Anda di halaman 1dari 8

Tugas Makalah Antropologi Budaya I

Mendeskripsikan Budaya Masyarakat Pesisir Sindujoyo Gresik.

Oleh
Bening Siti Aisyah
140110201037

PROGRAM STUDI SATRA INDONESIA


FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS JEMBER
2014/2015

BAB I
Pendahuluan
1.
1.1. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memilikiberagam keanekaragaman budaya.
Setiap suku di Indonesia, baik suku Jawa, Sunda, Kalimantan memiliki ciri khas budaya
tersendiri yang tidak sama. Hal inilah yang membuat Budaya Indonesia kaya dan diakui
oleh Negara lain.

1.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Antropologi Budaya . Selain itu tujuan dari penulisan makalah ini untuk:
1. Sebagai pembelajaran untuk mengenal budaya Indonesia khususnya budaya
pesisir Sindujoyo Gresik.
2. Dapat memahami bagaimana system kebudayaan tersebut.

BAB II

Pembahasan
2.
2.1. Sekilas Tentang Sejarah Gresik.
Untuk pertama kalinya salah satu sumber sejarah menuliskan asal usul nama Gresik
yang ditemukan dalam prasasti Karang Bogem. Dari

2.2. Ttt
2.3. H

BAB III
Kesimpulan

BUDAYA MASYARAKAT GRESIK


1. KESENIAN PENCAK MACAN SINDUJOYO GRESIK
Gresik merupakan salah satu kota tua di pesisir utara pulau jawa. Berbagai kronik dan sumber
sejarah menyebutkan ihwal peranan penting kota yang sekarang dikenal sebagai kota santri itu.
Pada masa perdagangan kuno Gresik menjadi Bandar transito yang amat disukai para pedagang
dari mancanegara. Orang Cina menyebutnya dengan T`sin T`sun yang berarti Gresik kota baru.
Bangsa Portugis menyebutnya Agace. Dan orang Belanda menyebutnya dengan istilah Grissee.
Benda-benda purbakala serta gedung-gedung tua yang masih tersisa menjadi sebuah bukti
kegemilangan yang pernah ditorehkan masyarakat Gresik kala itu. Kampung-kampung dulu yang
pernah dijadikan transit para pedagang asing, seperti Kampung Kemasan, Kemuteran, Arab,
Pecinan, dan Lumpur masih terjaga hingga sekarang. Tempat tersebut menjadi sebuah saksi
bahwa kota Gresik pernah menjadi bagian penting dalam panggung sejarah Nasional maupun
Internasional.
Selain salah satu pusat penyebaran agama Islam di tanah Jawa, Gresik juga dikenal dengan
berbagai produk masakan. Setiap hari selama 24 Jam penuh kota ini tak pernah tidur. Wisatawan
dari berbagai penjuru tanah air datang Untuk berziarah ke makam Sunan Giri dan Maulana Malik
Ibrahim ( Sunan Gresik ). Sambil berziarah, lidah mereka dimanjakan oleh nikmatnya sajian
kuliner khas Gresik, seperti Pudak, Legen, otak-otak bandeng, nasi krawu, serta aneka jajan
pasar lainnya. Bisa dimakan di tempat, tapi juga bisa dibawa pulang sebagai buah tangan.
Tidak hanya itu, tradisi dan budaya, serta kesenian tradisional warisan para leluhur masih tetap
eksis dan terjaga hingga saat ini. Salah satunya adalah seni pencak macan. Pencak macan
merupakan sebuah tradisi budaya masyarakat Kroman dan Lumpur, kecamatan Gresik yang

