Anda di halaman 1dari 31

KIMIA UNSUR

GOLONGAN VI A
SMA NEGERIXII
1 RANTAU
IPA 3
Disusun oleh :

KELOMPOK V
RAMADHATIL
MAURATY
RAYI HERISTYARA
SITI HADIJAH
SRI ISNA WARDATI
WAHIDAH

TAHUN AJARAN 2012/2013

KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang dengan ridha-Nya
kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Shalawat dan
salam tetap kami haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
SAW dan untuk para keluarga, sahabat dan pengikut-pengikut beliau yang
setia mendampingi beliau. Terimakasih kepada keluarga, ibu guru, dan
teman-teman yang terlibat dalam pembuatan makalah ini yang dengan doa
dan bimbingannya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Dalam makalah ini, kami membahas tentang Kimia Unsur yang
kami buat berdasarkan referensi yang kami ambil dari berbagai sumber,
diantaranya buku dan internet. Makalah ini diharapkan bisa menambah
wawasan dan pengetahuan yang selama ini kita cari. Kami berharap bisa
dimanfaatkan semaksimal mungkin dan sebaik mungkin.
Tidak ada gading yang tidak retak, demikian pula makalah ini.
Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan dan
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Rantau, 29 Oktober 2012


Hormat kami,

Kelompok V

DAFTAR ISI
Cover .........................................................................................................1
Kata Pengantar ..........................................................................................2
Daftar Isi ....................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................5
A.
B.
C.
D.
E.

Latar Belakang ............................................................................5


Tujuan ..........................................................................................6
Rumusan Masalah .......................................................................6
Manfaat Penulisan .......................................................................6
Metode Punulisan ........................................................................6

BAB II
PEMBAHASAN ...................................................................................7
1. OKSIGEN (O) ....................................................................................7

A.
B.
C.
D.

Sejarah Oksigen ..........................................................................7


Keberadaan Di Alam ....................................................................8
Sifat-Sifat Oksigen .......................................................................8
Pemisahan Dan Pembuatan Oksigen ...........................................9
E. Kegunaan Dan Bahaya Oksigen ..................................................10

2. BELERANG (S) ..................................................................................10


A.
B.
C.
D.

Sejarah Belerang ........................................................................11


Keberadaan Di Alam ...................................................................11
Sifat-Sifat Belerang .....................................................................11
Pemisahan Dan Pembuatan Belerang .........................................12
E. Kegunaan Dan Bahaya Belerang ................................................14

3. SELENIUM (Se) .................................................................................16


A.
B.
C.
D.

Sejarah Selenium ........................................................................16


Keberadaan Di Alam ...................................................................16
Sifat-Sifat Selenium ....................................................................17
Pembuatan Selenium ..................................................................18
E. Kegunaan Dan Bahaya Selenium ................................................18
4. TELURIUM (Te) ..................................................................................19
A. Sejarah Telurium .........................................................................19
B. Keberadaan Di Alam ...................................................................19
3

C. Sifat-Sifat Telurium .....................................................................20


D. Pembuatan Telurium ...................................................................20
E. Kegunaan Dan Bahaya Telurium .................................................21
5. POLONIUM (Po) .................................................................................22
A. Sejarah Polonium ........................................................................22
B. Keberadaan Di Alam ...................................................................22
C. Sifat-Sifat Polonium ....................................................................22
D. Polonium .....................................................................................23
E. Kegunaan Dan Bahaya Polonium ................................................24
BAB III
PENUTUP ..........................................................................................25
A. Kesimpulan .................................................................................25
B. Saran .........................................................................................26
DAFTAR PUSTKA ........................................................................................27
6.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam semesta ini kaya akan kandungan unsur-unsur kimia.
Hingga saat ini, unsur-unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur
tersebut dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam beberapa
golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B (golongan
transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi unsur
logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia.
Berapa unsur logam dan nonlogam, dalam bentuk unsur maupun
senyawa, banyak dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan
beberapa unsur logam dan nonlogam meningkat sesuia dengan berkembang
pesatnya industri, baik sebagai alat dasar maupun sumber energi.
Unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam
dalam batuan. Alam Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam,
oleh karena itu perlu penguasaan teknologi untuk mengolahnya menjadi
logam yang dibutuhkan.
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak mungkin tidak
melepaskan diri dari kimia unsur. Misalnya saja pada saat gosok gigi, kita
menggunakan senyawa dari natrium dan flourin dalam pasta gigi. Ketika kita
meminum es, berarti kita mengkonsumsi senyawa yang mengandung unsur
hidrogen dan oksigen, ketika tidur kita menghirup oksigen dan
mengeluarkan karbon dioksida.
Dengan kata lain unsur kimia sangat dibutuhkan karena
menjamin kelangsungan hidup. Dalam makalah ini akan menjelaskan
tentang unsur-unsur kimia golongan VI A.
Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia
karena semua beda yang ada di ala mini mengandung unsur kimia, baik
dalam bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan
logamnya. Tidak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa
unsur kimia memberikan dampak negative terhadap lingkungan dan
kesehatan. Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara
5

mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat yang dimiliki unsurunsur tersebut. Melalui makalah ini kami harapkan pembaca dapat
memahami dan mengetahui kimia unsur lebih spesifik lagi.

B. Tujuan
Mengetahui dan memahami
A di alam
Mengetahui dan memahami
golongan VI A
Mengetahui dan memahami
kimia golongan VI A
Mengetahui dan memahami
VI A

keberadaan unsur-unsur kimia golongan VI


pengelompokan dan sifat-sifat unsur kimia
kegunaan dan bahaya dari unsur-unsur
pembuatan unsur-unsur kimia golongan

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah unsur-unsur kimia golongan VI A ?
2. Seberapa banyak keberadaan unsur-unsur kimia golongan VI A di
alam ?
3. Bagaimana sifat unsur-unsur kimia golongan VI A ?
4. Bagaimanakah pembuatan unsur-unsur kimia golongan VI A ?
5. Apakah kegunaan dan bahaya dari unsur-unsur kimia golongan
VI A ?

D. Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada semua pihak yang membacanya umumnya dan khususnya kepada
siswa untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang kimia unsur
khususnya golongan VI A.

