Anda di halaman 1dari 55

PRAKTIKUM

GELOMBANG

PENDAHULUAN
PRAKTIKUM MATA KULIAH GELOMBANG
DILAKSANAKAN DENGAN SISTEM OPEN ENDED,
ARTINYA MAHASISWA DIBERI KEBEBASAN DALAM
MENENTUKAN :
- TUJUAN PRAKTIKUM
- TEORI YANG MENUNJANG PRAKTIKUM
- ALAT-ALAT YANG DIBUTUHKAN
- ANALIASIS DATA

PELAKSANAAN PRAKTIKUM
I. Sebelum praktikum
1.1. Mahasiswa dibagi dalam kelompokkelompok. Setiap kelompok terdiri dari
satu atau dua orang, dengan memilih
kawan kelompoknya sendiri.
1.2. Mahasiswa memilih jenis kegiatan
praktikum sesuai dengan ketentuan

1.3. Mahasiswa praktikan ditugasi untuk membuat


perencanaan praktikum secara bebas ( sesuai
dengan keinginannya), yang memuat

tujuan praktikum
teori yang menunjang
alat dan bahan yang dibutuhkan beserta susunan alat
Langkah kerja (singkat)
rencana analisis data dan penentuan ketidakpastian
(ktpn)

1.4. Rencana praktikum dikonsultasikan kepada


dosen pembimbing. Pada tahap ini mahasiswa
berdiskusi dengan dosen tentang rencana yang
sudah disusun, sampai mendapatkan
persetujuan dari dosen.

1.5. Persetujuan dosen dinyatakan dengan


pembubuhan tanda tangan pada rencana
praktikum dan kartu kendali

II. Pelaksanaan Praktikum


2.1. Mahasiswa bon alat-alat yang
dibutuhkan pada Laboran, dengan
menunjukkan Rencana Praktikum dan
Kartu Kendali yang sudah ditanda tangani
Dosen.
2.2. Mahasiswa melaksanakan praktikum
dalam waktu yang telah terjadwal dan
dapat dilanjutkan pada waktu lain, dengan
syarat Lab kosong dan seijin petugas Lab.

2. 3. Mahasiswa membuat laporan


sementara secara individual
2.4. Data hasil praktikum (laporan
sementara) dikonsultasikan kepada dosen
pembimbing untuk mendapatkan
persetujuan. Dosen memberikan
persetujuan dengan membubuhkan tanda
tangan pada laporan sementara dan Kartu
Kendali

LAPORAN SEMENTARA
Laporan sementara berisi
a. Jenis praktikum
b. Nama praktikan beserta kelompoknya
c. Hari dan tanggal praktikum
d. Tujuan praktikum
e. Cara analisis. Misal : grafik/ rumus yang
digunakan
f. Cara menentukan ralat (ktpn). Misal : grafik/
rumus yang digunakan

2.4. Mahasiswa membuat laporan praktikum

III. LAPORAN PRAKTIKUM


Laporan praktikum harus sudah siserahkan,
sebelum mahasiswa mengajukan rencana
praktikum selanjutnya.
Laporan paraktikum berisi:
A. Jenis praktikum (sebagai judul laporan).
Mahasiswa menuliskan jenis praktikum yang
sudah ditentukan sesuai dengan materi yang
dibahas di dalam perkuliahan.
B. Tujuan praktikum. Mahasiswa menuliskan
tujuan praktikum yang bersifat inkuiri atau
verifikasi, sesuai dengan keinginannya.

C. Landasan Teori
Mahasiswa menuliskan teori yang
mendasari kegiatan praktikum sesuai
dengan tujuan yang dipilihnya. Penulisan
landasan teori sampai dengan variabelvariabel yang akan diukur/diamati

D. Alat dan bahan. Mahasiswa menuliskan


alat dan bahan yang digunakan,
E. Langkah kerja. Mahasiswa menuliskan
langkah kerja (singkat) beserta susunan
atau rangkaian alat pada percobaan yang
dilakukan,
E. Analisis data. Mahasiswa menuliskan
cara analisis data, yang dapat berupa
analisis grafik dan atau perhitungan
berdasarkan data yang diperoleh dari
percobaan.

F. Hasil percobaan dan pembahasan, yang


memuat : penulisan hasil beserta ralatnya, dan
pembahasan yang berdasarkan pada analisis
ketelitian percobaan dan ketepatan hasil
percobaannya, serta komentar dansaransaran perbaikan.
G. Kesimpulan, merupakan kesimpulan hasil
percobaan.
H. Daftar pustaka, dituliskan sumber-sumber
yang digunakan dalam penulisan laporan
praktikum.
I. Lampiran-lampiran yang memuat : data yang
sudah disetujui oleh dosen pembimbing dan
perhitungan ralat.

