Laporan Praktikum Penyetelan Katup
Laporan Praktikum Penyetelan Katup
Disusun Oleh :
Nama
: Uut Prihonggo
Nim
: K2510063
Prodi
LAPORAN
PRAKTIK MOTOR BAKAR
Judul Praktikum
Hari/Tanggal
Instruktur
Tempat
Alokasi Waktu
: 120 Menit
Standar Kompetensi
Kompetensi dasar
Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan bacaan digital. Pada versi
analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang dibawah
30cm dan 0.01 untuk yang diatas 30cm.
a. Mikrometer Luar
Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan, blokblok dan batang-batang.
b. Mikrometer dalam
Mikrometer dalam digunakan untuk mengukur garis tengah dari lubang suatu benda
Laporan Praktik Motor Bakar Uut Prhonggo K2510063 - 4
c. Mikrometer kedalaman
Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari langkahlangkah dan slot-slot.
Satu mikrometer ditetapkan dengan menggunakan satu mekanisme sekrup titik
nada. Satu fitur yang menarik tambahan dari mikrometer-mikrometer adalah
pemasukan satu tangkai menjadi bengkok yang terisi. Secara normal, orang bisa
menggunakan keuntungan mekanis sekrup untuk menekan material, memberi satu
pengukuran yang tidak akurat. Dengan cara memasang satu tangkai yang roda bergigi
searah keinginan pada satu tenaga putaran tertentu.
Prinsip Kerja dan Komponen Utama Mikrometer
Prinsip kerja mikrometer berputar satu kali , baut bergerak sebanyak satu ulir,
jika jarak ulir ialah 1 mm, baut bergerak 2 mm dan seterusnya. Inilah prinsip
pengukuran dengan mikrometer. Pada benda sebenarnya , mur berarti inner sleeve dan
baut ialah spindle.
Jarak ulir inner sleeve ialah 0,5 mm. sedangkan dikelilingi timble skala dibagi
dalam 50 strip. Jika timble berputar satu kali, spindle bergerak sebanyak satu strip, dan
bila spindle bergeser satu strip dari timble maka berarti bergerak 0,01 mm ( 0,5 mm X
1/50).
1. Lihat skala utama (skala sleeve bagian atas),menunjukkan pada strip ke-7 dan
karena mikrometer yang dipergunakan 0 - 25 mm. Jadi hasil pembacaan 7 x 1 mm
= 7 mm.
2. Lihat skala utama bagian bawah dari sleeve disini terlihat ada garis di depan
thimble, maka diperlukan penambahan jumlah 0.5 mm dan apabila tidak terlihat
di depan thimble maka tidak perlu penambahan.
Laporan Praktik Motor Bakar Uut Prhonggo K2510063 - 6
3. Selanjutnya kita perhatikan skala thimble terlihat garis yang segaris horizontal
adalah angka 15, jadi hasilnya = 15 x 0.01mm = 0.15 mm.
4. Hasil pembacaannya adalah:
1) Kalibrasi Mikrometer
Mikrometer yang dipakai dalam waktu lama, akan mengalami deviasi pada
pembacaan titik nol nya. Untuk itu harus dilakukan penyetelan titik nol atau perlu
kalibrasi.
Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai
penunjukan alat ukur dan bahan ukur. Kalibrasi sebuah mikrometer yaitu
adjustment kembali ketitik nol untuk mendapatkan hasil ukur yang lebih presisi.
Ada beberapa metode kalibrasi mikrometer, tergantung dari tingkat simpangan
skala mikrometer.
Metode 1, jika penyimpangan titik nol dua garis atau kurang:
1. Kunci spindle dengan spindle lock/ clamp.
2. Masukan adjusting key kedalam lubang di sleeve
3. Putar sleeve untuk memperbaiki penyimpangan tersebut
4. Periksa kembali titik nol nya.
Bore gauge adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur diameter dalam
suatu cylinder. Dial gauge yang terletak pada bagian atas dapat dilepas dengan
melonggarkan securing position posisi dial gauge. Grip adalah pemegang untuk
memposisikan ketepatan pengukuran. Ujung batang pengukur (measuring point) dapat
bergerak bila ditekan dan akan menggerakkan jarum pada dial gauge antara 0-2 mm
dari harga standarnya. Rod end akan diikat oleh mur pengikat tongkat pengukur (rod
securing thread) tongkat pengukur (rod end) ini dapat ditukar-tukar ukurannya
menurut kebutuhannnya.