bernuansa Islami. Kesenian tradisional ini mulai dikenal dan berkembang pada masa Sindudjaja,
murid Sunan Giri III. Awalnya, seni pencak macan merupakan tradisi ngarak ( mengantarkan )
pengantin. Pengantin laki laki yang hendak menuju ke rumah pengantin perempuan diarak
seperti layaknya karnaval, kemudian di perempatan jalan dipentaskan berbagai kesenian
tradisional, termasuk pencak macan.
Pernikahan adalah ritual yang amat suci. Di hadapan penghulu, kedua mempelai berikrar akan
selalu mempertahankan biduk rumah tangganya. Yang diharapkan adalah terwujudnya sebuah
keluarga yang sakinah,mawaddah, dan warrahmah. Keluarga kecil bahagia dan sejahtera di
bawah lindungan Tuhan yang Maha Esa. Membangun rumah tangga ibarat berlayar di atas
sampan di tengah samudra nan luas. Kadang datang ombak besar hingga nyaris
menenggelamkan bahtera rumah tangga. Kadang hanya riak-riak kecil yang menyembul ke
permukaan. Gambaran tersebut tercermin dalam pementasan seni pencak macan.
Dalam pertunjukan seni pencak macan setidaknya ada empat tokoh utama, yakni macan,
gondoruwo, monyet dan seorang ulama. Macan merupakan binatang yang kuat, galak, buas, tapi
bertanggungjawab. Dalam rumah tangga seeorang laki laki harus memiliki watak seperti
macan, yakni gagah perkasa, keras, namun bertanggungjawab serta menyayangi keluarga. Orang
Jawa bilang sak galak-galake macan ora bakal mangsa gogore dhewe. Kalau diterjemahkan
secara bebas artinya sebuas-buasnya harimau tidak akan mungkin memakan anaknya sendiri.
Gondoruwo adalah makhluk yang wujudnya sangat mengerikan. Melambangkan sifat yang
mengagunkan nafsu angkara murka. Perang terberat adalah perang melawan hawa nafsu. Apabila
kita mampu mengendalikan hawa nafsu niscaya akan selamat dunia akhirat. Sebaliknya, apabila
kita dikendalikan hawa nafsu maka kita sama dengan gondoruwo tapi bertampang manusia.
Perselisihan, beda pendapat, salah pengertian, konflik adalah hal yang lumrah terjadi di dalam
rumah tangga. Sejatinya hal tersebut disebabkan karena salah satu suami / istri tak mampu
mengendalikan nafsu. Namun jangan sampai kriwikan dadi grojogan. Masalah sepele kemudian
menjadi masalah besar. Untuk meredam nafsu tersebut harus berpegangan pada lengo kayu
gapuk. Lengo artinya kalau yang satu mentheleng maka yang lain harus lungo ( menghindar ).
Kayu artinya kalau yang satu ada tanda tanda mau berbuat kasar, maka yang lain harus mesem
ngguyu ( tersenyum ). Sedangkan gapuk artinya kalau yang laki laki lagi wegah ( enggan /
malas ) maka yang perempuan harus ngepuk-epuk ( membelai ) pasangannya.
Perempuan yang lincah, piawai mengurus rumah tangga, tapi cerewet, bawel, dan crigis
disimbolkan oleh tokoh monyet. Meskipun perempuan kerap diidentikan dengan konco wingking
, namun memiliki peran cukup sentral dan menegakkan kehidupan rumah tangga. Ada duit
sedikit ya cukup, ada uang banyak ya habis tak tersisa. Perempuan adalah pendamping suami
yang setia. Keberhasilan dan kesuksesan seorang lelaki sebenarnya tidak lepas dari peran
perempuuan di rumah.
Sementara properti serta aksesoris yang digunakan adalah Ketopang delapan lonjor dan Pontang
lima. Ketopang adalah sapu lidi yang berjumlah tiga puluh tiga yang dihiasi dengan kertas warna
merah putih ditancapkan pada buah pepaya dan diletakkan di atas bambu. Disebut Ketopang
delapan lonjor karena dibawa delapan orang. Salah satu diantaranya diperebutkan para
pengunjung. Pontang adalah janur kuning yang telah diisi makanan dari beras ketan berwarna
warni, bagian tengahnya terdapat contong dari daun pisang yang ujungnya diberi kapas. Disebut
pontang lima karena dibawa oleh lima perempuan yang berparas aduhai.
2. MAKANAN KHAS GRESIK

Gresik yang disebut sebagai kota santri ini memiliki ragam makanan khasnya, tetapi di suatu
Desa Gumeno di Gresik memiliki makanan khas yang tidak sembarang hari kita bias
mendapatkannya. Yakni, Kolak Ayam. Ini bukan sembarang kolak karena tidak terbuat dari
pisang, labu, atau ketela. Kolak ini terbuat dari ayam kampung, gula merah, jinten, daun bawang
merah, dan santan kelapa. Yang memasak pun harus laki-laki. Tradisi kolak ayam di Desa
Gumeno, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, telah berlangsung selama lima
abad. Kolak ayam awalnya berfungsi sebagai obat. Tradisi kolak ayam sekaligus menjadi
warisan dari kekayaan budaya bangsa di Nusantara dan hingga kini sudah berlangsung 487
tahun. Tradisi itu juga merekatkan kebersamaan, khususnya saat berbuka puasa di hari ke-22 atau
malam ke-23 setiap Ramadhan.
Awal mula kolak ayam ini muncul ketika Sunan Dalem sakit. Sunan Dalem memerintahkan
warga mengupayakan obat agar sakitnya bisa sembuh. Setelah ke sana kemari dicarikan obat tak
kunjung sembuh, saat penduduk bingung, Sunan Dalem mendapat petunjuk dari Allah SWT agar
membuat masakan untuk obat.
Esok harinya Sunan Dalem membawa seekor ayam jago berumur sekitar setahun atau jago
lancur. Akhirnya, penduduk memasak ayam itu dengan santan kelapa, jinten, gula merah, dan
bawang daun. Setelah masakan jadi, Sunan Dalem meminta warga membawa nasi dan ketan
yang sudah masak. Saat itu bulan puasa. Ketika tiba waktu maghrib, semua penduduk berbuka
bersama di masjid dengan makanan yang sudah disiapkan itu.
Sunan Dalem pun kemudian sembuh setelah makan kolak ayam atau sanggring. Sanggring
berasal dari kata sang yang berarti raja atau penggedhe dan gering artinya sakit. Sanggring
berarti raja yang sakit.
Pada waktu penduduk Gumeno bergotong royong membuat kolam di timur masjid sebagai
tempat wudu, Sunan Dalem memerintahkan membuat kolak ayam sebagai jamu untuk mengganti
tenaga penduduk yang bekerja membuat kolam. Penduduk yang membantu membuat kolam
cukup banyak. Dikhawatirkan ayamnya tidak cukup, Sunan Dalem memerintahkan agar daging
ayam itu disuwir-suwir. Itulah sebabnya kolak ayam juga kemudian dibuat dalam bentuk
suwiran.
Kolak ayam berasal dari kholaqul ayyam, yang berarti mencari berhari-hari. Sunan Dalem
kesulitan memberi nama jamu tersebut. Akhirnya, kolak ayam menjadi nama yang diabadikan
sampai kini.
Proses memasak kolak ayam pertama kali dilaksanakan pada 22 Ramadhan 946 Hijriah atau 31
Januari 1540. Pada masa itu, Sunan Dalem juga berwasiat kepada penduduk agar setiap malam
ke-23 Ramadhan disiapkan kolak ayam atau sanggring.
Komposisi bumbu untuk setiap ekor kolak ayam disediakan 2 kilogram bawang daun yang
aromanya menyengat, 2 kg gula merah, dan 1 ons jinten. Jinten disanggrai lalu ditumbuk agar
rasa dan aromanya tidak hilang. Jumlah dan kualitas jinten berpengaruh pada rasa dan aroma
masakan. Semakin banyak dan bagus kualitas jinten, kolak ayam terasa semakin enak.

