Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH PRAKTIK MOTOR BAKAR

PENGUKURAN BLOK SILINDER

Disusun Oleh :
Nama

: Uut Prihonggo

Nim

: K2510063

Prodi

: Pendidikan Teknik Mesin

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJURUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012

Laporan Praktik Motor Bakar Uut Prhonggo K2510063 - 0

LAPORAN
PRAKTIK MOTOR BAKAR

Judul Praktikum

: Mengidentifikasi keadaan ukuran diameter dalam pada blok


silinder

Hari/Tanggal

: Senin, 12 Maret 2012

Instruktur

: Ir. Husin Bugis

Tempat

: Ruang praktek motor bakar JPTK FKIP UNS

Alokasi Waktu

: 120 Menit

Standar Kompetensi

: Identifikasi keadaan ukuran diameter dalam pada blok silinder

Kompetensi dasar

Adapun kompetensi dasar yang harus dicapai yaitu mahasiswa dapat :


a. Menggunakan alat ukur dengan baik dan benar sesuai prosedur yang ada terutama
b.
c.
d.
e.
f.

jangka sorong, mikrometer dan dial bore gauge beserta komponennya;


Melakukan kalibrasi alat ukur dengan benar dan tepat.
Mengetahui diameter dalam dari blok silinder;
Mengidentifikasi dan memeriksa kondisi lubang blok silinder;
Membedakan blok silinder yang masih dalam keadaan baik dan aus atau bermasalah;
Melakukan perawatan terhadap blok silinder.

Laporan Praktik Motor Bakar Uut Prhonggo K2510063 - 1

A. ALAT DAN BAHAN


a. Jangka Sorong/Vernier Caliper
b. Mikrometer
c. Dial Bore Gauge
d. Blok Silinder
B. KESELAMATAN KERJA
Sebelum melakukan kegiatan praktikum, sebaiknya praktikan memperhatikan
tentang Keselamatan Kerja. Hal ini dirasa penting agar tidak mengakibatkan kecelakan
yang dapat merugikan bagi praktikan maupun bengkel. Berikut beberapa keselamatan
kerja yang perlu diperhatikan.
a. Pastikan sirkulasi udara pada ruangan terpenuhi;
b. Pelajari akan fungsi dan cara penggunaan alat dengan baik dan benar;
c. Gunakanlah alat sesuai dengan fungsinya masing-masing;
d. Jangan pernah bermain-main dengan alat;
e. Perhatikan rambu-rambu yang ada pada ruangan bengkel;
f. Jagalah kebersihan dan kerapian ruangan bengkel;
g. Jagalah sikap hati-hati dan keseriusan sewaktu melakukan praktikum;
h. Hormatilah pembimbing praktikum.
C. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Mengukur
Mengukur adalah membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur.
Misalnya:
a. Mengukur panjang meja dengan jengkal. Artinya membandingkan panjang meja
dengan panjang jengkal.
b. Mengukur panjang papan tulis dengan mistar. Artinya membandingkan panjang
papan tulis dengan panjang mistar.
c. Mengukur massa beras dengan kilogram. Artinya membandingkan massa beras
dengan massa satu kilogram.
2. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus
milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil
pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat.

Laporan Praktik Motor Bakar Uut Prhonggo K2510063 - 2

Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan bacaan digital. Pada versi
analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang dibawah
30cm dan 0.01 untuk yang diatas 30cm.

Kegunaan jangka sorong adalah:


a. Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
b. Untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa,
maupun lainnya) dengan cara diulur;
c. Untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara
"menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat
pada gambar karena berada di sisi pemegang.
Adapun penggunaan jangka sorong tersebut, adalah sebagai berikut.
Mengukur Diameter Luar Benda
Cara mengukur diameter, lebar atau ketebalan benda:Putarlah pengunci ke kiri, buka
rahang, masukkan benda ke rahang bawah jangka sorong, geser rahang agar rahang
tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.
Mengukur Diameter Dalam Benda
Cara mengukur diameter bagian dalam sebuah pipa atau tabung : Putarlah pengunci ke
kiri, masukkan rahang atas ke dalam benda, geser agar rahang tepat pada benda, putar
pengunci ke kanan.
Mengukur Kedalaman Benda
Cara mengukur kedalaman benda : Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang sorong
hingga ujung lancip menyentuh dasar tabung, putar pengunci ke kanan.

