaya cair atau larut
bersama-sama dengan bahan bahan lain. Bila hal itu dilakukan, suhunya harus
cukup tinggi untuk menjamin tidak adanya pemisahan bahan-bahan atau
kristalisasi ( 5-10C diatas titik cair dari bahan yang mempunyai titik cair
tertinggi).
Pemilihan jenis bahan dan jumlah yang digunakan tergantung pada tujuan
penggunaan emulsi dan sifat-sifat emulsi yang diinginkan, Kecuali untuk bahanbahan aktif, bahan-bahan yang akan digunakan biasanya diseleksi menurut sifatsifatnya, seperti mudah tidaknya bahan tersebut menghasilkan emulsi yang stabil.
Sebagai contoh minyak nabati biasanya sulit mengemulsi dibandingkan dengan
minyak mineral dan pelarut non polar yang mengandung klor lebih sulit
mengemulsi dari pada hanya mengandung hidrokarbon biasa. Karena masalah
pembuatan emulsi lebih kompleks (serta penyimpanan dan transportasinya)
dibandingkan dengan pembuatan larutan, maka cara pembuatan terbaik adalah
memilih bahan-bahan dasar yang mudah diemulsifikasi bila hal tersebut
memungkinkan.
Bahan Hidrofilik yang biasa digunakan didalam emulsi adalah air,
garam-garam, pelarut polar, bahan-bahan yang larut dalam air (zat warna, obatobatan, pestisida, dll) serta emulsifier yang mudah larut dalam air. Pada waktu
pembuatan emulsi, bila bahan lipofilik dipanaskan, maka lebih baik memanaskan
bahan hidrofilik 2-3 C diatas suhu bahan lipofilik dengan tujuan mencegah
pendinginan dan kristalisasi. Bila didalam formula suatu emulsi minyak dalam air
terdapat garam atau asam, maka ada baiknya bahan hidrofiliknya dibagi menjadi
dua bagian, bagian yang terakhir cukup sedikit saja untuk melarutkan garam atau
asam dan ditambahkan setelah emulsi primer yang baik terbentuk.
Emulsifier merupakan suatu langkah maju didalam bidang teknologi
pembuatan emulsi dengan menggunakan teori HLB dalam proses pemilihannya.
Sistem ini diciptakan berdasarkan beberapa percobaan empiris dan merupakan
perbaikan dari pernyataan yang menyatakan bahwa untuk membuat emulsi minyak
didalam air lebih baik menggunakan emulsifier yang larut air dan demikian
sebaliknya. Peneratan teori ini didalam proses pembuatan emulsi ternyata dapat
mengeliminir sebagian besar dari jumlah percobaan yang seharusnya dibuat.
ES KRIM
Eskrim merupakan makanan berupa semi padat yang biasanya terbuat dari susu
sapi atau dapat juga dibuat dengan santan atauun margarin. Menurut Standar
Nasional Indonesia, eskrim adalah sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan
cara pembekuan tepung eskrim atau campuran susu, lemak hewani maupun nabati,
gula dan dengan atau tanpa bahan makanan lain yang diizinkan. Eskrim adalah buih
setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan sedikit udara. Sel-sel udara
yang ada berperan untuk memberikan tekstur lembut pada eskrim tersebut. Tanpa
adanya udara, emulsi beku tersebut akan menjadi terlalu dingin dan terlalu berlemak.
Bahan utama dari eskrim adalah lemak (susu), gula, padatan non-lemak dari susu
(termasuk lactosa) dan air. Sebagai tambahan, pada produk komersil diberi emulsifier
yang biasanya digunakan lesifin, gliserol monostearater atau lainnya. Emulsifier ini
berguna untuk membangun distribusi struktur lemak dan udara yang menentukan
dalam membentuk sifat rasa atau tekstur halus dan pelelehan yang baik. Untuk
stabilizernya bisa digunakan polisakarida dan ini berfungsi sebagai penambah
viskositas. Sedangkan pewarna dan perasa biasanya bervariasi tergantung dengan
selera pasar.
Bahan-bahan tersebut dicampur, dipasteurisasikan, dihomogenasikan dan
didinginkan dengan cepat. Setelah emulsi minyak dalam air tersebut dibiarkan dalam
waktu yang lama, kemudian dilewatkan dalam kamar yang suhunya cukup rendah
untuk membekukan sebagian campuran. Pada saat yang sama, udara dimasukkan
dengan cara dikocok. Tujuan dari pembekuan dan aerasi ini ialah untuk membentuk
buih yang stabil. Jika buih terlalu sedikit maka produk akan tampak basah, namun jika
terlalu banyak maka produknya akan tampak kering. Sel-sel udara pada eskrim harus
berukuran sekitar 100 mikron. Jika sel udaranya terlalu besar, maka eskrim akan cepat
meleleh, sedangkan jika sel udaranya terlalu kecil maka buihnya akan terlalu stabil
dan akan meninggalkan head ketika meleleh.
Eskrim memiliki struktur koloid yang kompleks, karena merupakan buih dan juga
emulsi. Buih padat terjadi karena adanya lemak emulsi dan juga karena adanya
polimorfis
lemak
pada
eskrim
selama
penyimpanan
Susu Kental Manis, Susus Bubuk Skim, Air, Telur, Gula Pasir, Garam,
Agar-Agar Powder dan Coklat Batangan.
4. PROSEDUR PERCOBAAN
Mencampurkan susu kaleng kental manis dengan telur dan gula pasir.
Lalu dikocok dengan mixer hingga rata.
Mencampurkan bahan yang telah di mixer dengan susu bubuk, garam,
agar-agar powder dan air secara sedikit demi sedikit. Lalu diaduk rata.
Memasukkan adonan kedalam panci lalu dimasak dengan api sedang
sambil diaduk terus menerus sampai adonan menjadi kental.
Selahi mengaduk adonan, memasukkan coklat batangan yang telah
diparut secukupnya kemudian mengaduk rata.
Melelehkan coklat batangan yang dicampurkan dengan margarin
Setelah adonan kental, mematikan kompor kemudian memindahkan
panci kedalam baskom berisi air dingin.
Setelah adonan dingin, memasukkan adonan eskrim kedalam cup kecil
lalu sampel tersebut ditimbang.
Meneteskan secara perlahan coklat yang telah dicairkan kedalam
eskrim.
Memasukkan eskrim kedalam freezer untuk didinginkna selama 1-1,5
jam.
Setelah eskrim jadi, menimbang sampel dan melakukan analisa
perhitungan modal dan jumlah eskrim yang didapat.
5. DATA PENGAMATAN
PERLAKUAN
PENGAMATAN
eskrim.
Adonan berwana kecoklatan, sedikit kental dan
berbau enak khas eskrim.
6. ANALISA PERCOBAAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan mengenai Teknologi Emulsi yang
bertujuan untuk mengetahui teknologi emulsi produk eskrim serta mempelajari
mekanisme kerja emulsifier dalam teknologi pangan. Emulsi adalah suatu sistem
yang terdiri dari dua fase cairan yang tidak saling melarutkan, dimana satu cairan
terdispersi dalam bentuk globula didalam cairan lainnya.
GAMBAR ALAT
Kompor
Baskom
Panci
Timbangan
Mixer
Gelas Ukur
OLEH :
KELOMPOK II
KELAS
4 KC
Indo Billak
(061330400346)
(061330400347)
Mardian
(061330400349)
Pusta Aryani
(061330400353)
Susi Susanti
(061330400358)
(061230400359)
DOSEN PEMBIMBING