Bab 8 Akuntansi Sewa Guna
Bab 8 Akuntansi Sewa Guna
BAB VIII
AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA
KONSEP SEWA GUNA USAHA
A.
B.
C.
OLEH LESSEE
(Efraim Ferdinan Giri, 1997 : 158 - 163)
Menurut FASB Statement No. 13, Accounting for Lease, jika perjanjian SGU (saat inception of
lease) memenuhi satu atau lebih kriteria dari empat kriteria berikut ini, SGU harus
diklasifikasikan sebagai capital lease.
Kriteria tersebut adalah:
1.
Ada pemindahan kepemilikan kepada pihak lessee
2.
Ada opsi membeli bagi lessee pada akhir masa SGU
3.
Jangka waktu SGU adalah sama dengan 75% atau lebih taksiran umur ekonomis
aktiva SGU dan
4.
Present value (PV) pembayaran SGU minimum (selain executory cost) sama atau
lebih dari 90% nilai wajar aktiva SGU.
Jika perjanjian SGU tidak memenuhi salah satu kriterium di atas, maka SGU diakui sebagai
operating lease.
Menurut PSAK No. 30, Akuntansi Sewa Guna Usaha, disebutkan bahwa suatu transaksi SGU
akan diklasifikasikan sebagai capital lease, jika memenuhi semua kriteria berikut:
1. Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva sewa guna usaha pada akhir
masa lease, dengan harga yang telah disetujui bersama saat dimulainya perjanjian sewa
guna usaha
2. Seluruh pembayaran berkala dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah nilai residu
mencakup pengembalian harga perolehan barang modal yang disewagunausahakan serta
bunganya, sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha (full payout lease)
3. Masa sewa guna usaha minimum 2 (dua) tahun.
1.
(guaranted residual value), (c) denda terhadap pelanggaran kesepakatan (penalty), dan (d)
opsi untuk perhitungan pembayaran SGU minimum.
Nilai residu terjamin (guaranted residual value).
Nilai residu adalah taksiran nilai wajar (pasar) aktiva sewa guna usaha pada akhir SGU.
Lessor seringkali memindahkan risiko kerugian kepada lessee atau pihak ketiga melalui
taksiran nilai residu terjamin.
Denda terhadap pelanggaran (penalty).
Jumlah terutang yang dibebankan kepada lessee, jika ada ketentuan mengenai pembaruan
atau pemerluasan kontrak yang dialnggar oleh lessee.
Opsi untuk membeli (bargain purchase option).
Opsi yang diberikan kepada lessee untuk membeli property SGU pada akhir jangka waktu
SGU dengan harga yang lebih rendah dari nilai wajar yang diharapkan.
Executory cost (EC) adalah pengeluaran-pengeluaran yang layaknya dikeluarkan untuk
suatu aktiva selama umur ekonomis aktiva tersebut, seperti asuransi, pemeliharaan dan
pajak.
EC harus dikeluarkan dari perhitungan nilai sekarang pembayaran SGU minimum, sebab
item tersebut tidak menunjukkan pembayaran atau reduksi terhadap kewajiban.
Perhitungan nilai sekarang pembayaran lease minimum menggunakan tarif bunga pinjaman
inkrimental yang ditentukan oleh lessee (lessees incre,emtal borrowing rate).
Tingkat bunga ini adalah tingkat bunga yang ditetapkan pada inception of lease, jika terjadi
jika lessee meminjam dana untuk membeli aktiva SGU. Namun, jika (a) lessee mengetahui
tingkat bunga implisit yang digunakan oleh lessor, dan (b) tingkat bunga ini lebih rendah
dibandingkan dengan tingkat bunga inkrimental lessee, maka lessee harus menggunakan
tingkat bunga implicit lessor.
Tingkat bunga implisit adalah tingkat bunga yang jika diterapkan pada pembayaran lease
minimum dan nilai residu yang tidak dijamin menyebabkan nilai tunainya sama dengan nilai
wajar aktiva SGU.
Ada dua alasan penggunaan tarif ini, yaitu: lebih realistik dan untuk menjamin bahwa lessee
tidak menghindari pengkapitalisasian aktiva SGU dan utang terkait.