E. Metode Penulisan
Data penulisan makalah ini diperoleh dari telaah pustaka dari
buku-buku yang membahas tentang kimia unsur khususnya golongan VI A.
Selain itu pengumpulan data makalah ini diperoleh dari browsing internet.
6

BAB II
PEMBAHASAN
Unsur kimia golongan 16 atau VI A dari tabel periodik merupakan
golongan kalkogen. Golongan ini juga dikenal sebagai golongan oksigen.
Golongan ini terdiri dari unsur oksigen (O), belerang (S), selenium (Se),
telurium (Te), dan elemen radioaktif polonium (Po).

1.OKSIGEN (O)

Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam tabel periodik
yang mempunnyai lambing O dan nomor atom 8. Ia merupakan unsur
golongan kalkogen yang dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir
semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida). Pada tempratur dan
tekanan standar, dua atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu
senyawa gas diatomic dengan rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa,
dan tidak berbau.
A. Sejarah Oksigen
Oksigen ditemukan oleh Carl Wilhelm Scheele, seorang ahli obat
dari Uppsala pada tahun 1772-1773 dan Joseph Priestley di Wiltshire pada
tahun 1774. Temuan Priestley lebih terkenal oleh karena publikasinya
merupakan yang pertama kali dicetak.
8

Carl Wilhelm Scheele menghasilkan oksigen dengan


memanaskan raksa oksida dan berbagai nitrat. Ia menyebut gas oksigen
dengan udara api karena merupakan satu-satunya gas yang diketahui
mendukung pembakaran. Ia menuliskan pengamatannya ke dalam sebuah
manuskip yangn berjudul Treatise on Air and Fire, yang kemudian ia kirimkan
kepenerbitnya pada tahun 1775. Namun, dokumen ini tidak dipublikasikan
sampai tahun 1777.
Pada saat yang sama, seorang pastor Britania, Joseph Priestley,
melakukan percobaan yang memfokuskan cahaya matahari ke raksa oksida
(HgO) dalam tabung gelas pada tanggal 1 Agustus 1774 dan menghasilkan
gas yang ia namakan dephlogisticated air. Priestley mempublikasikan
penemuannya pada tahun 1775 dalam sebuah laporan yang berjudul An
Account of Further Discoveries in Air. Laporan ini pula dimasukkan ke dalam
jilid kedua bukunya yang berjudul Experiments and Obsevation on Different
Kinds of Air.
Namun seorang kimiawan Prancis, Antoine Laurent Lavoisier-lah
yang menciptakan istilah oksigen pada tahun 1777 dengan bantuan
eksperimen Priestley dan surat dari Scheele mengenai penemuannya.
B. Keberadaan Di Alam
Oksigen merupakan unsur paling melimpah ketiga di alam
semesta berdasarkan masa dan unsur paling melimpah di kerak bumi.
Merupakan komponen paling umum ke-2 dalam atmosfir bumi.

N
O
1
2
3
4
5
6
7

KEBERADAAN
Dalam keadaan bebas diudara
Komposisi udara bersih dan kering
Kandungan mineral utama dalam
laut
Kelimpahan dikulit bumi
Komponen utama dalam
samudera
Penyusun matahari
Atmosfir

PERSENTASE
20 % volume
20,94 %
53,7 mol/liter
49,20 % (masa)
88,8 % (berdasarkan massa)
0,9 %
21,0 % (volume) dan 23,1 %
(massa) atau sekitar 1015 ton
atmosfir

C. Sifat-sifat Oksigen
Titik Leleh (C)
Titik Didih (C)
Bentuk (pada suhu kamar)
Berat Molekul
Suhu Kritis
Berat Jenis Gas (@101,3 kPa & 15C)
Daya Larut Dalam Air (@101,3 kPa & 20C)
Berat Jenis Relatif (Udara = 1)
Isi Spesifik (@101,3 kPa & 15C)

-218
-183
Gas tak berwarna
32,0
-118,8 C
1,35 kg/m3
0,032 cm3/cm3
1,105
0,738 m3/kg

Pada tempratur kamar, oksigen merupakan gas yang tidak


berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. 1 molekul terdiri dari 2 atom
(molekul diatomic). Oksigen mempunyai 3 buah isotop, yaitu 16O, 17O dan
Afinitas terhadap unsur lain sangat besar, lebih-lebih bila dipanaskan.

18

O.

Sifat kimia Oksigen ialah oksigen membentuk senyawa dengan


semua unsur, kecuali gas-gas mulia ringan. Biasanya oksigen bereaksi
dengan logam membentuk ikatan yang bersifat ionic dan bereaksi dengan
bukan logam membentuk ikatan yang bersifat kovalen sehingga akan
membentuk oksida.
D. Pemisahan dan Pembuatan Oksigen
Pemisahan
Dekomposisi KClO3 pada 400oC dan KMnO4 pada 214oC:
Elektrolisis KOH dengan elektroda Ni menghasilkan oksigen murni

2 KClO3


MnO2

2 KCl 3O2

KMnO4 K 2 MnO4 MnO2 O

Pembuatan

-Dalam teknik :
1) Elektrolisa air yang telah ditambahkan sedikit asam atau basa

H 2 O 2 H 2 O O2
10

Katoda

anoda

2) Destilasi bertingkat (lihat pembuatan gas nitrogen)


-Dalam Laboratorium :
1) Pemanasan kalium klorat dengan katalisator batu kawi (MnO2)

2 KClO3


MnO 2

2 KCl 3O2

2) Pemanasan peroksida

2 H 2 O 2 H 2 O O2
3) Pemanasan garam-garam nitrat

Cu ( NO3 ) 2 CuO NO2 O2


E. Kegunaan dan Bahaya Oksigen
Oksigen digunakan untuk menopang kehidupan, memperbesar
pembakaran, digunakan untuk pembuatan baja dan pada saat dicampr
dengan bahan bakar, digunakan untuk pengelasan, pemotongan,
pemanasan dan penyepuhan. Juga digunakan untuk membuat methanol,
etilin oksida, titanium dioksida dan untuk memperkaya udara tungku untuk
pencairan tembaga, seng, dan sebagainya. Di pabrik kertas ooksigen
digunakan untuk memutihkan pulp, oksidasi dari cairan limbah pekat dan
pemurnian limbah.
Selain bermanfaat, oksigen juga dapat membahayakan. Oksigen
secara terus-menerus akan memperbesar pembakaran bermacam-macam
yang biasanya tidak terbakar di udara. Suhunya sangat rendah (-183C).
Oksigen merupakan support pembakaran, dengan kelebihan oksigen, maka
daya pembakaran menjadi lebih besar, itulah mengapa angin pembawa
oksigen menjadi pembunuh nomor satu belakangan ini di kota besar.

