Anda di halaman 1dari 31

Akuntansi Pajak

atas Leasing
SEWA (LEASE) 2

PSAK No. 30:


Sewa (lease) adalah suatu perjanjian di mana lessor
memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan
suatu aset selama periode waktu yang disepakati.
Sebagai imbalannya, lessee melakukan pembayaran
atau serangkaian pembayaran kepada lessor.

PMK NOMOR 84/PMK.012/2006 TENTANG


PERUSAHAAN PEMBIAYAAN:
Sewa Guna Usaha (Leasing) adalah kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang
modal baik secara sewa guna usaha dengan hak
opsi (Finance Lease) maupun sewa guna usaha
tanpa hak opsi (Operating Lease) untuk digunakan
oleh Penyewa Guna Usaha (Lessee) selama
jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran
secara angsuran.
PIHAK YANG TERLIBAT 3

LESSOR yaitu pihak yang menyewakan


atau yang memiliki asset

LESSEE adalah pihak penyewa asset


AKTIVITAS LEASING SESUAI PSAK 30
I. SEWA PEMBIAYAAN (FINANCE LEASE)
 Sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik
pada akhirnya dapat dialihkan dan dapat juga tidak dialihkan.

II. SEWA OPERASI (OPERATING LEASE)


 suatu proses menyewa suatu barang untuk mendapatkan
hanya manfaat barang yang disewanya, sedangkan
barangnya itu sendiri tetap merupakan milik bagi pihak
pemberi sewa
Depreciation Expense for Leased Asset
Finance Lease–PSAK No. 30
Suatu sewa pembiayaan menimbulkan beban penyusutan untuk aset
yang dapat disusutkan dan beban keuangan dalam setiap periode
akuntansi.

Jika ada kepastian yang memadai (reasonable certainty) bahwa lessee


akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, aset sewaan
harus disusutkan secara penuh selama umur manfaatnya (useful life),
tanpa memperhatikan saat masa sewa berakhir.

Jika tidak ada kepastian yang memadai (reasonable certainty) bahwa


lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, aset
sewaan harus disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih
pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya.
SEWA PEMBIAYAAN (FINANCE LEASE) SESUAI PSAK 30
Klasifikasi sewa sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi didasarkan
pada substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya.

Contoh dari situasi yang secara individual atau gabungan dalam kondisi
normal mengarah kepada sewa yang diklasifikasikan sebagai sewa
pembiayaan adalah:
a)Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa;
b)Lessee mempunyai opsi membeli aset pada harga yang cukup rendah
dibandingkan dengan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan,
sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi itu memang akan
dilaksanakan;
c)Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara
substansial mendekati nilai wajar aset aset sewaan; dan
d)Aset sewaan bersifat khusus dan dimana hanya lessee yang dapat
menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material.
e)Jika lessee dapat membatalkan sewa, maka rugi lessor terkait pembatalan
ditanggung oleh lessee;
f)Laba atau rugi fluktuasi nilai wajar residu dibebankan kepada lessee
g)Lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode kedua
dengan nilai rental yang secara subtansial lebih rendah dari nilai pasar rental.
Sewa Guna Usaha (Leasing)
( 1169/KMK.01/1991 )
Sewa Guna Usaha (Leasing)
Adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan barang modal baik secara SGU
dengan hak opsi (finance lease) maupun tanpa
hak opsi (operating lease) untuk digunakan
oleh Lessee selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara berkala
jenis
 SGU dengan Hak Opsi (Finance/Capital
lease)
 SGU tanpa Hak Opsi (Operating Lease)
Kriteria SGU dg Hak Opsi/Finance
Lease (menurut aturan pajak)

