Brassica Oleracea
Brassica Oleracea
ITALICA
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Farmakognosi
Disusun oleh:
Fitriani Annisa A.M. (1106106842)
Luh Mas Sukeningsih (1106107050)
1. Deskripsi Tanaman
a) Nama Tanaman
Nama Indonesia
Nama asing
Sinonim
: Brokoli
: Broccoli, sprouting broccoli (English)
: Brassica oleracea var. Italica Plenck
b) Klasifikasi Tanaman
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Bangsa
: Capparales
Suku
: Brassicaceae
Marga
: Brassica
Jenis
: Brassica oleracea var. Italica
c) Uraian Tanaman
asparagine (Asn), L-aspartic acid (Asp), glycine (Gly), L-glutamic acid (Glu), Lglutamine (Gln), L-histidine (His), L-isoleucine (Ile), L-leucine (Leu), L-methionine
(Met), L-phenylalanine (Phe), L-serine (Ser), L-threonine (Thr), L-tryptophan (Trp),
L-tyrosine (Tyr) and L-valine (Val). Asam amino mayor adalah L-glutamine, sekitar
39.5% (in cvs Durango and Green Valiant) dan 55.5% (in cv Shogun) dari total asam
amino yang ada. Dikuti dengan L-glutamic acid sekitar 12.1% (in cv Shogun) dan
17.4% (in cv Marathon). Beberapa asam amino lainnya masing-masing sebanyak 1%
(Gly, Leu, Met, Phen, Thr, Trp and Tyr). Untuk kebanyakan asam amino secara
signifikan berbeda cultivarnya, dan hanya sedikit asam amino yang menunjukkan
variasi saat infloresensi. Musim juga mempengaruhi perbedaan jenis asam amino dari
brokoli. Kandungan asam amino bebas tertinggi adalah (323.9mmol kg1 DW), yaitu
(391.3 di saat musim semi/panas dan (256.4) saat musim panas/dingin sedangkan
yang lainnya minimum sekitar 177.3mmolkg1 DW. Dapat disimpulkan bahwa kadar
asam amino total lebih tinggi pada musim semi/panas dibandingkan dengan musim
panas/dingin, juga tergantung dari cultivarnya.
Untuk memilih pengobatan yang optimum, bunga diberikan perlakuan dengan
perbedaan kombinasi waktu/suhu dari 1-3 jam dan suhu 37-50 oC pada ruang gelap
bersuhu 20 oC.
berwarna kuning secara perlahan, kecuali ditempatkan pada suhu 37 oC. Perlakuan
pada suhu 48 oC selama 3 jam menyebabkan terjadinya kehilangan klorofil sangat
lambat dan dipilih untuk analisa efek dan kualitasnya sesuai umur. Bunga yang tidak
mendapat perlakuan
bersifat khas. Struktur dari glikosida flavonoid dianalisis setelah hidrolisis alkalin, dan
diidentifikasi
sebagai
sophoroside/sophorotrioside-7-glucoside/sophoroside
of
3. Cara Ekstraksi
Ekstraksi bunga brokoli simplisia secara maserasi
100 g bunga brokoli
dimaserasi dengan 750 ml kloroform selama 5 hari
disaring
Ampas
Ampas
residu
Ampas
Maserat kloroformdiuapkan
Ekstrak kental kloroformdi freeze
dryer
Ekstrak kloroform kering
Filtrat etanol digabung dengan filtrat I
didiamkan selama 2 hari lalu dienap
tuang
Uji BST
Ampas
Maserat etanol
Ekstrak kental etanol
dipekatkan
residu
difreeze dryer
4. Kegunaan
Ekstrak
kloroform kering
a. Berdasarkan Hasil Penelitian sebagai Antikanker
Uji
BSTIn Vitro
Telah dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh dari campuran
Sulforapan (SFN) dan 3,3 diindolilmetana (DIM) dalam beberapa variasi
konsentrasi terhadap pertumbuhan sel kanker kolon secara in vitro.
Perbandingan
profil
antiproliferasi
dari
masing-masing
senyawa
SFN dan DIM. Sedangkan jika SFN yang digunakan 10 M akan memacu
apoptosis pada sub-G1. Induksi apoptosis terbaik didapat pada campuran
10 M SFN dan 10 M DIM (23,9 2,2% sub G1). Kenaikan fraksi sub
G1 akan seimbang dengan penurunan fase S sebagai sinyal penghambatan
pertumbuhan sel.
Efek kombinasi yang diperoleh sangat tergantung pada dosis campuran
SFN : DIM. Pada dosis rendah, efek yang dapat diamati adalah antagonis,
sedangkan pada dosis tinggi memberikan efek sinergis. Hal ini
kemungkinan karena mekanisme lain selain cell cycle arrest dan
pemacuan apoptosis lebih berperan pada konsentrasi rendah. Perlakuan
penggunaan SFN pada dosis rendah mungkin menyebabkan kenaikan
detoksifikasi terhadap SFN sendiri sehingga menyebabkan timbulnya efek
antagonis. Oleh karena itu diperlukan penelitian lebih lanjut untuk
mengelusidasi mekanisme interaksi dari kombinasi beberapa macam
senyawa.
In Vivo
Penelitian tentang pengaruh praperlakuan brokoli terhadap efek
hipoglikemik
tolbutamid
pada
tikus
diabetes
militus
tipe
II,
kesimpulannya adalah :
1. Pada tikus kontrol, praperlakuan perasan brokoli 25 g/kg BB saat 2
jam sebelum tolbutamid tidak mengubah efek hipoglikemik
tolbutamid, sedangkan praperlakuan perasan brokoli 25 g/kg BB
sekali sehari selama empat hari sebelum tolbutamid sebesar 35,28%.
2. Pada tikus diabetes mellitus tipe II, praperlakuan perasan brokoli 25
g/kg BB saat 2 jam sebelum tolbutamid dan sekali sehari selama 4 hari
sebelum
tolbutamid
mampu
menurunkan
daya
hipoglikemik
Daftar Pustaka
1. Dalimartha, S. Buku Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2.
2. Traka M., Gasper A. V., et al. Broccoli Consumption Interacts with GSTM1 to Perturb
Oncogenic Signalling Pathways in the Prostate. Plos One 3 (7) e2568 (2008).
3. Pappa G, Strathmann J, et al. Quantitative combination effects between sulforaphane and
3,3-diindolylmethane on proliferation of human colon cancer cells in vitro.
Carcinogenesis vol.28 no.7 pp.14711477 (2007).
4. Thomas Bjrkman1 and Karen J. Pearson. Department of Horticultural Sciences, New
York State Agricultural Experiment Station, Cornell University, Geneva, NY 14456-0462,
USA, Oxford University Press (1998).
5. Agung E.N., Lukman H, et al. Pengaruh Praperlakuan Brokoli (Brassica oleracea L.)
terhadap Efek Hipoglikemik Tolbutamid pada Tikus Diabetes Melitus tipe 2.