SISTEM TRANSPORTASI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
MATERI
I
II - III
POKOK BAHASAN
IV - VII
VIII
IX
XI - XII
S1 - Teknik Sipil
(Transportasi ) UGM
S2 - Master of
Engineering in Transport
and Road Engineering,
IHE-TU Delft, Belanda
S3 - Teknik Sipil
Transportasi
Pascasarjana Fakultas
Teknik UGM
Ph.D Internship University of Twente,
Belanda
PROFIL PENGAJAR
website:http://www.researchgate.net/profile/Noor_Mahmudah
PUBLIKASI ILMIAH
4
1. Blunden, W.R., and Black, J.A., 1984, The LandUse/Transportation System, 2nd Edition, Pergamon Press
Pty, Ltd, NSW, Australia
2. Khisty, C, J dan Lall, B, K, 2005, Dasar-Dasar Rekayasa
Transportasi Jilid 1 & 2, diterjemahkan dari Transportation
Engineering: An Introduction, third edition, Penerbit
Erlangga, Jakarta
3. Morlok, K, 1995, Pengantar Teknik dan Perencanaan
Transportasi, diterjemahkan dari Intoduction to
Transportation Engineering and Planning, Penerbit
Erlangga, Jakarta
4. Munawar, A, 2011, Dasar-DasarTeknik Transportasi, Beta
Offset, Yogyakarta
5. Tamin, O, Z, 2000, Perencanaan dan Pemodelan
Transportasi, Edisi Kedua, Penerbit ITB, Bandung
REFERENSI
SISTEM TRANSPORTASI
SISTEM TRANSPORTASI
Tatanan transportasi yang terorganisasi secara
kesisteman, yang terdiri dari :
transportasi jalan,
transportasi kereta api,
transportasi sungai, danau, dan penyeberangan
transportasi laut
transportasi udara, dan
transportasi pipa, yang masing-masing terdiri dari
sarana dan prasarana, yang saling berinteraksi
membentuk sistem pelayanan jasa transportasi yang
efektif dan efisien, terpadu dan harmonis, dan
berkembang secara dinamis.
7
SISTEM
TRANSPORTASI
DARAT
(JALAN RAYA
DAN JALAN REL)
TRANSPORTASI UNTUK
MASA DEPAN?
ATAU
TRANSPORTASI MASA DEPAN?
12
TRANSPORTASI YANG
BERKELANJUTAN
13
DISKUSI KELAS
Apa saja yang termasuk dalam sistem
transportasi?
Faktor apa saja yang harus dipertimbangkan
dalam menciptakan sistem transportasi yang
berkelanjutan (Green Transportation)?
14
BAHAN KULIAH II
SISTEM TRANSPORTASI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
15
SISTEM
TRANSPORTASI
1. TRANSPORTASI UDARA
(AIR TRANSPORTATION)
3. TRANSPORTASI DARAT
(LAND TRANSPORTATION)
16
17
Tujuan Sistranas
Tujuan Sistranas adalah terwujudnya transportasi yang
efektif dan efisien dalam menunjang dan sekaligus
menggerakkan dinamika pembangunan, meningkatkan
mobilitas manusia, barang dan jasa, membantu terciptanya
pola distribusi nasional yang mantap dan dinamis, serta
mendukung pengembangan wilayah, dan lebih memantapkan
perkembangan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dalam rangka perwujudan wawasan nusantara dan
peningkatan hubungan internasional.
Tujuan Sistranas:
1. Efektifitas dalam hal kemudahan, kapasitas, keselamatan, dan kualitas;
2. Efisiensi dalam hal keterjangkauan, beban publik, dan kemanfaatan.
3. Keterpaduan dalam pergantian antar moda transportasi.
18
TRANSPORTASI BERKELANJUTAN
19
SISTEM TRANSPORTASI
DAN
GUNA LAHAN
21
22
SISTEM TRANSPORTASI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
23
Perjalanan
Tata guna
lahan
Kode
Kebutuhan
transportasi
Fasilitas
transportasi
Nilai lahan
Aksesibilitas
Sumber: Khisty dan Lall, 2005
Kegiatan ekstraksi
Kegiatan pemrosesan
Kegiatan komunikasi
Kegiatan perdagangan
Kegiatan pelayanan
Kegiatan pelayanan
komunikasi dan nonkomersial
Kegiatan pemukiman
Lahan kosong
24
SISTEM LALU
LINTAS
SISTEM
KEGIATAN
SISTEM
MOBILITAS
26
27
28
29
30
UKURAN AKSESIBILITAS:
1. Waktu Perjalanan (Travel
Time)
2. Biaya Perjalanan (Travel
Cost)
3. Jarak Perjalanan (Travel
Distance)
UKURAN MOBILITAS:
1. Jumlah orang atau
kendaraan yang
melakukan perjalanan
(Orang/hari atau
kend/hari)
2. Jumlah barang yang
diangkut (ton/km)
32
33
34
35
36
BAHAN KULIAH IV
SISTEM TRANSPORTASI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
37
38
Rute dan jaringan penerbangan dalam dan luar negeri diatur dalam PP RI No. 40
tahun 1995 tentang Angkutan Udara dan Kepmenhub No. 81 tahun 2004 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Udara,
Berdasarkan hirarkinya, bandar udara (bandara) dapat dibagi menjadi 2:
1) Bandara pusat penyebaran (hub)
2) Bandara bukan pusat penyebaran
Berdasarkan rutenya bandara dikelompokan menjadi:
1) Rute Utama (menghubungkan antar bandara pusat penyebaran)
2) Rute Pengumpan (menghubungkan bandara pusat penyebaran dan yang bukan)
3) Rute Perintis (menghubungkan daerah terpencil dan pedalaman)
39
41
42
43
44
45
46
BAHAN KULIAH V
SISTEM TRANSPORTASI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
TRANSPORTASI LAUT
49
1. Pelabuhan Penumpang
Untuk kegiatan menaikkan dan menurunkan penumpang dengan memenuhi
persyaratan tertentu seperti tersedianya terminal penumpang, kantor imigrasi,
kantor perusahaan pelayaran, dll.
2. Pelabuhan Barang
Untuk kegiatan bongkar muat barang dengan persyaratan tertentu, seperti
tersedianya dermaga yang dapat menampung min 80% badan kapal, gudang
penyimpanan, halaman dermaga yang luas, dan fasilitas reparasi.
3. Pelabuhan Campuran
Untuk kegiatan orang (penumpang) dan barang
4. Pelabuhan Minyak : Untuk pengusahaan perminyakan.
5. Pelabuhan Ikan : Untuk kegiatan menangkap ikan.
6. Pelabuhan Militer: Untuk kegiatan militer.
(sumber Munawar A, 2011)
52
54
Jenis Kapal
1. Kapal Penumpang
Untuk mengangkut penumpang
2. Kapal Barang
Untuk mengangkut barang
A. Kapal Lo-Lo (Lift on / Lift off)
menggunakan crane kapal, dermaga, atau mobil
B. Kapal Ro-Ro (Roll on / Roll off)
menggunakan truk-truk pengangkut
55
56
57
DISKUSI:
1. Sebutkan pelabuhan penumpang
2. Sebutkan pelabuhan barang
3. Sebutkan pelabuhan militer
4. Sebutkan pelabuhan minyak
5. Sebutkan pelabuhan ikan
Yang anda ketahui (minimal 3 untuk masing-masing pelabuhan)!
