Hasil Dan Pembahasan
Hasil Dan Pembahasan
Sebelum disaring
Putih susu / keruh
Menyengat seperti
Sesudah disaring
Bening
Tidak begitu
Endapan
cuka (++)
Ada, berwarna putih
menyengat (+)
Tidak ada
Volume
Warna sebelum
Warna sesudah
Normalitas
1
2
Titran
13,4 ml
13,4 ml
titrasi
Bening
Bening
titrasi
Soft pink
Soft pink
0.067 N
0,067 N
B. Pembahasan
1. Penyaringan
Penyaringan atau filtrasi adalah proses proses perpindahan cairan dan
solute melintasi membran bersama sama dari kompartemen bertekanan
tinggi menuju ke kompartemen bertekanan rendah. (Tamsuri, 2009)
Tujuan dilakukannya penyaringan adalah untuk memisahkan
campuran heterogen dari cairan dan padatan. (Busser, 1960). Prinsip
penyaringan itu sendiri yaitu penyaring akan menahan zat padat yang
mempunyai ukuran pertikel lebih besar dari pori saringan, sedangkan zat cair
akan melewati saringan sebagai hasil dari proses penyaringan.
Pada percobaan dibutuhkan beberapa peralatan laboratorium, yaitu
kertas saring yang berfungsi untuk memisahkan zat padat (residu) dari
cairannya (filtrat), corong yang berfungsi untuk membantu memasukkan
cairan ke suatu wadah yang ukuran mulut kecil, dan gelas pengaduk yang
Revisi
berfungsi untuk mengaduk suatu larutan dan sebagai alat bantu dalam
penuangan cairan dalam proses penyaringan.
Pada percobaan ini kertas saring berperan penting karena kertas saring
memisahkan larutan dari endapan larutan tersebut. Persamaan reaksi yang
terbentuk dari Pb asetat dengan H2SO4 sebagai berikut :
Pb (CH3COOH)2 + H2SO4 PbSO4 + 2CH3COOH + H2
Pada penyaringan Pb asetat dengan H2SO4 terbentuk endapan karena
sebelum dilakukan penyaringan warna larutannya berwarna putih susu atau
keruh, baunya seperti cuka yang menyengat (++) dan terdapat endapan pada
larutan. Setelah penyaringan warna larutan menjadi putih, tidak begitu
menyengat (+) dan tidak terdapat endapan. Hal ini dikarenakan zat padat yang
ada pada larutan sebelum disaring menempel pada kertas saring saat proses
penyaringan, sehingga warna larutan menjadi bening dan tidak ada endapan
pada larutan yang telah disaring. Dimana zat padat yang menempel pada
kertas saring adalah asetat yang menimbulkan bau seperti cuka (menyengat),
sehingga setelah disaring tidak terlalu menyengat.
Hasil penyaringan sesuai dengan teori tujuan penyaringan, yaitu untuk
memisahkan campuran heterogen dari cairan dan padatan. (Busser, 1960).
Dimana zat padat menempel pada kertas saring dan zat ciar dapat melewati
kertas saring sehingga zat padat dan zat cair terpisah.
2. Titrasi
Menurut Ika (2009), titrasi adalah suatu proses atau prosedur dalam
analisis volumetric di mana suatu titran atau larutan standar (yang telah
diketahui konsentrasinya) diteteskan melalui buret ke larutan lain yang dapat
bereaksi dengannya (belum diketahui konsentrasinya) hingga tercapai titik
ekuivalen atau titik akhir.
Menurut Khopkar (2003), berdasarkan jenis reaksinya, maka titrasi
dikelompokkan menjadi empat macam titrasi yaitu :
Revisi
a) Titrasi asam-basa yang meliputi reaksi asam basa baik kuat maupun lemah.
b) Titrasi redoks adalah titrasi yang meliputi hamper semua reaksi reduksi
oksidasi.
c)
Revisi
adalah zat yang akan dititrasi, HCl alam percobaan ini digunakan sebagai
penitran. Sedangkan indikator adalah zat petunjuk terjadinya titik akhir reaksi,
indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah fenolftalein (PP)
Pada percobaan titrasi alat yang digunakan adalah pipet ukur untuk
mengambil larutan dengan volume pasti, pipet tetes untuk mengambil larutan
dengan volume yang dikehendaki, pro pipet untuk , buret untuk meletakkan
titran, statik untuk meletakkan buret, corong untuk menuangkan larutan ke
dalam tabung, erlenmeyer untuk
Fenolftalein (PP) merupakan indikator sintesis (buatan) yang dapat
dibuat di dalam laboratorium dengan menggunakan bahan fenol dan ftalat
anhidrida melalui reaksi kondensasi. Fenolftalein termasuk senyawa golongan
ftalein yang bersifat asam lemah. Fenolftalein umumnya dipakai sebagai
indikator dalam menentukan titik akhir titrasi asam kuat dan basa kuat.
Fenolftalein mempunyai trayek pH 8,3-10,0 (Basset, 1994)
Pada titrasi NaOH dan HCl didapat persamaan rekasi sebagai berikut :
NaOH + HCl NaCl + H2O
Pada titrasi, salah satu larutan yang mengandung suatu pereaksi
ditempatkan dalam buret. Larutan dalam buret disebut titran, dan selama suatu
titrasi lautan ini diartikna atau diteteskan perlahan lahan lewat keran ke
dalam sutu bejana lain yang berisi larutan pereaksi lain. (Brady, 2014)
Pada percobaan ini, noirmalitas HCl yang pertama
0,067 N lalu
Revisi