2.BELERANG (S)

11

Belerang/Sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang


memiliki lambang S dan nomor atom 16.Bentuknya adalah non-metal yang
tak berasa,tak berbau & multivalent. Belerang dalam bentuk aslinya adalah
sebuah zat padat kristalin kuning.

A. Sejarah Belerang
Menurut Genesis,belerang sudah lama dikenal oleh nenek
moyang sebagai batu belerang.
B. Keberadaan Di Alam
Belerang terjadi secara alamiah di sekitar daerah pegunungan
dan hutan tropis. Belerang terdapat secara luas dialam sebagai unsur bebas.
Belerang terdapat dalam lapisan kurang lebih 150 m dibawah batu karang,
pasir, atau tanah liat yang keberadaannya dalam bentuk senyawa
H2S,SO2,CaSO4,dan MgSO4. Di alam belerang dapat ditemukan sebagai unsur
murni atau sebagai mineral-mineral sulfide dan sulfate. Ia adalah unsur
penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam 2 asam amino. Zat murninya
tidak berbau, tidak berasa dan memiliki struktur yang beragam, tergantung
kondisi sekitar. Secara alami banyak terdapat di gunung berapi. Komponen
murninya tidak beracun namun senyawa yang terbentuk kebanyakan
berbahaya bagi manusia. Senyawa belerang yang utama adalah SO2, dan
SO3.
12

C. Sifat-sifat Belerang
Belerang merupakan padatan rapuh yang memiliki warna kuning
pucat, tidak larut dalam air tapi mudah larut dalam karbon disulfida (CS 2).
Berbagai bentuk dari unsur belerang baik berupa gas, cair ataupun padat
terjadi dalam bentuk alotrop yang lebih dari satu atau campuran. Bentuk
yang berbeda-beda ini menyebabkan sifat dari belerang ini berbeda-beda
juga dan bentuk alotropnya masih belum bisa dipahami.
Energi ionisasi pertama dan kedua dari sulfur dan 999,6 kJ 2252
mol , masing-masing. Meskipun tingkat tinggi seperti, oksidasi belerang
hingga +2 jarang terjadi, sehubungan dengan negara-negara yang lebih +4
dan +6. Keempat dan keenam ionisasi energi 4556 dan 8495,8 kJ mol -1,
dengan tingginya kadar transfer elektron karena orbital. Negara ini hanya
stabil dengan oksidan kuat seperti fluor, oksigen dan klorin.
-1

Sulfur bentuk molekul poliatomik dengan rumus kimia yang


berbeda, dengan alotrop paling terkenal octasulfur sedang, cyclo-S8.
Octasulfur yang lembut, lampu-padat hanya dengan bau samar kuning, mirip
dengan pertandingan. Hal meleleh pada 115,21 C, mendidih pada 444,6
C dan menyublim dengan mudah. Pada 95,2 C,. Di bawah suhu leleh,
perubahan octasulfur cyclo-octasulfur dari -untuk -Polymorph. S 8 struktur
cincin hampir tidak berubah oleh perubahan fasa, yang mempengaruhi
interaksi antarmolekul.

Fase
Massa (Sekitar
Kamar)
Massa (Sekitar
Kamar)
Massa (Sekitar
Kamar)
Massa (Sekitar
Kamar)
Titik Lebur

Suhu

Solid
(alfa) 2,08 g/cm3

Suhu

(beta) 1,96 g/cm3

Suhu

(gama) 1,92 g/cm3

Suhu

1.819 g/cm3

Titik Didih
Titik Kritis
Kalor Peleburan
Kalor Penguapan

388.36 K (115.21oC,
239.38oF)
717.8K (444.6oC, 832.3oF)
1314 K, 20,7 MPa
(mono) 1.727 kJ/mol
(mono) 45 kJ/mol
13

Kapasitas Kalor

(25oC) 22.75 J/(mol.K)

Belerang juga memiliki sifat-sifat kealotropan. Berikut adalah sifat fisika dan
sifat kimianya :
a.

Sifat-sifat fisika dan kealotropan

Merupakan unsur bukan logam, padat berwarna kuning pucat,


rapuh, tanpa bau dan rasa. Konduktor panas dan bukan konduktor listrik.
Belerang tidak terlarut dalam air, larut sederhana dalam benzene dan larut
dengan baik dalam karbon disulfide.
Terdapat sejumlah alotrop untuk belarang :
- Siklooktabelerang (S8)
- Sikloheksabelerang (S6), alotrop ini dapat disintesiskan dengan cara
mencampur natrium triosulfat dan asam klorida pekat
- Siklododekabelerang (S12)
b. Sifat-sifat kimia dan kealotropan
Belerang dapat bergabung dengan kebanyakan logam pada
pemanasan,bereaksi langsung dengan unsure-unsur bukan logam
D. Pemisahan dan Pembuatan Belerang
Cara pengolahan belerang tergantung dari jenis endapannya dan
hasil yang diinginkan. Untuk belerang yang berbentuk Kristal dapat langsung
dimasukkan ke dalam autiklat dimasukkan atau ditambahkan solar, air dan
NaOH, kemudian dipanaskan dengan memasukkan uap air panas dengan
tekanan 3 atm selama 30-60 menit. Pemisahan akan terjadi karena belerang
mempunyai titik lebur yang lebih rendah dibandingkan dengan mineralmineral pengotornya. Hasilya yang berupa belerang cair dialirkan melalui
filter dan kemudian dicetak.
Untuk belerang jenis lumpur, pengolahannya perlu dilakkukan
secara floantasi terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam autoklaf.
Tujuan dari floatasi adalah untuk meningkatkan kadar belerang dan
memisahkan senyawa-senyawa besi sulfat dan silikat dari larutan. Cara
pengolahan lain untuk belerang jenis ini dengan cara pelarutan dan
penghabluran dengan dengan menggunakan pelarut karbon disulfide,
dimethyl disulfit atau larutan hidrokarbon berat lainnya.

