Anda di halaman 1dari 12

Statement of Authorship

Saya/ kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa RMK/ makalah/ tugas
terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/ kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang
saya/ kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/ belum pernah disajikan/ digunakan sebagai bahan untuk makalah/ tugas pada
mata ajaran lain kecuali saya/ kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/ kami
menggunakannya.
Saya/ kami memahami bahwa tugas yang saya/ kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Mata Kuliah

: AUDIT FORENSIK

Judul RMK/ Makalah/Tugas

: Red Flags, Fraud Prevention and Controls

Tanggal

: 24-04-2015

Dosen

: Dr. H. M. Rasuli, SE., M.Si., Akt., CA

KELOMPOK 1
Nama

: Aprilla Shinta Uli

NIM

: 1202120396

Nama

: Fadhilah Risma

NIM

: 1202112673

Nama

: Desma Anggraini

NIM

: 1202112556

Tanda tangan:

APRILLA SHINTA ULI

FADHILAH RISMA

DESMA ANGGRAINI

RED FLAGS DAN SYSTEM CONTROL


Tanda-tanda kecurangan dapat digunakan untuk sidik jari atas perbuatan yang merupakan
proses yang menunjukan kapan kecurangan terjadi, ada jejak kriminal dan kejahatan di tempat
kejadian kejahatan, atau dalam kehidupan penipu, seperti sidik jari yang mungkin ditinggalkan di
sebuah peristiwa kejahatan. Tanda tanda kecurangan memiliki berbagai sifat dan mencakup halhal seperti akuntansi anomali, transaksi yang dijelaskan atau peristiwa, elemen yang tidak biasa
dari transaksi, perubahan seorang perilaku atau karakteristik, atau hanya karakteristik
umumnya terkait dengan kecurangan yang diketahui, terutama skema terhadap suatu individu
atau kelompok.
Sebagai

contoh,

pendekatan

teori

penipuan

dimulai

dengan

mengidentifikasi

kemungkinan skema kecurangan dan bagaimana mungkin telah dilakukan. Jelas seperti proses
berpikir tidak hanya memerlukan pemahaman yang baik tentang semua skema kecurangan, tapi
bahkan mana yang lebih mungkin terjadi dalam situasi tertentu: industri, negara bagian
pengendalian internal, ukuran bisnis, dan sebagainya, untuk membuktikan atau menyangkal teori
yang dihasilkan, penyidik kecurangan mencari menandatangani skema kecurangan yang
diidentifikasi terjadi. Proses ini biasanya didasarkan pada tanda-tanda kecurangan tertentu.
Misalnya, dalam skema kecurangan lapping, seseorang menggunakan metode rumit mengambil
beberapa pembayaran pelanggan sambil menerapkan pembayaran dari pelanggan lain dengan
cara tumpang tindih dengan akun tersebut dicuri dari sebelumnya. Sangat mudah untuk melihat
bahwa jenis penipu tidak mampu untuk mengambil liburan panjang atau skema akan
ditemukan.
Hal ini sangat penting untuk diingat bahwa tanda tanda kecurangan hanya pada indikasi
tertentu. Audit forensic bertugas untuk menelusuri tapi tidak harus melompat ke kesimpulan; ia
harus menjaga mentalitas hanyafakta dan fokus pada membuktikan atau tidak membuktikan
penipuan telah terjadi bukan menciptakan tanda tanda kecurangan. Mengidentifikasi tanda tanda
kecurangan sangat penting untuk keberhasilan mendeteksi kecurangan dan mencegah
penipuan. Tanda tanda kecurangan mengarah secara alamiah untuk mendesain metode deteksi
yang efektif dan proses. Dan metode deteksi ini mengarah secara alami dengan desain yang baik
menggunakan kontrol anti kecurangan. Kontrol detektif yang baik sekaligus dapat berfungsi
sebagai kontrol pencegahan yang baik.

Sumber : (TOMMIE W. SINGLETON AARON J. SINGLETON Fraud Auditing and Forensic


Accounting Fourth Edition)
JENIS-JENIS FRAUD
1. Pelaporan Keuangan yang Curang
Pelaporan keuangan yang curang adalah salah saji atau pengabaian jumlah atau
pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan keuangan. Praktek
yang dilakukan bisa dengan melebih sajikan atau merendah sajikan. Dua jenis praktek
merendahsajikan dapat dilakukan dengan:

Pengaturan laba (earnings management ) : menyangkut tindakan manajemen yang


disengaja untuk memenuhi tujuan laba.