Guide plate dipergunakan untuk membantu menempatkan kedudukan dial
gauge pada kedudukan horizontal dan untuk mendapatkan harga pengukuran yang
maksimum. Pada dial gauge model baru yang dipergunakan pada bore gauge skala
penunjukkan jarum terdiri dari angka 0 - 50 pada setengah lingkaran dari arah jarum
jam atau berlawanan arah jarum jam. Masukkan bore gauge ke dalam cylinder dengan
posisi seperti gambar di bawah ini.
Posisi yang benar dalam melakukan pengukuran diamater dalam suatu silinder
adalah pada posisi ditengah-tengah seperti ditunjukan pada gambar.
Pada gambar A posisi b adalah bore gauge yang benar, dan apabila terjadi
penyimpangan maka jarum besar akan bergerak searah jarum jam. Bila terjadi
penyimpangan ( d ) dan ( f ) maka jarum akan berputar berlawanan dengan arah
putaran jarum jam.
a. Aplikasi Bore Gauge
Aplikasi bore gauge tidak seluas aplikasi inside mikrometer, karena bore
gauge memiliki tangkai pemegang tools yang panjang dan sebuah dial gauge untuk
membaca hasil ukur, sehingga pada tempat-tempat yang sempit tidak bisa
menggunakan bore gauge, contohnya adalah bore untuk bushing camshaft.
Bore gauge lebih banyak digunakan untuk mengukur ID cylinder liner, ID
Main bearing hole, ID housing hydraulic cylinder atau ID lain yang tempatnya
tidak sempit atau bebas.
b. Contoh Pembacaan Hasil Ukur Bore Gauge
Misalnya kita akan mangukur diameter silinder. Pertama kali kita mengukur
diameter tersebut dengan vernier caliper untuk mengetahui diameter secara kasar
guna memilih rod end yang tepat untuk dipasangkan pada bore gauge (atau lihat
ukuran standarnya pada maintenance standard).
Misalnya didapat ukuran vernier caliper 75 mm, maka kita memilih harga
rod end yang bertanda 75 pada tengah - tengah standard dari bore gauge. Karena
kita mendapatkan hasil pengukuran pertama 75 mm maka kita pergunakan
mikrometer yang 75 - 100 mm. Kemudian set harga mikrometer dengan standar
ukuran untuk menentukan posisi nolnya. Pasangkan mikrometer pada mikrometer
stand. Pasangkan dial gauge dengan mengendorkan mur pengikat posisi dial gauge
(dial gauge securing position) hingga jarum kecil bergerak sampai pada angka satu
dan kencangkan mur pengikatnya. Pasangkan bore gauge pada mikrometer dengan
rod end dan ujung jarum pada anvil dan spindle mikrometer sampai gerak jarum
besar maksimum searah jarum jam kemudian pada posisi tersebut putar outer rim
hingga angka nol pada posisi jarum tersebut.
Laporan Praktik Motor Bakar Uut Prhonggo K2510063 - 10
Apabila jarum kecil menunjukkan pada angka satu dan jarum besar pada
strip yang ke-22 setelah bergerak dari nol searah jarum jam, jadi hasil pengukuran :
strip yang ke-25 setelah bergerak dari nol berlawanan jarum jam, jadi hasil
pengukuran :
a.
Bila jarum dial gauge bergerak searah jarum jam maka hasil pengukuran
dikurangi atau dengan kata lain diameter yang diukur lebih kecil dari harga
standarnya.
b.
Bila jarum dial gauge bergerak berlawanan arah jarum jam maka hasil
pengukuran ditambahkan atau dengan kata lain diameter yang diukur lebih
besar dari harga standarnya.
Untuk pengukuran diameter cylinder yang tidak ada pada ukuran rod end
perlu ditambahkan dengan spacer (shim). Pada setiap bore gauge terdapat spacer
setebal: 1 mm; 2 mm; 3 mm. Misalnya ukuran diameter 78 atau 83 mm dengan
vernier caliper. Untuk pemilihan rod end pada bore gauge ambil ukuran 75 mm atau
80 mm kemudian tambahkan spacer setebal 3 mm dan kemudian set bergantian
pada mikrometer dengan ukuran 78 atau 83 mm baru dipergunakan untuk
melakukan pengukuran.
c. Perawatan Dial Bore
1) Menyimpan peralatan di lemari yang kedap terhadap debu
2) Penempatan alat tidak boleh ditumpuk
3) Penggunaan alat harus sesuai dengan instruksi
4) Peralatan jangan sampai jatuh
Laporan Praktik Motor Bakar Uut Prhonggo K2510063 - 11
d.
kemudian kunci;
Melakukan pengukuran seperti terlihat gambar
disamping;
Laporan Praktik Motor Bakar Uut Prhonggo K2510063 - 12
e.
