Kepada Yth.
ARIFIANTO
ARF-20070703
..
diperantarai sel T pada sintesis IgG dari IgM. Hubungan antara IgG yang rendah dan
infeksi berulang pada anak dengan SN belum jelas dan belum diketahui apakah
pemberian imunoglobulin bermanfaat atau tidak.
(2) Defisiensi protein secara umum.
(3) Gangguan opsonisasi terhadap bakteri, mungkin disebabkan oleh menurunnya
konsentrasi faktor B dalam serum (proaktivator C3), yaitu yang merupakan bagian
dari jalur komplemen alternatif dan penting pada opsonisasi terhadap organisme
berkapsul, seperti pneumokokus dan beberapa jenis E. coli. Menurunnya faktor B
mungkin karena hilang dalam urin dan derajat penurunan faktor ini berkaitan
dengan derajat hipoalbuminemia. Menurunnya opsonisasi terhadap E. coli telah
dibuktikan pada pasien SN dengan faktor B yang rendah dan pada penambahan
faktor B terjadi peningkatan fagositosis. Tidak terjadi gangguan opsonisasi pada
stafilokokus aureus, yaitu kuman tanpa kapsul.
(4) Hipofungsi limpa.
(5) Akibat pengobatan imunosupresif.
3. Jelaskan mekanisme antirefluks pada saluran kemih yang dapat mencegah
refluks vesikoureter (RVU)!
Pada manusia normal, aliran urin bergerak satu arah dari ureter ke kandung kemih.
Ureter memasuki submukosa kandung kemih secara oblik. Perlekatan dengan
jaringan otot dari posterior inilah yang mencegah aliran balik (refluks) urin dari
kandung kemih kembali ke ureter. Bentuk ini menghasilkan efek menyerupai katup
yang menutupi ureter selama penyimpanan urin di kandung kemih dan saat
berkemih.
Refluks vesikoureter (RVU) dapat disebabkan oleh defek pada lokasi implantasi
ureter pada kandung kemih, yaitu perubahan sudut masuknya ureter atau katup
(yang menjaga aliran urin hanya masuk satu arah) yang lemah. Abnormalitas pada
bagian ureter yang masuk ke dalam vesika urinaria (ureter intravesika) ialah ureter
intravesika yang tidak cukup panjang untuk menyebabkan ureter menutup secara
adekuat, sehingga terjadi refluks urin. Penyebab lain adalah abnormalitas pada
jaringan otot detrusor vesika, abnormalitas lokasi orifisium uretra (misalnya
hipospadia), dan abnormalitas bentuk orifisium uretra.