Perataan laba (income smoothing) bentuk pengaturan laba di mana pendapatan dan
bebanditukar-tukar di antara periode untuk mengurangi fluktuasi laba. Misalnya
dengan mengurangi persediaan atau aktiva lain.

2. Penyalahgunaan Aktiva
Penyalahgunaan aktiva melibatkan pencurian aktiva entitas. Nilai aktiva yang dicuri
biasanyatidak material tapi terakumulasi selama beberapa waktu. Pencurian aktiva dapat dilakukan
olehpegawai rendah dan tidak menutup kemungkinan dilakukan oleh manajemen itu sendiri.
KONDISI-KONDISI PENYEBAB KECURANGAN
Ada tiga kondisi penyebab kecurangan (segitiga kecurangan) yaitu:
1. Insentif/Tekanan untuk melakukan kecurangan.
2. Kesempatan untuk melakukan kecurangan.
3. Sikap/Sasionalisasi. Sikap yang tertanam di organisasi yang membolehkan manajemen
atau pegawai untuk melakukan tidakan kecurangan.
1. Faktor Resiko untuk Pelaporan Keuangan yang Curang

Contoh faktor resiko untuk pelaporan keuangan yang curang


Tiga kondisi kecurangan
Insentif/Tekanan
Kesempatan
Sikap/Rasionalisasi
Manajemen atau pegawai Terbukanya
kesempatan Ada sikap, karakter, atau
lain

merasakandorongan bagi

atau

tekanan

manajemen

untuk pegawai

melakukankecurangan.

atau serangkaian nilai-nilai etis


untuk yang

menyalahsajikan

membolehkan

laporan manajemen atau pegawai

keuangan.

untuk melakukan tindakan


yang tidak jujur,atau berada
dalam

lingkungan

menekan

yang

mereka

yang

membuat

merasinalisasi

dilakukannya tindakan yang


tidak jujur.
Contoh faktor dalam resiko Contoh faktor dalam resiko Contoh faktor dalam resiko
akuntansi Sejarah
pelanggaran
Stabilitas keuangan atau Estimasi
profitabilitas

terancam

pertimbangan subyektif

industri,atau

atau ketidakpastian.

entitas.
penurunan

hukum

sekuritas

dan

perundangan lainnya.

Kebiasaan manajemen

Ketidakefektifan dewan

membuat

permintaanyang

direksi

yang terlalu agresif /

signifikan dan tingkat

audit.

kegagalanindustri/ekon

Staf

atau

komite

akuntansi,

audit

internal, atau teknologi

Tekanan berlebih pada

informasi tidak efektif.

manajemen

Komunikasi

utang

atau

dalam
pelunasan
pinjaman

lain.
Kekayaan
pribadi
terancam

dukungan

manajemen
secara

dan
nilai-nilai

entitas tidak tepat / tidak


efektif.

bersih

peramalan

tidakrealistis

omi meningkat.

pemenuhan

melibatkan

oleh kondisi ekonomi,


Misal:

signifikan

analis,

di

mata

kreditor,atau

pihak ketiga lainnya.

material.
2
2. Faktor Resiko untuk Penyalahgunaan Aktiva
Contoh faktor resiko untuk pelaporan keuangan yang curang
Tiga kondisi kecurangan
Insentif/Tekanan
Kesempatan
Sikap/Rasionalisasi
Manajemen atau pegawai Terbukanya
kesempatan Ada sikap, karakter, atau
lain merasakan dorongan bagi
atau

tekanan

manajemen

atau serangkaian nilai-nilai etis

untuk pegawai untuk menyalah yang

melakukan kecurangan.

sajikan laporan keuangan.

