Anda di halaman 1dari 48

Distribusi volume pori pada material padatan berpori yang

dapat memberikan gambaran tentang ukuran pori disebut


pore size distribution. Teknik pengukurannya menggunakan
mercury porosimetri atau adsorpsi nitrogen

Pore size classification


IUPAC mengelompokkan pori menjadi 3 yaitu micropores
dengan d < 2 nm, mesopores dengan d 2 nm<d<50 nm dan
macropores dengan d>50 nm

micropore
Dimensi pori hampir sama dengan
dimensi molekul
Tak ada fase transisi
Filling micropore adsorptioon

mesopore
Surface layering adsorption
Terjadi kondensasi kapiler

Perhitungan pore size distribution mesopori dan mikropori berbeda karena


perbedaan mekanisme adsorpsi keduanya

mesopori

mikropori

Kelvin
Barret Joiner Halenda
Dollimore Heal
De Boer

Dubinin Radushkevich
Dubinin Astakhov
Horvath Kawazoe
Saito Foley

Pemilihan metode tergantung bentuk pori

mesopori

QuantaChrome
Pori berbentuk silinder
Terjadi kondensasi kapiler
ASUMSI

Kondensasi kapiler
Terjadi akibat tekanan
uap melebihi tekanan uap
kesetimbangan dengan
padatan berpori atau 0,35
< P/Po < 1

Cairan yang bersifat membasahi


atau mempunyai sudut kontak
kecil dengan permukaan padatan
akan spontan mengkondensasi
dari uap menjadi fase liquid

Isotherm

quantity adsorped

desorption

adsorption

relative pressure

Awal hysteresis loop mengindikasikan dimulainya mekanisme kondensasi kapiler.


Kurva desorpsi selalu berada di atas kurva adsorpsi. Hal ini mengindikasikan
bahwa adsorbat didesorpsi dari material berpori pada tekanan yang lebih rendah
daripada tekanan yang dibutuhkan untuk adsorpsinya

Persamaan kelvin

= surface tension
VM = volume molar cairan
nitrogen
VM = 34.68. 10-6 m3/mol
= 8.8810-3 N/m
Rg = 8.314 N.m/mol.K

Asumsi tanpa adsorbed layer


Masing-masing pori dengan jari-jari r mempunyai ambang
batas tekanan untuk kondensasi dan evaporasi. Selama siklus
adsorpsi, pengisian pori dengan adsorbat secara radial.
Sesudah pori diisi dan ketika tekanan berkurang, cairan dalam
pori akan tinggal sampai tekanannya menjangkau tekanan
penguapan, yang mana cairan akan segera menguap
meninggalkan adsorbed layer. Radius pori dapat dihitung dari
persamaan Kelvin

Kondisi ini tidak pernah tarjadi

Distribusi Maxwell
Prakteknya, semua material padat bepori mempunyai suatu distribusi
ukuran pori. Dengan asumsi sebuah material padat berpori bentuk
silinder yang mempunyai distribusi volume pori f(r) , maka f(r) dr
adalah volume pori yang mempunyai range jari-jari antara r dan r+dr.
Distribusi pori diasumsikan mengikuti persamaan Maxwell

evaporasi

Vs = volume pori total


ro = jari-jari karakteristik pori

kondensasi

contoh
Jika Vs = 0,4 cc/g dan ro = 3 nm

= 0,05

Plot r vs f(r) merupakan


kurva pore size distribution

Distribusi Gamma
() = fungsi gamma, (k) = (k-1) !
Vs = volume pori total
dan p = parameter struktur pori

Asumsi tanpa adsorbed layer


Terjadi adsorpsi multilayer yang diikuti
kondensasi kapiler, dimana akan terjadi
adsorbed layer yang akan bertambah tebal
dengan naiknya tekanan. Jika t merupakan
statistical thickness maka jari-jari efektif saat
kondensasi, rk = r - t

r = jari-jari sebenarnya
rk = jari-jari kelvin
= ketebalan 1 layer

maxwell

Plot V(P) vs r menrupakan kurva pore size distribution

mesopori

volume cairan yang mengisi pori


akan identik dengan volume pori
itu sendiri. Volume cairan ini
dihitung melalui jumlah cairan
yang terdesorpsi yang terbaca
sebagai data jumlah gas yang
terdesorpsi pada tiap tekanan
desorpsi