E. Analisis Data
A. Untuk percobaan dengan data yang
tidak saling berkaitan.
Contoh : menentukan volume kotak
dengan persamaan
V= panjang x lebar x tinggi
data untuk : panjang, lebar dan tinggi tidak
saling berkaitan
Cara analiasis: dengan perhitungan

Untuk menentukan ketidakpastian (ktpn) hasil


akhir, harus kita ingat ketidakpastian untuk tiap
pengukuran
Pengukuran Tunggal
Pengukuran tunggal ialah pengukuran yang
hanya mungkin dilakukan satu kali saja, karena
obyek pengukuran tidak mungkin diulang.
Contoh mengukur kecepatan suatu kendaraan
yang lewat di depan kampus, mengukur lintasan
komet Halley, mengukur panjang suatu kawat
yang berdiameter kecil dan sebagainya.
Ketidakpastian (Ktpn) pada pengukuran tunggal
ini, orang biasa mengambil kebijaksanaan
sebagai berikut :
x = 0,5 nst

Kita catat : nst = 0,1 mA, sedangkan nilai


arus adalah lebih dari 2,6 mA, tetapi
kurang dari 2.7 mA. Maka hasil
pengukuran ditulis :

I = (2,6 0,05) mA

Karena jarak pisah antara dua goresan


bertetangga tampak jelas, dan jarum penunjuk
cukup halus, hal ini memberi alasan untuk
menaksir ktpn kurang dari 0,5 nst, missal 1/3 nst
atau 1/5 nst. Jadi penunjukkan arus dapat
ditulis:
I = (2,64 0,03) mA atau mungkin
I = (2,64 0,02) mA

Pengukuran dengan alat ukur yang


dilengkapi nonius :
ktpn hasil pengukuran dinyatakan
dengan nst dengan nonius.

Pengukuran Berulang
Pengukuran yang diulang beberapa kali
saja
(3.1)

x1 x 2 x3
x
3

1 x1 x

2 x2 x

3 x3 x

Deviasi yang dipilih adalah yang memiliki


nilai paling besar

Pengukuran Yang Diulang Cukup


Sering
x1 x 2 ................ x n
x
n

N 1

Perambatan Ralat
Dalam kenyataan, biasanya besaran yang
akan ditentukan tidak dapat diukur
langsung, tetapi harus dihitung dari
besaran-besaran lain yang dapat diukur
langsung.
Misal kita akan menentukan percepatan
gravitasi bumi di suatu tempat, dengan
menggunakan persamaan ayunan
sederhana :

l
T 2
g

4 l
g 2
T
2

Jadi dengan mengukur panjang dari tali l


dan mengukur waktu ayun T, kita dapat
menentukan percepatan gravitasi g.
Dengan demikian Ktpn dalam g ditentukan
oleh ktpn dalam l dan T.

Jika z = f(x,y)
1. Jika x dan y ditentukan dari nst, maka

z
z
x

x0 y 0

z
x
y

y
x0 y 0

2. Jika x dan y, keduanya berupa deviasi


standar, maka

z
z S z

2
x0 y 0

Sx

2
x0 y 0

Sy

Jika x ditentukan dengan nst (berarti


diukur sekali saja) dan y merupakan
deviasi standar (diukur berulang),

z
z S z

2
x
x0 y 0
3

2
x0 y 0

y 2

B. Percobaan dengan data yang saling


berhubungan secara linier atau dapat
dilinierkan, maka analisis harus dengan
metode grafik.
Contoh : akan menentukan konstanta pegas
dengan persamaan Hukum Hooke
F =kxs
mg = k x s
m : massa beban yang merupakan variabel
bebas
s : pertambahan panjang pegas, yang
merupakan variabel tergantung

Selanjutnya dapat ditulis


s = g/k m , persamaan ini sesuai dng
y=cx
yang merupakan persamaan linier, dengan
c adalah harga tangen sudut arah
Untuk menentukan k dapat dilakukan
dengan metode grafik

Tabel 4.1. Hasil pengukuran penambahan beban


M dan pertambahan panjang s
m
(gram)

S
(cm)

5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60

1,2
2,3
3,5
4,5
5,7
6,6
7,3
8,1
8,8
9,5
10,2
10,7

Grafik hubungan antara massa beban (gram)


dengan pertambahan panjang pada pegas (cm)