Laporan Praktik Motor Bakar Uut Prhonggo K2510063 - 3

Cara pembacaan skala jangka sorong yaitu :


Mula-mula perhatikan skala nonius yang berimpit dengan salah satu skala
utama. Hitunglah berapa skala hingga ke angka nol. Pada gambar, skala nonius yang
berimpit dengan skala utama adalah 4 skala. Artinya angka tersebut 0,4 mm.
Selanjutnya perhatikan skala utama. Pada skala utama, setelah angka nol
mundur ke belakang menunjukkan angka 4.7 cm. Sehingga diameter yang diukur sama
dengan 4,7 cm + 0,4 mm = 4,74 cm.
3. Mikrometer
Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan
satuan ukur yang memiliki ketelitian 0.01 mm. Mikrometer memiliki 3 jenis umum
pengelompokan yang didasarkan pada aplikasi berikut.

a. Mikrometer Luar
Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan, blokblok dan batang-batang.
b. Mikrometer dalam
Mikrometer dalam digunakan untuk mengukur garis tengah dari lubang suatu benda
Laporan Praktik Motor Bakar Uut Prhonggo K2510063 - 4

c. Mikrometer kedalaman
Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari langkahlangkah dan slot-slot.
Satu mikrometer ditetapkan dengan menggunakan satu mekanisme sekrup titik
nada. Satu fitur yang menarik tambahan dari mikrometer-mikrometer adalah
pemasukan satu tangkai menjadi bengkok yang terisi. Secara normal, orang bisa
menggunakan keuntungan mekanis sekrup untuk menekan material, memberi satu
pengukuran yang tidak akurat. Dengan cara memasang satu tangkai yang roda bergigi
searah keinginan pada satu tenaga putaran tertentu.
Prinsip Kerja dan Komponen Utama Mikrometer
Prinsip kerja mikrometer berputar satu kali , baut bergerak sebanyak satu ulir,
jika jarak ulir ialah 1 mm, baut bergerak 2 mm dan seterusnya. Inilah prinsip
pengukuran dengan mikrometer. Pada benda sebenarnya , mur berarti inner sleeve dan
baut ialah spindle.
Jarak ulir inner sleeve ialah 0,5 mm. sedangkan dikelilingi timble skala dibagi
dalam 50 strip. Jika timble berputar satu kali, spindle bergerak sebanyak satu strip, dan
bila spindle bergeser satu strip dari timble maka berarti bergerak 0,01 mm ( 0,5 mm X
1/50).

Nama-nama bagian /komponen-komponennya.


1. Anvil
2. Spindel
3. Lock Lamp/pengunci
4. Iner sleeve
5. Outer sleve
Laporan Praktik Motor Bakar Uut Prhonggo K2510063 - 5

6. Timble (skala timbel )


7. Racter Stoper/Ratchet
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan mikrometer adalah
sebagai berikut.
1. Pilih mikrometer yang sesuai dengan benda yang akan diukur, karena mikrometer
memiliki banyak macam batas ukur, seperti range antara 0 25 mm, 25 50 mm,
dan seterusnya.
2. Perubahan temperature ruang sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran, jadi
pastikan kalibrasi tools sebelum melakukan pengukuran.
3. Bersihkan dari debu dan kotoran, putaran thimble harus smooth, lock berfungsi
normal, anvil dan key masih lengkap.
4. Lakukan pengukuran dengan tepat sebanyak tiga kali untuk menjamin keakuratan
pengukuran.
5. Jika mikrometer mengalami kerusakan atau kalibrasi tidak dapat dilakukan, beri
label kerusakan pada mikrometer tersebut dan singkirkan atau ganti dengan yang
baru. Jangan dipaksakan untuk melakukan pengukuran karena hasil yang didapat
akan salah.
Cara membaca mikrometer yaitu:

1. Lihat skala utama (skala sleeve bagian atas),menunjukkan pada strip ke-7 dan
karena mikrometer yang dipergunakan 0 - 25 mm. Jadi hasil pembacaan 7 x 1 mm
= 7 mm.
2. Lihat skala utama bagian bawah dari sleeve disini terlihat ada garis di depan
thimble, maka diperlukan penambahan jumlah 0.5 mm dan apabila tidak terlihat
di depan thimble maka tidak perlu penambahan.
Laporan Praktik Motor Bakar Uut Prhonggo K2510063 - 6