Contoh : Akuntansi SGU Capital oleh Lessee
Pada tanggal 1 Januari 1997, PT. Rima (lessor) dan PT. Rina (lessee) menandatangani
perjanjian SGU. Ketentuan-ketentuan SGU yang telah disepakati, sebagai berikut:
(1)
Jangka waktu SGU adalah 5 tahun. Perjanjian SGU tidak dapat dibatalkan.
Pembayaran sewa tahunan dimulai awal tahun (dasar anuitas) masing-masing sebesar Rp.
51.963,24
(2)
Nilai wajar aktiva SGU pada inception of the lease adalah Rp. 200.000
dengan taksiran umur ekonomis 5 tahun, tanpa nilai residu
(3)
PT. Rina membayar kos eksekutori secara langsung kepada pihak ketiga,
kecuali untuk pajak kekayaan Rp. 4.000 per tahun, yang termasuk dalam pembayaran
tahunan (poin a)
(4)
Perjanjian SGU tidak berisi opsi untuk memperbarui dan lessee diharapkan
mengembalikan aktiva SGU kepada lessor pada akhir masa SGU
(5)
Tingkat bunga inkrimental lessee sebesar 11% per tahun
(6)
Lessee mendepresiasi aktiva serupa dengan dasar garis lurus
(7)
Lessor menentukan sewa tahunan untuk mendapatkan tingkat return
sebesar 10% per tahun; kondisi ini diketahui oleh lessee
Jawab
Berdasarkan kondisi di atas perjanjian SGU memenuhi klasifikasi sebagai capital lease, sebab
memenuhi kriteria:
(1) jangka waktu lease 5 tahun; umur ekonomis aktiva SGU 5 tahun; memenuhi uji periode
75%
(2) nilai sekarang pembayaran lease minimum melebihi 90% dari nilai wajar aktiva SGU.
Prodi Akuntansi FISE UNY
2
Sewa
Tahunan (a)
Kos
Eksekutori (b)
Biaya Bunga
10%
Amortisasi
Utang SGU (d)
51.963,24
51.963,24
51.963,24
51.963,24
51.963,24
Rp. 259.816,20
4.000
4.000
4.000
4.000
4.000
Rp. 20.000,-
0
15.203,68
11.927,17
8.324,72
4.360,26
Rp. 39.816,20
47.963,24
32.759,56
36.035,52
39.639,07
43.602,61
Rp. 200.000,-
Keterangan:
a.
b.
c.
d.
e.
Pada tanggal 31 Desember 1997, PT Rina mengakui biaya bunga terutang dan jurnal yang
perlu dibuat adalah:
Biaya Bunga
Rp. 15.203,68
Utang Bunga
Rp. 15.203,68
Mencatat depresiasi aktiva SGU selama jangka waktu SGU 5 tahun yang ditentukan dengan
metode garis lurus:
Biaya Depresiasi SGU CL
Rp. 40.000
Akumulasi Depresiasi CL
Rp. 40.000
(Rp. 200.000 / 5 tahun)
Jurnal untuk mencatat pembayaran lease 1 Januari 1998, sebagai berikut:
Biaya Pajak Kekayaan
Rp. 4.000
Biaya Bunga
Rp. 15.203,68
Utang SGU capital lease
Rp. 32.759,56
Kas
Rp. 51.963,24
Jika pada akhir jangka waktu SGU, lessee tidak menggunakan opsi membeli aktiva SGU, maka
aktiva tersebut harus dikemabalikan kepada lessor. Selanjutnya, semua rekening yang
berhubungan dengan transaksi SGU harus ditutup. Sebaliknya, jika lessee menggunakan opsi
untuk membeli aktiva SGU dengan harga Rp. 10.000 dan taksiran umur ekonomis menjadi 7
tahun, maka jurnal yang perlu dibuat adalah:
Altiva Peralatan (Rp. 200.000 + Rp. 10.000)Rp. 210.000
Prodi Akuntansi FISE UNY
3
Rp. 200.000
Rp. 200.000
Rp. 200.000
Rp. 10.000
D.
