Anisa Salikha
salikhaanisa@ymail.com
Fiky Purnamasari
fikypurnamasari@gmail.com
Nasopah
nasopah@gmail.com
Refisia Caturasa
refisia@gmail.com
LisensiDokumen:
Copyright 2013 StatistikaPendidikan.Com
Seluruhdokumen di StatistikaPendidikan.Com dapatdigunakan,
dimodifikasidandisebarkansecarabebasuntuktujuanbukankomersial (nonprofit),
dengansyarattidakmenghapusataumerubahatributpenulisdanpernyataan copyright yang
disertakandalamsetiapdokumen.Tidakdiperbolehkanmelakukanpenulisanulang,
kecualimendapatkanijinterlebihdahuludariStatistikaPendidikan.Com.
Abstrak/Ringkasan
Dalam bahasan kali ini kita akan menjelaskan mengenai uji komparatif atau
yang sering di sebut dengan uji beda. Menguji hipotesis komparatif berarti menguji
parameter populasi yang berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang juga
berbentuk perbandingan. Uji komparatif atau uji beda merupakan salah satu jenis
persyaratan analisis atau uji asumsi statistik dimana peneliti akan menggunakan
jenis statistik non parametis.
Uji komparatif atau uji beda ini dipergunakan untuk mencari perbedaan, baik
antara dua sampel data atau antara beberapa sampel data. Dalam kasus tertentu, juga
bisa mencari perbedaan antara suatu sampel dengan nilai tertentu.
http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com
Contoh nomor #1 memerlukan uji beda terhadap suatu sampel data dengan
nilai tertentu yaitu 1000 jam. Contoh nomor #2 memerlukan uji beda terhadap dua
buah sampel yaitu nilai prestasi belajar antara dua kelas. Contoh nomor #3
memerlukan uji beda terhadap tiga kelompok akuntan dalam hal persepsi terhadap
advertising KAP.
Juga terdapat jenis uji beda lain selain berdasarkan jumlah kelompok sampel
yang diuji. Misalnya jumlah sampel pada masing-masing kelompok juga
menentukan jenis uji beda yang digunakan. Jika dua kelompok mempunyai anggota
yang sama dan mempunyai korelasi maka dipergunakan uji sampel berpasangan
(paired test), dan jika jumlah anggota kelompok berbeda, tentunya tidak berkorelasi,
maka memerlukan uji beda yang lain, misalnya Independent Sample t test atau
Mann-Whitney U-Test.
Masing-masing metode memerlukan kajian tersendiri dan akan dibahas satu
persatu. Sebagai tambahan informasi, kenapa uji beda juga sering disebut uji t? Ini
sebenarnya tidak penting, hanya sebagai pengetahuan saja. Disebut uji t karena
http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com
merupakan huruf terakhir dari nama pencetus uji ini yaitu, Grosett. Tambahan lagi,
kenapa disebut uji F? Karena merupakan huruf depan dari nama seorang pakar
statistik di masa lalu, yaitu Fisher. Anda bisa menduga bahwa korelasi Pearson
adalah diambil dari nama penemunya yaitu Karl Pearson dan berbagai metode juga
diambil dari nama pencetusnya.
Ada yang menyebut bahwa uji beda merupakan uji statistik non parametrik.
Anggapan ini kurang tepat, meskipun tidak sepenuhnya salah. Uji t dengan distribusi
normal maka tetap merupakan statistik parametrik, akan tetapi jika distribusi data
tidak normal, barulah merupakan statistik non parametrik. Jadi penentuan parametrik
atau bukan, tidak didasarkan pada jenis uji tetapi tergantung dari distribusi data,
apakah normal atau tidak.
Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang
berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk perbandingan.
Hal ini juga dapat berarti menguji kemampuan generalisasi (signifikasi hasil
penelitian) yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua sampel atau lebih.
Bila Ho dalam pengujian diterima, berarti nilai perbandingan dua sampel atau lebih
tersebut dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi dimana sampel-sampel
diambil dengan taraf kesalahan tertentu.
Desain penelitian masih menggunakan variabel mandiri, (suatu variabel)
seperti halnya dalam penelitian deskriptif, tetapi variabel tertentu berada pada
populasi dan sampel yang berbeda, atau pada populasi dan sampel yang sama tetapi
pada waktu yang berbeda. Pengujian hipotesis komparatif dapat dipahami melalui
Gambar 6.1.