58
SISTEM TRANSPORTASI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
59
60
Angkutan massal
Tidak polutif
Hemat energi
Aman dan lancar dengan jalur sendiri
Efisien untuk angkutan perkotaan
61
62
LEBAR SEPUR
Sepur standar : 1435 mm
Sepur lebar : > 1435 mm
Sepur sempit: < 1435 mm
63
2. KECEPATAN MAKSIMUM
Kelas
Jalan Rel
Kecepatan
Maksimum
(km/jam)
Beban Gandar
Maksimum
(ton)
120
18
II
110
18
III
100
18
IV
90
18
80
18
64
65
Kapasitas Angkut
(x 10 juta
ton/tahun)
Kecepatan
Maksimum
(km/jam)
Beban Gandar
Maksimum
(ton)
> 20
120
18
II
10 -20
110
18
III
5 10
100
18
IV
2,5 - 5
90
18
< 2,5
80
18
66
Kelandaian (0/00)
Lintas Datar
0 - 10
Lintas Pegunungan
10 - 40
40 - 80
67
Jenis Bantalan
Tipe Rel
R.42
R.50
R.54
R.60
Kayu
325 m
375 m
400 m
450 m
Beton
200 m
225 m
250 m
275 m
68
Kapasitas
Angkut
(x 10 juta
ton/tahun)
Kecepatan
Maksimum
(km/jam)
Tipe Rel
Jenis Bantalan
/ Jarak (mm)
Jenis
Penambat Rel
> 20
120
R.60/ R.54
Beton / 600
EG
II
10 -20
110
R.54 /
R.50
Beton/Kayu/
600
EG
III
5 10
100
R. 54/
R. 50 /
R. 42
Beton/Kayu/B
aja/ 600
EG
IV
2,5 - 5
90
R. 54/
R. 50 /
R. 42
Beton/Kayu/B
aja/ 600
EG/ET
< 2,5
80
R. 42
Kayu/Baja/
600
ET
69
70
71
72
73
SISTEM TRANSPORTASI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
74
JALAN RAYA
A. SEJARAH JALAN RAYA
75
KLASIFIKASI JALAN
DI INDONESIA
77
JALAN RAYA
(HIGHWAYS)
78
79
80
81
82
SISTEM TRANSPORTASI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
84
KONSEP SISTRANAS
85
KOMPONEN SISTRANAS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
(Munawar, 2011)
INPUT (MASUKAN)
PROSES
OUTPUT (KELUARAN)
INSTRUMENTAL INPUT
ENVIRONMENTAL INPUT
PIHAK LAIN YANG TERKAIT
A. INPUT (MASUKAN)
1.
2.
3.
4.
86
B. OUTPUT (KELUARAN)
C. INSTRUMENTAL INPUT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
PANCASILA
UUD 1945
WAWASAN NUSANTARA
TANNAS
GBHN
UU TERKAIT
87
88
89
90
91
Jalan
Pabrik CPO
Pabrik CPO
Jalan
Sungai
Pelabuhan
Sungai
Pelabuhan
Umum
Stasiun
Jalan
Pabrik CPO
Pelabuhan
Umum
Rel
Jalan
Pabrik CPO
Pelabuhan
Umum
Stasiun
Rel
Pelabuhan
Sungai
Jaringan/Jalur
Sungai
Titik
Pelabuhan
Umum
93
94
Uraian
Keterangan
Masalah yang
ditimbulkan kurang
berarti
Sangat potensial
menciptakan
masalah
transportasi
Menciptakan
wilayah kumuh di
kota (informal
settlement)
PERMASALAHAN TRANSPORTASI
PERKOTAAN
95
Akibat
Urbanisasi
Industrialisasi
Pekerja terkonsentrasi di
kota
DISKUSIKAN PERMASALAHAN
TRANSPORTASI PADA SLIDE
BERIKUT
96
Penyebab
Alternatif solusi
Kepemilikan kendaraan
pribadi yang meningkat
Orang yang bekerja di kota
tetapi tinggal di pinggiran kota
Rencana Tata Ruang dan
Wilayah (RTRW) yang tidak
sinkron ada suatu Provinsi
Kegiatan transportasi barang
akibat industrialisasi
Fasilitas antar moda yang
kurang mendukung mobilitas
97
Lingkup Area
Penyebab masalah
Perkotaan (Urban)
Urbanisasi
Industrialisasi
Kepemilikan kendaraan
pribadi
Informal settlement
Kerusakan infrastruktur
jalan
Kemacetan
Waktu tempuh
perjalanan lama
Biaya transportasi mahal
Regional
Perdesaan (Rural)
Aksesibilitas rendah
Mobilitas rendah
Waktu tempuh lama
Biaya transportasi mahal
PERMASALAHAN TRANSPORTASI
98
SISTEM TRANSPORTASI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
99
10
0
Tijpm = f ( Cijpm )
Tijpmr = f ( Cijpmr )
10
1
Siapa?