14

Untuk pengolahan belerang secara sederhana dapat dilakukan


dengan jalan memanaskan bongkah-bongkah belerang didalam wajan besi
atau alumunium yang berdiameter 80-100 cm diatas tungku sederhana yang
terbuat dari tanah liat atau andesit. Pemanasan dilakukan dengan kayu atau
kompor minyak tanah sambil diaduk-aduk, sesudah belerang mencair
kemudian disaring dengan kantong-kantong yang terbuat dari kain.
Selanjutnya ditampung dalam tabung-tabung bamboo sebagai alat cetaknya.
Belerang dihasilkan secara komersial dari sumber mata air
hingga endapan garam yang melengkung sepanjang Lembah Gulf di Amerika
Serikat. Menggunakan proses Frasch, air yang dipanaskan masuk ke dalam
sumber mata air untuk mencairkan belerang, yang kemudian terbawa ke
permukaan. Belerang juga terdapat pada gas alam dan minyak mentah,
namun belerang harus dihilangkan dari keduanya. Awalnya hal ini dilakukan
secara kimiawi, yang akhinya membuang belerang. Namun sekarang, proses
yang baru memungkinkan untuk mengambil kembali belerang yang
terbuang. Sejumlah besar belerang diambil dari ladang gas Alberta.
1.

Proses Frasch. Cadangan bawah tanah belerang biasanya terdapat


pada kedalaman antara 150-750 m dan tebalnya kira-kira 30 m. Pipa
berdiameter 20 cm dimasukkan hingga ke dasar endapan belerang. Pipa lain
yang lebih kecil, berdiameter 10 cm dan lebih pendek dimasukkan dalam
pipa pertama. Pipa terakhir, bediameter 2,5 cm dimasukkan ke dalam pipa
kedua. Pipa terakhir mempunyai panjang setengah dari pipa pertama (lihat
gambar di bawah ini).Mula-mula air bersuhu 165oC dialirkan ke bawah
melalui pipa pertama. Air panas ini akan melelehkan belerang di sekitarnya
dan mendorong cairan belerang naik melalui pipa. Air bertekanan tinggi
dipompa melalui pipa yang paling kecil, menghasilkan buih bermassa jenis
kecil yang akan naik ke permukaan tanah melewati pipa berukuran sedang.
Buih ini mengandung belerang, udara, dan air. Di permukaan tanah,
campuran ini didinginkan dan menghasilkan kristal belerang berwarna
kuning dari cairannya yang berwarna ungu. Kristal belerang dihancurkan
dengan dinamit menjadi pecahan yang berukuran lebih kecil sehingga
mudah diangkut ke tempat lain.

15

2.

Proses Claus. Pada proses Claus, mula-mula gas alam dialirkan dalam
etanol amin, HOCH2CH2NH2 dan terjadi reaksi: HOCH2CH2NH2(l) + H2S(g)
HOCH2CH2NH3+ + HS- Setelah dipisahkan, campuran kemudian dipanaskan
sehingga H2S dilepaskan sebagai gas. Gas ini kemudian dicampur dengan
gas oksigen untuk membakar sepertiga H2S menjadi gas SO2 dan air. Gas SO2
bereaksi dengan H2S sisa membentuk belerang dan air.
2 H 2 S 3O2 2 SO2 2 H 2 O4 H 2 S 6 S 4 H 2 O

3.

Pemanasan Pirit. Pirit dipanaskan tanpa udara akan menyebabkan


dekomposisi S22- menjadi belerang dan FeS.

FeS2 FeS+S
E. Kegunaan dan Bahaya Belerang
Belerang adalah komponen serbuk mesiu dan digunakan
dalam proses vulkanisasi karet alam dan juga berperaan sebagai fungisida.
Belerang digunakan besar-besaran dalam pembuatan pupuk fosfat. Bertonton belerang digunakan untuk menghasilkan asam sulfat, bahan kimia yang
sangat penting. Belerang juga digunakan untuk pembuatan kertas sulfit dan
kertas lainnya, untuk mensterilkan alat pengasap, dan untuk memutihkan
buah kering. Belerang merupakan insultor yang baik. Belerang sangat
penting untuk kehidupan. Belerang adalah penyusun lemak, cairan tubuh
dan mineral tulang, dalam kadar yang sedikit. Belerang cepat
menghilangkan bau, digunakan dalam baterai, dipakai pada fungisida dan
pembuatan pupuk, digunakan pada korek dan kembang api, digunakan
sebagai pelarut dalam berbagai proses. Belerang dioksida adalah zat
berbahaya di atmosfer, sebagai pencemar udara. Senyawa organik yang
mengandung belerang sangat penting. Kalsium sulfur, ammonium sulfat,

16

karbon disulfida, belerang dioksida dan asam sulfida adalah beberapa


senyawa di antara banyak senyawa belerang yang sangat penting.
Pada tanaman, sulfur dapat berfungsi sebagai pembentukan
asam amino dan pertumbuhan tunas serta membantu pembentukan bintil
akar tanaman, Pertumbuhan anakan pada tanaman, berperan dalam
pembentukan klorofil serta meningkatkan ketahanan terhadap jamur. Pada
beberapa jenis tanaman antara lain berfungsi membentuk senyawa minyak
yang menghasilkan aroma dan juga aktifator enzim membentuk papain.
Gejala kekurangan sulfur pada tanaman pada umumnya mirip kekurangan
unsur nitrogen. misalnya daun berwarna hijau mudah pucat hingga berwarna
kuning, tanaman kurus dan kerdil, perkembangannya lambat.
Sedangkan untuk kecantikan, Sulfur bermanfaat untuk
merangsang kolagen, serat yang membuat kulit tampak lebih kencang, serta
dapat mengurangi kerutan pada wajah. Dengan minum suplemen sulfur
setiap hari, maka dalam waktu 6 minggu akan terlihat hasilnya.
Selain berguna untuk kehidupan, sulfur juga mempunyai dampak
yang berbahaya bagi kehidupan misalnya senyawa-senyawa belerang yang
bertindak sebagai zat pencemaran udara dan berbahaya seperti SO2 dan
SO3.
Sulfur dioksida (SO2) adalah gas tidak berwarna. Berbau khas
memerihkan mata dan dapat merusak saluran pernapasan, sebab apabila
terisap oleh pernapasan secara berlebihan akan bereaksi dengan air dalam
saluran pernapasan dan membentuk asam sulfit yang akan merusak jaringan
dan menimbulkan rasa sakit. Sulfur dioksida dapat terbentuk pada
pembakaran batu bara yang mengandung belerang, dan pemanggangan
bijih sulfida. Sulfur dioksida dapat melarut dengan baik dalam air. SO2(g) +
H2O(l) H2SO3 (aq).