1.Jumlah pembayaran selama masa SGU I


+ nilai sisa brg, harus dpt menutup cost
brg + profit Lessor;
2.Masa SGU minimal :
- 2 th utk brg modal Gol. I
- 3 th utk brg modal Gol. II & III
- 7 th utk brg modal Gol. Bangunan;
3.Perjanjian memuat hak opsi bagi Lessee.
Kreteria SGU tanpa Hak Opsi
Operating Lease
1.Jumlah pembayaran selama masa
SGU I tidak dpt menutup cost brg + profit
Lessor;
2.Perjanjian tidak memuat hak opsi bagi
Lessee.
Perlakuan Operating Lease
(bagi Lessor)
 Perlakuan perpajakan sama dengan perlakuan
menurut akuntansi komersial yaitu:
 Seluruh pembayaran yang diterima/diperoleh oleh
lessor merupakan penghasilan (obyek PPh).
 Lessor berhak menyusutkan aktiva yang disewa guna
usahakan (penyusutan sesuai ketentuan fiskal)
 Lessor wajib mengenakan PPN atas jasa sewa
tersebut.
Perlakuan Operating Lease
(bagi Lessee)
 Perlakuan perpajakan sama dengan
perlakuan menurut akuntansi komersial ;
 Jumlah sewa yang dibayar atau terutang pada
tahun yang bersangkutan merupakan biaya
yang dapat dikurangkan (deductible expense).
 Lessee tidak berhak menyusutkan aktiva yang
disewanya.
 Lessee wajib memotong PPh Pasal 23 atas
sewa.
Perlakuan Finance Lease
(bagi Lessor)aturan pajak
 Penghasilan lessor (obyek PPh Badan) adalah imbalan jasa SGU
(pendapatan bunga), yaitu dihitung dari seluruh pembayaran SGU
dikurangi angsuran pokok.
 Lessor tidak diperbolehkan menyusutkan aktiva yang disewa guna
usahakan.
 Lessor dapat membentuk dana cadangan piutang tak tertagih yang
dapat dibiayakan maksimum = 2,5% x saldo rata-rata piutang SGU.
 Angsuran PPh Pasal 25 dihitung berdasarkan Laporan Keuangan
Triwulanan yang disetahunkan.
 Penerimaan pembayaran SGU bukan objek PPN.
 Penerimaan pembayaran angsuran pokok+bunga bukan objek PPh
23
Perlakuan Finance Lease
(bagi Lessee)
 Menurut pajak, Lessee tidak boleh menyusutkan aktiva
tetap yang leasingnya. Hal ini berbeda dengan
perlakuan akuntansi komersial. Dalam akuntansi
komersial aktiva tetap SGU disusutkan oleh lessee.
 Angsuran SGU yang dibayar atau terutang kepada
lessor (angsuran pokok maupun bunga) diakui sebagai
biaya (deductible expense). Hal ini juga berbeda dengan
perlakuan akuntansi komersial. Dalam akuntansi
komersial angsuran pokok SGU diperlakukan sebagai
pembayaran (pelunasan) hutang SGU, sedangkan
bunganya merupakan biaya (expense).
Perlakuan Finance Lease
(Lessee)
 Dalam Rekonsiliasi Fiskal lessee harus melakukan
Koreksi Fiskal atas Laporan Keuangannya sbb:
 Melakukan koreksi biaya penyusutan, yaitu tidak
membebankan biaya penyusutan atas aktiva tetap SGU.
 Melakukan koreksi biaya angsuran SGU, yaitu dengan
memasukkan angsuran pokok SGU sebagai biaya
(pengurang penghasilan bruto).
 Biaya bunga tetap dapat diakui sebagai biaya (sama
antara akuntansi komersial dengan akuntansi Fiskal)
Istilah-istilah

Periode lease (Lease Term)
Periode waktu mulai dari awal hinggi akhir lease. Tanggal pemrakarsaan lease
didefinisikan sebagai tanggal perjanjian lease. Permulaan periode lease terjadi
saat perjanjian lease mulai berlaku, yaitu jika harta yang dilease telah
diserahkan kepada lesse

 Opsi pembelian dengan harga murah (Bargain Purchases Option)


Lease kerap kali mengandung ketentuan yang memberikan hak kepada lesse
untuk membeli harta yang dilease pada suatu hari di masa depan. Harga beli
yang pasti atau harga opsi dapat ditetapkan meskipun dalam beberapa kasus
harga tersebut dinyatakan sebagai nilai pasar wajar pada tanggal opsi
dimanfaatkan. Jika harga opsi yang telah ditetapkan ini diperkirakan jauh lebih
kecil dibandingkan dengan harga atau nilai pasar wajar pada tanggal
pemanfaat opsi pembelian, maka dalam hal ini sudah tersirat opsi pembelian
dengan harga murah.
Istilah-istilah
 Nilai sisa atau residu (Residual Value)
Nilai pasar harta yang dilease pada akhir periode lease disebut nilai sisa atau
residu. Dalam beberapa lease, periode lease melampaui umur ekonomis
aktiva. Dalam lease lainnya periode lease lebih singkat dan nilai residu tidak
ada.
Jika lesse dapat membeli aktiva itu pada akhir periode lease dengan harga
yang jauh lebih kecil daripada nilai residunya, maka opsi pembelian dengan
harga murah sudah ada, dan dapat diandalkan bahwa lesse akan
melaksanakan opsi ini dan membeli aktiva tersebut.
Beberapa kontrak lease mewajibkan lessee atau pihak ketiga yang ditunjuk
untuk menjamin nilai residu minimum aktiva. Dan jika nilai pasar wajar pada
akhir periode lease turun di bawah nilai residu yang dijamin, maka lesse
atau pihak ketiga harus membayar selisih tersebut
Istilah-istilah
 Pembayaran lease minimum (Minimum Lease Payments) yaitu
pembayaran sewa yang diminta selama periode lease ditambah dengan
jumlah yang harus dibayar untuk nilai residu, entah melalui opsi pembelian
dengan harga murah atau penjaminan nilai sisa