Kemana?
Menggunakan moda transportasi apa?
Melalui rute yang mana?
102
Home-based trip
Non-home-based trip
Trip production
Trip attraction
BANGKITAN PERJALANAN
(TRIP GENERATION)
PERJALANAN BERBASIS RUMAH
Bangkitan
Tarikan
Rumah
Kantor
Bangkitan
Tarikan
Tarikan
Kantor
Pasar
Tarikan
Bangkitan
Ti = ti .Fi
d
i
c
i
d
i
c
i
f Pi , I , C
Fi =
c
f ( Pi , I , C )
105
Jumlah perjalanan
10
106
MATRIKS ASAL-TUJUAN
PERJALANANPENUMPANG DAN BARANG
ANTAR PULAU DI INDONESIA
107
KLASIFIKASI PERJALANAN
- Maksud: bekerja, sekolah, belanja, dll
- Waktu: jam sibuk dan jam tidak sibuk
- Berdasarkan orang: penghasilan, kepemilikan kendaraan,
jumlah anggota RT
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
- Bangkitan perjalanan orang (aksesibiltas, penghasilan,
kepemilikan kendaraan, jumlah anggota RT )
- Tarikan perjalanan (ruang industri, komersial, dan jasa)
- Bangkitan dan tarikan angkutan barang (jumlah pekerja,
luas area industri, dll)
108
(GROWTH
SINGLY CONSTRAINED
AVERAGE
BI-PROPORTIONAL/FURNESS
DOUBLY CONSTRAINED
109
METODE KONVENSIONAL
METODE LANGSUNG
1. INTERVIEW
2. FOTO UDARA
METODE TIDAK LANGSUNG:
1. METODE FAKTOR
PERTUMBUHAN/ANALOG
(SERAGAM, RATA-RATA, FRATAR,
DETROIT, FURNESS)
2. METODE SINTETIS/ANALITIS
(OPPORTUNITY, GRAVITY, GRAVITYOPPORTUNITY)
METODE TIDAK
KONVENSIONAL
ESTIMASI KEBUTUHAN
LANGSUNG
110
1
1
125
TOTAL
100
3
TOTAL
175
200
0
150
150
450
111
TOTAL
Oi
70
30
100
80
120
200
45
105
150
TOTAL
Dj
125
175
150
450
112
T = T Exp
t
ij
t
ij
t ,t
TOTAL
25
75
100
100
50
25
125
TOTAL
125
150
TOTAL
250
150
150
150
175
125
400
TOTAL
200
275
100
575
113
t
i
t
i
O
T =T
O
_
t
ij
t
ij
_
_
T =T
t
ij
t
ij
D
D
t
j
t
j
t
t
_
D
Oi
j
t
t
Origin constraint
Tij = tij .F
Tij = tij .F j
Fij = gM i M j f (Cij )
Destination constraint
Fij = g
M i M j f (Cij )
j M j f (Cij )
BI-PROPORTIONAL MODEL:
FURNESS (1955)
Tij = Ai B j Oi D j
A D = T = B O
i
A
A
280
0
D
225
TOTAL
120
TOTAL
315
335
240
0
360
125
1000
117
Tij = Ai B j Oi D j
A D = T = B O
i
= Oi
= Dj
ij
Tij = Ai Oi B j D j . Fij ij
ij
t c
ij ij
ij
=C
pm
Tij
= f
pm
( Cij
p
m
i
j
t
c
: purpose
: mode
: origin zone
: destination zone
: trip
: generalized cost
119
12
0
12
1
Pengguna transportasi
jarak pendek
mempunyai kebutuhan
yang tidak elastik
(inelastic demand)
Semakin panjang jarak
yang ditempuh
pengguna transportasi
maka akan semakin
