Melihat topografi kota yang berbukit, lembah dan ngarai ini, maka jendral
Watanabe memerintahkan untuk membangun terowongan yang lebih popular
dengan nama Lobang Jepang.
Dua mulut terowongan yang saat ini dapat dilihat, satu mengarah pada
penurunan ngarai Sianok (Ruangan Tembus) dan yang satu lagi berupa pintu masuk
pada tebing taman obyek wisata Panorama. Fungsi dari mulut terowongan selain
sebagai pintu masuk, juga sebagai ventilasi untuk mengawasi dunia luar.
Lobang Jepang ini oleh Pemda Kota Bukittinggi dijadikan salah satu obyek
Wisata Gua. Setelah dilakukan berbagai renovasi, dilengkapi lampu penerangan.
Pada pintu masuk dibuat tangga menuju ke dalam terowongan, yang dibagi menjadi
dua bagian dan dibatasi dengan pipa besi; satu bagian untuk arus masuk dan satu
sisi lainnya untuk arus keluar. Sebagai pelengkap informasi mengenai keberadaan
terowongan tersebut,juga dilengkapi arphone yang setiap pengunjung dapat
mendengar riwayat terowongan tersebut .
Sejak tahun 2004 terowongan ini oleh Pemerintah daerah Bukittingi lebih
dibenahi lagi, pada bagian tebing pintu masuk dibangun patung yang
memperlihatkan tentang kekejaman tentara Jepang dengan samurai terhunus,
cambuk dan penembakan terhadap para Romusha dalam pembanguna lobang ini