Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran kemih, termasuk
ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu mikroorganisme. Untuk menyatakan adanya infeksi
saluran kemih harus ditemukan bakteri di dalam urin. Suatu infeksi dapat dikaran jika
terdapat 100.000 atau lebih bakteri/ml urin. Namun, jika hanya terdapat 10.000 atay kurang
bakteri/ml urin, hal itu menunjukkan bahwa adanya kontaminasi bakteri.
Prevelensi penyakit saluran kemih (ISK) antara usia 15-60 tahun jauh lebih banyak.
Wanita menderita ISK bagian bawah dengan perbandingan kurang lebih dua kali sekitar
pubertas dan lebih dari 10 kali pada usia 60 tahun.
Faktor protektif yang melawan infeksi saluran kemih pada wanita adalah bentukan
selaput mukus yang dependen estrogen di kandung kemih. Mukus ini mempunyai fungsi
sebagai antimikroba. Pada menopause, kadar estrogen menurun dan sistem perlindungan ini
lenyap sehingga pada wanira yang sudah mengalami menopause rentan terkena infeksi
saluran kemih.
Proteksi terhadap infeksi saluran kemih pada wanita dan pria, terbentuk oleh sifar
alami urin yang asam dan berfungsu sebagai antibakteri. Infeksi saluran kemih pada pria
jarang terjadi, pada pria dengan usia yang sudah lanjut, penyebab yang paling sering adalah
prostitis atau hyperplasia prostat.
B. Tujuan
Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat lebih mengerti
dan memahami tentang infeksi saluran kemih (ISK) atau yang disebut
dengan uretra traktus infection (UTI).

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian
Infeksi saluran kemih adalah masalah kesehatan yang serius mengenai jutaan populasi

manusia setiap tahunnya. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah jenis infeksi yang kedua paling
banyak ditemukan setelah infeksi saluran pernafasan.
Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan
adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001).
Infeksi saluran kemih adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya mikroorganisme
patogenik dalam traktis urinarius, dengan atau tanpa disertai tanda dan gejala (Brunner &
Suddarth, 2002).
Infeksi saluran kemih adalah suatu infeksi yang melibatkan ginjal, ureter, buli-buli,
ataupun uretra. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang menunjukkan
keberadaan mikroorganisme (MO) dalam urin (Sukandar, E., 2004).
Infeksi saluran kemih adalah infeksi bakteri paling sering dijumpai pada kehamilan
(Cunningham., 2005).
Infeksi saluran kemih adalah bila ada pemeriksaan urin, ditemukan bakteri yang
jumlahnya lebih dari 10.000 per ml.urin yang diperiksa harus bersih, segar, dan dari aliran
tengah (midstream) atau diambil dari fungsi suprasimpisis (Saifudin., 2007).
B. Etiologi
Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:
a. Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated
b. Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK uncomplicated (simple)
c. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan-lain-lain.
Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain:
d. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih
yang kurang efektif
e. Mobilitas menurun
f. Nutrisi yang sering kurang baik
g. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
h. Adanya hambatan pada aliran urin

i. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat

C. Manifestasi Klinis
Gejala Umum :
Sering ingin kencing namun kencing yang dikeluarkan sangatlah sedikit.
Kesakitan saat kencing / BAK.
Rasa sakit sampai terbakar pada kandung kemih.
Pada perempuan merasakan ketidaknyamanan pada tulang kemaluan.
Air kencingnya sendiri bisa berwarna putih, cokelat, dan kemerahan.
Rasa sakit pada punggung, mual, dan muntah.
Demam muncul bila ginjal sudah kena.
Gejala infeksi saluran kemih berdasarkan umur penderita adalah sebagai berikut :
0 1 bulan : gangguan pertumbuhan, anoreksia, muntah dan diare, kejang, koma,
panas / hipotermia tanpa diketahui sebabnya, ikterus (sepsis).
1 bulan 2 tahun : panas / hipotermia tanpa diketahui sebabnya, gangguan
pertumbuhan, anoreksia, muntah, diare, kejang, koma, kolik (anak menjerit keras), air
kemih berbau / berubah warna, kadang-kadang disertai nyeri perut / pinggang.
2 6 tahun : panas / hipotermia tanpa diketahui sebabnya, tidak dapat menahan
kencing, polakisuria, disuria, enuresis, air kemih berbau dan berubah warna, diare,
muntah, gangguan pertumbuhan serta anoreksia.
6 18 tahun : nyeri perut / pinggang, panas tanpa diketahui sebabnya, tidak dapat
menahan kencing, polikisuria, disuria, enuresis, air kemih berbau dan berubah warna.
Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :
Mukosa memerah dan oedema
Terdapat cairan eksudat yang purulent
Ada ulserasi pada uretra
Adanya rasa gatal yang menggelitik
Good morning sign
Adanya nanah awal miksi
Nyeri pada saat miksi
Kesulitan untuk memulai miksi
Nyeri pada abdomen bagian bawah.
Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :
Diuria (nyeri waktu berkemih)
Peningkatan frekuensi berkemih
Perasaan ingin berkemih
Adanya sel-sel darah putih dalam urin
Nyeri punggung bawah atau suprapubik
Demam yang disertai adanya darah dalam urine pad kasus yang parah.
Pielonefritis akut biasanya memperlihatkan gejala :
Demam
Menggigil