Kondisi tekanan mula-mula P1 dan volume gas


terdesorpsi yang terukur V1 . Jika tekanan
diturunkan menjadi P2 dan volume gas
terdesospsi yang terukur menjadi V2 .maka
dengan perubahan tekanan sebesar P
terjadi perubahan volume gas yang
terdesorpsi dari pori sebesar V = V1 - V2

VL = 34.68. 10-6 m3/mol


= 8.8810-3 N/m
R = 8.314 N.m/mol.K

P
2 V 1
ln

P
RT r
L

rk () =

4.15
log (p0/p)

1
5
t () = 3.54

0.333

2.303 log (p0/p)

3
rk = rp t dengan t adalah adsorbed layer

ALUR PERHITUNGAN PORE SIZE DISTRIBUTION


Desorpsi dijalankan pada tekanan P1, kemudian tekanan diturunkan menjadi P2. Volume
gas terdesorpsi pada P1 dan P2 terukur sebagai V1 dan V2
menghitung rk, t, dan rp
pada segmen P1 dan P2
menghitung rata-rata rk dan rp
menghitung t yaitu desorpsi adsorbed layer dan V gas yang terdesorpsi
menghitung V liquid

V gas
V liq cm3 34.6
3
22.4 x10

menghitung adsorbed layer yang terdesorpsi = t x S

desorpsi terjadi secara vertikal sehingga


fenomena penurunan volume adsorbed layer
yang terdesorpsi =

karena cairan pada


kapilerterdesorpsi maka
adsorbed layer juga akan
berkurang ketebalannya karena
membentuk kesetimbangan
kembali

(t x S1) + (t x S2) = t (S1 + S2) = t x S,


dimana S1 = 0

Volume cairan yang terdesorpsi = volume adsorbed


t x +
layer yang terdesorpsi + volume cairan dalam
tS1 x
kapiler dengan diameter rk yang terdesorpsi
S

menghitung volume cairan yang


terdesorpsi

Vliq = . rk2. lp + t. S
Vp = . rp2. lp

Vp

rp
_

rk

V liq t S cm3

menghitung S

2Vp
_

x 10 4 (m2 )

rp
menghitung S

S = S1 + S2

CONTOH
p/p0

0.99

0.98

0.97

0.95

0.90

0.85

0.80

0.77

0.75

0.73

0.71

0.69

Vgas
(cm3/g)

161.7

161.5

161.0

160.2

158.8

157.2

155.2

152.9

148.9

145.1

140.9

135.9

p/p0

0.67

0.65

0.63

0.61

0.59

0.57

0.55

0.53

0.51

0.49

0.45

0.40

Vgas
(cm3/g)

130.0

123.9

117.3

110.1

102.6

95.0

86.9

78.8

71.5

65.4

57.3

51.7

180
160
V gas (STP) cm3/g

quantity adsorped

desorption

140
120
100
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

relative pressure

P/Po

1ST row
V gas = 161.7 cc/g
P/Po = 0.99

2 nd row
V gas = 161.5 cc/g
P/Po = 0.98

4.15
4.15
r

950 A
P
1
log
log
P
0.99

4.15
4.15
r

473 A
P
1
log
log
P
0.98

0.33

5
t 3.54
P 3
2.303 log

0.33

5
t 3.54
P 3
2.303 log

0.33

5
t 3.54
28 A
1 3
2.303 log

0.99
o

r r t 950 28 978 A
p

5
t 3.54
1
2.303 log

0.98

22.8 A

r r t 473 22.2 495 A


p

Calculating the middle data of rk and rp in each section


950 473
r
711A
2
978 495
r
737 A
2
_

Calculating the t and V gas


o

t 28 22.2 5.8 A
V 161.7 161.5 0.2 cm

Calculating the V liq by using equation (4)


V gas
V liq cm3 34.6
3
22.4 x10

0.2
V liq cm 34.6
0.31 x 10 cm / g
22
.
4
x
10

Calculating the t S. The data of t must be used the data in that section
and the data of S must be used the data in previous section.
t . S 0

Calculating the Vp by using equation (5)

Vp

2
rp V liq t S cm
_

rk

V 737 0.31 x 10 0 0.33 x 10 cm


711
3

Calculating the S by using equation (6)


S

2Vp
_

x 10 4 (m2 )

rp

2 x 0.33 x 10

x 10 0.01 m
4

737

Calculating S
S 0 0.01 0.01 cm

dengan prosedur yang sama


o

r 314 A
k

t 19.4 A
o

r 333 A
p

473 314
r
394 A
2
_

495 333
r
414 A
2
t 22.2 19.4 2.8 A
_

V gas 161.5 161.0 0.5 cm

0.5
V liq cm 34.6
0.77 x 10 cm / g

22.4 x10
3

t . S 2.8 x (0 0.01) 0.00

414
V
0.77 x 10 0 0.85 x 10 cm
394
3

2 x 0.85 x 10

x 10 0.04 m
4

414
S 0 0.04 0.05 cm

p/p0

Vgas
STP
(cm3/g)

rk

rp

()

()

()

rk

rp

()

()

STP
(cm3/g)

711

737

5.8

0.2

0.31

394

414

2.8

0.5

0.77

250

268

3.1

0.8

138

153.