Terdapat dua model komparasi, yaitu komparasi antara dua sampel dan
komparasi antara lebih dari dua sampel yang sering disebut komparasi k sampel.
Selanjutnya setiap model komparasi sampel dibagi menjadi dua jenis yaitu sampel
yang berkolerasi dan sampel yang tidak berkolerasi disebut dengan sampel
independen.
http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com
Parameter Populasi
1 : 2 : 3
Reduksi
Statistik
X1 : X2 : X3
Berpasangan
Independen
Dalam pengujian hipotesis komparatif dua sampel atau lebih, terdapat berbagai
teknik statistik yang dapat digunakan. Teknik statsitik mana yang akan digunakan
tergantung pada bentukkomparasi dan macam data. Untuk data interval dan ratio digunakan
statistik parametris dan untuk dapat nominal/diskrit dapat digunakan statistik nonparametris.
Tabel 6.2 dapat digunakan sebagai pedoman untuk memilih teknik statistic yang sesuai.
http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com
Dalam melakukan uji beda ini baik dua sampel atau lebih, ada banyak cara
dan metode dan teknik yang dapat di gunakan. Teknik statistic mana yang akan
digunakan tergantung pada bentuk komparasi dan macam data. Untuk data interval
dan ratio dapat digunakan statistic parametris dan untuk data nominal/diskrit dapat
digunakan statistic nonparametris.
DATA
Dua Sampel
Korelasi
Independen
Interval
t-test
Ratio
sampel
Nominal
Mc Nemar
K Sampel
Korelasi
One
Independen
way One way Anova*
Anova*
Fisher Exact
sample
Cochran Q
Sign test
Median test
Wilcoxon
Mann Whitney U
Matched Pairs
test
Friedman
Kruskal- walls o
Kolomogorow
ne way Anova
Median extension
smirnov
Wald- wolfowitz
Daerah penolakan Ho
Daerah Penolakan Ho
Daerah
Penolakan Ho
Gambar 6.2 Uji Dual Fihak
: Prestasi belajar siswa SMU yang masuk sore hari lebih besar atau
: prestasi belajar siswa SMU yang masuk sore hari lebih rendah dari
: 1 2
Ha
: 1
Pegawai Negeri.
Ha
Ho
: 1 2
Ha
: 1
Dimana :
X1
= Rata-rata Sampel 1
X2
= Rata-rata sampel 2
S1
S2
S12
= Varians sampel 1
S22
= Varians sampel 2
http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com
pegawai yang dipilih secara random dapat diketahui bahwa produktivitas pegawai
sebelum dan sesudah diberi kendaraan dinas adalah seperti ditunjukkan pada Tabel
6.3.
Ho :
Ha :
http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com
80
90
75
60
70
75
70
80
65
75
80
65
75
80
70
90
70
85
95
70
65
75
85
65
95
65
80
80
90
60
75
85
80
95
RATA-RATA
X1 = 74,00
X2 = 79,20
SIMPANGAN BAKU
S1 = 7,50
S2 = 10,17
VARIANS
S12 = 56,25
S22 = 103,50
-4,952
-2,013
2,013
4,952
STATISTIK NONPARAMETRIS
Berikut ini dikemukakan statistik nanparametris yang digunakan untuk
menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi. Teknik statistik yang
akan dikemukakan adalah Mc Nemor Test untuk menguji hipotesis komparatif data
nominal dan Sign Test untuk data ordinal.
1) M c Nemar Test
http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com
Teknik statistic ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel
yang berkorelasi bila datanya berbentuk nominal/diskrit. Rancangan penelitian
biasanya berbentuk before after. Jadi hipotesis penelitian merupakan
perbandingan antara nilai sebelum dan sesudah ada perlakuan /treatment.
Sebagai panduan untuk menguji signifikansi setiap perubahan, maka data perlu
disusun ke dalam tabel segi empat ABCD seperti berikut :
Sesudah
Sebelum
Tanda (+) dan (-) sekedar dipakai untuk menandai jawaban yang berbeda,
jadi tidak harus yang bersifat positif dan negative. Kasus-kasus yang menunjukkan
terjadi perubahan antara jawaban pertama dan kedua muncul dalam sel A dan D.
Seseorang dicatat dalam sel A jika berubah dari positif ke negatif; dan dicatat pada
sel D jika ia berubah dari negative ke positif. Jika tidak terjadi perubahan yang
diobservasi yang berbentuk positif dia dicatat di sel B, dan jika tidak terjadi
perubahan observasi yang berbentuk negative dicatat di sel C.