Nyeri pinggang
Disuria
Pielonefritis kronik mungkin memperlihatkan gambaran mirip dengan pielonefritis
akut, tetapi dapat menimbulkan hipertensi dan akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal.
D. Patofisiologi

Secara normal, air kencing atau urine adalah steril alias bebas kuman. Infeksi terjadi
bila bakteri atau kuman yang berasal dari saluran cerna jalan-jalan ke uretra atau ujung
saluran kencing untuk kemudian berkembang biak disana. Maka dari itu kuman yang
paling sering menyebabkan ISK adalah E.coli yang umum terdapat dalam saluran
pencernaan bagian bawah.
Pertama-tama bakteri akan menginap di uretra dan berkembang biak disana.
Akibatnya, uretra akan terinfeksi yang kemudian disebut dengan nama Urethritis. Jika
kemudian bakteri naik ke atas menuju saluran kemih dan berkembang biak disana maka
saluran kemih akan terinfeksi yang kemudian disebut dengan istilah Cystitis. Jika infeksi
ini tidak diobati maka bakteri akan naik lagi ke atas menuju ginjal dan menginfeksi ginjal
yang dikenal dengan istilah Pyelonephritis.
Mikroorganisme seperti Klamidia dan mikoplasma juga dapat menyebabkan ISK
namun infeksi yang diakibatkan hanya terbatas pada uretra dan system reproduksi. Tidak
seperti E.coli, kedua kuman ini menginfeksi orang melalui perantara hubungan seksual.
Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang mengatur keseimbangan cairan tubuh
dan elektrolit dalam tubh dan sebagai pengatur volume komposisi kimia darah dengan
mengekskresikan air yang dikeluarkan dalam bentuk urine apabila berlebih. Diteruskan
dengan ureter yang menyalurkan urine ke kandung kemih. Sejauh ini diketahui bahwa
saluran kemih atau urine bebas dari mikroorganisme atau steril.
Infeksi saluran kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus
urinarius. Masuknya mikroorganisme kedalam saluran kemih dapat melalui :
1. Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat infeksi terdekat (ascending)
yaitu :

Masuknya mikroorganisme ke dalam kandung kemih, antara lain : factor anatomi


dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki sehingga
terjadinya ISK lebih tinggi, factor tekanan urine saat miksi, kontaminasi fekal,
pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemasangan kateter), adanya dekubitus yang
terinfeksi.
Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal
Kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal dari flora normal
usus. Dan hidup secara komersal di dalam introitus vagina, prepusium penis, kulit

perineum, dan di sekitar anus. Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui uretra
prostate vas deferens testis (pada pria) buli-buli ureter, dan sampai ke ginjal.
Masuknya kuman secara ascending ke dalam saluran kemih, (1) Kolonisasi kuman di
sekitar uretra, (2) Masuknya kuman melalui uretra ke buli-buli, (3) Penempelan kuman
pada dinding buli-buli, (4) Masuknya kuman melalui ureter ke ginjal.
2. Hematogen
Sering terjadi pada pasien yang system imunnya rendah sehingga mempermudah
penyebaran

infeksi secara hematogen. Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur

dan fungsi ginjal sehinggal mempermudah penyebaran hematogen, yaitu adanya :


bendungan total urine yang dapat mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan
intrarenal akibat jaringan parut.
3.