3. Selanjutnya kita perhatikan skala thimble terlihat garis yang segaris horizontal
adalah angka 15, jadi hasilnya = 15 x 0.01mm = 0.15 mm.
4. Hasil pembacaannya adalah:

Skala utama atas = 7,00 mm

Skala utama bawah = 0,50 mm

Skala thimble = 0,15 mm

Hasil pembacaan = 7,00 + 0,50 + 0,15 = 7,65 mm

1) Kalibrasi Mikrometer
Mikrometer yang dipakai dalam waktu lama, akan mengalami deviasi pada
pembacaan titik nol nya. Untuk itu harus dilakukan penyetelan titik nol atau perlu
kalibrasi.
Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai
penunjukan alat ukur dan bahan ukur. Kalibrasi sebuah mikrometer yaitu
adjustment kembali ketitik nol untuk mendapatkan hasil ukur yang lebih presisi.
Ada beberapa metode kalibrasi mikrometer, tergantung dari tingkat simpangan

skala mikrometer.
Metode 1, jika penyimpangan titik nol dua garis atau kurang:
1. Kunci spindle dengan spindle lock/ clamp.
2. Masukan adjusting key kedalam lubang di sleeve
3. Putar sleeve untuk memperbaiki penyimpangan tersebut
4. Periksa kembali titik nol nya.

Laporan Praktik Motor Bakar Uut Prhonggo K2510063 - 7

Metode 2, jika penyimpangan titik nol lebih dari dua garis:

1. Kunci spindle dengan spindle lock/ clamp.


2. Masukan kunci pada lubang di rachet sleeve.
3. Pegang thimble, putar rachet sleeve berlawan jarum jam
4. Dorong thimble kearah luar (menuju rachet stop), dan thimble dapat berputar
dengan bebas.
5. Posisikan thimble pada posisi yang diperlukan untuk mengoreksi titik nol.
6. Putar rachet sleeve kearah dalam dan kencangkan dengan kunci.
7. Periksa kembali titik nol, jika masih ada sedikit penyimpangan, koreksi dengan
metode 1.
Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam mengkalibrasi Mikrometer adalah :
Gerakan Silinder Putar/Poros ukur harus dapat berputar dengan baik dan tidak
terjadi goyangan karena ausnya ulir utama.
Kedudukan Nol. Apabila mulut ukur dirapatkan maka garis referensi harus
menunjukan Nol.
Kerataan dan kesejajaran muka ukur ( Permukaan Sensor ).
Kebenaran Dari Hasil Pengukuran. Hasil pengukuran dibandingkan
dengan standar yang benar.
Bagian - bagian seperti Gigi Gelincir & Pengunci Poros Ukur harus
berfungsi dengan baik.
4. Bore Gauge
Laporan Praktik Motor Bakar Uut Prhonggo K2510063 - 8

Bore gauge adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur diameter dalam
suatu cylinder. Dial gauge yang terletak pada bagian atas dapat dilepas dengan

melonggarkan securing position posisi dial gauge. Grip adalah pemegang untuk
memposisikan ketepatan pengukuran. Ujung batang pengukur (measuring point) dapat
bergerak bila ditekan dan akan menggerakkan jarum pada dial gauge antara 0-2 mm
dari harga standarnya. Rod end akan diikat oleh mur pengikat tongkat pengukur (rod
securing thread) tongkat pengukur (rod end) ini dapat ditukar-tukar ukurannya
menurut kebutuhannnya.
Guide plate dipergunakan untuk membantu menempatkan kedudukan dial
gauge pada kedudukan horizontal dan untuk mendapatkan harga pengukuran yang
maksimum. Pada dial gauge model baru yang dipergunakan pada bore gauge skala
penunjukkan jarum terdiri dari angka 0 - 50 pada setengah lingkaran dari arah jarum
jam atau berlawanan arah jarum jam. Masukkan bore gauge ke dalam cylinder dengan
posisi seperti gambar di bawah ini.

Posisi yang benar dalam melakukan pengukuran diamater dalam suatu silinder
adalah pada posisi ditengah-tengah seperti ditunjukan pada gambar.

