Namun, di sel yang hipoksik, faktor mengalami dimerisasi bersama faktor , dan
dimer ini mengaktifkan gen yang menghasilkan angiogenik dan eritroprotein.
Sianosis
Hemoglobin tereduksi mempunyai warna gelap, dan bila konsentrasi hemoglobin
tereduksi di dalam darah kapiler lebih besar dari 5 gr/ dL, jaringan akan terlihat
biru-kehitaman yang di sebut sianosis. Timbulnya hal ini bergantung pada jumlah
total hemoglobin dalam darah, derajat hemoglobin yang tersaturasi, dan keadaan
sirkulasi kapiler.
Sianosis tidak tampak pada hipoksia anemic karena kandungan hemoglobin total
yang rendah, atau pada hipoksia histotoksik, karena kandungan gas darah masih
normal.
Terapi Oksigen
Pemberian campuran gas yang kaya akan oksigen memiliki arti yang sangat
terbatas pada hipoksia stagnan, anemic, dan histotoksik karena yang dapat dicapai
melalui cara ini hanyalah peningkatan jumlah O2 yang larut dalam darah arteri. Hal
ini juga berlaku nagi hipoksia hipoksik yang disebabkan oleh pirau darah vena yang
tidak teroksigenasi melewati paru. Pada bentuk hipoksia lainnya, pemberian O 2
sangat bermanfaat. Regimen pengobatan yang menyalurkan kurang dari 100% O 2
bermanfaat baik secara akut maupun kronis, dan pemberian O 2 selama 25 jam per
hari selama 2 tahun dengan cara ini telah terbukti secara signifikan menurunkan
angka kematian pada penyakit paru obstruktif.
LI. 2.4 Diagnosis
Setiap keluhan atau tanda gangguan respirasi hendaknya mendorong di lakukannya
analisis gas-gas darah arteri. Saturasi hemoglobin akan oksigen (SaO 2) kurang dari
90% yang biasanya sesuai dengan tegangan oksigen arterial (PaO 2) kurang dari 60
mmHg sangat mengganggu oksigenasi CO 2 arterial (PaCO2) hingga lebih dari 45-50
mmHg mengandung arti bahwa ventilasi alveolar sangat terganggu. Kegagalan
pernapsan terjadi karena PaCO2 kurang dari 60mmHg pada udara ruangan, atau pH
kurang dari 7,35 dengan PaCO2 lebih besar dari 50mmHg. Dimana daya
penyampaian oksigen ke jaringan tergantung pada: (1) sistem pernapasan yang
utuh yang akan memberikan oksigen untuk menjenuhi hemoglobin, (2) kadar
hemoglobin, (3) curah jantung dan microvascular, (4) mekanisme pelepasan
oksihemoglobin.9
Jalan napas yang tersumbat akan menyebabkan gangguan ventilasi karena itu
langkah yang pertama adalah membuka jalan napas dan menjaganya agar tetap
bebas. Setelah jalan napas bebas tetapi tetap ada gangguan ventilasi maka harus
dicari penyebab lain.penyebab lain yang terutama adalah gangguan pada mekanik
ventilasi dan depresi susunan syaraf pusat. Untuk inspirasi agar diperoleh volume
udara yang cukup diperlukan jalan napas yang bebas, kekuatan otot inspirasi yang
kuat, dinding thorak yang utuh, rongga pleura yang negatif dan susunan syaraf
yang baik.Bila ada gangguan dari unsur-unsur mekanik diatas maka akan terjadi
hipoventilasi yang mengakibatkan hiperkarbia dan hipoksemia. Hiperkarbia
menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah otak yang akan meningkatkan tekanan
intrakranial, yang dapat menurunkan kesadran dan menekan pusat napas bila
disertai hipoksemia keadaan akan makin buruk. Penekanan pusat napas akan
menurunkan ventilasi. Lingkaran ini harus dipatahkan dengan memberikan ventilasi
dan oksigensi. Gangguan ventilasi dan oksigensi juga dapat terjadi akibat kelainan
di paru dan kegagalan fungsi jantung. Parameter ventilasi : PaCO2 (N: 35-45 mmHg),
ETCO2 (N: 25-35mmHg), parameter oksigenasi : Pa O2 (N: 80-100 mmHg), Sa O2 (N:
95-100%).8
LI.2.6 Penatalaksanaan
Penilaian dari pengelolaan jalan napas harus dilakukan dengan cepat, tepat dan
cermat. Tindakan ditujukan untuk membuka jalan napas dan menjaga agar jalan
napas tetap bebas dan waspada terhadap keadaan klinis yang menghambat jalan
napas.Penyebab sumbatan jalan napas yang tersering adalah lidah dan epiglotis,
muntahan, darah, sekret, benda asing, trauma daerah maksilofasial. Pada penderita
yang mengalami penurunan kesadaran maka lidah akan jatuh ke belakang
menyumbat hipofarings atau epiglotis jatuh kebelakang menutup rima glotidis.
