Laporan Limbah Restoran Cina
Laporan Limbah Restoran Cina
Oleh:
Ni Kadek Wahyuni Antari
1213031002/A
1213031046/A
TUJUAN
Untuk menentukan kandungan bahan organik dalam limbah restoran cina dengan titrasi
permanganometri
II.
DASAR TEORI
Limbah adalah sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia baik bentuk padat, cair,
ataupun gas yang dipandang mudah tidak memiliki nilai ekonomis sehingga cenderung
untuk dibuang (Vini, 2011). Menurut Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999, limbah
adalah sisa/buangan dari suatu usaha atau kegiatan manusia.
Berdasarkan Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003
tentang baku mutu air limbah domestik, air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari
usaha dan atau kegiatan pemukiman (real estate), rumah makan (restaurant ), perkantoran,
perniagaan, apartemen dan asrama (Vini, 2011). Contoh limbah cair domestik adalah air
deterjen sisa cucian, air sabun dan air sisa cucian daging, buah, sayur dari restoran.
Sementara itu, limbah cair restoran merupakan limbah yang berasal dari proses
pencucian alat masak dan makan serta proses pengolahan makanan atau minuman. Limbah
cair restoran termasuk ke dalam limbah cair domestik. Dari hasil laboratorium, didapatkan
kandungan limbah restoran, diantaranya adalah:
Tabel 1. Kandungan gizi limbah restoran
Parameter
Jumlah
Protein
10.89 %
Kalsium
0.08 %
Fosfor
0.39 %
Serat kasar
9.13 %
Lemak
9.70 %
Energi
1780 Kcal
Berdasarkan table di atas, bahan buangan yang biasanya terdapat dalam limbah
restoran adalah bahan buangan organik berupa protein, lemak, dan minyak. Bahan buangan
organik umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh
mikroorganisme dan akan terurai menjadi senyawa yang mudah menguap dan berbau busuk,
misalnya NH3. Sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan populasi mikroorganisme.
Tidak tertutup kemungkinan dengan bertambahnya mikroorganisme dapat berkembang pula
bakteri patogen yang berbahaya bagi manusia (Warlina dalam Vini Widyaningsih, 2004).
Satuan
Kadar Maksimum
pH
6-9
BOD
mg/L
100
TSS
mg/L
100
Minyak dan Lemak
mg/L
10
Untuk menentukan kandungan bahan organik dalam limbah cair restoran cina
digunakan titrasi permanganometri. Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan
berdasarkan reaksi oleh kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi
oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KMnO 4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi
permanganometri digunakan untuk menetapkan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
menggunakan kalium permanganat sebagai titran. Dalam suasana penetapan basa atau asam
lemah akan terbentuk endapan coklat MnO2 yang menggangu, oleh karena itu titrasi
dilakukan dalam suasana asam karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasinya
(Darwindra, 2010). Berikut adalah reaksi yang terjadi pada titrasi permanganometri dalam
kondisi sangat asam, asam lemah, dan basa lemah:
MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O (dalam kondisi sangat asam)
MnO4- + 4H+ + 3e MnO2 + 2H2O (dalam asam lemah)
MnO4- + 2H2O+ 3e MnO2 + 4OH- (dalam basa lemah)
Untuk proses pengasaman larutan sebaiknya dipakai asam sulfat, karena asam ini
tidak bereaksi terhadap permanganat dalam larutan encer. Sebaliknya jika dipakai asam
klorida dapat terjadi kemungkinan teroksidasinya ion klorida menjadi gas klor dan reaksi ini
mengakibatkan dipakainya larutan permanganat dalam jumlah berlebih. Dengan asam
klorida, ada kemungkinan terjadi reaksi:
2MnO4- + 10Cl- + 16H+ 2Mn2+ + 5Cl2 + 8H2O
Kalium permanganat merupakan zat pengoksidasi yang sangat kuat. Pereaksi ini
dapat dipakai tanpa penambahan indikator, karena mampu bertindak sebagai indikator.
Namun, pereaksi kalium permanganat bukan merupakan larutan standar primer dan
karenanya perlu distandarisasi terlebih dahulu dengan zat baku utama (larutan standar
primer). Larutan standar primernya adalah suatu reduktor, misalnya dapat digunakan asam
oksalat (H2C2O4). Asam oksalat merupakan standar yang baik untuk standarisasi
permanganat dalam suasana asam. Larutan ini mudah diperoleh dengan derajat kemurnian
yang tinggi. Reaksi ini berjalan lambat pada temperatur kamar, sehingga diperlukan
pemanasan larutan hingga 60C (Underwood, 1992). Bahkan bila pada temperatur yang
lebih tinggi reaksi akan berjalan makin lambat dan bertambah cepat setelah terbentuknya ion
mangan (II). Pada penambahan tetesan titrasi selanjutnya warna merah hilang semakin cepat
karena ion mangan (II) yang terjadi berfungsi sebagai katalis akan mempercepat reaksi.