A + D adalah jumlah total orang yang berubah, sedangkan B dan C adalah
yang tidak berubah. Ho =
X2 =
Dimana :
Fo
= Frekuensi yang diobservasi dalam kategori ke-i
Fh
http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com
10
adanya
korelasi
kontinuitas
tersebut,
maka
Rumus
6.3
Contoh
Pengujian
Hipotesis
Suatu perusahaan ingin mengetahui pengaruh sponsor yang diberikan dalam suatu
pertandingan olahraga terhadap nilai penjualan barangnya. Dalam penelitian ini
digunakan sampel yang diambil secara random yang jumlah angotanya 200 orang.
Sebelum sponsor diberikan dalam pertandingan olahraga, ternyata dari 200 orang
tersebut terdapat 125 orang yang membeli menjadi membeli ada 85. Selanjutnya dari
75 orang yang tidak membeli itu terdiri atas yang berubah dari membeli menjadi
tidak membeli ada 10 orang, dan yang tetap tidak membeli ada 65 orang. Untuk
mudahnya data disusun dalam Tabel 6.4 berikut.
http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com
11
TABEL 6.4
PERUBAHAN PENJUALAN SETELAH ADA SPOMSOR
Sebelum ada sponsor
Setelah ada sponsor
Keputusan
f
f total
Tetap
Berubah
Membeli
Tidak Membeli
50
150
200
125
75
200
=
=
40
65
105
+
+
+
85
10
95
Catatan : untuk mencari pengaruh adanya sponsor terhadap nilai penjualan dapat
dilakukan dengan membandingkan/ mengkomparasikan nilai perubahan sesudah dan
sebelum ada sponsor.
sponsor.
Ha
Membeli
Tidak membeli
Membeli
40
10
Tidak Membeli
85
65
Jumlah
125
75
Dapat dibaca : tidak membeli menjadi membeli 85, tetap membeli 40, tetap tidak
membeli 65, membeli menjadi tidak membeli 10. Perubahan terjadi oada kolom
berwarna abu-abu.
Jadi
X2 = (A D - 1)2 / A D = (85 - 10- 1)2
X2 = 57,642
http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com
12
Sign test digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang
berkorelasi, bila datanya berbentuk ordinal. Teknik ini dinamakan uji tanda (sign
test) karena data yang akan dianalisis dinyatakan dalam bentuk tanda-tanda, yaitu
tanda positif dan negative. Misalnya dalam suatu eksperimen, hasilnya tidak
dinyatakan berapa besar perubahanya secara kuantitatif, tetapi dinyatakan dalam
bentuk perubahan yang positifdan negative. Apakah insentif yang diberikan kepada
pegawai mempunyai pengaruh positif terhadap efektivitas suatu organisasi? Jadi
dalam hal ini tidak menanyakan berapa besar pengaruhnya secara kuantitatif, tetapi
hanya pernyataan mempunyai pengaruh positif atau negative.
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah sampel yang berpasangan,
misalnya suami-istri, pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan lain-lain. Tanda positif
dan negative akan dapat dketahui berdasarkan perbedaan nilai antara satu dengan
yang laindalam pasangan itu. Sebagai contoh perbedaan data yang diberikan oleh
suami dan istri yang ditunjukkan pada Tabel 6.5.
Hipotesis nol (Ho) yang diuji adalah : p (XA > XB ) = P (XA < XB ) = 0,5.
Peluang berubah dari XA ke XB = peluang berubah dari XB ke XA = 0,5, atau
peluang untuk memperoleh beda yang bertanda positif sama dengan peluang untuk
memperoleh beda yang negatif. Jadi kalau tanda positif jauh lebih banyak dari
negatifnya, dan sebaliknya, maka Ho ditolak. XA = nilai setelah ada perlakuan
(treatmen) dan XB = nilai sebelum ada kelompok yang diobservasi. Bila jarak antara
median dengan tanda positif dan negative sama nol, maka Ho diterima.
Jika (XA XB) menunjukkan nilai perbedaan, dan merupakan median dari
http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com
13
perbdaan ini, maka uji tanda dapat digunakan untuk menguji Ho : m = 0 dan Ha : m
0 dengan peluang masing-masing = 0,5. Jadi Ho : p = 0,5 dan Ha : p 0,5.
