Anda di halaman 1dari 17

TEORI RALAT Oleh: Karyono Disajikan: Penerangan Teori Ralat Pra Praktikum untuk mahasiswa eksakta UGM CIRI

CIRI FISIKA: a).analisa Fisika berpangkal pada sistem yang sederhana. Pembahasan masalah fisika pendekatan yang paling sederhana sampai sedapat mungklin tanpa pendekatan

Masalah rumit

Tanpa Pendekatan

Dengan Pendekatan Sistem yang sederhana diselesaikan

b).Fisika berbasis eksperimen Eksperimen: alat penguji secara nyata suatu perkembangan ilmu fisika (secara teoritis).
Analisa teoritis Hipotes a Hasil teoritis Ya ? selesa i coco k Tidak

Pengujian eksperimen

Hasil eksperimen

PERANAN EKSPERIMEN DALAM PERKEMBANGAN ILMU I. PENDAHULUAN Apa itu Fisika? (basiknya) Apa itu Praktikum Fisika Dasar? Pembuktian teori Mengapa perlu Praktikum Fisika Dasar? Kognitif, motorik Apa manfaatnya? Bisa: menulis, meneliti, lebih memahami Berciri: umum, mendasar

Manfaat, dan perannya bagi fakultas masingmasing?

1.1 Peristilahan

Istilah

: Ralat = Ketakpastian : resiko dari pengukuran : keterbatasan kemampuan alat

Ralat Penyebab

ukur, obyek, pengukur 1.2 Latar Belakang Fisika

: ilmu tentang hal yang kuantitatif : menjawab pertanyaan Berapa (dalam bentuk angka)

(Acuan?) Kuantitatif tentang sesuatu Sesuatu : besaran fisika = segala pengertian yang dapat dikenai ukuran

Fisika

: ilmu tentang mengukur? Berhubungan

dg pengukuran/pengamatan

Mengukur

: membandingkan besaran dengan

satuan tertentu Satuan : ukuran pembanding yang telah diperjanjikan terlebih dahulu. Hukum Fisika = interaksi antarbesaran Fisika F = ma PV = nRT 1.3 Laboratorium = Tempat hukum Fisika (dengan sengaja) ditimbulkan.

Pemanfaatan laboratorium : praktikum, riset dikerjakan orang lain (ada acuan hasil ukur) dan untuk pembelajaran.

Praktikum = eksperimen yang sudah pernah

Riset = eksperimen, bersifat baru (orisinil, hasil imbas penelitian lain), untuk dimanfaatkan (bagi perkembangan iptek dan terapan).

II. PENGUKURAN

Tujuan: 1. ideal

: memperoleh hasil ukur yang

tepat betul (tak pernah tercapai, waktu gerhana bulan) 2. sejati : memperoleh hasil ukur yang (baik = teliti dan bisa dipercaya) Hasil ukur benar : sesuai acuan Hasil ukur baik Hasil ukur dan maksimum : memberikan ralat relatif : kisaran antara nilai minimum (dalam persen) ber- nilai kecil benar dan baik

x = ( x x )
i = nilai ukur rerata x1 + x 2 + ... + x N x= = i =1 N N

(terbolehjadi benar)

x =

(x x )
i =1 i

= nilai ralatnya = ralat mutlak

( N 1)

x min = ( x x )
Contoh:
1.

x max = ( x + x )

Mengukur nilai percepatan gravitasi bumi (g)


Acuan

: g= 978 cm/s2 :

Hasil ukur Si A Kisarannya Kategori

g = (990 30) cm/s

: (960 s.d. 1020) cm/s2 : benar, tetapi tidak baik :

Hasil ukur Si B Kisarannya Kategori

g = (980 2) cm/s2

: (978 s.d. 982) cm/s2 : benar, dan baik

2. Apakah ini emas ataukah logam campuran?

Acuan 860g/cm3

: emas = 990g/cm3 logam = : = 900 g/cm3

Hasil ukur Si A

Kisarannya Kategori

: tidak tahu : tanpa makna : = (960 100)g/cm3 : (860 s.d. 1060)g/cm3 : tidak bisa menjawab tujuan : = (980 10)g/cm3 : (970 s.d. 990)g/cm3 : emas, bukan logam lain

Hasil ukur Si B Kisarannya Kategori Hasil ukur Si C Kisarannya Kategori hasil prakt.

Hasil ukur benar : biasa, terjadi pada setiap Hasil ukur baik : oleh metode dan analisis

yang baik, terlihat pada laporan praktikum. III. RALAT PENGUKURAN

Istilah:

x =

ralat mutlak;

x x

= ralat relatif

Penyebab ralat alat ukurnya

: keterbatasan kemampuan

Ketelitian dan keterpercayaan tergantung alat ukurnya:

(a) alat jelek : dipercaya

x = 50% bisa disebut baik dan x

x = 5% bahkan tidak x
dipercaya (b) alat baik :
x = 1,5% terlalu kasar x

Cara membuat hasil ukur baik: ralat relatifnya dibuat kecil, tanpa dengan menyiksa diri. Cara membuat ralat relatif menjadi kecil, diperkecil/dibuang ralat dari setiap sumbernya. Sumber ralat:
(a)

ralat rambang (random error), ralat sistematis, ralat kekeliruan tindakan.