Pada standarisasi larutan KMnO4 dengan menggunakan larutan standar H2C2O4 berlangsung
reaksi sebagai berikut:
5C2O4- + 2MnO4- + 16H+ 10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O
Akhir titrasi ditandai dengan timbulnya warna merah muda yang disebabkan kelebihan
permanganat (Darwindra, 2010).
Larutan kalium permanganat yang telah distandarisasi tersebut dapat digunakan
untuk menentukan kadar bahan organik pada sampel limbah restoran cina. Berdasarkan
reaksi redoks yang dialami, maka indikator atau penunjuk bahawa titik ekivalen telah
tercapai ditunjukkan dengan terjadinya perubahan warna larutan dari kekuningan menjadi
merah muda. Penentuan kadar bahan organik sebagai angka permanganat dalam limbah
restoran cina dapat ditentukan dengan rumus berikut:
V1 x N1 = V2 x N2
III. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nama alat
Gelas beaker
Erlenmeyer
Buret
Statif dan klem
Batang pengaduk
Corong
Gelas beaker
Labu ukur
Pipet tetes
Neraca analitik
Spesifikasi
100 mL
100 mL
500 mL
100 mL
-
Jumlah
2 buah
5 buah
1 buah
1 set
1 buah
1 buah
2 buah
2 buah
2 buah
1 buah
11
12
13
14
15
16
Spatula
Kaca arloji
Pipet volum
Pipet ukur
Pemanas elektrik
Termometer.
10 mL
5 mL
1000C
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Spesifikasi
0.01 N
0.01 N
pekat
Jumlah
30 mL
25 mL
30 mL
300 mL
3 mL
b. Bahan
No
1
2
3
4
5
Nama Bahan
H2C2O4
KMnO4
Sampel limbah restoran
Aquades
H2SO4
2.
3.
labu
ukur
500
mL
kemudian
homogen
dikocok
ukur
100
mL,
ditambahkan aquades sampai tanda aquades sampai tanda batas dan dikocok
batas dan dikocok hingga homogen
0.6302
gram
kristal
ditimbang
dan
2.
Padatan
H2C2O4.2H2O
sudah
terbentuk
setelah
Larutan
ini
kemudian
Larutan
tersebut
dititrasi
larutan KMnO4 sampai penambahan berubah menjadi merah muda dan warna
KMnO4 memberikan warna merah tersebut bertahan selama 30 detik.
muda yang bertahan hingga 30 detik.
Volume
titran
yang
distandarisasi.
digunakan Setelah melakukan pengulangan titrasi
kemudian dicatat dan titrasi diulangi untuk standarisasi sebanyak tiga kali,
sebanyak tiga kali.
1.
2.
3.
Volume
Volume
larutan
larutan
H2C2O4
10 mL
10 mL
10 mL
Rata-rata
KMnO4
11,00 mL
11,20 mL
11,00 mL
11,07 mL
dimasukkan
Erlenmeyer
100
ke
dalam
mL
labu
kemudian
sampel
setelah
ditambahkan
600C.
Selanjutnya
dititrasi
dengan
larutan
KMnO4 larutan
KMnO4
standar
sampai
larutan
sampel dihentikan
setelah
0,01
larutan
N.
Titrasi
berubah
Volume
titran
yang
kemudian dicatat dan titrasi tersebut sebanyak tiga kali, maka didapatkan
diulang sebanyak tiga kali.
1.
2.
3.
4.
Kandungan
bahan
organik
Volume
Volume
larutan
larutan
H2C2O4
10 mL
10 mL
10 mL
Rata-Rata
yang Berdasarkan
KMnO4
1,50 mL
1,60 mL
1,50 mL
1,53 mL
perhitungan
yang
Berdasarkan data di atas, maka konsentrasi dari larutan kalium permangat dapat dicari
dengan menggunakan persamaan berikut:
Vasam oksalat x Nasam oksalat = Vkalium permanganat x Nkalium permanganat
10 mL x 0.01 N = 11,07 mL x N2
N2 = 0,01 N
Jadi dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa konsentrasi dari larutan kalium
permangat adalah 0,01 N. Larutan kalium permanganat yang sudah distandarisasi ini
kemudian digunakan sebagai titran untuk mentitrasi sampel limbah restoran cina.