Dalam keadaan seperti ini, pembebasan jalan napas dapat dilakukan tanpa alat
maupun dengan menggunakan jalan napas buatan. Membuka jalan napas tanpa
alat dilakukan dengan cara Chin lift yaitu dengan empat jari salah satu tangan
diletakkan dibawah rahang ibu jari diatas dagu, kemudian secara hati-hati dagu
diangkat ke depan. Bila perlu ibu jari dipergunakan untuk membuka mulut/bibir atau
dikaitkan pada gigi seri bagian bawah untuk mengangkat rahang bawah. Manuver
Chin lift ini tidak boleh menyebabkan posisi kepala hiperekstensi. Cara Jaw Thrust
yaitu dengan mendorong angulus mandibula kanan dan kiri ke depan dengan jari-
jari kedua tangan sehingga barisan gigi bawah berada di depan barisan gigi atas,
kedua ibu jari membuka mulut dan kedua telapak tangan menempel pada kedua
pipi penderita untuk melakukan immobilisasi kepala. Tindakan jaw thrust buka
mulut dan head tilt disebut airway manuver.8
Jalan napas orofaringeal. Alat ini dipasang lewat mulut sampai ke faring sehingga
menahan lidah tidak jatuh menutup hipofarings. Jalan napas nasofaringeal. Alat di
pasang lewat salah satu lubang hidung sampai ke faring yang akan menahan
jatuhnya pangkal lidah agar tidak menutup hipofaring. Untuk sumbatan yang
berupa muntahan, darah, sekret, benda asing dapat dilakukan dengan
menggunakan alat penghisap atau suction. Ada 2 macam kateter penghisap yang
sering digunakan yaitu rigid tonsil dental suction tip atau soft catheter suction tip.
Untuk menghisap rongga mulut dianjurkan memakai yang rigid tonsil/dental tip
sedangkan untuk menghisap lewat pipa endotrakheal atau trakheostomi
menggunakan yang soft catheter tip. Jangan menggunakan soft catheter tip lewat
lubang hidung pad penderita yang den gan fraktur lamina cribosa karena dapat
menembus masuk rongga otak. Harus diperhatikan tata cara penghisapan agar
tidak mendapatkan komplikasi yang dapat fatal. Benda asing misalnya daging atau
patahan gigi dapat dibersihkan secara manual dengan jari-jari. Bila terjadi tersedak
umumnya nyantoldidaerah subglotis, dicoba dulu dengan cara back blows,
abdominal thrust.
dan dua rantai . Hem adalah suatu kompleks yang dibentuk dari satu porfirin dan
satu atom besi fero. Masing-masing dari keempat atom besi dapat mengikat satu
molekul O2 secara reversibel. Atom besi tetap berada dalam bentuk fero sehingga
reaksi pengikatan O2 merupakan suatu reaksi oksigenasi, bukan reaksi oksidasi.
LI. 1.2 Struktur dan Fungsi
Reaksi pengikatan hemoglobin dengan O2 lazim ditulis sebagai :
Hb + O2
molekul ini dinyatakan sebagai Hb4, dan pada kenyataannya bereaksi dengan 4
molekul O2 membentuk Hb4O8.
Hb4 + O2
Hb4 O8
Hb4O4 + O2
Hb4 O6
Hb4O2+ O2
Hb4 O4
Hb4O6+ O2
Hb4 O8
http://bali-community.blogspot.com/2008/05/manfaat-olahraga-bagi-kita.html
http://drdjebrut.wordpress.com/2010/06/23/pemeriksaan-darah-lengkap/
http://www.pantaibethanycare.com/general-medical-check-up.html
http://media.isnet.org/islam/Quraish/Wawasan/HalalBihalal1.html