12

g
tan

10

S (cm )

g
k

6
4
2
0
0

20

40
M (gram )

60

80

tan

Contoh lain :
Seseorang mengukur intensitas sumber sinar
yang bertenaga tunggal (mono-energetic).
Sumber sinar ini ditempatkan di belakang
penyerap Pb dengan tebal d. Ia mengukur
intensitas pada bermacam-macam tebal dan
hasilnya dituliskan pada tabel . Menurut teori
hubungan antara Intensitas sumber dengan
intensitas setelah menembus logam dinyatakan
dengan

I I oe

dengan Io = intensitas sebelum menembus logam dan = konstanta

d (tebal penyerap)merupakan variabel


bebas, dan I (intensitas) adalah variabel
tergantung.
Antara intensitas I dan tebal penyerap d
tidak ada hubungan linier, tetapi dapat
dilierkan dengan cara mengambil ln nya
Ln I = ln Io - d
Pers ini sesuai dengan pers
Y = A + cx pers linier

Tabel Hasil pengukuran intensitas pada berbagai


tebal penyerap
d (mm)

Ln I

5
10
15
20
25
30
35
40
45
50

500
360
289
205
140
120
85
65
45
30

6,21
5,87
5,66
5,32
4,91
4,78
4,44
3,81
3,40
1,48

Grafik hubungan ln I dengan d


7
6

ln I

5
4
3
2
1
0
0

20

40
d (mm)

60

Cara membuat grafik


Sebelum kita membuat grafik, kita harus
membuat keputusan lebih dulu tentang
besaran mana yang akan dipasang pada
sumbu horisontal dan besaran mana yang
akan dipasang pada sumbu vertikal.
Biasanya sebab dipasang pada sumbu
horisontal (x) dan akibat atau efek
dipasang pada sumbu vertikal (y).

Ada beberapa saran untuk memilih skala:


Untuk menghindarkan kesalahan, ambil
skala yang sederhana. Biasanya kita
gunakan satu centimeter pada kertas
grafik untuk satu, dua atau lima unit
(atau kali 10n). Jangan menggunakan
skala lainnya selain yang disebut ini.
Jangan memasang titik-titik pengamatan
terlalu dekat satu sama lain. Karena
kalau titik-titik mengumpul, orang akan
menjadi sukar untuk mengambil
kesimpulan yang mengandung arti.

Memilih skala sedemikian sehingga


kemiringan grafik berada antara 30 0 dan
600.
Memberi tanda yang jelas untuk titik-titik
pengamatan, misalnya , + atau
Menggunakan tanda yang berlainan
(misalnya , + atau ) bila akan melukis
beberapa kurva dalam satu kertas grafik.

Angka-angka yang tertulis pada sumbu


harus dipilih angka yang sederhana, misal
1, 2, 3 ..atau 10, 20, 30 dan
seterusnya. Jangan menuliskan 10.000,
20.000, 30.000..atau 0,0001; 0,0002;
0,0003;..dan seterusnya .

Tarik garis grafik secara halus dan merata (atau


garis lurus) yang menerusi daerah titik-titik
pengamatan, jangan melukis garis patah-patah
yang menghubungkan tiap dua titik pengamatan
yang berturutan (bab IV)
Grafik garis lurus yang diharapkan mempunyai
persamaan y = mx, jangan dipaksa ditarik
melalui titik nol, tetapi hendaknya ditarik garis
lurus yang paling cocok melalui daerah titik-titik
pengamatan. Dengan cara seperti ini
memungkinkan mengungkap satu atau lebih
ralat sistematis. (bab IV)

V ( v o lt )

mungkin
disebabkan
karena
kesalahan
penunjukkan
nol pada
amperemeter
dan atau
voltmeter.

0
0

10

20
I (m A)

30

40

Cara menentukan Ktpn, jika


analisis data dengan grafik

Dari titik-titik data yang ada, dapat dibuat tiga


garis lurus, yaitu g, g1 dan g2
g dengan persamaan y=a+bx , adalah sebuah
garis lurus yang mewakili semua titik data, b
adalah tangen sudut arah garis g.
g1 dengan persamaan y= a1+ b1x , adalah
sebuah garis lurus yang mewakili data yang
ekstrim, b1 adalah tangen sudut arah garis g1
g2 dengan persamaan y = a2 + b2x , adalah
sebuah garis lurus yang mewakili data ekstrim
yang lain, dengan b2 adalah tangen sudut arah
garis g2
Dari ketiga garis lurus tersebut dapat ditentukan
ketidakpastian b

b1 b1 b
b2 b2 b
b1 b2
b
2

Penulisan hasil
Sebagai contoh kita akan menuliskan hasil
pengukuran diameter uang logam
D1 = (12 0,5) mm dan D2 = (12,0 0,08) mm.
Dengan menggunakan notasi eksponen kedua
bilangan itu dapat ditulis
D1 = (1,2 0,05) x 10 mm atau
(1,2 0,05) x 10-2 m dan
D2 = (1,20 0,008) x 10 mm atau
(1,20 0,008) x10-2 m