Titrasi Permanganometri untuk Menentukan Kadar Bahan Organik dalam Limbah
Restoran Cina
Tabel 4. Volume KMnO4 yang digunakan untuk titrasi
Titrasi ke
I
II
III
Volume Sampel
10 mL
10 mL
10 mL
Rata-rata
Berdasarkan data di atas, maka dapat ditentukan konsentrasti bahan organik sebagai
angka permangat dalam sampel limbah restoran cina sebagai berikut:
Vkalium permanganat x Nkalium permanganat = Vsampel x Nsampel
1,53 mL x 0.01 N = 10 mL x N2
N2 = 0,00153 N
Konsentrasi di atas merupakan konsentrasi bahan organik sebagai nilai permangat dalam
sampel yang diencerkan 10 kali. Oleh karena itu, untuk mengetahui konsentrasi bahan
organik sampel awal sebelum diencerkan dapat ditentukan sebagai berikut:
Vsampel pengenceran x Nsampel pengenceran = Vsampel awal x Nsampel awal
100 mL x 0.00153 N = 10 mL x N2
N2 = 0,0153 N
Jadi, berdasarkan perhitungan tersebut diketahui bahwa konsentrasi bahan organik
sebagai nilai permangat dalam sampel limbah restoran cina adalah 0,0153 N.
b. Pembahasan
Limbah restoran cina merupakan air limbah yang tergolong ke dalam air limbah
domestik yang berasal dari rumah makan. Limbah cair restoran cina ini berasal dari
proses pencucian alat masak dan makan serta proses pengolahan makanan atau minuman.
Dengan demikian limbah restoran cina berupa bahan-bahan organik berupa karbohidrat,
protein, lemak dan minyak, dan bahan pencuci (sabun/deterjen).
Pentuan kadar bahan organik yang terkadung dalam limbah restoran cina dengan
pengujian nilai permanganat dapat dilakukan dengan metode permanganometri.
Permanganometri merupakan metode titrasi yang didasarkan atas titrasi reduksi dan
oksidasi atau redoks. Titrasi ini menggunakan kalium permanganat, yang merupakan
oksidator kuat sebagai titran.
Pereaksi kalium permanganat bukan merupakan larutan standar primer dan
karenanya perlu distandarisasi terlebih dahulu dengan zat baku utama (larutan standar
primer). Untuk menstandarisasi larutan kalium permanganat (KMnO4) dapat digunakan
suatu reduktor, misalnya asam oksalat (H2C2O4.2H2O). Oksalat merupakan standar primer
yang baik untuk permanganat dalam suasana asam. Reaksi yang berlangsung pada proses
standarisasi adalah sebagai berikut:
5C2O4- + 2MnO4- + 16H+ 10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O
Dari standarisasi yang dilakukan maka diketahui konsentrasi dari larutan kalium
permanganat (KMnO4) adalah 0.01 N.
Larutan kalium permanganat yang telah distandarisasi tersebut kemudian
digunakan untuk mentitrasi sampel limbah restoran cina. Sehingga dari hasil titrasi
tersebut dapat diketahui kadar bahan organik dalam limbah restoran cina sebagai nilai
permanganat.
Untuk
mengurangi
penggunaan
volume
titran
(larutan
kalium
permanganat) pada proses titrasi maka limbah restoran cina diencerkan sepuluh kali.
Kemudian titrasi dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali agar mendapatkan data yang
lebih akurat.
Dari hasil laboratorium, didapatkan kandungan limbah restoran, diantaranya
adalah 10.89 % protein, 0.08 % kalsium, 0.39 % fosfor, 9.13 % serat kasar, 9.70 %
lemak, dan 1780 Kcal energi (Warlina dalam Vini Widyaningsih, 2004). Jadi kandungan
utama sampel limbah cair restoran cina adalah bahan organik protein dan lemak. Bahan
buangan organik tersebut bila terdegradasi oleh mikroorganisme akan terurai menjadi
senyawa yang mudah menguap dan berbau busuk, misalnya NH 3, sehingga bila dibuang
ke perairan akan menaikkan populasi mikroorganisme. Sedangkan, berdasarkan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor: 112 Tahun 2003, tanggal 10 Juli
2013, baku mutu air limbah domestik adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Baku mutu air limbah domestik
Parameter
Satuan
Kadar Maksimum
pH
6-9
BOD
mg/L
100
TSS
mg/L
100
Minyak dan Lemak
mg/L
10
Namun, dari hasil percobaan dengan pengenceran sampel sebanyak sepuluh kali
dan pengulangan titrasi sebanyak tiga kali, maka volume rata-rata larutan kalium
permanganat yang diperlukan sebanyak 1,53 mL. Kemudian setelah dilakukan
perhitungan, maka kadar bahan organik dalam sampel sebagai nilai permanganat adalah
0,0153 N.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan kadar bahan
organik sebagai angka permanganat dalam sampel limbah restoran cina adalah 0,0153 N.
DAFTAR PUSTAKA
Darwindra, H. D. 2010. Titrasi Redoks Permanganat. Tersedia pada https://harisdianto.files.W
ordpress.com/20 10/01/titrasi-redoks-permanganat.pdf. Diakses tanggal 23 Maret 2015
Day RA. Jr dan Al Underwood.1992. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor: 112 Tahun 2003, tanggal 10 Juli 2013
Widyaningsih, Vini. 2011. Pengolahan Limbah Cair Yongma FISIP UI, Skirpsi Program S1,
Universitas Indonesia.