Limfogen
Pielonefritis (infeksi traktus urinarius atas) merupakan infeksi bakteri pada ginjal,

tubulus, dan jaringan interstisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai
kandung kemih melalui uretra dan naik ke ginjal meskipun ginjal 20% sampai 25% curah
jantung ; bakteri jarang mencapai ginjal melalui aliran darah ; kasus penyebaran secara
hematogen kurang dari 3%. Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung
kemih asendens. Pielonefritis akut juga dapat terjadi melalui infeksi hematogen. Infeksi
dapat terjadi di satu atau di kedua ginjal. Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi
berulang, dan biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau
refluks vesikoureter.
Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya
infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine dari uretra ke dalam
kandung kemih (refluks urtrovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau
sistoskop.
Uretritis suatu inflamasi biasanya adalah suati infeksi yang menyebar naik yang
digolongkan sebagai general atau mongonoreal. Uretritis gonoreal disebabkan oleh
Neisseria gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis non gonoreal :
uretritis yang tidak berhubungan dengan Neisseria gonorhoeae biasanya disebabkan oleh
Klamidia frakomatik atau urea plasma urelytikum.
E. Pemeriksaan Penunjang

1. Biakan air kemih


Dikatakan infektif positif apabila :
Air kemih tamping porsi tengah : biakan kuman positif dengan jumlah kuman >/=
105/ml, 2 kali berturut-turut.

Air kemih tamping dengan pungsi buli-buli suprapubik : setiap kuman pathogen yang
tumbuh pasti infektif. Pembiakan urin melalui pungsi suprapubik digunakan sebagai gold
standar.
Dugaan infeksi :
Pemeriksaan air kemih : ada kuman, piuria, torak leukosit.
Uji kimia : TCC, katalase, glukosuria, leukosit esterase test, nitrit test.
2. Urinalisis
Leukosituria atau piuria : positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit / LPB sediment air
kemih.
Hematuria : positif bila terdapat 5 10 eritrosit / LPB sediment air kemih.
3. Bakteriologis
Mikroskopis
Biakan bakteri
4. Hitung koloni : sekitar 100.000 koloni permililiter urine dari urine tamping aliran
tengah.
5. Metode Test
Tes esterase leukosit positif : pasien mengalami piuria dan tes pengurangan nitrat,
GRIESS positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urine normal menjadi nitrit.
Tes PMS
Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) ginjal untuk mengetahui kelainan struktur ginjal
dan kandung kemih.
Pemeriksaan Miksio Sisto Uretrografi / MSU untuk mengetahui adanya refluks.
Pemeriksaan Pielografi Intra Vena (PIV) untuk mencari latar belakang infeksi saluran
kemih dan mengetahui struktur ginjal serta saluran kemih.
F. Pathway

G. Faktor Resiko

Factor resiko Infeksi Saluran Kemih, antara lain :


a. Kurang banyak meminum air putih.
b. Penyebab utama dari ISK adalah system kekebalan tubuh yang menurun,
sehingga bakteri alat kelamin, dubur atau dari pasangan (akibat hubungan intim)
masuk ke dalam saluran kemih.
c. Kurang menjaga kebersihan dan kesehatan daerah seputar saluran kencing.
d. Cara cebok yang salah, yaitu dari belakang ke depan. Cara cebok seperti ini
sama saja menarik kotoran ke daerah vagina atau saluran kencing.
e. Suka menahan kencing. Kebiasaan ini memungkinkan kuman masuk ke dalam
saluran kencing. Dibandingkan laki-laki, perempuan ternyata lebih rentan terkena

penyakit ini. Karena, penyebabnya adalah saluran uretra (saluran yang


menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh) perempuan lebih
pendek (sekitar 3-5 cm). Berbeda dengan uretra laki-laki yang panjang,
sepanjang penisnya, sehingga kuman sulit masuk.
f. Tidak kencing sebelum melakukan hubungan seks. Hal ini menyebabkan
uretranya penuh. Jika uretranya pendek, terkena gesekan saat berhubungan
seks, bisa menyebabkan kuman-kuman gampang terdorong masuk ke saluran
kencing dan mengakibatkan infeksi yang disebut sistitis. Biasanya hal ini banyak
terjadi pada pasangan yang baru menikah, karena itu disebut honeymooners
cystitis. Keluhannya seperti kencing sakit.
g. Memiliki riwayat penyakit kelamin. Misalnya pada orang yang punya penyakit
kencing nanah. Hal ini akan menyebabkan infeksi pada uretra dan menghasilkan
nanah.
h. Memiliki riwayat penyakit batu di daerah saluran kencing. Keberadan batu di
saluran kencing bisa menjadi focus infeksi dan menyebabkan infeksi berulang.
Misalnya : ada infeksi berulang di saluran kencing, kemungkinan disebabkan
adanya infeksi batu di saluran kencing. Batu tersebut terinfeksi dan bisa menjadi
sumber infeksi dan sumber kuman.
H. PENATALAKSANAAN