17

Sifat SO2 yang mudah larut dan menghasilkan asam seperti


dijelaskan di atas mengakibatkan persoalan lingkungan seperti misalnya
hujan asam.Terjadinya hujan asam yaitu dari pembakaran bahan bakar posil
seperti minyak dan batu bara akan di hasilkan NOx dan SOx juga partikel
lain.Polutan akan tinggal beberapa lama di udara dan kemudian musnah
terdeposisi kepermukaan bumi , selama polutan diudara, kualitas udara
menurun yang dapat berakibat langsung pada kesehatan manusia seperti
sesak napas / gatal-gatal di kulit. Polutan seperti oksida sulfur (SO2) dan
dioksida nitrogen (NO2) melalui reaksi oksidasi dengan ozon akan berubah
menjadi (SO3) dan NO3 selanjutnya berubah menjadi senyawa sulfat dan
senyawa nitrat. Senyawa-senyawa tersebut akan berpindah dari atmosfer
kepermukaan bumi melalui hujan dan deposisi langsung sehingga di kenal
dengan deposisi basah dan deposisi kering. Proses deposisi basah terjadi
dengan pembentukan awan dan akhirnya turun sebagai hujan salju atau
kabut yang mengandung asam. Deposisi asam yang terkandung dalam hujan
dapat menggambarkan kondisi keasaman air hujan dalam angka pH.
Kategori angka pH mengindikasikan hujan basa atau asam. Bila air hujan
mempunyai nilai pH di bawah 5,6 di katakan telah terjadi hujan asam di
daerah tersebut.
Kerugian utama dari adanya sulfur adalah resiko korosi oleh
asam sulfat yang terbentuk selama dan sesudah pembakaran, dan
pengembunan di cerobong asap, pemanas awal udara dan economizer.

3.SELENIUM (Se)

18

Selenium merupakan suatu unsur kimia dalam tabel periodik


yang memiliki lambang Se dan nomor atom 34. Selenium sendiri adalah zat
padat alami yang banyak tetapi tidak merata dalam kerak bumi.
A. Sejarah Selenium
Selenium ditemukan oleh Berzellius pada tahun 1817, yang
menemukannya bergabung bersama telurium (namanya diartikan sebagai
bumi). Beberapa tahun yang lalu, selenium didapatkan dari debu cerobong
asap yang tersisa dari proses bijih tembaga sulfide. Sekarang selenium
diseluruh dunia dihasilkan dari pemurnian kembali logam anoda dari proses
elektrolisis tembaga.
B. Keberadaan Di Alam
Selenium ditemukan dalam beberapa mineral yang cukup langka
seperti kruksit dan klausthalit. Penyebaran selenium dikerak bumi tidaklah
merata. Hal ini juga umumnya ditemukan dibebatuan dan tanah. Selenium
tidak sering ditemukan di lingkungan dalam bentuk mendasar, tetapi
biasanya dikombinasikan dengan zat lain.
C. Sifat-sifat Selenium
Selenium dalam bentuk murni biasanya berwarna abu-abumetalik Kristal
hitam.
Sifat fisika Selenium diantaranya adalah :
19

Symbol
Fase
Radius Atom
Volume Atom
Massa Atom
Titik Didih
Radius Kovalensi
Struktur Kristal
Massa Jenis

Konduktivitas Listrik
Elektronegativitas
Konfigurasi Electron
Formasi Entalpi
Konduktivitas Panas
Potensial Ionisasi
Titik Lebur
Bilangan Oksidasi
Kapasitas Panas
Kapasitas Kalor
Entalpi Penguapan
Kalor Peleburan
Kalor Penguapan
Titik Kritis

Se
Solid
1,4 A
16,5 Cm3/Mol
78,96
958 K
1,16 A
Heksagonal
4,79 G/Cm3
(Gray) 4,81 G/Cm3
(Alpha) 4,39 G/Cm3
(Vitreous) 4,28 G/Cm3
8x106 Ohm-1cmcm-1
2,55
[Ar]3d10 4s2p4
5,54 Kj/Mol
2,04 Wm-1k-1
9,752 V
494 K
-2, 4, 6
0,32 Jg-1K-1
(25C) 25,363 J
26,32 Kj/Mol
(Gray) 6,69 Kj/Mol
95,48 Kj/Mol
1766 K. 27,2 Mpa

Adapun sifat kimianya, Selenium berada dalam bebrapa bentuk


allotrop, walaupun hanya dikenal tiga bentuk. Selenium bisa didapatkan baik
dalam struktur amorf maupun Kristal. Selenium amorf biasanya berwarna
merah (bentuk serbuk) atau hitam (dalam bentuk seperti kaca). Selenium
Kristal monoklinik berwarna merah tua, sedangkan selenium Kristal
heksagonal, yang merupakan jenis paling stabil berwarna abu-abu metalik.
Selenium menunjukkan sifat fotovoltaik, yakni mengubah cahaya
menjadi listrik, dan sifat fotokonduktif, yakni menunjukkan penurunan
hambatan listrik dengan meningkatkan cahaya dari luar (menjadi
penghantar listrik ketika terpapar cahaya dengan energy yang cukup). Sifatsifat ini membuat selenium sangat berguna dalam produksi fotosel dan
exposuremeter untuk tujuan fotografi, seperti sel matahari. Dibawah titik
cair, selenium adalah semikonduktor tipe p dan memiliki banyak kegunaan
dalam penerapan elektronik.
20

Selenium telah dikatakan non toksik, dan menjadi kebutuhan


unsur yang penting dalam jumlah sedikit. Namun asam selenida dan
senyawa selenium lainnya adalah racun dan reaksi fisiologisnya menyerupai
arsen.

D. Pembuatan Selenium
Selenium diperoleh daari memanggang endapan hasil elektrolisis
dengan soda atau asam sulfat. Atau dengan meleburkan endapan tersebut
dengan soda dan niter (mineral yang mengandung kalium nitrat).
Namun, dari sumber lainnya dikatakan bahwa selenium terjadi
secara alami di lingkungan. Sebagai salah satu elemen, selenium tidak dapat
diciptakan ataupun dihancurkan, meskipun selenium dapat berubah bentuk
dalam lingkungan.
E. Kegunaan dan Bahaya Selenium
Selenium digunakan dalam xerografi untuk memperbanyak
salinan dokumen, surat dan lain-lain. juga digunakan oleh industri kaca untuk
mengawawarnakan kaca dan untuk membuat kaca dan lapisan email gigi
yang berwarna rubi. Juga digunakan seagai tinta fotografi dan sebagai bahan
tambahan baja tahan karat.
Orang terpapar kadar rendah selenium setiap harinya melalui
makanan, air, dan udara. Selenium merupakan elemen esensial bagi
manusia dan hewan. Namun, selenium dapat berbahaya bila diambil secara
teratur dalam jumlah yang lebih tinggi daripada jumlah yang dibutuhkan
untuk kesehatan yang baik. Asam selenida pada konsentrasi 1,5 ppm tidak
boleh ada dalam tubuh manusia. Selenium dalam keadaan padat, dalam
jumlah yang cukup dalam tanah dapat memberikan dampak yang fatal pada
tanaman pakan hewan. Terpapar dengan senyawa selenium di udara tidak
boleh melebihi kadar 0,2 mg/m3 (selama 8 jam kerja perhari-40 jam
seminggu).
Meskipun selenium trace elemen penting, sangat beracun jika
diambil secara berlebihan. Melebihi tingkat asupan atas ditoleransi 400
mikrogram per hari dapat menyebabkan selenosis.