membolehkan

manajemen atau pegawai


untuk melakukan tindakan
yang tidak jujur,atau berada
dalam lingkungan yangm
enekan

yang

mereka

membuat

merasinalisasi

dilakukannya tindakan yang


tidak jujur.
Contoh faktor dalam resiko Contoh faktor dalam resiko Contoh faktor dalam resiko
keuangan Ada jumlah kas di Meremehkan perlunya
Kewajiban
pribadi

menekan

tangan yang besar atau

memantau

mereka yang memiliki

persediaan yang kecil,

mengurangi

akses ke kas atauaktiva

bernilai

penyalahgunaan aktiva.

lain

sedang diminati.

untuk

menyalahgunakanaktiva

tinggi,

atau

atau
resiko

Meremehkan

Internal control tidak

pengendalian

tersebut.

memadai

internaldengan

Hubungan buruk antara

karena tidak ada.

mengabaikan

Pemisahan tugas atau

pengendalian yang ada

pegawai yang memiliki

pemeriksaan

atau

akses ke aktiva yang

independen.

mengoreksidefisiensi

rentan dicuri. Contoh:


diperkirakan akan ada

Penyaringan

manajemen

dan

kerja

atas

aktiva

pelamar

untukmenjadi

tidak

pengendalian internal.

pemberhentian

pegawai

sementara pegawai. .

memilikiakses

promosi,

aktiva.

atau

kompensasi,

imbalan

tidak

sesuai harapan.

Cuti

yang

wajib

ke
bagi

pegawai yang memiliki


akses ke aktiva.

MENILAI RESIKO KECURANGAN


1. Skeptisisme Profesional
SAS 1: dalam melaksanakan skeptisisme profesional, auditor tidak mengasumsikan
bahwa manajemen tidak jujur tetapi juga tidak mengasumsikan kejujuran absolut. Untuk
mempertahankan skeptisime profesional tersebut, ada dua hal yang harus diingat:
a. Pikiran yang selalu mempertanyakan.Auditor harus selalu mempertimbangkan
kerentanan klien terhadap kecurangan, tanpa memperhitungkan kemungkinan kejujuran
atau integritasmanajemen.
b. Evaluasi kritis atas bukti audit.Setiap indikasi atau temuan harus dievaluasi dan
dipelajari secara mendalam.
2. Sumber Informasi untuk Menilai Resiko Kecurangan
Sumber informasi yangdigunakan untuk menilai resiko kecurangan ada lima, yaitu
a. Komunikasi tim Audit
Diskusi dilakukan menyangkut hal-hal sebagai berikut:

Bagaimana dan di mana kemungkinan letak salah saji yang material akibat
kecurangan.Pertimbangan yangdiperlukan adalah ketiga faktor yang telah dibahas
sebelumnya, yakni: insentif/tekanan, kesempatan, dan sikap/rasionalisasi.

Bagaimana manajemen dapat melakukan dan menutupi pelaporan keuangan yang curang.
Bagaimana seseorang dapat menyalahgunakan aktiva.
Bagaimana auditor menanggapi kerentanan salah saji yang material akibat kecurangan
tersebut.
b. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen.

Pertanyaan yang diajukan harus spesifik termasuk kemungkinan manajemen mencurigai


adanya kecurangan. Pertanyaan juga diajuk an kepada pihak lain termasuk komite audit.
c. Faktor-faktor resiko.
Ketiga faktor resiko (insentif/tekanan, kesempatan, dan sikap/rasionalisasi) perlu
dipertimbangkan dengan semua informasi yang ada.Yang perlu diingat, kecurangan muncul tidak
melulu karena adanya ketiga faktor tersebut secara signifikan.
d. Prosedur analitis.
Prosedur analitis dirancang sejak perencanaan audit. Bila hasilnya berbeda dengan
ekspektasi, harus dievaluasi dengan memperhitungkan dengan informasi yang lain.
e. Informasi lain.
Informasi ini dapat diperoleh di setiap tahap atau bagian audit ketika menilai resiko
kecurangan, dan kebanyakan dapat mengindikasikan resiko kecurangan yang lebih tinggi.
3. Mendokumentasikan PenilaianKecurangan
Hal yang perlu didokumentasikan: diskusi antar personil; prosedur yang ditempuh; resiko
khusus tentang kecurangan yang material dan respon auditor terhadap resiko tersebut; alasan bila
tidakada resiko yang material; hasil dari prosedur yang ditempuh dalam pengabaian
pengendalianoleh manajemen; kondisi dan hubungan analitis tentang diperlukannya prosedur audit
tambahanatau respon lain; dan sifat komunikasi terhadap manajemen, komite audit, atau pihak lain.
Sumber : (Gusnardi. 2012. Peran Forensic Accounting dalam pencegahan fraud. Pekbis Jurnal
Vol.4 No. 1, Maret 2012:17-25)
MENGAWASI