Supportif / Non-farmakologi :
Usahakan untuk buang air seni pada waktu bangun di pagi hari. Buang air seni
dapat membantu mengeluarkan bakteri dari kandung kemih yang akan keluar
bersama urin.
Minum air putih minimal 8 gelas atau 2,5 liter setiap hari.
Sementara, buah-buahan, sari buah, jus sangat baik untuk dikonsumsi sebab dapat
melancarkan peredaran darah.
Hindari berbagai jenis makanan seperti : soto jerohan sapi, es krim, keju, milk
shake, kopi, cola dan lain-lain.
Menjaga dengan baik kebersihan sekitar organ intim dan saluran kencing.
Setiap buang air seni, bersihkanlah dari depan ke belakang. Hal ini akan
mengurangi kemungkinan bakteri masuk ke saluran urin dari rectum.
Membersihkan organ intim dengan sabun khusus yang memiliki pH balanced
(seimbang).
Buang air seni sesering mungkin (setiap 3 jam).
Pilih toilet umum dengan toilet jongkok.
Jangan cebok di toilet umum dari air yang ditampung di bak mandi atau ember.
Pakailah shower atau kran.

Ganti selalu pakaian dalam setiap hari. Gunakan pakaian dalam dari bahan katun
yang menyerap keringat agar tidak lembab.
Medikamentosa / Farmakologis
Pengobatan simtimatik terhadap keluhan sakit kencing dapat diberikan
penazofiridin (piridium) 7 10 mg/kgBB/hari. Disamping ISK perlu juga mencari dan
mengurangi atau menghilangkan factor predisposisi seperti obstipasi, alergi,
investasi cacing dan memberikan kebersihan perineum meskipun usaha-usaha ini
kadang-kadang tidak selalu berhasil.
Pengobatan Khusus
Penanggulangan ISK ditujukan terhadap 3 hal, yaitu :
1. Pengobatan infeksi akut
Pada keadaan berat atau panas tinggi dan keadaan umum yang lemah,
pengobatan segera dilakukan tanpa menunggu hasil biakan urin dan uji resistensi
kuman. Pada infeksi akut yang simpleks (uncomplicated infection) diberikan
antibiotika / kemoterapi oral. Obat yang sering dipakai sebagai pilihan utama
(primary drug) adalah ampisilin, kontrimoksazol, sulfisokazol, asam nalidiksat dan
nitrofurantion. Sebagai pilihan kedua (secondary drug) dapat dipakai obat golongan
aminoglikosid (gentamisin, sisomisin, amikasin dan lain-lain) ; sefakleksin, doksisiklin
dan sebagainya. Pengobatan diberikan selama 7 hari.
2. Pengobatan dan pencegahan infeksi berulang
Dalam pengamatan selanjutnya 30 50% diantaranya tanpa gejala. Oleh karena
itu perlu dilakukan biakan ulang pada minggu pertama sesudah selesai pengobatan
fase akut, kemudian 1 bulan, 3 bulan dan seterusnya setiap 3 bulan selama 2 tahun.
Setiap infeksi berulang harus diobati seperti pengobatan pada fase akut. Bila relaps
atau reinfeksi terjadi lebih dari 2 kali, maka pengobatan dilanjutkan dengan
pengobatan profilaksis, dengan obat-obat anti septis urin, yaitu nitrofurantion,
kontrimoksazol, sefaleksin atau metenamin mandelat. Pada umumnya diberikan
seperempat dosis normal, satu kali sehari pada malam hari selama 3 bulan. Bila
infeksi traktus urinarius disertai dengan kelainan anatomis (disebut ISK kompleks
atau complicated urinary infection), maka hasil pengobatan biasanya kurang
memuaskan. Pemberian obat disesuaikan dengan hasil uji resistensi dan dilakukan
dengan terapi profilaksis selama 6 bulam dan bila perlu sampai 2 tahun.
3. Bedah

Koreksi bedah sesuai dengan kelainan sauran kemih yang ditemukan untuk
menghilangkan factor predisposisi.

Anda mungkin juga menyukai