Anda di halaman 1dari 7

Landasan Teori

Spektrofotometri

merupakan

suatu

metoda

analisis

yang

didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu


lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan
menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor
fototube. Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan
atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang.
Sedangkan metode pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer
ini

digunakan

sering

disebut

dengan

spektrofotometri.

Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan


visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi
radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombang dan
dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang
khas untuk komponen yang berbeda ( Hendayana et al, 1994).
2.3.

Absorpsi

Suatu berkas radiasi elektromagnetik bila dilewatkan melalui sempel


kimia sebagian akan terabsorpsi. Energi elektromagnetik ditransfer ke
atom atau molekul dalam sampel, berarti patikel dipromosikan dari
tengkat energi yang lebih rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi,
yaitu ke tingkat tereksitasi. Pada temperature kamar, biasanya berada
pada tingkat dasar. Absorpsi meliputi transisi dari tingkat dasar ke
tingkat yang lebih tinggi. (Khopkar, 2003)

2.4.

Hukum Dasar Spektroskopi Absorpsi

Jika suatu berkas sinar melewati suatu medium homogen, sebagian dari
cahaya dating (Po) diabsorpsi sebanyak (Pa) sebagian dapat diabaikan
dipantukan (Pr) sedang sisanya ditransmisikan (Pt) dengan efek
intensitas murn sebesar :
Po = Pa + Pt + Pr
Lambert (1960) dan Beer (1852) dan juga Bouger menunjukkan
hubungan :

(Khopkar,2003)
2.5.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Absorbansi


Jika suatu berkas radiasi monokromatik yang sejajar jatuh pada

medium pengabsorpsi pada sudut tegak lurus setiap lapisan yang sangat
kecilnya akan menurunkan intensitas berkas

Jika suatu cahaya monokromatik mengenai suatu medium yang


transparan, laju pengurangan intensitas dengan ketebalan medium
sebanding dengan intensitas cahaya

Intensitas
eksponensial

berkas

bila

sinar

konsentrasi

monokromatik
zat

berkurang

pengabsorpsi

secara

bertambah.

(Khopkar,2003)
2.6.

Keabsahan Hukum Beer


Kondisi berikut adalah sahnya hukum Beer. Cahaya yang

digunakan harus monokromatis, bila tidak demikian maka akan diperoleh


dua nilai absorbansi pada dua panjang gelombang. Hukum tersebut tidak
diikuti oleh larutan yang pekat. Konsentrasi lebih tinggi untuk beberapa
garam tidak berwarna justru mempunyai efek absorbansi yang
berlawanan. Larutan yang bersifat memancarkan pendar-flour atau
suspensi tidak selalu mengikuti hukum Beer. Jika selama pengukuran
pada larutan encer terjadi reaksi kimia seperti polimerisasi, hidrolisis,
asosias atau disosiasi, maka hukum Beer tidak berlaku. Jika suatu
system mengikuti hukum Beer, grafik antara absorbansi terhadap
konsentrasi akan menghasilkan garis lurus melalui (0,0). (Khopkar,2003)
2.7.

Spektra Atom
Suatu spectrum merupakan hasil yang diperoleh bila suatu

berkas energi radiasi dibagi-bagi ke dalam panjang-panjang gelombang


komponennya. Jika radiasi yang terbagi-bagi (terdispersikan) itu
berasal dari atom tereksitasi spectrum tersebut disebut spectrum
atom. Suatu instrumen optis yang digunakan untuk membentuk spectra

disebut spektroskop. Bidang studi yang mengusahakan diperolehnya


spectra dan menganalisisnya disebut spektroskopi. (Keenan, 1999)
2.8.

Spektroskopi
Spektroskopi adalah studi mengenai antaraksi antara energi

cahaya dan materi. Warna-warna yang nampak dan fakta bahwa orang
bias melihat merupakan akibat-akibat dari absorpsi energi oleh senyawa
organik maupun anorganik. Yang merupakan perhatian primer bagi ahli
senyawa organik ialah fakta bahwa panjang gelombang pada mana suatu
senyawa organik menyerap energi cahaya bergantung pada struktur
senyawa tersebut. (Fessenden, 1986)
2.9.

