Ringkasan Materi Kuliah Vii
Ringkasan Materi Kuliah Vii
Saya/ kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa RMK/ makalah/ tugas
terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/ kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang
saya/ kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/ belum pernah disajikan/ digunakan sebagai bahan untuk makalah/ tugas pada
mata ajaran lain kecuali saya/ kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/ kami
menggunakannya.
Saya/ kami memahami bahwa tugas yang saya/ kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Mata Kuliah
: AUDIT FORENSIK
Tanggal
: 24-04-2015
Dosen
KELOMPOK 1
Nama
NIM
: 1202120396
Nama
: Fadhilah Risma
NIM
: 1202112673
Nama
: Desma Anggraini
NIM
: 1202112556
Tanda tangan:
FADHILAH RISMA
DESMA ANGGRAINI
contoh,
pendekatan
teori
penipuan
dimulai
dengan
mengidentifikasi
kemungkinan skema kecurangan dan bagaimana mungkin telah dilakukan. Jelas seperti proses
berpikir tidak hanya memerlukan pemahaman yang baik tentang semua skema kecurangan, tapi
bahkan mana yang lebih mungkin terjadi dalam situasi tertentu: industri, negara bagian
pengendalian internal, ukuran bisnis, dan sebagainya, untuk membuktikan atau menyangkal teori
yang dihasilkan, penyidik kecurangan mencari menandatangani skema kecurangan yang
diidentifikasi terjadi. Proses ini biasanya didasarkan pada tanda-tanda kecurangan tertentu.
Misalnya, dalam skema kecurangan lapping, seseorang menggunakan metode rumit mengambil
beberapa pembayaran pelanggan sambil menerapkan pembayaran dari pelanggan lain dengan
cara tumpang tindih dengan akun tersebut dicuri dari sebelumnya. Sangat mudah untuk melihat
bahwa jenis penipu tidak mampu untuk mengambil liburan panjang atau skema akan
ditemukan.
Hal ini sangat penting untuk diingat bahwa tanda tanda kecurangan hanya pada indikasi
tertentu. Audit forensic bertugas untuk menelusuri tapi tidak harus melompat ke kesimpulan; ia
harus menjaga mentalitas hanyafakta dan fokus pada membuktikan atau tidak membuktikan
penipuan telah terjadi bukan menciptakan tanda tanda kecurangan. Mengidentifikasi tanda tanda
kecurangan sangat penting untuk keberhasilan mendeteksi kecurangan dan mencegah
penipuan. Tanda tanda kecurangan mengarah secara alamiah untuk mendesain metode deteksi
yang efektif dan proses. Dan metode deteksi ini mengarah secara alami dengan desain yang baik
menggunakan kontrol anti kecurangan. Kontrol detektif yang baik sekaligus dapat berfungsi
sebagai kontrol pencegahan yang baik.
Perataan laba (income smoothing) bentuk pengaturan laba di mana pendapatan dan
bebanditukar-tukar di antara periode untuk mengurangi fluktuasi laba. Misalnya
dengan mengurangi persediaan atau aktiva lain.
2. Penyalahgunaan Aktiva
Penyalahgunaan aktiva melibatkan pencurian aktiva entitas. Nilai aktiva yang dicuri
biasanyatidak material tapi terakumulasi selama beberapa waktu. Pencurian aktiva dapat dilakukan
olehpegawai rendah dan tidak menutup kemungkinan dilakukan oleh manajemen itu sendiri.
KONDISI-KONDISI PENYEBAB KECURANGAN
Ada tiga kondisi penyebab kecurangan (segitiga kecurangan) yaitu:
1. Insentif/Tekanan untuk melakukan kecurangan.
2. Kesempatan untuk melakukan kecurangan.
3. Sikap/Sasionalisasi. Sikap yang tertanam di organisasi yang membolehkan manajemen
atau pegawai untuk melakukan tidakan kecurangan.
1. Faktor Resiko untuk Pelaporan Keuangan yang Curang
merasakandorongan bagi
atau
tekanan
manajemen
untuk pegawai
melakukankecurangan.
menyalahsajikan
membolehkan
keuangan.
lingkungan
menekan
yang
mereka
yang
membuat
merasinalisasi
terancam
pertimbangan subyektif
industri,atau
atau ketidakpastian.
entitas.
penurunan
hukum
sekuritas
dan
perundangan lainnya.
Kebiasaan manajemen
Ketidakefektifan dewan
membuat
permintaanyang
direksi
audit.
kegagalanindustri/ekon
Staf
atau
komite
akuntansi,
audit
manajemen
Komunikasi
utang
atau
dalam
pelunasan
pinjaman
lain.
Kekayaan
pribadi
terancam
dukungan
manajemen
secara
dan
nilai-nilai
bersih
peramalan
tidakrealistis
omi meningkat.
pemenuhan
melibatkan
signifikan
analis,
di
mata
kreditor,atau
material.