3.5

74.8

87.0

13

14

S
(m2)

S
(m2)

0.33

0.01

0.01

0.00

0.85

0.04

0.05

1.23

0.02

1.40

0.10

0.15

1.4

2.16

0.05

2.59

0.34

0.49

1.7

1.6

2.46

0.08

3.22

0.74

1.23

Vgas

10

Vliq
103
(cm3/g)

11

tS
103
(cm3/g)

12
Vp
103
(cm3/g)

0.99

161.7

950

28.0

978

0.98

161.5

473

22.2

495

0.97

161.0

314

19.4

333

0.95

160.2

186

16.3

202

0.90

158.8

90.7

12.8

104

0.85

157.2

58.8

11.1

69.9

0.80

155.2

42.8

10.0

52.8

50.8

61.4

1.1

2.0

3.08

0.14

4.30

1.40

2.63

0.77

152.9

36.6

9.5

46.1

39.7

49.5

0.5

2.3

3.54

0.13

5.30

2.14

4.77

0.75

148.9

33.2

9.2

42.4

34.9

44.3

0.3

4.0

6.16

0.14

9.70

4.38

9.15

0.73

145.1

30.4

8.9

39.3

31.8

40.9

0.3

3.8

5.85

0.27

9.22

4.51

13.66

0.71

140.9

27.9

8.7

36.6

29.2

38.0

0.2

4.2

6.47

0.27

10.49

5.52

19.18

0.69

135.9

25.8

8.4

34.2

26.9

35.4

0.3

5.0

7.70

0.58

12.34

6.97

26.15

0.67

130.0

23.9

8.2

32.1

24.9

33.2

0.2

5.9

9.09

0.52

15.23

9.17

35.32

0.65

123.9

22.2

8.0

30.2

23.1

31.2

0.2

6.1

9.39

0.71

15.84

10.15

45.47

0.63

117.3

20.7

7.8

28.5

21.5

29.4

0.2

6.6

10.16

0.91

17.30

11.77

57.24

0.61

110.1

19.3

7.7

27.0

20.0

27.8

0.1

7.2

11.09

0.57

20.32

14.62

71.86

0.59

102.6

18.1

7.5

25.6

18.7

26.3

0.2

7.5

11.55

1.44

20.00

15.21

87.07

0.57

95.0

17.0

7.3

24.3

17.6

25.0

0.2

7.6

11.70

1.74

20.09

16.07

103.1

0.55

86.9

16.0

7.2

23.2

16.5

23.8

0.1

8.1

12.47

1.03

23.80

20.00

123.1

0.53

78.8

15.1

7.0

22.1

15.6

22.7

0.2

8.1

12.47

2.46

21.19

18.67

141.8

0.51

71.5

14.2

6.9

21.1

14.7

21.6

0.1

7.3

11.24

1.42

21.21

19.64

161.4

0.49

65.4

13.4

6.8

20.2

13.8

20.7

0.1

6.1

9.39

1.61

17.50

16.90

178.3

0.45

57.3

12.0

6.5

18.5

12.7

19.4

0.3

8.1

12.47

5.35

16.62

17.13

195.4

0.40

51.7

10.4

6.2

16.6

11.2

17.6

0.3

5.6

8.62

5.86

6.81

7.74

203.1

PORE SIZE DISTRIBUTION CURVE FROM EXAMPLE


25

Vp * 10 (cm /g)

20

15

10

0
0

10

20

30

40

rp (A)

50

60

70

80

mesopori

Pendekatan DH dengan BJH dalam hal t.S

Vp

_
rp
_
rk

V liq t S cm3

_
rp
Vp _ V liq (t. S 2 t t. L) cm3
rk

2Vp
_

rp

x 104 (m2 )