TATA KELOLA KORPORASI

UNTUK MENGURANGI

RESIKO

KECURANGAN
Tata kelola korporasi disandingkan dengan prosedur pengendalian untuk meminimalkan
fraud risk melalui kombinasi tindakan mencegah, menghalangi, dan mendeteksi kecurangan, yaitu:
1. Budaya Jujur dan Etika yang Tinggi
Penerapan nilai-nilai perusahaan dapat menciptakan budaya jujur dan etikayang tinggi,
yang meliputi 6 unsur:

a. Menetapkan tone at the top , yang dilandasi dengan kejujuran dan integritas, yang
diawali dari tingkat manajemen.
b. Menciptakan lingkungan kerja yang positif.
c. Mempekerjakan dan mempromosikan pegawai yang tepat.
d. Pelatihan.
e. Konfirmasi.
f. Disiplin.
2. Tanggung Jawab Manajemen untuk Mengevaluasi Resiko Kecurangan
a. Mengidentifikasikan dan mengukur resiko kecurangan.
b. Mengurangi resiko kecurangan.
c. Memantau program dan pengendalian pencegahan kecurangan.
3. Pengawasan olehKomiteAudit
Fungsi komite audit:
a. Memperhitungkan potensi diabaikannya internal control.
b. Mengawasi proses penilaian resiko kecurangan oleh manajemen.
c. Pengendalian anti kecurangan.
d. Membantu menciptakantone at the top yang efektif.
e. Sebagai penghalang dilakukannya kecuranganoleh manajemen senior.
TANGGAPAN ATAS RESIKO KECURANGAN
Tanggapan auditor terhadap resiko kecurangan meliputi:
a. Mengubah cara melakukan audit secara menyeluruh.
Auditor dapat memilih berbagai tindakan seperti menugaskan personil yang lebih
berpengalaman, bahkan bisa menugaskan Spesialis Kecurangan. MenurutS AS 99, auditor dapat
memasukkan ketidakpastian dalam rencana audit.
b. Merancang dan melakukan prosedur audituntuk mengatasi resiko kecurangan.
Prosedur audit yang sesuai digunakan untuk mengatasi resiko kecurangan spesifik tergantung
dari akun yang diaudit dan tipe resiko kecurangan yang diidentifikasi.

c. Merancang dan melakukan prosedur untuk menemukan pengabaian manajemen terhadap


pengendalian. Tiga prosedur harus dilakukan di setiap audit :
1. Memeriksa catatan jurnal dan penyesuaian lain untuk bukti kemungkinan salah saji
karena kecurangan.
2. Meninjau kembali estimasi akuntansi.
3. Mengevaluasi dasar rasionil untuk tran saksi-transaksi tidak lazim yang signifikan.
Penilaian auditor terhadap resiko salah saji material karena kecurangan harus selama
audit berjalan dan dikoordinasikan dengan prosedur penilaian resiko lainnya auditor.Auditor
harus waspada untuk kondisi berikut selama audit:
a. Ketidak cocokan dalam catatan akuntansi.
b. Bukti audit yang bertentangan atau hilang.
c. Problematika atau hubungan tak lazim antara auditor dengan manajemen.
d. Hasil tinjauan substantif atau akhir, dari tahap prosedur analitis yang menunjukkan resiko
kecurangan yang tidak disadari sebelumnya.
e. Tanggapan atas pertanyaan dibuat di seluruh audit yangtelah samar atau tidak masuk akal atau
yang telah menghasilkan bukti yang tidak konsisten dengan bukti lain.
Sumber : (Albrecht et al. 2011. Asset Misappropriation Research White Paper for the Institute for
Fraud Prevention)
AREA RESIKO KECURANGAN SPESIFIK
Resiko Kecurangan Pendapatan dan Piutang. Pendapatan dan piutang terkait serta akun kas
secara khusus rentan manipulasi dan pencurian.Halini disebabkan karena penjualan sering kali
secara kas atau mudah dikonversi ke kas, yang sangat rentan dicuri.
Tiga tipe manipulasi pendapatan adalah:
1. Pendapatan fiktif.
Pelaku berusaha keras untuk menciptakan pendapatan fiktif, dengan menciptakan kebijakan
fiktif, dan melibatkan puluhan karyawan.
2. Pengakuan pendapatan terlalu cepat (prematur).