sensitif terhadap biaya
perjalanan
Penumpang angkutan
umum mempunyai
persepsi yang berbeda
300
Short distance
Medium distance
250
Long distance
200
150
100
50
0
0
0,25
0,5
0,75
1,25
1,5
1,75
90
80
70
m/cycle
60
car
transjogja
TransJogja
rickshaw
50
taxi
bus
40
30
Private Car
20
Motorcycle
10
0
0
10
Travel Distance (km)
15
20
p =
k
j
k
j
exp(U )
exp(U
k
i
Tij = Ai . Oi . Bj . Dj . exp-Cij
Tij = k . exp-Cij
exp(U kj )
k
exp(
U
i )
i
Tij = Ai . Oi . Bj . Dj . exp-Cij
Tij = k . exp-Cij
Tij1 = k. exp - [a.TC1+b.TT1.VoT1+d]
Tij2 = k. exp - [a.TC2+b.TT2.VoT2+d]
Tij1 + Tij2 = Tij
P1 = Tij1 /[Tij1 +Tij2]
125
1
5
8
4
B
3
C
CHOICE OF SOLUTION
(QTOT=1000)
Wardrop 1st Principle
USER OPTIMUM
C1 = C 2
SYSTEM OPTIMUM
Q1.C1 + Q2.C2 = QC
TOTAL COST MINIMUM
USER OPTIMUM
C2
C1
C1 = C2
q1
q2
C1 = a1 + b1Q1
C2 = a2 + b2Q2
Q = Q1 + Q2
a1 a2 + b1
Q2 =
(b + b )
ALTERNATIVE SOLUTION
Single all-or-nothing
All-or-nothing with capacity restraint
Fast change
Slow change
TUGAS : KASUS II
TOTAL
25
75
100
100
50
150
oi
1
3
TOTAL
dj
25
125
150
125
150
1
125
TOTAL
Oi
250
400
2
3
TOTAL
Dj
200
275
150
0
175
100
575
131
Zona
oi
Oi
25
75
100
250
100
50
150
150
25
125
150
175
125
150
125
400
200
275
100
1,60
1,83
0,80
dj
Dj
Ej
Ei
2,50
1,00
1,17
575
1,44
132
oi
Oi
63
187
250
250
100
50
150
150
29
146
175
175
129
208
238
575
200
275
100
1,55
1,32 0,42
dj
Dj
Ej
Ei
1,00
1,00
1,00
575
1,00
133
oi
Oi
46
60
106
250
160
40
200
150
40
229
269
175
200
275
100
575
200
275
100
1,00
1,00
1,00
dj
Dj
Ej
Ei
2,36
0,75
0,65
575
1,00
134
oi
Oi
Ei
Ei-n
54
124
178
250
1,41 1,00
130
45
175
150
0,86 1,00
35
188
222
175
0,79 1,00
dj
165
242
169
575
Dj
200
275
100
Ej
1,22
1,14 0,59
Ej-n
1,00
1,00 1,00
575
1,00
1,00
135
oi
Oi
Ei
36
108
144
250
1,74
144
72
216
150
0,69
36
180
216
175
0,81
dj
180
216
180
576
Dj
200
275
100
Ej
1,11
1,27 0,56
575
1,00
136
5. Metode Detroit
Zona
oi
Oi
Ei
Ei-n
79
104
183
250
1,37 1,00
111
28
139
150
1,08 1,00
33
186
219
175
0,80 1,00
dj
144
265
132
541
Dj
200
275
100
Ej
1,39
1,04 0,76
Ej-n
1,00
1,00 1,00
575
1,06
1,00
137
6. Metode Furness
Zona
oi
Oi
Ei
63
187
250
250
100
50
150
150
1,00
29
146
175
175
1,00
dj
129
209
237
575
Dj
200
275
100
Ej
1,55
1,32
0,42
1,00
575
1,00
138
Iterasi Pertama
Zona
oi
Oi
83
79
162
250
155
21
176
150
45
193
238
175
200
276
100
576
200
275
100
1,00
1,00
1,00
dj
Dj
Ej
Ei
1,54
0,85
0,74
575
1,00
139