Untuk sampel yang kecil 25 pengujian dilakukan dengan menggunakan
prinsip-prinsip distribusi Binomial dengan P = Q = 0,5 (lihat test Binomial) dimana
N = banyak pasangan. Bila suatu pasangan observasi tidak menunjukkan adanya
perbedaan, yakni selisih = 0, maka pasangan itu dicoret dari analisis. Dengan
demikian N-nya akan berkurang. Untuk pengujian hipotesis dapat membandingkan
dengan Tabel IV Lampiran, dimana x dalam tabel itu adalah nilai bertanda positif
atau negative yang jumlahnya lebih kecil.
Sebagia contoh misalnya 25 pasangan yang diobsrvasi terdapat 20 pasangan
yang menunjukkan perubahan positif (+) dan 5 menunjukkan perubahan negatif (-),
maka disini N = 20 dan x = 5. Berdasarkan hal tersebut, maka p tabel = 0,002 (uji
satu fihak).
Contoh sampel kecil :
Suatu perusahaan ingin mengetahui pengaruh adanya kenaikan uang insentif
terhadap kesejahteraan karyawan. Dalam penelitian itu dipilih 20 pegawai beserta
isterinya secara random. Jadi terdapat 20 pasangan suami isteri. Masing-masing
suami dan isteri diberi angket untuk disini, dengan menggunakan pertanyaan sebagai
berikut.
Berilah penilaian tingkat kesejahteraan keluarga bapak/ibu sebelum adanya
kenaikan dan sesudah kenaikan insentif dari perusahaan dimana bapak bekerja.
Rntang nilai adalah 1 s/d 10. Nilai 1 berarti sangat tidak sejahtera dan 10 berarti
sangat sejahtera.
Nilai sebelum ada
kenaikan insentif
Berdasarkan angket yang terkumpul, data dari isteri dan suami baik sebelum
dan sesudah ada insentif ditunjukkan pada Tabel 6.5. Dari Tabel 6.5 tersebut dapat
dibaca. Misalnya untuk data yang diperoleh dari isteri karyawan no. 1, ia
menyatakan bahwa tingkat kesejahteraan keluarga sebelum ada kenaikan insentif
mendapat nilai 2 dan setelah ada insentif mendapat nilai 4. Perbedaan sebelum dan
sesudah 4 -2 = 2. Beda 2 ini bila diberi rangking mendapat rangking 4. Perubahan
yang paling besar untuk istri mendapat rangking 1 adalah no. 9 dan no. 18.
TABEL 6.5
DATA TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA
MENURUT ISTERI DAN SUAMI
DATA DARI ISTERI
Sbl
2
2
Sdh
4
3
Beda
2
1
4
5
http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com
Sbl
1
4
Sdh
6
6
Beda
5
2
Rank
Perubah
an
1
4
14
4
5
4
2
1
2
1
7
4
5
2
3
6
3
2
3
1
2
6
7
5
4
3
6
6
9
7
9
4
5
9
7
4
8
2
3
2
2
1
2
2
4
5
2
3
4
2
2
3
4
2
5
1
1
4
4
5
4
4
2
1
4
3
2
4
4
3
2
4
1
5
5
2
6
2
3
1
2
1
2
4
6
2
2
5
1
4
2
1
2
3
7
4
6
4
7
4
3
8
9
7
6
9
6
5
6
3
4
1
1
2
3
3
5
3
1
4
3
5
4
4
5
1
4
2
2
5
5
4
3
3
1
3
5
2
3
1
2
2
1
5
2
4
4
Untuk pengujian dengan Sign Test, data yang dianalisis adalah data ordinal
atau berbentuk peringkat, sehingga Tabel 6.5 dapat disusun kembali menjadi Tabel
6.6.
Ho
: Tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan insentif terhadap
kesejahteraan keluarga baik menurut suami maupun isteri.
Ha
: Terdapat pengaruh positif dan signifikan kenaikan insentif yang diberikan
oleh perusahaan terhadap kesejahteraan keluarga baik menurut suami maupun isteri.
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
TABEL 6.6
PERINGKAT PERUBAHAN KESEJAHTERAAN
KELUARGA MENURUT PASANGAN ISTERI DAN SUAMI
Rank Perubahan
Menurut
Arah
Isteri
Suami
4
1
4
>
1
5
4
5
>
4
4
5
4
<
5
4
5
4
<
5
5
4
5
>
4
4
3
4
>
3
4
3
4
>
3
2
1
2
>
1
1
3
1
<
3
4
5
4
<
5
3
2
3
>
2
2
3
2
<
3
4
1
4
>
1
4
2
4
>
2
3
2
3
>
2
http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com
Tanda
+
+
+
+
+
-
15
16.