2
2. Faktor Resiko untuk Penyalahgunaan Aktiva
Contoh faktor resiko untuk pelaporan keuangan yang curang
Tiga kondisi kecurangan
Insentif/Tekanan
Kesempatan
Sikap/Rasionalisasi
Manajemen atau pegawai Terbukanya
kesempatan Ada sikap, karakter, atau
lain merasakan dorongan bagi
atau
tekanan
manajemen
melakukan kecurangan.
membolehkan
yang
mereka
membuat
merasinalisasi
menekan
memantau
mengurangi
bernilai
penyalahgunaan aktiva.
lain
sedang diminati.
untuk
menyalahgunakanaktiva
tinggi,
atau
atau
resiko
Meremehkan
pengendalian
tersebut.
memadai
internaldengan
mengabaikan
pemeriksaan
atau
independen.
mengoreksidefisiensi
Penyaringan
manajemen
dan
kerja
atas
aktiva
pelamar
untukmenjadi
tidak
pengendalian internal.
pemberhentian
pegawai
sementara pegawai. .
memilikiakses
promosi,
aktiva.
atau
kompensasi,
imbalan
tidak
sesuai harapan.
Cuti
yang
wajib
ke
bagi
Bagaimana dan di mana kemungkinan letak salah saji yang material akibat
kecurangan.Pertimbangan yangdiperlukan adalah ketiga faktor yang telah dibahas
sebelumnya, yakni: insentif/tekanan, kesempatan, dan sikap/rasionalisasi.
Bagaimana manajemen dapat melakukan dan menutupi pelaporan keuangan yang curang.
Bagaimana seseorang dapat menyalahgunakan aktiva.
Bagaimana auditor menanggapi kerentanan salah saji yang material akibat kecurangan
tersebut.
b. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen.
UNTUK MENGURANGI
RESIKO
KECURANGAN
Tata kelola korporasi disandingkan dengan prosedur pengendalian untuk meminimalkan
fraud risk melalui kombinasi tindakan mencegah, menghalangi, dan mendeteksi kecurangan, yaitu:
1. Budaya Jujur dan Etika yang Tinggi
Penerapan nilai-nilai perusahaan dapat menciptakan budaya jujur dan etikayang tinggi,
yang meliputi 6 unsur:
a. Menetapkan tone at the top , yang dilandasi dengan kejujuran dan integritas, yang
diawali dari tingkat manajemen.
b. Menciptakan lingkungan kerja yang positif.
c. Mempekerjakan dan mempromosikan pegawai yang tepat.
d. Pelatihan.
e. Konfirmasi.
f. Disiplin.
2. Tanggung Jawab Manajemen untuk Mengevaluasi Resiko Kecurangan
a. Mengidentifikasikan dan mengukur resiko kecurangan.
b. Mengurangi resiko kecurangan.
c. Memantau program dan pengendalian pencegahan kecurangan.
3. Pengawasan olehKomiteAudit
Fungsi komite audit:
a. Memperhitungkan potensi diabaikannya internal control.
b. Mengawasi proses penilaian resiko kecurangan oleh manajemen.
c. Pengendalian anti kecurangan.
d. Membantu menciptakantone at the top yang efektif.
e. Sebagai penghalang dilakukannya kecuranganoleh manajemen senior.
TANGGAPAN ATAS RESIKO KECURANGAN
Tanggapan auditor terhadap resiko kecurangan meliputi:
a. Mengubah cara melakukan audit secara menyeluruh.
Auditor dapat memilih berbagai tindakan seperti menugaskan personil yang lebih
berpengalaman, bahkan bisa menugaskan Spesialis Kecurangan. MenurutS AS 99, auditor dapat
memasukkan ketidakpastian dalam rencana audit.
b. Merancang dan melakukan prosedur audituntuk mengatasi resiko kecurangan.
Prosedur audit yang sesuai digunakan untuk mengatasi resiko kecurangan spesifik tergantung
dari akun yang diaudit dan tipe resiko kecurangan yang diidentifikasi.
Hal ini mudah ditemukan setelah membandingkan kas diterima dengan catatan penjualan. Namun
bisa saja pelaku melakukan hal:
1.Mencatat retur penjualan atau alokasi penjualan.
2.Menghapus data pelanggan.
3.Lapping, mencatat pembayaran pelanggan satu ke akun pelanggan lainnya.
Tanggung Jawab bila dicurigai ada kecurangan
Merespon Salah Saji yang Disebabkan Kecurangan
a. Penggunaan Pertanyaan
1. WawancaraInformatif, untuk mengetahui tentang detail dan fakta.
2. Wawancara Penilaian, untuk menguatkan atau menyangkal informasi sebelumnya.
3. WawancaraInterogatif, untuk menyingkap kenyataan dari orang yang diduga
menyembunyikan fakta terkait kecurangan tersebut.
b. Menilai respon atas wawancara.
Seringkali, jawaban pertama dari yang diwawancarai menyembunyikan informasi berguna.
Namun pertanyaan selanjutnya yang baik akan membimbing auditor pada pengungkapan
faktayang berguna.Auditor harus mempunyai kemampuan mendengar dan menilai respon
ataspertanyaan agar wawancara efektif :
1. Kemampuan mendengar.
2. Kemampuan membaca bahasa tubuh.
Tanggung Jawab Lainnya:
a. Analisis denganSoftwareAudit untuk menemukan kecurangan.
b. Menambahkan/memperluas tes substantif.
Dampak Audit Lainnya
Kecurangan terhadap kas dengan mengambil dana dari kas kecil yang jumlahnya kecil mungkin
tidak bersifat signifikan bagi auditor, namun jika yang melakukannya adalah manajemen tingkat
menengah ke atas, hal ini merupakan hal besar menyangkut integritas manajemen.
(Sumber : Amrizal. 2006. Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan Oleh Internal Auditor)