3. FESTIVAL MALAM SELAWE

Tradisi malam selawe atau menjelang hari ke 25 Ramadhan bisa dikatakan malam puncak bagi
peziarah yang datang ke Makam Sunan Giri, mulai dari anak kecil, remaja, sampai orang tua dan
lanjut usia. Mereka tak hanya datang dari daerah Gresik dan kota sekitarnya tetapi juga dari luar
daerah, bahkan luar pulau. Tradisi tahunan setiap malam ke-25 di bulan suci Ramadan ini
merupakan sebuah ritual yang dilakukan Sunan Giri untuk mendapatkan berkah, serta petunjuk
dari Allah di atas bukit. Kemudian menjelang sahur turun ke jalan untuk mendapatkan makan
sahur.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat sekarang melaksanakan malam ke-25 bulan suci
Ramadan merayakan dengan berdoa di makam Sunan Giri dan berjalan-jalan untuk menikmati
jajan dan keperluan hari raya Idul Fitri.
Keramaian di samping kiri dan kanan sepanjang Jl Sunan Giri dipenuhi jajan dan pedagang
makanan, pakaian sampai semua kebutuhan hari raya Idul Fitri. Jalan sepanjang 1,5 km dari
perempatan Kebomas, sampai makam Sunan Giri dipenuhi pejalan kaki. Pengendara roda dua
dan mobil tidak diperbolehkan melintas kare jalan dipenuhi pejalan kaki
Keramaian di makam Sunan Giri akan terus berlangsung sepanjang malam ke 25 bulan Suci
Ramadan sampai pagi hari usai shalat Subuh
4. FESTIVAL PASAR BANDENG
Pasar bandeng Gresik ini merupakan tradisi turun temurun dan merupakan warisan yang
dipelopori oleh Walisongo yang sampai sekarang masih dilakukan dan dilestarikan oleh
masyarakat setempat. Tradisi pasar bandeng kota Gresik ini pertama kalinya dilakukan oleh
Sunan Giri yang bertujuan untuk menggangkat perekonomian rakyat setempat dengan melihat
wilayah kota Gresik yang bagus untuk pertambakan. Pada zaman dahulu masyarakat masih
belum terbantu perekonomiannya, masih kekurangan makanan, belum mengenal adanya hal
hal seperti perdagangan, mungkin ada sebagaian namun masih belum stabil. Oleh karena itu Kira
kira pada abad ke 15 Sunan Giri membantu perekonomian masyarakat setempat dengan cara
mengolah dan memasarkan hasil bumi. Dengan itu berubahlah kehidupan masyarakat Gresik,
mereka jadi mengenal tentang perekonomian yang menguntungkan banyak pihak. Dengan
adanya hal itu juga masyarakat jadi lebih bersemangat dan tekun dalam pekerjaannya. Selama ini
pasar bandeng sudah disebarkan melalui media dan duta wisata. Dan mulai intensif dalam
promosian pasar bandeng di dunia. Bagi yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan ini,
jangan perna berhenti hingga terkenal sampai keluar negeri. Di jatim, Gresik termasuk
wilayahnya yang kurang subur untuk bercocok tanam.oleh karena itu perlu adanya
pengembangan dalam pertambakan dan pasar bandeng Gresik ini yang cocok sebagai solusi.

Dukut Imam Widodo dkk.2004,Grissee


Pemerintah Kabupaten Gresik

Tempo

Doeloe,Penerbit

Anda mungkin juga menyukai