2
1
2
>
1
17.
4
5
4
<
5
+
18.
1
2
1
<
2
+
19.
5
4
5
>
4
20.
5
4
5
>
4
Catatan : N berkurang bila nilai rank perubahan sama antara isteri dan suami.
Berdasarkan Tabel 6.6 tersebut terlihat tanda (+) sebanyak 7 dan (-) sebanyak
13. Berdasarkan Tabel IV Lampiran (tabel Binomial) dengan N=20 (N berkurang
bila tidak terjadi perbedaan, tidak ada (+) atau (-), dan p = 7 (tanda yang kecil)
diperoleh tabel p tabel = 0,132. Bila taraf kesalahan sebesar 5% (0,05), maka harga
0,132 ternyata lebih besar dari 0,05. Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak.
Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
kenaikan insentif terhadap pengaruh yang positif dan signifikan kenaikan insentif
terhadap kesejahteraan keluarga baik menurut suami maupun isteri. Kalaupun
dalam data terlihat ada pengaruh positif, tetapi adanya pengaruh itu hanya terjadi
pada sampel itu, dan hal itu tidak dapat digeneralisasikan untuk populasi dimana
sampel tersebut diambil.
Untuk sampel yang besar (>25) dapat dilakukan pengujian Chi Kuadrat,
yang rumusnya adalah :
Dimana :
n1
= Banyak data positif
n2
= Banyak data negatif
contoh diatas dapat dihitung dengan rumus ini, dan hasilnya sama, yaitu Ho ditolak.
Untuk membuktikan Ho ditolak atau diterima, maka Chi Kuadrat hitung
tersebut kita bandingkan dengan Chi Kuadrat tabel (Tabel VI, Lampiran) dengan dk
= 1. Berdasarkan dk = 1 dan kesalahan 5% (0,05), maka harga Chi Kuadrat tabel =
3,841. Harga Chi Kuadrat hitung 2,45 ternyata lebih kecil dari Chi Kuadrat tabel
3,841 (2,45 < 3,841). Dengan demikian Ho diterima, dan Ho ditolak. Hasilnya sama
dengan cara pertama.
- Wilcoxon Match Pairs Test
Teknik ini merupakan penyempurnaan dari uji tanda. Kalau dalam uni tanda
besarnya selisih nilai angka antara positif dan negatif tidak diperhitungkan,
sedangkan dalam uji Wilcoxon ini diperhitungkan. Seperti dalam uji tanda, teknik ini
digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila
datanya berbentuk ordinal (berjenjang).
http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com
16
T -T
Z=
Penutup
Dimana :
T = jumlah jenjang/rangking yang kecil
T-test
Terdapat 2 rumus t-test yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua
sampel independen.
Separated varians:
t =
polled varians:
http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com
17
t=
Jumlah sampel
Berpengaruh
Tdk. berpengaruh
a+b
Kelompok kontrol
c+d
jumlah
a+c
b+d
Kelompok
eksperimen
n = jumlah sampel
Dengan memperhatikan koreksi Yates , rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis
adalah sebagai berikut :
X2=
-
http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com
18
sampel kecil independen bila datanya berbentuk nominal. Untuk sampel yang besar
digunakan chi Kuadrat (x2). Untuk memudahkan perhitungan dalam pengujian
hipotesis, maka data hasil pengamatan perlu disusun ke dalam tabel kontingensi 2 x 2
seperti berikut;
kelompok
jumlah
A+ B
II
C+D
JUMLAH
Kelompok I = Sampel I
Kelompok II = sampel II
Tanda
P=
- Test Median (Median Test)
Test median digunakan untuk menguji signifikansi hippotesis komparatif dua
sampel independen bila datanya berbrntuk nominal atau ordinal. Pengujian didasarkan atas
median dari sampel yang diambil secara random. Dengan demikian Ho yang akan diuji
berbunyi: tidak terdapat perbedaan dua kelompok populasi berdasarkan mediannya.
Kalau Test Fisher digunakan untuk sampel kecil, dan test chi kuadrat
digunakan untuk sampel besar, maka tes median ini digunakan untuk sampel antara fisher
dan chi kuadrat. Berikut ini diberikan panduannya:
1. Jika n1 + n2 >40, dapat dipakai test chi kuadrat dengan koresi kontinuitas dari
Yates.