Spektrofotometri
Spektrofotometri ialah alat yang terdiri dari spektrometer dan

fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan


panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengatur
intensitas

cahaya

yang

ditransmisikan

atau

diabsorpsi.

Jadi

spektrometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika


energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai
fungsi dari panjang gelombang. (Khopkar,2003)
2.10. Spektroskopi Serapan Atom
Metode AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atomatom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu,
tergantung pada sifat unsurnya. Misalkan natrium menyerap pada 589

nm, uranium 358,5 nm, Kalium 766,5 nm. Cahaya pada panjang
gelombang ini mempunyai cakup energi untuk mengubah tingkat
elektronik suatu atom. Transisi elektronik suatu unsur bersifat
spesifik. Dengan absorpsi energi, berarti memperoleh lebih banyak
energi suatu atom pada keadaan dasar dinaikkan tingkat energinya ke
tingkat eksitasi. Tingkat-tingkat eksitasinya pun bermacam-macam,
misalnya unsur Na dengan nomor atom 11 mempunyai konfigurasi
electron 1s2 2s2 2p6 3s1 tingkat dasar untuk elektron valensi 3s1 artinya
tidak memiliki kelebihan energi. (Khopkar,2003)

Tabel panjang gelombang beberapa unsur logam pada AAS


Unsur

Panjang gelombang

Sensitivitas

(nm)

(g/mL)

Ag

328,1

0,029

Al

309,3

0,75

As

193,7

0,60

Au

242,8

0,11

249,8

8,40

Ba

553,6

0,20

Be

234,9

0,016

Bi

223,1

0,20

Ca

442,7

0,013

Cd

218,8

0,011

Co

240,7

0,053

Cr

357,9

0,055

Cs

852,1

0,04

Cu

324,7

0,04
(Khopkar, 2003)

2.11. Cara Kerja AAS


Setiap AAS terdiri atas tiga komponen berikut :
a.

Unit atomisasi

b.

Sumber energi

c.

Sistem pengukur fotometrik


Atomisasi dapat dilakukan baik dengan nyala atau tungku. Untuk
mengubah unsur metalik menjadi uap atau hasil disosiasi diperlukan
energi panas. Temperatur harus benar-benar terkendali dengan sangat
hati-hati agar atomisasi sempurna. Ionisasi harus dihindari dan ia dapat
terjadi bila temperatur terlalu tinggi. Bahan bakar dan gas oksidator
dimasukkan dalam kamar pencampur kemudian dilewatkan melalui bayfle
menuju ke pembakar. Nyala akan dihasilkan sampai dihisap masuk
kekamar pencampur. Hanya tetesan kecil yang dapat melalui bayfle.
Tapi hal ini tak sesempurna ini, karena kadang kala nyala tersedot balik
kedalam kamar pencampur sehingga hasilkan ledakan. (Khopkar,2003)

2.12. Interferensi pada AAS

Interferensi secara luas dapat dikategorikan menjadi dua


kelompok

yaitu

interferensi

spektral

dan

interferensi

kimia.

Interferensi spektral dan interferensi kimia. Interferensi spektral


disebabkan karena tumpangsuh absorpsi antara spesies pengganggu dan
spesies

yang

diukur,

karena

rendahnya

resolusi

monokromator.

Sedangkan interferensi kimia disebabkan adanya reaksi kimia selama


atomisasi sehingga mengubah sifat-sifat absorpsi. (Khopkar, 2003)
2.13. Gangguan Dalam Absorpsi Atom
Gangguan utama dalam absorpsi atom adalah efek matriks yang
mempengaruhi proses pengamatan. Baik jauhnya disosiasi menjadi atomatom pada suatu temperature tertentu maupun laju proses bergantung
sekali pada komposisi keseluruhan sampel. Misalnya bila suatu sampel
larutan CaCl2 dikabutkan dan dilarutkan partikel-partikel halus CaCl2
padat akan terdisosiasi menghasilkan atom Ca dengan jauh lebih mudah
daripada katakana partikel Ca3(PO4). (Underwood,1999)

Anda mungkin juga menyukai