Materi MPC 03 Kontrol Geologi Dan Kontinuitas
Materi MPC 03 Kontrol Geologi Dan Kontinuitas
Materi-03
KONTROL GEOLOGI
APLIKASINYA DALAM METODA
PERHITUNGAN CADANGAN
Materi-03
Pendahuluan
Pengaruh aspek geologi :
Sifat-sifat mineralogi
Kontinuitas
Empat aspek geologi di atas (pemetaan, pemodelan, model
genetik serta sifat-sifat mineralogi) akan berkontribusi pada
kontinuitas (homogenitas).
Materi-03
INFORMASI GEOLOGI
Informasi fakta geologi merupakan dasar untuk membuat
model 3 dimensi dari endapan mineral. Dengan demikian
dibutuhkan komponen interpretasi untuk membangun
model 3 dimensi endapan mineral dan batuan sampingnya.
Komponen interpretasi tersebut meliputi interpolasi
unsur-unsur geologi di antara titik-titik informasi dan
ekstrapolasi ke arah luar wilayah titik-titik informasi.
Unsur-unsur geologi yang diperoleh dari pengamatan dan
hasil interpretasi diplot dalam sebuah peta dan penampang
dengan skala yang representatif.
Materi-03
INFORMASI GEOLOGI
Materi-03
Materi-03
Materi-03
Materi-03
Materi-03
10
Materi-03
11
Materi-03
12
Materi-03
13
Materi-03
14
Materi-03
15
Materi-03
16
17
KARAKTERISTIK ENDAPAN
Berdasarkan bentuk, morfologi,
dan genesa dan implikasinya
untuk pemodelan sumberdaya
Materi-03
18
Karakteristik
Komponen mineral tidak
tersebar merata pada badan
urat
Metoda sampling
Volume sampling
Rentan dilusi
Grid density
Materi-03
19
Endapan Stratiform
Karakteristik
Konsekuensi
Materi-03
Grid density,
Exploration
pattern, Interval
sampling
20
Endapan Porfiri
Konsekuensi
Karakteristik
Dimensi besar
21
Endapan Sedimen
Karakteristik
Konsekuensi
Sampling (interval),
Design/pola data dapat
bervariasi
22
KONTINUITAS
Dalam hubungannya dengan
karakteristik umum endapan serta
kecenderungan homogenitas
Materi-03
23
KONTINUITAS
Kontinuitas geologi
Kontinuitas nilai
Materi-03
24
KONTINUITAS GEOLOGI
Materi-03
25
KONTINUITAS GEOLOGI
Materi-03
26
KONTINUITAS GEOLOGI
Materi-03
27
KONTINUITAS GEOLOGI
Materi-03
28
KONTINUITAS NILAI
Materi-03
29
KONTINUITAS NILAI
E (evaporit), C (batubara), Fe
(bijih besi berlapis), P (fosfat), B
(bauksit), Pb-Zn (timbal-seng
stratiform), Ni (nikel), SSn
(timah stratiform), PC (tembaga
porfiri), VSn (urat timah), V
(urat emas-perak), U (uranium)
Materi-03
30
Materi-03
31
Materi-03
32
Materi-03
33
Endapan Type A
Merupakan endapan bijih yang mempunyai
koefisien variasi yang rendah.
Kategori endapan bijih ini dibagi dalam dua type
Materi-03
34
Endapan Type A
Materi-03
35
Endapan Type A
Endapan batubara : Unsur-unsur utamanya mudah dievaluasi, unsurunsur minornya sulit dievaluasi, dilusi internal dan dilusi tepi seringkali
menimbulkan problem.
Endapan Bijih besi : Unsur-unsur utamanya mudah dievaluasi, unsurunsur minornya sulit dievaluasi, kontak geologi yang komplek dapat
menimbulkan problem yang sulit.
Endapan Bauksit : umumnya mudah dievaluasi, problem yang seringkali
timbul adalah dalam penyelidikan profil basalt dan hubungannya dengan
silika reaktif (hal ini merupakan problem kontrol penambangan)
Nikel laterit : model endapannya mudah dievaluasi, unsur-unsur pengotor
sulit diselidiki, adanya profil ultramafik menimbulkan problem.
Tembaga Stratabound : mudah dievaluasi, sederhana dalam
memperkirakan kadarnya, problem yang timbul adalah dalam kontakkontak geologi, namun dalam hal ini pada umumnya tidak begitu
mengganggu, karena dilusi per ton adalah rendah.
Materi-03
36
Endapan Type B
Yaitu endapan bijih dengan bentuk geometri
kompleks dan distribusi kadar sederhana.
Endapan Type C
Yaitu endapan bijih dengan bentuk geometri
kompleks dan distribusi kadar kompleks.
Materi-03
37
Endapan Type B
Untuk endapan bijih :
Kadarnya mungkin seragam.
Faktor geometri mungkin sangat menentukan.
Dilusi batas tepi dapat sangat tinggi.
Interpretasi geologi merupakan faktor vital.
Kadar yang lebih tinggi biasanya ditambang
(tetapi tidak sampai batas-batas yang digunakan
dalam tambang emas).
Materi-03
38
Endapan Type C
Untuk endapan bijih :
Bentuk geometrinya sangat kompleks
Dilusi batas tepi mungkin sangat tinggi.
Dilusi internal adakalanya sangat tinggi juga.
Interpretasi geologi dan pengambilan contoh
merupakan faktor menentukan dalam
pengambilan endapan bijih.
Asumsi-asumsi subjektif sangat penting.
Perkiraan lokal biasanya merupakan problem
yang disebabkan faktor pola pemboran.
Materi-03
39