Penulisan angka berarti


Ketidakpastian relatif sekitar 10%, 2 AB
Ketidakpastian relatif sekitar 1%, 3 AB
Ketidakpastian relatif sekitar 0,1%, 4 AB

Contoh
Bilangan = 3,141591. Tuliskan bilangan ini
dengan ktpn relatif sebesar a). 0,1%, b). 1%, c).
10%, d). 6%.
Penyelesaian
a). Ktpn relatif 0,1% memberi hak atas 4 AB, jadi
= (3,141 0,003)
b). Ktpn relatif 1% menggunakan 3 AB, jadi
= (3,14 0,03)
c). Ktpn relatif 10% menggunakan 2 AB, jadi
= (3,1 0,3)
d). Ktpn relatif 6% menggunakan 2 AB, jadi
= (3,1 0,2)

Add F: Pembahasan
a. Ketelitian
b. Delta x /X disebut ktpn relatif pada nilai
X. Ktpn relatif sering dinyatakan dengan
% (prosen)
Ktpn relatif dikaitkan dengan ketelitian
hasil pengukuran. Makin kecil ktpn relatif
makin besar ketelitian yang tercapai pada
pengukuran yang bersangkutan.
Delta x/X maksimum berharga 10%

b. Ketepatan
-Ketepatan diuji dengan uji t

X o
t
s
n

Untuk menentukan kriteria pengujian


digunakan distribusi Student dan batasbatas kriteria untuk uji dua pihak ini
didapat dari daftar distribusi Student pula.
H0 kita terima jika t1-1/2a< t < t1-1/2a dengan
t1-1/2a didapat dari daftar distribusi t dengan
peluang 1-1/2a dan dk = (n-1). Dalam hal
lainnya H0 ditolak.

Contoh
Perusahaan OHP mengatakan bahwa
lampunya dapat tahan pakai sampai 800
jam. Akhir-akhir ini timbul dugaan bahwa
masa pakai lampu tersebut berubah. Untuk
menentukan hal ini dilakukan penelitian
dengan jalan menguji 50 lampu. Ternyata
rata-ratanya adalah 792 jam, dari sample
diperoleh s = 55 jam. Selidikah dengan
taraf nyata 0,05, apakah kualitas lampu itu
telah berubah atau belum.

Penyelesaiaan
Diketahui
X rata-rata = 792 jam
X standart = 800 jam
s
= 55 jam
n
= 50
Dengan menerapkan persamaan t maka
diperoleh

792 800
55

50

1,029

Dari daftar distribusi Student, dengan taraf


nyata 0,05 dan dk = 49 untuk uji dua pihak
didapat t0,975 = 2,01.
Kriteria pengujian terima H0 jika t terletak
antara 2,01 dan 2,01 sedangkan dalam
hal lainnya H0 ditolak.
Jadi dalam taraf nyata 0,05, penelitian
menunjukkan bahwa masa pakai lampu
masih sekitar 800 jam, belum berubah.
c. Komentar dan saran-saran perbaikan

IV. Presentasi
- Setelah semua praktikum seselai
mahasiswa mempresentasikan salah
satu kegiatan praktikum yang dipilih
sendiri.
- Bahan presentasi disampaikan
dengan power-point

Kartu Kendali Praktikum

Untuk mengontrol kegiatan mahasiswa dalam


praktikum, digunakan kartu kendali praktikum
yang memuat antara lain :
Nama, NIM, Kelas, jadwal praktikum
Jenis praktikum,
tanggal konsultasi rencana praktikum
tanggal pelaksanaan praktikum
tanggal pengumpulan laporan
tanggal presentasi
nilai

Jenis-jenis praktikum
Getaran :

Ayunan fisis
Getaran teredam
Getaran tergandeng
Perpaduan getaran (Lissayous)

Gelombang mekanik:
- percobaan Melde
- tabung resonansi
- tangki riak

Gelombang elektromagnetik
- sifat-sifat gelombang elektromagnetik :
pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi,
polarisasi, gelombang berdiri
Difraksi- Interferensi :
- difraksi kisi
- diffraksi celah tunggal/penghalang tunggal
- interferometer Michelson
- cincin Newton

Anda mungkin juga menyukai