Kemudian baca hasilnya diperoleh angka 75,70 mm. Dial bore gauge yang masih
bagus hasil pembacaan akan sama dengan angka yang ditunjukan oleh
mikrometer. Akan tetapi pada alat yang kami gunakan diperoleh hasil yang
berbeda dan tidak sesuai dengan anvils 75. Ada kelebihan, tetapi angka yang
No.
Blok Silinder
1.
2.
II
Atas
Tengah
Bawah
Atas
Memanjang (mm)
Melintang (mm)
0,80
0,79
0,80
0,79
0,79
0,79
0,80
0,79
3.
III
4.
IV
Tengah
Bawah
Atas
Tengah
Bawah
Atas
Tengah
Bawah
0,79
0,80
0,79
0,78
0,80
0,81
0,81
0,80
0,79
0,80
0,80
0,80
0,80
0,79
0,79
0,79
2. Analisis Data
Setelah data diperoleh maka selanjutnya adalah dilakukan analisa terhadap
hasil tersebut. Dengan menggunakan rumusan sebagai berikut.
Diameter Silinder = Angka Kalibrasi Alat (Dial Bore Gauge) - Hasil Pengukuran
Dimana pada praktikum kami memperoleh Angka Kalibrasi sebesar 75,70 mm.
Sehingga setelah melakukan perhitungan diperoleh diameter sebesar sebagai berikut.
No.
Blok Silinder
1.
2.
II
3.
III
4.
IV
Atas
Tengah
Bawah
Atas
Tengah
Bawah
Atas
Tengah
Bawah
Atas
Tengah
Bawah
Memanjang (mm)
Melintang (mm)
F. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dapat diperoleh bawah keadaan dari masingmasing silinder adalah sebagai berikut.
Silinder I Atas
= Oval
74,90 dan 74,91
Tengah = Lingkaran Utuh
74,91 dan 74,91
Bawah = Lingkaran Utuh
74,90 dan 74,90
Secara keseluruhan (Atas, Tengah dan Bawah) dapat dikatakan bahwa keadaan silinder
I berbentuk Tirus dan sudah mengalami keausan terbukti dari hasil pengukuran yang
menunjukan bahwa semakin keatas lubang semakin membesar dan bahkan berbentuk
Oval pada diameter atas.
Silinder II Atas = Lingkaran Utuh
Tengah = Lingkaran Utuh
Bawah = Lingkaran Utuh
Secara keseluruhan (Atas, Tengah dan Bawah) dapat dikatakan bahwa keadaan silinder
II berbentuk Tirus dan sudah mengalami keausan terbukti dari hasil pengukuran yang
menunjukan bahwa semakin keatas lubang semakin membesar walaupun pada
diameter tengah dan diameter atas menunjukan angka yang sama.
Silinder III Atas = Oval
74,91 dan 74,90
Tengah = Oval
74,92 dan 74,90
Bawah = Oval
74,90 dan 74,90
Secara keseluruhan (Atas, Tengah dan Bawah) dapat dikatakan bahwa keadaan silinder
III berbentuk Oval dan sudah mengalami keausan terbukti dari hasil pengukuran yang
menunjukan bahwa tidak adanya kesamaan angka pengukuran khusunya pada
diameter memanjang baik atas, tengah maupun bawah. Keausan terbesar terjadi bagian
tengah arah memanjang sebesar 0,02 mm. Walaupun pada diameter melintang
menunjukan angka yang konstan.
Silinder IV Atas = Oval
74,89 dan 74,91
Tengah = Oval
74,89 dan 74,91
Bawah = Oval
74,90 dan 74,91
Secara keseluruhan (Atas, Tengah dan Bawah) dapat dikatakan bahwa keadaan silinder
IV berbentuk Tirus dan sudah mengalami keausan terbukti dari hasil pengukuran yang
menunjukan bahwa semakin keatas lubang semakin membesar pada bagian
memanjang. Meskipun angka pada bagian tengah dan atas sama besar. Akan tetapi
pada bagian melintang menunjukan kesamaan angka baik bagian atas, tengah maupun
bawah sebesar 74,91 mm.
G. SARAN
Setelah melakukan praktikum, beberapa saran yang dapat kami kemukakan dan
mungkin bisa menjadi perhatian untuk kegiatan praktikum selanjutnya.
1. Hendaknya kondisi ruangan bengkel dalam keadaan yang bersih dan rapi, baik
sebelum dan sesudah kegiatan praktikum;
2. Praktikan menggunakan baju kerja/wearpack;
3. Sebelum melakukan praktikum, sebaiknya praktikan mempelajari terlebih dahulu
materi dari kegiatan praktikum.