(b) (c)
(a) Ralat rambang

Disebabkan karena pengukuran berulang. Cara memperkecil: dilakukan pengukuran banyak kali.

Persamaannya:

S x = x =

(x x )
i =1 i

( N 1)

N= jumlah pengukuran; xi = pengukuran ke i

Gambar 1 Mengukur panjang pensil. Mengukur 100x.

Gambar 2

Contoh 1: Mengukur panjang pensil (10 kali), berapa panjang pensil itu (l)? Data hasil ukur (dalam cm): 10,41 10,11 9,91 10,00 10,22 10,11 9,80 9,92 10,00 10,00

Penyelesaian:

l =

l
i =1

10

= 10,00 cm

10

l = S l =

(l l i ) 2
i =1

10

= 0,05

10(10 1)

Hasilnya: l = (10,00 0,05) cm Ralat Sistematis

(b)

Nilainya tetap, bisa dibuang Disebabkan oleh alat dan atau metode Cara membuang ralat sistematis: b.1 Alat: ditera, diperbaiki, dievaluasi hasil ukurnya Misalnya: pembacaan meter bensin harusnya 0 tapi 1, pembacaan diameter pipa kapiler di dalam gelas.

b.2 Metode membuang ralat sistematis, misal: ukur panjang tali pada ayunan matematis.
Contoh 2: Ayunan matematis

Gambar 3 Ayunan Matematis


Persamaan: T =2

l g

Tujuan : mengukur g Hasil ukur teliti bila: T dan l teliti 1T = (1 1) s 10T = (10 1) s sehingga setiap 10T maka T = (1,0 0,1) s
4 2 4 2 lb ( ), Ukur l: l u = l b ; T = g g sehingga tidak mem-pengaruhi g (Gambar 4). T 2 4 2 = Slope = S = l g
2

Gambar 4 Periode ayunan fungsi panjang tali. (c) Ralat kekeliruan tindakan manusia sebagai pengukur. Dihilangkan dengan cara introspeksi IV. PERAMBATAN RALAT Ralat disumbang oleh setiap parameter yang diukur langsung. Banyak parameter ukur, ralatnya makin besar. Contoh 3: (a) Mengkur luas: panjang ( x1 = x1 x1 ), lebar (

Disebabkan keterbatasan kemampuan

x 2 = x 2 x 2 ),
dicari:
(b)

A = ( A A ) , Gambar 5.

Mengukur volume silinder: diameter ( d = d d ), panjang

(l

= l l ), dicari: V = V V (Gambar

6).

Gambar 5 Hitung luas pelat.


( Amak Amin ) ; 2

Gambar 6 Hitung volume silinder

(a)

A = x1 x 2 ;
atau

A =

Amak = ( x1mak )( x 2 mak ) ; Amin = ( x1 min )( x 2 min )


A = ( = ( A A x1 ) 2 + ( x 2 ) 2 = ( x 2 x1 ) 2 + ( x1 x 2 ) 2 x1 x 2

x1 x 2 xx x1 ) 2 + ( 1 2 x 2 ) 2 x1 x2

x x A = ( 1 )2 + ( 2 )2 A x1 x2

(b) V =

2 d t; 4

V = (

V V d ) 2 + ( t ) 2 t d
;

Hasilnya:

V 2d 2 t 2 = ( ) +( ) V t d

ukur d lebih hati-hati dibanding t

1.

2.

4.

5.

V. GRAFIK Untuk memudahkan pandangan Aturan membuat grafik: sebab (= absis, yang diatur), akibat (= ordinat, yang diukur) skala = angka bulat dan mudah 30o < slope < 60o garis = garis terbolehjadi melalui seluruh titik untuk analisis, grafik dibuat linear

Gambar 7 Penampilan grafik. Gambar 8 Linearisasi grafik. T 2 4 2 = Slope = Gambar 8 l g ditambah grafik fungsi aslinya. Garis terbolehjadi memberikan g Gambar 7, 2 garis hasil: g dan g Garis ketakpastian (tidak digambar) memberikan g,

g = g ' g
Hasil ukur:

g = ( g g )

VI. PENULISAN LAPORAN Bahasa: efektif, efisien, bernalar Ingat angka penting:

(10,0 0,12); (11,2 1,1)

(salah) (benar)

(10,0 0,1); (11 1)

Satuan besaran yang diukur ditulis dg benar Susunan Laporan: 1. Judul : sama dengan judul praktikum 2. Tujuan : kuantitatif (mengukur, menggambar ..., bukannya mengetahui ...) 3. Landasan teori : persamaan yang digunakan, arti lambang, apa diatur dan apa diukur 4. Metode eksperimen : proses mencapai tujuan, buat bagan biar jelas 5. Hasil dan Pembahasan : grafik, hasil ukur, analisis 6. Kesimpulan dan saran : jawab tujuan, saran perbaikan 7. Daftar pustaka : Nama, tahun: judul, edisi, penerbit, kota Kahar,M., 2007: Desember Kelabu, edisi 2, MIPA, Yogyakarta www.dikti.org.diknas/70/1/online/jurnal 8. Lampiran : Laporan sementara sudah di acc asisten dan nama terangnya

Anda mungkin juga menyukai