2 rp

mesopori

, t < 1 nm

Slit shape pore


Data V vs P/Po

Hitung t

t < 1 nm
t > 0,55 nm

Hitung rk dan d

t < 1 nm

t > 0,55 nm

Plot d yaitu jarak antara slit versus V pada setiap segmen tekanan menghasilkan kurva
pore size distribution

, t < 1 nm

Cylindrical shape pore


Data V vs P/Po

Hitung t

t < 1 nm

Hitung rk dan d

t > 0,55 nm

t < 1 nm

t > 0,55 nm

Plot d yaitu diameter pori versus V pada setiap segmen tekanan menghasilkan kurva pore
size distribution

mikropori

Asumsi
Terjadi mekanisme filling micropore adsorption
Efek entropi diabaikan
Efek network tidak signifikan jika adsorbat lebih kecil dari channel adsorbent

Model asli Horvarth Kawazoe digunakan untuk pori berbentuk slit, namun
dalam perkembangannya model HK dimodifikasi untuk dapat diterapkan pada
pori berbentuk silinder (metode Saito Foley) dan pori berbentuk bulat
(Metode Cheng Yang)

ds

LL

Tebak harga L pada tekanan relatif P/Po tertentu

dA
dA

Hitung jumlah layer molekul adsorbat

do L-ds do
L

ds

dS

dA
dA

dA
dA

do

do

do do

L-ds

Hitung 1 , 2 , 3

LL

ds
dS

Jika M < 2

Jika M < 2

ddA
A
dA

dA

do

do

L-ds

do

do

LL

Jika
ds

dA

maka lebar pori efektif = (L-ds) jika tidak,


ulangi iterasi dengan mengambil nilai L lain

dA

dAdA

do

Iterasi dilakukan untuk setiap segmen P/Po


do

L-ds

ddo
o

Ns , NA jumlah molekul per unit area adsorben dan adsorbat, s , A polarizability adsorben dan
adsorbat, xs , xA sifat magnetik adsorben dan adsorbat, L-ds lebar pori efektif, ds diameter
molekul adsorben, dA diameter molekul adsorbat, m massa 1 elektron, c kecepatan cahaya

Parameter fisik
parameter

adsorbent

adsorbate

carbon

aluminosilicate oxide iron

aluminophosphate oxide
iron

nitrogen

argon

diameter,

3.40

2.76

2.60

3.00
3.72

3.82
2.95

polarizability, cm3

1.02 x 10-24

2.5 x 10-24

2.5 x 10-24

1.46 x 10-24

1.63 x 10-24

magnetic susceptibility (cm3)

1.35 x 10-28

1.3 x 10-29

1.3 x 10-29

2.0 x 10-29

3.24 x 10-29

molecular surface density


(molecule/cm2)

3.85 x 1015

3.75 x 1015
1.00 x 1015
8.48 x 1015
8.73 x 1015
3.27 x 1015

1.0 x 1015

6.7 x 1014

8.52 x 1014

mikropori

adsorben

Tebak harga L pada tekanan relatif P/Po tertentu

Hitung jumlah layer molekul adsorbat

dA

do

L-do-dA
L

adsorbat

Hitung 1 , 2 , 3 , E ref adalah energi


potensial adsorpsi adsorben staandar

adsorben

dA

do

L-do-dA
L

adsorbat

Jika

maka lebar pori efektif = (2L-ds) jika tidak,


ulangi iterasi dengan mengambil nilai L lain

Iterasi dilakukan untuk setiap segmen P/Po

mikropori

asumsi pori berbentuk slit

perhitungan didasarkan pada pemikiran


bahwa pada micropore filling, potensial
kimia merupakan fungsi jumlah adsorbed.

M konstanta, = 6,944. 10-9 J-2 nm-2


x setengah jarak antar slit, sat nm
Eo energi karakteristik rata-rata padatan
terhadap uap referensi sat joule/mol
Wo total volume mikropori spesifik

3.0e-4
= 0.00005

2.0e-4

1.0e-4
= 0.000075

Plot dWo versus dx menghasilkan kurva


pore size distribution

x
0

mikropori

Persamaan Dubinin Astakov identik dengan


persamaan Dubinin Radushkevich dengan
sedikit modifikasi sehingga dapat
diterapkan pada pori bentuk silinder

W
Wo
R
T
E
n
K

=
=
=
=
=
=
=

berat adsorbed pada P/Po dan T


berat total adsorbed
konstanta gas
temperature (K)
energy karakteristik
bilangan non integer ( biasanya antara 1 dan 3)
konstanta interaksi = 2.96 kJ.x nm x mol-1

Anda mungkin juga menyukai