Laporan Praktik Motor Bakar Uut Prhonggo K2510063 - 9

Pada gambar A posisi b adalah bore gauge yang benar, dan apabila terjadi
penyimpangan maka jarum besar akan bergerak searah jarum jam. Bila terjadi
penyimpangan ( d ) dan ( f ) maka jarum akan berputar berlawanan dengan arah
putaran jarum jam.
a. Aplikasi Bore Gauge
Aplikasi bore gauge tidak seluas aplikasi inside mikrometer, karena bore
gauge memiliki tangkai pemegang tools yang panjang dan sebuah dial gauge untuk
membaca hasil ukur, sehingga pada tempat-tempat yang sempit tidak bisa
menggunakan bore gauge, contohnya adalah bore untuk bushing camshaft.
Bore gauge lebih banyak digunakan untuk mengukur ID cylinder liner, ID
Main bearing hole, ID housing hydraulic cylinder atau ID lain yang tempatnya
tidak sempit atau bebas.
b. Contoh Pembacaan Hasil Ukur Bore Gauge
Misalnya kita akan mangukur diameter silinder. Pertama kali kita mengukur
diameter tersebut dengan vernier caliper untuk mengetahui diameter secara kasar
guna memilih rod end yang tepat untuk dipasangkan pada bore gauge (atau lihat
ukuran standarnya pada maintenance standard).
Misalnya didapat ukuran vernier caliper 75 mm, maka kita memilih harga
rod end yang bertanda 75 pada tengah - tengah standard dari bore gauge. Karena
kita mendapatkan hasil pengukuran pertama 75 mm maka kita pergunakan
mikrometer yang 75 - 100 mm. Kemudian set harga mikrometer dengan standar
ukuran untuk menentukan posisi nolnya. Pasangkan mikrometer pada mikrometer
stand. Pasangkan dial gauge dengan mengendorkan mur pengikat posisi dial gauge
(dial gauge securing position) hingga jarum kecil bergerak sampai pada angka satu
dan kencangkan mur pengikatnya. Pasangkan bore gauge pada mikrometer dengan
rod end dan ujung jarum pada anvil dan spindle mikrometer sampai gerak jarum
besar maksimum searah jarum jam kemudian pada posisi tersebut putar outer rim
hingga angka nol pada posisi jarum tersebut.
Laporan Praktik Motor Bakar Uut Prhonggo K2510063 - 10

Apabila jarum kecil menunjukkan pada angka satu dan jarum besar pada
strip yang ke-22 setelah bergerak dari nol searah jarum jam, jadi hasil pengukuran :

Jarum kecil = 1 pada pengetesan = 75 mm

Jarum besar = 22 x 0,01 mm = 0,22 mm

Hasil pembacaan = 75 - 0.22 = 74.78 mm


Apabila jarum kecil menunjukkan pada angka satu dan jarum besar pada

strip yang ke-25 setelah bergerak dari nol berlawanan jarum jam, jadi hasil
pengukuran :

Jarum kecil = 1 pada pengetesan = 75 mm

Jarum besar = 25 x 0,01 mm = 0,25 mm +

Hasil pembacaan = 75 + 0.25 = 75.25 mm


Untuk mempermudah pembacaan hasil pengukuran:

a.

Bila jarum dial gauge bergerak searah jarum jam maka hasil pengukuran
dikurangi atau dengan kata lain diameter yang diukur lebih kecil dari harga
standarnya.

b.

Bila jarum dial gauge bergerak berlawanan arah jarum jam maka hasil
pengukuran ditambahkan atau dengan kata lain diameter yang diukur lebih
besar dari harga standarnya.
Untuk pengukuran diameter cylinder yang tidak ada pada ukuran rod end

perlu ditambahkan dengan spacer (shim). Pada setiap bore gauge terdapat spacer
setebal: 1 mm; 2 mm; 3 mm. Misalnya ukuran diameter 78 atau 83 mm dengan
vernier caliper. Untuk pemilihan rod end pada bore gauge ambil ukuran 75 mm atau
80 mm kemudian tambahkan spacer setebal 3 mm dan kemudian set bergantian
pada mikrometer dengan ukuran 78 atau 83 mm baru dipergunakan untuk
melakukan pengukuran.
c. Perawatan Dial Bore
1) Menyimpan peralatan di lemari yang kedap terhadap debu
2) Penempatan alat tidak boleh ditumpuk
3) Penggunaan alat harus sesuai dengan instruksi
4) Peralatan jangan sampai jatuh
Laporan Praktik Motor Bakar Uut Prhonggo K2510063 - 11

5) Membersihkan peralatan setelah selesai dipergunakan


6) Melapisi peralatan dengan oli apabila tidak dipergunakan untuk jangka waktu
yang lama
7) Melakukan pemeliharaan dengan teratur secara periodik.
D. LANGKAH PEMERIKSAAN
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Melakukan pengecekan ulang terhadap kelengkapan dan kerja alat.
3. Melakukan kalibrasi alat (jangka sorong dan mikrometer). Hal ini dilakukan supaya
hasil pengukuran diketahui kevalidannya.
4. Melakukan pengukuran awal terhadap diameter dalam blok silindirs dengan
menggunakan jangka sorong.
5. Mencatat hasil pengukuran dan menetapkannya sebagai ukuran diameter dalam kotor.

