Anemia
Anemia
ANEMIA
Oleh
Gostry Aldica Dohude
NPM : 160121130010
Pembimbing
Dr.dr. Abdul Hadi.,Sp.PD-KGH
ANEMIA
Anemia adalah terjadinya penurunan kadar normal hemoglobin pada sirkulasi tubuh.
Penurunan hemoglobin dapat terjadi karena kehilangan darah, defisiensi zat besi,
peningkatan dekrtruksi sel darah merah ( hemolitik), penurunan produksi sel darah merah
( anemia pernisiosa dan defisiensi asam folat ).
Anemia dapat pula diklasifikasikan berdasarkan
3. Meningkatnya kebutuhan Fe
Anak-anak
Kehamilan
Laktasi
Manifestasi Oral
Gambaran secara umum anemia defisiensi zat besi adalah mucosa oral pucat. Sel epitel
oral akan atropi dan keratinisasi normal hilang. Pada lidah akan tampak halus akibat
atropi papila filiformis dan fungiformis.
Pada pemeriksaan histologis mukosa lidah tampak berkurangnya lapisan tipis epitel
dengan berkurangnya jumlah sel. Pada laki-laki ukuran sel berkurang di lapisan sel yang
matang.
Untuk mendiagnosa anemia ini dapat diperiksa kadar Hb dalam lab darah rutin, apus
darah tepi. Pada apus darah tepi akan tampak mikrositik hypokromik. Jumlah konsentrasi
serum zat besi rendah.
Perawatan.
Penanganan anemia berupa pemberian asupan zat besi selain itu mengevaluasi dan
mengidentifikasi jika terjadi kehilangan darah secara kronis atau kelainan lainnya.
Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan adanya peningkatan destruksi eritrosit
yang melebihi kemampuan kompensasi eritropoiesis sumsum tulang.
Etiologi:
1. Faktor intrinsik
a. Kongenital:
Defek membran eritrosit (sferositosis, eliptosis)
Defisiensi enzim glikolitik eritrosit (piruvat kinase)
b. Didapat
Paroksismal nokturnal hemoglobinuria
2. Faktor ekstrinsik
Anemia hemolitik autoimun (warm antibody)
Idiopatik
Anemia Megaloblastik
Anemia Megaloblastik merupakan anemia yang disebabkan abnormalitas hematopoiesis
dengan karakteristik dismaturasi nukleus dan sitoplasma sel mieloid dan eritroid sebagai
akibat gangguan sintesis DNA.
Etiology:
1. Defisiensi asam folat
Asupan kurang
Apus darah tepi: eritrosit yang besar dengan bentuk lonjong, trombosit dan
leukosit agak menurun, didapatkan hipersegmentasi neutrofil, Giant stab-cell,
retikulosit menurun.
Manifestasi Oral
Gejala klinis anemia ini adalah glositis dan glossodynia, lidah terdapat inflamasi dan
Beefy red dengan eritema di margin serta diikuti hilangnya papila piliformis. Serta
adanya eritema di mukosa bucal, umumnya pasien mengeluh mulut terasa terbakar.
Terapi
1. Suportif: transfusi bila ada hipoksia, suspensi trombosit bila trombositopenia
mengancam jiwa.
2. Defisiensi B12, terdapat 2 bentuk yaitu vitamin B12 sianocobalamin dan
hidroksocobalamin.
Dosis sianokobalamin 100g IM/hari selama 6-7 hari bila ada perbaikan
klinis dan rspon retikulosit dalam seminngu dosis diturunkan 100g IM
selang sehari sebanyak 7 dosis, kemudian tiap 3-4 hari selama 2-3 minggu
(dosis total 1,8-2mg B12 dalam 5-6 minggu). Setelah kelainan hematologis
normal anemia pernisiosa diberikan sianokobalamin 100g IM/bulan
seumur hidup.
Dosis hidroksokobalamin
Diretensi dalam tubuh lebih baik daripada sianokobalamin, 28 hari setelah
injeksi. Dosis 1000g IM setiap 5 minggu atau 1000g IM setiap hari
selama 1-2 minggu lalu tiap 3 bulan.
3. Defesiensi asam folat
Dosis 1 mg/hari selama 2-3 minggu. Kemudian dosis pemeliharaan 0,25-0,5 mg/hari.
4. Terapi penyakit dasar
5.
Anemia Aplastik
Anemia
apalastik
mempunyai
karakteristik
adanya
pansitopenia
disertai
hipoplasia/aplasia sumsum tulang tanpa adanya penyakit primer yang mensupresi atau
menginfiltrasi jaringan hematopoietik.
Etiologi:
1. Didapat
Zat kimia dan fisika; zat yang selalu menyebabkan aplasiapada dosis tertentu;
radiasi, arsen, sulfur, nitrogen, antimetabolit, antimitotik.Zat yang kadang-kadang
menyebabkan hipoplasia; kloramfenikol, fenilbutazon, senyawa emas.
Infeksi virus : Hepatitis, Epstein Barr Virus, HIV, Dengue.
Infeksi mikobakterium
Idiopatik
2.
Diagnosa :
Pansitopenia perifer
Terapi
1. Menghindari kontak dengan toksin/obat penyebab
2. Umum : Hindari kontak dengan penderita infeksi, isolasi, sabun antiseptik, sikat gigi
lunak, obat pelunak buang air besar, pencegahan menstuasi (obat anovulatari)
3. Transfusi ; PRC, trombosit untuk profilaksis penderita dengan trombosit < 10.00020.000/mm3.
4. Penanganan infeksi
5. Transplantasi sumsum tulang; merupakan terapi pilihan untuk penderita usia muda
(<40 tahun) dengan anemi aplastik berat dan HLA cocok.
6.Imunosupresif; anti thymocyte globulin (ATG), siklosporin A, kombinasi ATG dengan
siklosporin A.
Daftar Pustaka
1. A d a m s o n W J e t a l , 2 0 0 5 , A n e m i a a n d P o l y c y t h e m i a i n
H a r r i s o n s P r i n c i p l e s o f Internal Medicine 16 Th edition ; NewYork :
McGraw Hill.
2. Bakta I Made, dkk, 2006, Anemia Defisiensi Besi dalam Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam jilid II edisi IV ; Jakarta : FKUI.
3. Guyton and Hall, 1997, Sel-Sel Darah Merah, Anemia dan
Polisitemia dalam BukuAjar Fisiologi Kedokteran edisi IX, Jakarta : EGC.
4. Murray, Robert K. Biokimia harper, 24ed. Jakarta: EGC; 1999.
5. Supandiman I dan Fadjari H, 2006, Anemia Pada Penyakit Kronis dalam Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II edisi IV ; Jakarta : FKUI.
6. W e i s s G a n d G o o d n o u g h , 2 0 0 5 , A n e m i a o f C h r o n i c D
i s e a s e , d o w n l o a d f r o m www.nejm.org on june 22, 2006
10