4.TELURIUM (Te)
21

A. Sejarah Telurium
Telurium ditemukan oleh Muller von Reichenstein pada tahun
1782 dan diberi nama oleh Klaproth, yang telah mengisolasinya pada tahun
1798.
B. Keberadaan Di Alam
Telurium kadang-kadang dapat ditemukan di alam, tapi lebih
sering sebagai senyawa tellurida dari emas (kalaverit), dan bergabung
dengan logam lainnya. Telurium didapatkan secara komersil dari lumpur
anoda yang dihasilkan selama proses pemurnian elektrolisis tembaga panas.
Amerika Serikat, Kanada, Peru dan Jepang adalah penghasil terbesar unsur
ini. Ada 30 isotop telurium yang telah dikenali, dengan massa atom berkisar
antara 108 hingga 137. Telurium di alam hanya terdiri dari delapan isotop.
Telurium dan senyawanya kemungkinan beracun dan harus ditangani dengan
hati-hati. Hanya boleh terpapar dengan telurium dengan konsentrasi
serendah 0.01 mg/m3, atau lebih rendah, dan pada konsentrasi ini telurium
memiliki bau khas yang menyerupai bau bawang putih.
C. Sifat-sifat Telurium
Telurium memiliki warna putih keperak-perakan, dan dalam
keadaan murninya menunjukkan kilau logam. Cukup rapuh dan bisa
dihaluskan dengan mudah. Telurium amorf ditemukan dengan pengendapan
telurium dari larutan asam tellurat. Apakah bentuk dari senyawa ini adalah
22

amorf atau terbentuk dari kristal, masih menjadi bahan pertanyaan. Telurium
adalah semikonduktor tipe-p, danmenunjukkan daya hantar yang lebih tinggi
pada arah tertentu, tergantung pada sfat kerataan atom.
Daya hantarnya bertambah sedikit ketika unsur ini terpapar
dengan sinar matahari. Telurium bisa diberi dopan perak, tembaga, emas,
timah atau unsur lainnya. Di udara, telurium terbakar dengan nyala biru
kehijau-hijauan, membentuk senyawa dioksida. Telurium cair mengkorosi
besi, tembaga dan baja tahan karat.
Ketika kristal, telurium adalah putih keperakan dan ketika dalam
keadaan murni memiliki kilau metalik. Hal ini rapuh dan mudah dilumatkan
metalloid. Amorf telurium ditemukan oleh pengendapan dari larutan atau
asam tellurous telurik (Te (OH) 6). Telurium adalah semikonduktor tipe-p
yang menunjukkan konduktivitas listrik yang lebih besar dalam arah tertentu
tergantung pada penyelarasan atom; konduktivitas sedikit meningkat ketika
terkena cahaya (fotokonduktivitas). Ketika dalam keadaan cair nya, telurium
adalah korosif terhadap tembaga, besi dan stainless steel.
Telurium mengadopsi struktur polimer, yang terdiri dari zig-zag
rantai atom Te. Bahan ini tahan oksidasi abu-abu dengan udara dan terbang.
Fase
Massa jenis
Massa jenis (dalam cairan)
Titik lebur
Titik didih
Kalor peleburan (mono)
Kalor penguapan (mono)
Kapasitas kalor

Solid
6,24 g/cm3
1,96 g/cm3
722.66 K (448,51C)
1261 (998C)
17,48 kJ/mol
114,1 kJ/mol
(25oC)25.73 J/(mol.K)

D. Pembuatan Telurium
Sumber utama telurium adalah dari lumpur anoda dihasilkan
selama pemurnian secara elektrolisa tembaga dari lecet. Ini adalah
komponen dari debu ledakan tungku dari pemurnian timah. 500 ton bijih
tembaga pengobatan biasanya memproduksi satu pon (0,45 kg) telurium.
Telurium diproduksi terutama di Amerika Serikat, Peru, Jepang, dan Kanada.
Untuk tahun 2006, British Geological Survey memberikan nomor-nomor
berikut: Amerika Serikat 50 t, 37 t Peru, Jepang dan Kanada 11 24 t.

23

Deposisi anoda berisi selenides dan tellurides dari logam mulia


dalam senyawa dengan rumus M2Se atau M2Te (M = Cu, Ag, Au). Pada suhu
500 C anoda lumpur dipanggang dengan karbonat natrium di bawah
udara. Ion logam direduksi menjadi logam, sementara Telluride diubah
menjadi tellurite natrium.
M 2Te O2 Na 2 CO3 Na 2 TeO 3 2M CO2

Tellurites bisa kehabisan campuran dengan air dan biasanya


hadir sebagai hydrotellurites HTeO3-dalam larutan. Selenites juga terbentuk
selama proses ini, tetapi mereka dapat dipisahkan dengan menambahkan
asam sulfat. Telurium hydrotellurites dioksida dikonversi menjadi larut
sementara selenites tinggal dalam larutan.
HTeO 3 OH H 2 SO4 TeO 2 2 SO42 2 H 2 O

Pengurangan dengan logam dilakukan baik oleh elektrolisis atau


dengan reaksi dioksida telurium dengan belerang dioksida dalam asam
sulfat.
TeO 2 2 SO2 2 H 2 O Te SO42 4 H