6. Setelah mengetahui hasil pengukuran kotor, langkah selanjutnya adalah menentukan


nilai mata anvils yang akan digunakan pada dial bore gauge. Pada praktikum kali ini
diperoleh angka 74,62 mm. Sehingga nilai mata anvils yang kami pilih adalah 75.
7. Melakukan cek kevalidan alat / kalibrasi terhadap alat dial bore gauge. Langkah
kalibrasi alat ini sebagai berikut.
a. Mengukur diameter asli blok silinder dengan menggunakan jangka sorong dan
diperoleh angka 74,62 mm. kemudian dibulatkan
hasil pengukuran sesuai dengan ukuran anvil yang
b.
c.

tersedia yaitu 75;


Memasang anvil yang dipilih dan mikrometer set;
Memposisikan dial indikator dengan jarum pendek
pada angka 1 dan jarum panjang pada angka 0

d.

kemudian kunci;
Melakukan pengukuran seperti terlihat gambar
disamping;
Laporan Praktik Motor Bakar Uut Prhonggo K2510063 - 12

e.

Kemudian baca hasilnya diperoleh angka 75,70 mm. Dial bore gauge yang masih
bagus hasil pembacaan akan sama dengan angka yang ditunjukan oleh
mikrometer. Akan tetapi pada alat yang kami gunakan diperoleh hasil yang
berbeda dan tidak sesuai dengan anvils 75. Ada kelebihan, tetapi angka yang

dipakai adalah 75,70 mm sebagai Angka Kalibrasi.


8. Memberikan tanda pada blok silindirs agar mudah membedakan dan data tidak
tertukar. Disini kami memberi tanda dengan angka I, II, III dan IV pada silindirs 1, 2, 3
dan 4.
9. Melakukan pengukuran diameter dalam blok silindirs I dengan dial bore gauge. Perlu
diperhatikan posisi alat harus benar-benar tegak lurus dengan benda.
10. Melakukan pengukuran pada bagian-bagian berikut ini.

a. Bagian atas silindirs (melintang dan memanjang);


b. Bagian tengah silindirs (melintang dan memanjang);
c. Bagian bawah silindirs (melintang dan memanjang).
11. Mencatat hasil pengukuran.
12. Melakukan langkah kerja yang sama (9, 10 dan 11) untuk nomor silindirs II, III dan
IV.
13. Menganalisis data yang diperoleh.
E. HASIL PRAKTIK
1. Data Pengukuran
Dari kegiatan pengukuran yang kami lakukan dengan menggunaka dial bore
gauge didapatkan data sebagai berikut.

No.

Blok Silinder

1.

2.

II

Atas
Tengah
Bawah
Atas

Memanjang (mm)

Melintang (mm)

0,80
0,79
0,80
0,79

0,79
0,79
0,80
0,79

Laporan Praktik Motor Bakar Uut Prhonggo K2510063 - 13

3.

III

4.

IV

Tengah
Bawah
Atas
Tengah
Bawah
Atas
Tengah
Bawah

0,79
0,80
0,79
0,78
0,80
0,81
0,81
0,80

0,79
0,80
0,80
0,80
0,80
0,79
0,79
0,79

2. Analisis Data
Setelah data diperoleh maka selanjutnya adalah dilakukan analisa terhadap
hasil tersebut. Dengan menggunakan rumusan sebagai berikut.
Diameter Silinder = Angka Kalibrasi Alat (Dial Bore Gauge) - Hasil Pengukuran
Dimana pada praktikum kami memperoleh Angka Kalibrasi sebesar 75,70 mm.
Sehingga setelah melakukan perhitungan diperoleh diameter sebesar sebagai berikut.

No.

Blok Silinder

1.

2.

II

3.

III

4.