2. Jika n1 + n2 antara 20 -40 dan jika tak satu selpun memiliki frekuensi yang
diharapkan
http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com
19
Kel I
Kel II
Jumlah
>Median gabungan
A+B
median gabungan
C+D
A+C=n1
B+D=n2
N= n1 + n2
Jumlah
median gabungan n1
median gabungan n2
X2=
Rumus diastase dk=1
Riteria pengujian:
Ho : diterima bila chi kuadrat hitung
tabel
http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com
20
digunakan dalam perhitungan, arena akan digunakan untuk mengetahui harga U mana
yang lebih kecil. Harga U yang lebih kecil tersebut yang digunakan untuk pengujian
dan membandingkan dengan U tabel.
U1 = n1 n2 +
- R1
dan
U2 = n1 n2 +
- R2
Di mana:
n1 = jumlah sampel 1
n2 = jumlah sampel 2
U1 = jumlah peringkat 1
U2 = jumlah peringkat 2
R1 = jumlah rangking pada sampel n1
R2 = jumlah rangking pada sampel n2
-
D = masimal
-
http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com
21
bentuk run.
Sebagai contoh terdapat dua kelompok sampel dimana n1 = 4 dan n2 =5. Skor
untuk A dan B disusun sebagai berikut:
Kelompok A
10
17
12
11
n=4
Kelompok B
n=5
Selanjutnya skor tersebut diurutkan, sehingga jumlah run akan dapat
dihitung. Pengurutan dari nomor kecil.
4
10
11
12
17
+
Di mana: r = 2k 1
http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com
22
pilih secara rondom. Kelompok pertama tetap menggunakan metode kerja lama dan
kelompok B dengan metode kerja baru. Kedua kelompok mengerjakan pekerjaan
sama. Jumlah pegawai pada kelompok A =12 Orang dan kelompok B= 15 orang.
Ho :
Ha :
Produk
16
18
10
12
16
14
15
10
12
15
16
11
Peringkat
10
12
1,5
4,5
10
6,0
7,5
1,5
4,5
7,5
10
3,0
R1 = 78
Kel.II
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Produk
19
19
21
25
26
27
23
27
19
19
25
27
23
19
29
Peringkat
15,0
15,0
18,0
21,5
23,0
25,0
19,5
25,0
15,0
15,0
21,5
25,0
19,5
15,0
27,0
R2 = 300
Cara membuat peringkat: angka 10 ada dua, yaitu 10,10 mestinya 1 dan 2.
Disini diambil tengahnya yaitu 1,5 dan 1,5. Peringkat berikutnya adalah
peringkat 3. Pada kelompok 2 ada nilai 19 jumlahnya 5. Rangking tengahnya
15 yaitu antara 13 dan 17 (rangking 13, 14, 15, 16, 17). Selanjutnya angka 21
http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com
23
adalah rangking 16,5. Jadi yang di gunakan untuk pengujian hipotesis adalah
data yang berbentuk peringkat (ordinal). Dengan rumus ini, harga U dapat di
temukan;
U1 = n1 n2 +
- R1
U1 = 12. 15 +
- 78
= 180
U2 = n1 n2 +
- R2
U2 = 12. 15 +
Ternyata harga U
- 300 = 0
2
untuk membandingkan dengan U tabel adalah U2 yang nilai nya 21. Berdasarkan
tabel IX, lampiran dengan
15, diperoleh harga U tabel = 42. Ternyata harga U hitung lebih kecil dari U tabel
(21<42). Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya metode kerja
baru berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai.
Penutup
Demikian artikel dari kami, masih ada teknik lainnya yaitu untuk sampel K (lebih dari dua
sampel),kurang lebih nya mohon maaf. Semoga bermanfaat.
Referensi
-
http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com
24
BiografiPenulis
Anisa Salikha. Menyelesaikan pendidikan di SMAN 50
Jakarta tahun 2011, pernah bekerja di PT. Media Prima (Telkom
Indonesia) sebagai Agent Teleprofilling and Dunning System
Telkomvision tahun 2011-2012. Saat ini tercatat sebagai
mahasiswa S1 jurusan Pendidikan IPS Universitas Negeri
Jakarta.
http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com
25
Jurusan
IPS
tahun
2012.
http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com
26