Telurium Komersial-kelas biasanya dipasarkan sebagai bedak


minus 200 mesh, tetapi juga tersedia sebagai slab, ingot, batang, atau
benjolan. Akhir tahun harga telurium pada tahun 2000 adalah US $ 14 per
pon. Dalam beberapa tahun terakhir, harga telurium didorong oleh
peningkatan permintaan dan penawaran terbatas, bahkan di US $ 100 per
pon di tahun 2006.
E. Kegunaan dan Bahaya Telurium
Telurium digunakan dalam tellurida kadmium (CdTe) sebagai
panel surya. Panel surya CdTe ini digunakan untuk mencapai beberapa
efisiensi sel tertinggi dalam pembangkit listrik tenaga surya. Produksi panel
surya CdTe untuk komersial dilakukan oleh Perusahaan First Solar.
Telurium memperbaiki kemampuan tembaga dan baja agar tahan
terhadap karat untuk digunakan dalam permesinan. Penambahan telurium
pada timbal dapat mengurangi reaksi korosi timbal oleh asam sulfat, dan
juga memperbaiki kekuatan dan kekerasannya. Telurium dapat digunakan
24

untuk mengvulkanisir karet. Karet yang


mengalami peningkatan ketahanan panas.

dihasilkan

dengan

cara

ini

Telurium digunakan sebagai komponen utama sumbat peleburan,


dan ditambahkan pada besi pelapisan pada menara pendingin. Telurium juga
digunakan dalam kramik. Bismut tellurida telah digunakan dalam perakitan
termoelektrik.
Telurium dan senyawanya kemungkinan beracun dan harus
ditangani hati-hati. Hanya boleh terpapar dengan telurium dengan
konsentrasi serendah 0,01 mg/m3 atau lebih rendah, dan pada konsentrasi ini
telurium memiliki bau khas yang menyerupai bau bawang putih.

5.POLONIUM (Po)

Polonium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang


memiliki lambang Po dan nomor atom 84. Unsur radioaktif yang langka ini
termasuk kelompok metaloid yang memiliki sifat kimia yang mirip dengan
telurium dan bismut. Polonium merupakan unsur radioaktif yang terbentuk
secara alami di kerak bumi dan merupakan elemen pertama yang ditemukan
berdasarkan sifat radioaktifnya. Polonium adalah salah satu elemen dari
uranium-radium dan merupakan anggota dari uranium-238.
A. Sejarah Polonium
Polonium ditemukan di Pithblende pada 1989 oleh ahli kimia
Prancis yaitu Marie Curie, dinamakan berdasarkan Negara asalnya Polandia.
B. Keberaadaan Di Alam

25

Polonium adalah unsur yang sangat jarang di alam. Jumlah


elemen ini terjadi dalam batuan yang mengandung radium.
C. Sifat-sifat Polonium
Polonium 210 memiliki titik cair yang rendah, logam yang mudah
menguap, dengan 50% polonium menguap di udara dalam 45 jam pada suhu
55oC. Merupakan pemancar alpha dengan masa paruh waktu 138.39 hari.
Satu milligram memancarkan partikel alfa seperti 5 gram radium. Energi
yang dilepaskan dengan pancarannya sangat besar (140 W/gram); dengan
sebuah kapsul yang mengandung setengah gram polonium mencapai suhu
di atas 500oC. Kapsul ini juga menghasilkan sinar gamma dengan kecepatan
dosisnya 0.012 Gy/jam. Sejumlah curie (1 curie = 3.7 x 1010Bq) polonium
mengeluarkan kilau biru yang disebabkan eksitasi di sekitar gas. Polonium
mudah larut dalam asam encer, tapi hanya sedikit larut dalam basa. Garam
polonium dari asam organik terbakar dengan cepat; halida amina dapat
mereduksi nya menjadi logam. Sifat kimia polonium adalah mirip dengan
telurium dan bismut. Polonium mudah larut dalam asam encer, tetapi hanya
sedikit larut dalam alkali . Senyawa hidrogen Poh 2 adalah cair pada suhu
kamar ( titik lebur -36,1 C, titik didih 35,3 C). struktur Halida yang dikenal
Cacar 2, cacar 4 dan 6 Cacar. Kedua oksida Poo Poo 2 dan 3 adalah produk
dari oksidasi polonium. Telah dilaporkan bahwa beberapa mikroba dapat
membentuk senyawa methylate polonium oleh aksi methylcobalamin . Hal
ini mirip dengan cara di mana merkuri , selenium dan telurium merupakan
alkohol pada makhluk hidup untuk menciptakan senyawa organologam.
Sebagai hasil ketika mempertimbangkan pembentukan senyawa biokimia
dari polonium harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa polonium akan
mengikuti jalur biokimia yang sama seperti selenium dan telurium.
Titik Leleh
Titik Didih
Spesifik
Gravitasi

254 C ( sekitar 489


F )
962 C ( sekitar 1764
F )
9,3

D. Pembuatan Polonium
Bijih uranium hanya mengandung sekitar 100 mikrogram unsur
polonium per tonnya. Ketersediaan polonium hanya 0.2% dari radium. Pada
26

tahun 1934, para ahli menemukan bahwa ketika mereka menembak bismut
alam (209Bi) dengan neutron, diperoleh 210Bi yang merupakan induk
polonium. Sejumlah milligram polonium kini didapatkan dengan cara seperti
ini, dengan menggunakan tembakan neutron berintensitas tinggi dalam
reaktor nuklir. Polonium-210 adalah yang paling banyak tersedia. Isotop
dengan massa 209 (masa paruh waktu 103 tahun) dan massa 208(masa
paruh waktu 2.9 tahun) bisa didapatkan dengan menembakkan alfa, proton,
atau deutron pada timbal atau bismut dalam siklotron, tapi proses ini terlalu
mahal. Logam polonium telah dibuat dari polonium hidroksida dan senyawa
polonium dengan adanya ammonia cair anhidrat atau ammonia cair pekat.
Diketahui ada dua modifikasi alotrop. Polonium-210 meluruh dengan
memancarkan partikel alpha. 1mg polonium 210 memancarkan partikel
alpha sebagai radium-226 sebanyak 5 g. energy yang dilepaskan sangatlah
besar yaitu 140 watt/g. Peluruhan isotop Radon -222 (Rn-222), memancarkan
partikel alfa. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