Perusahaan seringkali mempercepatwaktu pengakuan pendapatan untuk mendapatkan


target pandapatan dan penjualan. Misalnya mengakui pendapatan periode berikut pada
periode kini.
3. Manipulasi penyesuaian atas pendapatan.
Penyesuaian yang paling umum untuk pendapatan menyangkut retur penjualandan
alokasipenjualan. Perusahaan menyembunyikan retur dari auditor agar penjualan dan
pendapatan lebih besar. Perusahaan juga biasanya mengecilkan beban tagihan macet,
dengan mengecilkan alokasi piutang ragu-ragu.Karena alokasi tersebut berhubungan
dengan umu rpiutang, perusahaan mengubah umur piutang menjadi lebih muda.

Dua tanda peringatan kecura ngan terhadap pendapatan adalah :


1. ProsedurAnalitis
Prosedur analitis yang sering digunakan untuk menemukan terjadinya kecurangan adalah
persentase laba kotor dan perputaran piutang.
2. Ketidakcocokan Pembukuan
Transaksi fiktif jarangkali selevel dengan bukti pembukuan sebagai transaksi legal.
Contohnya adalah ketidak-detilan dari transaksi fiktif yang tidak bisa menyamai transaksi
legal dari segi detail bukti pembukuan.
PENYALAHGUNAAN KWITANSI MELIBATKAN PENDAPATAN
Penyalahgunaan kuitansi jarangkali bersifat material dalam pendapatan, namun bisa sangat
membebani perusahaan karena hilangnya aset secara langsung.
Penjualan Tidak Tercatat.
Salah satu yang kecurangan paling sulit dideteksi adalah ketika penjualan tidak dicatat dan kas dari
penjualan dicuri.
Pencurian Kuitansi Kas Setelah Penjualan Dicatat.

Hal ini mudah ditemukan setelah membandingkan kas diterima dengan catatan penjualan. Namun
bisa saja pelaku melakukan hal:
1.Mencatat retur penjualan atau alokasi penjualan.
2.Menghapus data pelanggan.
3.Lapping, mencatat pembayaran pelanggan satu ke akun pelanggan lainnya.
Tanggung Jawab bila dicurigai ada kecurangan
Merespon Salah Saji yang Disebabkan Kecurangan
a. Penggunaan Pertanyaan
1. WawancaraInformatif, untuk mengetahui tentang detail dan fakta.
2. Wawancara Penilaian, untuk menguatkan atau menyangkal informasi sebelumnya.
3. WawancaraInterogatif, untuk menyingkap kenyataan dari orang yang diduga
menyembunyikan fakta terkait kecurangan tersebut.
b. Menilai respon atas wawancara.
Seringkali, jawaban pertama dari yang diwawancarai menyembunyikan informasi berguna.
Namun pertanyaan selanjutnya yang baik akan membimbing auditor pada pengungkapan
faktayang berguna.Auditor harus mempunyai kemampuan mendengar dan menilai respon
ataspertanyaan agar wawancara efektif :
1. Kemampuan mendengar.
2. Kemampuan membaca bahasa tubuh.
Tanggung Jawab Lainnya:
a. Analisis denganSoftwareAudit untuk menemukan kecurangan.
b. Menambahkan/memperluas tes substantif.
Dampak Audit Lainnya
Kecurangan terhadap kas dengan mengambil dana dari kas kecil yang jumlahnya kecil mungkin
tidak bersifat signifikan bagi auditor, namun jika yang melakukannya adalah manajemen tingkat
menengah ke atas, hal ini merupakan hal besar menyangkut integritas manajemen.
(Sumber : Amrizal. 2006. Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan Oleh Internal Auditor)

Anda mungkin juga menyukai