OLEH LESSOR
(Efraim Ferdinan Giri, 1997 : 163 - 167)
Ada tiga manfaat sewa guna usaha bagi lessor, yaitu: (a) pendapatan bunga, (b) intensif pajak
dan (c) nilai residu yang tinggi. Lessor menentukan jumlah sewa dengan mempertimbangkan
rate of return, jangka waktu SGU, status nilai residu (dijamin atau tidak dijamin) dan kapasitas
lessee. Dengan menggunakan ilustrasi lessee di atas, jumlah pembayaran sewa ditentukan
lessor sebagai berikut:
Nilai Wajar Aktiva SGU
Rp. 200.000
(-) Nilai Sekarang dari nilai residu
0
Jumlah yang dapat diperoleh Lessor dari SGU Rp. 200.000
Jangka waktu SGU 5 tahun; tingkat return 10%
dan pembayaran sewa awal tahun (Rp. 200.000 : 4,16986) Rp. 47.963,24
1.
SGU Pembiayaan
Ada beberapa informasi yang diperlukan untuk mencatat SGU pembiayaan, yaitu (1)
investasi bruto (gross investement), (2) pendapatan SGU yang belum diakui (unearned
interest revenue) dan (3) investasi neto (net investement) dan item-item yang lain. PSAK
No. 30 memberikan definisi sebagai item diatas, sebagai berikut:
1)
Invesmen neto dalam aktiva SGU harus diperlakukan dan dicatat
sebagai investasi neto SGU. Item ini terdiri dari piutang SGU ditambah nilai sisa yang
akan diterima oleh perusahaan SGU (Lessor) pada akhir masa SGU dikurangi dengan
pendapatan SGU yang belum diakui (unearned revenue) dan simpanan jaminan
(security deposit).
2)
Pendapatan SGU yang belum diakui adalah selisih antara piutang
SGU (gross investement) ditambah nilai sisa (nilai opsi) dengan kos aktiva SGU
3)
Pendapatan SGU yang belum diakui harus dialokasikan secara
konsisten sebagai pendapatan tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat
pengembalian berkala (periodic rate of return) atas investasi neto perusahaan SGU
4)
Apabila perusahaan SGU menjual barang modal kepada Penyewa
guna usaha sebelum berakhirnya masa SGU, maka perbedaan antara harga jual
dengan investasi neto SGU saat penjualan harus diakui sebagai keuntungan atau
kerugian periode berjalan
5)
Pendapatan lain yang diterima sehubungan dengan transaksi SGU
harus diakui dan dicatat sebagai pendapatan periode berjalan
LATIHAN SOAL
Perusahaan Xerox menandatangani sebuah perjanjian lease pada tanggal 1 Januari 2000 untuk
menyewabelikan mesin fotocopy kepada Fotocopy WIMA Madiun. Masa lease yang tidak dapat
dibatalkan ini adalah 5 tahun dan pembayaran diminta pada akhir setiap tahun. Informasi berikut
berhubungan dengan perjanjian ini :
1. Fotocopy WIMA Madiun mempunyai opsi untuk membeli mesin itu dengan harga Rp
10.000.000 pada saat berakhirnya lease.
2. Mesin tersebut berharga perolehan dan nilai wajar sebesar Rp 160.000.000 bagi perusahaan
Xerox; umur ekonomis yang bermanfaat adalah 5 tahun, dengan nilai sisa Rp 10.000.000
3. Fotocopy Wima Madiun diharuskan membayar Rp 5.000.000 setiap tahun kepada perusahaan
Xerox untuk biaya pelaksanaan
4. Perusahaan Xerox ingin memperoleh hasil pengembalian sebesar 10% atas investasinya
5. Kolektibilitas pembayaran cukup dapat diprediksi dan tidak ada ketidakpastian yang penting
mengenai biaya-biaya yang masih harus ditanggung oleh perusahaan Xerox.
Dari data-data tersebut,
a. Dikategorikan sebagai lease apa?
b. Hitunglah 5 pembayaran lease periodik!
c. Hitunglah pembayaran lease minimum!
d. Hitunglah piutang pembayaran lease!
e. Hitunglah pendapatan bunga yang diterima di muka!
f. Hitunglah investasi bersih perusahaan Xerox!
g. Buatlah jurnal saat lease terjadi 1 Januari 2000 untuk perusahaan Xerox!
h. Pada masa akhir pembayaran lease, Fotocopy Wima Madiun menggunakan hak opsinya,
buatlah jurnal penjualan itu untuk perusahaan Xerox!