86 Rn 222

84 Po218 2 He 4 86 Bi 214

84 Po214 2e

E. Kegunaan dan Bahaya Polonium


Karena kebanyakan isotop Polonium terintegrasi dari pemecahan
partikel alpha berenergi tinggi dalam jumlah besar dari elemen ini
merupakan sumber yang baik bagi radiasi alpha. Polonium digunakan dalam
percobaan nuklir dengan elemen sepeti Berilium yang melepas neutron saat
ditembak partikel alpha. Dalam percetakan dan alat photografi, polonium
digunakan dalam alat yang mengionisasi udara untuk menghilangkan
kumpulan arus elektrostatis.
Polonium juga merupakan perangkat yang menghilangkan listrik
statis di pabrik-pabrik tekstil dan tempat-tempat lainnya, dapat digunakan
sebagai sumber panas dari atom untuk pembangkit tenaga listrik
thermoelectric radioisotop melalui bahan thermoelectric. Karena
toksisitasnya sangat tinggi, polonium dapat digunakan sebagai racun (lihat,
sebagai contoh, Alexander Litvinenko keracunan). Polonium juga digunakan
untuk menghilangkan debu pada film.
Batas penyerapan polonium maksimum lewat jalan pernafasan
yang masih diizinkan hanya 0.03 mikrocurie, yang sebanding dengan berat
hanya 6.8 x 10-12 gram. Tingkat toksisitas polonium ini sekitar 2.5 x 1011

27

kali daripada asam sianida. Sedangkan konsentrasi senyawa polonium yang


terlarut yang masih diizinkan adalah maksimal 2 x 10-11 mikrocurie/cm.
Kehadiran polonium dalam asap rokok telah dikenal sejak 1960an. Beberapa perusahaan terbesar di dunia tembakau diteliti cara
menghapus substansi-untuk tidak menggunakan- selama 40 tahun tetapi
tidak pernah dipublikasikan hasilnya. Radioaktif polonium-210 yang
terkandung dalam pupuk fosfat diserap oleh akar tanaman (seperti
tembakau) dan disimpan dalam jaringan. Tembakau tanaman yang dipupuk
dengan fosfat alam yang mengandung polonium,-210 yang memancarkan
radiasi alpha diperkirakan menyebabkan kematian sekitar 11.700 kanker
paru-paru setiap tahun di seluruh dunia. Polonium juga ditemukan dalam
rantai makanan, terutama di laut.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas kami dapat disimpulkan bahwa golongan VI A
atau kalkogen dalam tabel periodik unsur terdiri atas unsur Oksigen (O),
belerang (S), selenium (Se), telurium (Te) dan polonium (Po).
Sifat fisika unsur-unsur golongan VI A secara singkat dapat dijelaskan dengan
table berikut ini :

Sifat Fisika
Nomor Atom
Nomor Massa
(g/mol)
Konfigurasi
Electron
Kelimpahan

Oksigen
(O)

Belerang
(S)

Selenium
(Se)

Telurium
(Te)

Polonium
(Po)

16

34

52

84

15,999

32,06

78,96

127,60

210

[He]2s2p

[Ne]3s23
p4
260

[Ar]3d103sp2
3p4
0,05

[Kr]4d105s2
5p4
0,001

[Xe]4f145d106s2
6p4
2 X 1010

464.000

28

Di Kulit Bumi
(ppm)
Jenis

Nonloga
m
Gas

Nonloga
m
Padatan

0,00142
9

Nonlogam

Metaloid

Metaloid

Padatan

Padatan

Padatan

2,07

4,79

6,24

9,4

65

109

122

142

153

140 (-2)

29 (+6)

50 (+4)

97 (+4)

67 (+6)

3,44

2,58

2,55

2,1

2,0

Titik Didih C

-182,96

444,7

684,9

Titik Lebur C

-218,4

115,21

217/494 K

Energy
Ionisasi
Pertama
(kJ/mol)

3387

2250

2044

1794

Toksisitas

NonToksik

NonToksik

Senyawanya
Sangat
Toksik

10 mg/m3

Sangat
Radioaktif

-2, -1

-2, +4,
+6

-2, +4, +6

-2, +4, +6

+2, +4

1,461

2,077

2,021

Wujud (25C)
Densitas
(g/cm3) Pada
20C
Jari-Jari Atom
(pm)
Jari-Jari Ion
(pm)
Keelektronega
tivan (eV)

Bilangan
Oksidasi
Afinitas
Elektron

1261
(989,9C)
722.66 K
(448,51C)

962
254

Kecenderungan sifat fisika dan sifat kimia dari golongan VI A secara umum
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Titik didih dari atas kebawah semakin bertambah


Densitas atom dari atas ke bawah semakin bertambah
Energy ionisasi dari atas ke bawah semakin berkurang
Afinitas electron dari atas ke bawah semakin bertambah
Jari-jari atom dari atas ke bawah semakin bertambah
Keelektronegatifan atom dari atas ke bawah semakin berkurang
Dapat membentuk anion X2- dengan kecenderungan semakin kebawah
semakin sulit
29

8. Kecuali O, dapat membentuk ikatan tetravalent atau heksavalen


9. Dapat berikatan dengan F dengan membentuk XF6 dengan
kecenderungan semakin kebawah semakin sulit
10.
Dapat membentuk asam lemah dengan berikatan dengan
hydrogen dengan kecenderungan semakin kebawah semakin kuat
11.
Kecuali H2O senyawa H2X bersifat racun dan berbau tidak sedap
12.
Kecuali Te20 senyawa H2X larut dalam air.

B. SARAN
Saran yang dapat kami berikan bagi pembaca yang ingin
membuat makalah tentang Kimia Unsur ini, untuk dapat lebih baik lagi dari
makalah yang kami buat ini ialah dengan mencari lebih banyak referensi dari
berbagai sumber, baik dari buku maupun dari internet, sehingga makalah
anda akan dapat lebih baik dari makalah ini.
Apabila ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini baik yang
kami sengaja maupun tidak, kami mohon kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat konstruktif agar kami tidak melakukan kesalahan yang sama dalam
penyusunan makalah dikemudian hari. Mungkin hanya ini saran yang dapat
kami sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Terimakasih.

30

DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun. 2006. KIMIA untuk Kelas XII. Yogyakarta : Intan Pariwara
www.wikipedia.org
www.chem-is-try.org
http://resti-susilawati.blogspot.com/2011/10/germanium-arsedanselenium.html?m=1
www.news-medical.net
http://erwantoindonesia.wordpress.com/2012/03/28/makalah-oksigenbelerang-dan-selenida/
http://annisaprajna.blogspot.com/2011/08/unsur-golongan-vi.html?m=1
http://rudyanshory.blogspot.com/2011/11/makalah-kimia-unsur.html?m=1
http://asrianinoniblogspotcom.blogspot.com
http://makalah-unsur-unsur-golongan-via.html

31

Anda mungkin juga menyukai