Pembayaran sewa kadang-kadang mencakup beban asuransi, pemeliharaan,


dan pajak yang timbul atas harta yang lease. Pengeluaran itu disebut biaya
eksekutori dan tidak dimasukkan sebagai bagian dari pembayaran lease
minimum.
Istilah-istilah
 Suku bunga pinjaman inkremental (incremental borrowing rate)
suku bunga yang akan ditanggung lesse jika ia meminjam sejumlah uang yang diperlukan untuk
membeli aktiva yang dilease dan di dalamnya diperhitungkan keadaan keuangan lesse dan
kondisi yang berlaku di pasar
 Suku bunga implisit (implicit interest rate)
suku bunga yang akan digunakan untuk mendiskontokan pembayaran lease minimum ke nilai
pasar wajar aktiva pada saat lease terjadi.

 Lessor memakai suku bunga implisit dalam menentukan nilai sekarang pembayaran lease
minimum.
 Akan tetapi pihak lesse memakai suku bunga implisit atau suku bunga pinjaman inkremental,
mana yang lebih rendah. Jika lesse tidak mengetahui suku bunga implisit maka lesse harus
memakai suku bunga pinjaman inkremental
Tabel Present Value of Ordinary Annuity
(End of Period Payments)

Tabel Present Value of Ordinary Annuity


(Beginning of Period Payments)

Ayat jurnal untuk mencatat leasing pada awal periode lease (untuk lessee)

1 Jan Peralatan –Capital Lease 250.194


Utang-Capital Lease 250.194
(untuk mencatat lease)

Biaya Leasing 5.000


Utang-Capital Lease 60.000
Kas 65.000
(mencatat pembayaran pertama)
Ayat jurnal untuk mencatat pembayaran leasing kedua termasuk biaya eksekutori tgl. 31
Des 1988 (untuk lessee)lihat Schedule of Lease Payment

31 Des Biaya Leasing dibayar dimuka 5.000


Utang-Capital Lease 40.981
Biaya Bunga 19.019
Kas 65.000
(mencatat pembayaran kedua)

Jurnal untuk Amortisasi Aktiva, 31 Desember 1988:


31 Des BiayaAmortisasi Peralatan -Capital Lease 50.039
Akum.Amortisasi Peralatan -Capital Lease 50.039
Perhitungan amortisasi: 250.194 / 5 = 50.039

Jurnal untuk pembayaran ketiga dan seterusnya serta jurnal penyusutan sama dengan jurnal
sebelumnya namun untuk nilainya sesuai tabel schedule pembayaran leasing dan tabel Amortisasi
Aktiva
Contoh 2
 PT ABC (Lesse) melease equipment dari Perusahaan Leasing Untung
(Lessor) dengan persyaratan sebagai berikut:
 Periode Lease : 5 tahun, dimulai tanggal 1 januari 1988, Tidak dapat
dibatalkan
 Jumlah sewa : Rp 65.000 per tahun dibayar dimuka setiap tahun, termasuk
Rp 5.000 untuk executory costs
 Taksiran umur ekonomis equipment : 10 tahun
 Ada opsi pembelian dengan harga murah sebesar Rp 75.000 yang dapat
digunakan sesudah 5 tahun
 Misalkan incremental borrowing rate PT ABC sebesar 10%, dan suku
bunga itu sama dengan atau lebih kecil daripada implicit interest
Lessee
Langkah pertama : Tentukan Minimum Lease Payments
Pembayaran sewa tanpa biaya eksekutori (60.000 * 5) = 300.000
Opsi pembelian dengan harga murah = 75.000 +
Total Minimum Lease Payments = 375.000
Langkah kedua : Tentukan Present Value dari Minimum Lease Payments

