Anda di halaman 1dari 3

SINOPSIS

ETIKA DALAM MELAMAR PEKERJAAN


Anggota Kelompok 5 kelas B:
1. Arda Chanaloka (R0012008)
Sebagai : Sugeng atau Pelamar Pekerjaan 1
2. Arvin Afriansyah (R0012010)
Sebagai : Bapak Yanto atau Staff HRD
3. Desi Kurniawati (R0012020)
Sebagai : Wati atau Pelamar Pekerjaan 2 dan Dokumenter
4. Fitri Munica
(R0012034)
Sebagai : Mariyem atau Pelamar Pekerjaan 3
5. Iin Astriefah
(R0012044)
Sebagai : Jenifer atau Resepsionis
6. Ika Saputri
(R0012046)
Sebagai : Ibu Dewi atau Staff Perusahaan
7. Ira Pracinasari (R0012048)
Sebagai : Ibu Ira atau Personalia
8. Puji Haryati
(R0012074)
Sebagai : Sumiyem atau Pelamar Pekerjaan 4
9. Tria Agustina Putri
(R0012098)
Sebagai : Narator

PT. KAMI (Karya Mami) adalah sebuah perusahaan swasta yang bergerak
dibidang konstruksi. Pembangunan yang semakin maju membuat perusahaan
tersebut membuka lapangan pekerjaan di beberapa bidang, diantaranya pada
posisi HSE atau Safety Officer. Iklan lowongan pekerjaan dari Perusahaan
tersebut, menarik perhatian orang-orang untuk melamar di Perusahaan tersebut.
Mereka ialah Mariyem, Sugeng, Sumiyem dan Wati, seorang pengangguran yang
sedang mencari lowongan pekerjaan. Keempat orang tersebut menuju ke
perusahaan dengan mengajukan surat lamaran pekerjaan dan setelah menunggu 7
hari, keempatnya berhasil lolos seleksi pertama dan bersiap untuk mengikuti
seleksi tahap 2 yaitu wawancara.
Pada tahap ini keempat pelamar berusaha dengan sepenuh hati agar mereka
dapat diterima di perusahaan tersebut. Keempat pelamar tersebut memiliki

karakter yang berbeda-beda dan mempunyai berbagai sifat yang mencerminkan


kepribadian mereka.
Mariyem memiliki pribadi dan skill yang baik, dibandingkan dengan ketiga
pelamar lainnya, yang memiliki peluang besar dapat diterima di Perusahaan
tersebut. Berbeda dengan Wati yang memiliki sifat emosionsal mudah marah dan
sulit untuk menerima keputusan yang tidak sesuai dengan keinginannya. Sugeng,
pria tambun dengan pengetahuan cukup baik ini sangat percaya diri dan sombong
sedangkan Sumiyem memiliki watak yang sedikit aneh dibanding yang lainya,
tidak sopan, perayu, tidak mau tahu, dan tidak pintar.
Kegiatan wawancara diawali oleh Wati yang sudah dipanggil oleh ibu Jenifer
sebagai resepsionis untuk melaksanakan wawancara, dalam waktu yang sama
pelamar lainnya menunggu diruang tunggu. Mereka mulai sibuk dengan aktifitas
masing-masing, Mariyem sibuk mengulang dan mempelajari materi yang akan
ditanyakan saat wawancara nanti, Sugeng sibuk memainkan handphone dan
Sumiyem sibuk menata kembali make-up yang dipakainya. Ketiganya berhenti
beraktifitas ketika Bu Dewi, staff perusahaan tersebut yang menghampiri dan
duduk disebelah mereka. Bu Dewi memiliki sifat galak dan suka mengunder
estimate orang ini mulai mengoceh. Ia bercerita banyak hal yang justru membuat
mereka menjadi pesimis . Sumiyem merasa ketakutan dan membuatnya menjadi
tidak bisa berkonsentrasi. Sementara itu, Sugeng hanya tersenyum getir
mendengarnya, ia hanya berpikir jika dia pasti bisa melewati tes wawancara
tersebut dengan kepandaianya, dan Mariyem tetap tenang walau dalam hatinya
ada kekhawatiran akan hal tersebut.
Wati keluar dari ruangan wawancara, wajahnya nampak kesal dan geram. Ia
smendapat kesulitan saat menjawab wawancara tersebut hingga membuatnya
marah dan melempar kertas ke lantai. Bu Dewi yang melihatnya mulai memberi
tekanan kepada ketiganya dan Sumiyem semakin panik. Mariyem merasakan
ketakutan tetapi ia berusaha untuk menenangkan diri, dan Sugeng hanya percaya
jika Wati adalah seseorang yang bodoh sehingga ia tidak bisa dalam sesi

wawancara tersebut. Setelah melihat reaksi ketiga pelamar tersebut Bu Dewi


segera pergi dan meninggalkan ketiga pelamar tersebut.
Ibu Jenifer memanggil pelamar kedua yaitu Mariyem. Mariyem memasuki
ruang wawancara dan bertemu dengan Pak Yanto dan Bu Ira yang bertugas
mewawancarai pada hari tersebut. Selama proses wawancara Mariyem
memperlihatkan etika yang baik. Ia mengucap salam, bebrbicara halus, dan
menjawab pertanyaan dari pewawancara dengan sangat baik dan sopan. Hal itu
membuat pewawancara sedikit terkagum padanya.
Saatnya pelamar ketiga masuk, dia adalah Sumiyem yanng sebelumnya dalam
keadaan panik karena tekanan dari Bu Dewi. Ia memasuki ruangan tersebut
dengan wajah yang sumringah dan memperlakukan HRD tersebut layaknya
temanya sendiri. Ia mencoba untuk merayu dan bersikap berlebihan kepada
pewawancara. Ia juga sempat menganggkat telpon selama proses wawancara.
Setelah itu pelamar terakhir masuk, dia adalah Sugeng, seorang pria berbadan
tambun dan berpenampilan rapi memasuki ruangan tersebut. Ia memulai
wawancara, namun saat diajukan pertanyaan dalam wawancara, ia justru
membicarakan

kelebihan

dirinya

dengan

sombong.

Ia

mulai

dengan

mengemukakan ide-idenya yang kurang pantas dibicarakan saat sesi wawancara.


Akhirnya semua pelamar selesai untuk diwawancarai dan kedua personalia
tersebut menyeleksi siapakah yang pantas untuk mendapatkan pekerjaan tersebut.

***

Anda mungkin juga menyukai