IV

Atas
Tengah
Bawah
Atas
Tengah
Bawah
Atas
Tengah
Bawah
Atas
Tengah
Bawah

Memanjang (mm)

Melintang (mm)

75,70 - 0,80 = 74,90


75,70 - 0,79 = 74,91
75,70 - 0,80 = 74,90
75,70 - 0,79 = 74,91
75,70 - 0,79 = 74,91
75,70 - 0,80 = 74,90
75,70 - 0,79 = 74,91
75,70 - 0,78 = 74,92
75,70 - 0,80 = 74,90
75,70 - 0,81 = 74,89
75,70 - 0,81 = 74,89
75,70 - 0,80 = 74,90

75,70 - 0,79 = 74,91


75,70 - 0,79 = 74,91
75,70 - 0,80 = 74,90
75,70 - 0,79 = 74,91
75,70 - 0,79 = 74,91
75,70 - 0,80 = 74,90
75,70 - 0,80 = 74,90
75,70 - 0,80 = 74,90
75,70 - 0,80 = 74,90
75,70 - 0,79 = 74,91
75,70 - 0,79 = 74,91
75,70 - 0,79 = 74,91

F. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dapat diperoleh bawah keadaan dari masingmasing silinder adalah sebagai berikut.
Silinder I Atas
= Oval
74,90 dan 74,91
Tengah = Lingkaran Utuh
74,91 dan 74,91
Bawah = Lingkaran Utuh
74,90 dan 74,90
Secara keseluruhan (Atas, Tengah dan Bawah) dapat dikatakan bahwa keadaan silinder
I berbentuk Tirus dan sudah mengalami keausan terbukti dari hasil pengukuran yang
menunjukan bahwa semakin keatas lubang semakin membesar dan bahkan berbentuk
Oval pada diameter atas.
Silinder II Atas = Lingkaran Utuh
Tengah = Lingkaran Utuh
Bawah = Lingkaran Utuh

74,91 dan 74,91


74,91 dan 74,91
74,90 dan 74,90

Laporan Praktik Motor Bakar Uut Prhonggo K2510063 - 14

Secara keseluruhan (Atas, Tengah dan Bawah) dapat dikatakan bahwa keadaan silinder
II berbentuk Tirus dan sudah mengalami keausan terbukti dari hasil pengukuran yang
menunjukan bahwa semakin keatas lubang semakin membesar walaupun pada
diameter tengah dan diameter atas menunjukan angka yang sama.
Silinder III Atas = Oval
74,91 dan 74,90
Tengah = Oval
74,92 dan 74,90
Bawah = Oval
74,90 dan 74,90
Secara keseluruhan (Atas, Tengah dan Bawah) dapat dikatakan bahwa keadaan silinder
III berbentuk Oval dan sudah mengalami keausan terbukti dari hasil pengukuran yang
menunjukan bahwa tidak adanya kesamaan angka pengukuran khusunya pada
diameter memanjang baik atas, tengah maupun bawah. Keausan terbesar terjadi bagian
tengah arah memanjang sebesar 0,02 mm. Walaupun pada diameter melintang
menunjukan angka yang konstan.
Silinder IV Atas = Oval
74,89 dan 74,91
Tengah = Oval
74,89 dan 74,91
Bawah = Oval
74,90 dan 74,91
Secara keseluruhan (Atas, Tengah dan Bawah) dapat dikatakan bahwa keadaan silinder
IV berbentuk Tirus dan sudah mengalami keausan terbukti dari hasil pengukuran yang
menunjukan bahwa semakin keatas lubang semakin membesar pada bagian
memanjang. Meskipun angka pada bagian tengah dan atas sama besar. Akan tetapi
pada bagian melintang menunjukan kesamaan angka baik bagian atas, tengah maupun
bawah sebesar 74,91 mm.
G. SARAN
Setelah melakukan praktikum, beberapa saran yang dapat kami kemukakan dan
mungkin bisa menjadi perhatian untuk kegiatan praktikum selanjutnya.
1. Hendaknya kondisi ruangan bengkel dalam keadaan yang bersih dan rapi, baik
sebelum dan sesudah kegiatan praktikum;
2. Praktikan menggunakan baju kerja/wearpack;
3. Sebelum melakukan praktikum, sebaiknya praktikan mempelajari terlebih dahulu
materi dari kegiatan praktikum.

Laporan Praktik Motor Bakar Uut Prhonggo K2510063 - 15

Anda mungkin juga menyukai