Future Value Present Value


Pembayaran sewa tanpa biaya eksekutori(60.000x5) 300.000 250.194
Opsi pembelian dengan harga murah 75.000 46.568
Minimum Lease Payments 375.000 296.762

Present value dari opsi pembelian harga murah dihitung dengan rumus:
75.000 x (tabel present value factor for a single future amount periode 5 tahun, bunga 10%) =
75.000 x 0,6209 = 46.568
Jumlah nilai sekarang lease adalah 296.762, dan jumlah ini akan di pakai untuk mencatat nilai awal
aktiva dan kewajiban.
Saldo aktiva sebesar Rp 296.762 akan diamortisasi selama 10 tahun umur aktiva
Lessee

Ayat jurnal hampir sama dengan contoh sebelumnya (contoh 1), namun nilainya mengacu
ke Skedul Pembayaran Lease diatas.
Utang-Capital Leases 68.183
Biaya Bunga 6.817
Kas 75.000
Jurnal untuk mencatat penggunaan opsi pembelian dengan harga murah

Saat penggunaan opsi (31 Des 19912), saldo bersih dalam perkiraan aktiva, yaitu Peralatan-Capital
Lease, dan perkiraan Akum.Amortisasi Peralatan-Capital Lease harus dipindahkan ke akun
“Peralatan”.

Peralatan 148.381
Akum.Amortisasi Peralatan-Capital Lease 148.381
Peralatan-Capital Lease 296.762
Memindahkan saldo yang tersisa dalam perkiraan aktiva yang dilease ke perkiraan Peralatan

Lihattabel amortisasi aktiva


Nilai Buku pada akhir tahun ke 5 mempunyai saldo sebesar Rp 148.381 (lihat tabel amortisasi)
Tambahan
Dasar penyusutan yang dipakai setelah LESSEE menggunakan hak opsi untuk
memberi barang modal tersebut adalah
Ketentuan Komersial menggunakan NILAI BUKU pada akhir masa leasing
Ketentuan Fiskal menggunakan NILAI SISA (RESIDUAL VALUE) barang modal
yang bersangkutan.

Masa manfaat untuk penyusutannya adalah


Ketentuan Komersial menggunakan sisa manfaat umur ekonomis aktiva tersebut
Ketentuan Fiskal menggunakan umur ekonomis aktiva penuh seperti baru
namun ketentuan pengelompokan secara fiskal.
Lessee
Jika peralatan itu tidak dibeli dan opsi dibiarkan kadaluwarsa, maka kerugian yang
dihitung adalah dari jumlah bersih saldo yang tersisa dalam perkiraan aktiva
dikurangi sisa kewajiban (termasuk bunga yang harus dibayar), harus diakui
dengan ayat jurnal sebagai berikut:
Loss From Failure to exercise Bargain Purchase Option 73.381
Obligations Under Capital Leases 68.183
Interest Expense 6.817
Accumulated Amortization on Leased Equipment 148.381
Lease Equipment 296.762

Perhitungan:
Nilai Buku Aktiva (nilai bersih) pada akhir tahun ke-5 : 148.381
Sisa kewajiban termasuk bunga yang harus dibayar : 75.000– (68.183 + 6.817)
Kerugian bila opsi dibiarkan kadarluasa : 73.381
Transaksi penjualan dan penyewagunausahaan kembali
(sale and leaseback)
Dalam hal penyewagunausahaan kembalinya merupakan SGU dengan hak
opsi:
1.Penyerahan BKP dari lessee kepada lessor (sale) tidak termasuk dalam
pengertian penyerahan BKP yang dikenai PPN
2.Penyerahan jasa SGU dengan hak opsi oleh lessor kepada lessee
(leaseback) merupakan jasa pembiayaan yang tidak dikenai PPN

Dalam hal penyewagunausahaan kembalinya merupakan SGU tanpa hak


opsi:
1.Penyerahan BKP dari lessee kepada lessor (sale) dikenai PPN
2.Penyerahan jasa SGU tanpa hak opsi oleh lessor kepada lessee
(leaseback) merupakan jasa pembiayaan yang dikenai PPN sebagaimana
kegiatan usaha sewa menyewa pada umumnya

Anda mungkin juga menyukai