atas Leasing
SEWA (LEASE) 2
Contoh dari situasi yang secara individual atau gabungan dalam kondisi
normal mengarah kepada sewa yang diklasifikasikan sebagai sewa
pembiayaan adalah:
a)Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa;
b)Lessee mempunyai opsi membeli aset pada harga yang cukup rendah
dibandingkan dengan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan,
sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi itu memang akan
dilaksanakan;
c)Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara
substansial mendekati nilai wajar aset aset sewaan; dan
d)Aset sewaan bersifat khusus dan dimana hanya lessee yang dapat
menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material.
e)Jika lessee dapat membatalkan sewa, maka rugi lessor terkait pembatalan
ditanggung oleh lessee;
f)Laba atau rugi fluktuasi nilai wajar residu dibebankan kepada lessee
g)Lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode kedua
dengan nilai rental yang secara subtansial lebih rendah dari nilai pasar rental.
Sewa Guna Usaha (Leasing)
( 1169/KMK.01/1991 )
Sewa Guna Usaha (Leasing)
Adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan barang modal baik secara SGU
dengan hak opsi (finance lease) maupun tanpa
hak opsi (operating lease) untuk digunakan
oleh Lessee selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara berkala
jenis
SGU dengan Hak Opsi (Finance/Capital
lease)
SGU tanpa Hak Opsi (Operating Lease)
Kriteria SGU dg Hak Opsi/Finance
Lease (menurut aturan pajak)
Lessor memakai suku bunga implisit dalam menentukan nilai sekarang pembayaran lease
minimum.
Akan tetapi pihak lesse memakai suku bunga implisit atau suku bunga pinjaman inkremental,
mana yang lebih rendah. Jika lesse tidak mengetahui suku bunga implisit maka lesse harus
memakai suku bunga pinjaman inkremental
Tabel Present Value of Ordinary Annuity
(End of Period Payments)
Ayat jurnal untuk mencatat leasing pada awal periode lease (untuk lessee)
Jurnal untuk pembayaran ketiga dan seterusnya serta jurnal penyusutan sama dengan jurnal
sebelumnya namun untuk nilainya sesuai tabel schedule pembayaran leasing dan tabel Amortisasi
Aktiva
Contoh 2
PT ABC (Lesse) melease equipment dari Perusahaan Leasing Untung
(Lessor) dengan persyaratan sebagai berikut:
Periode Lease : 5 tahun, dimulai tanggal 1 januari 1988, Tidak dapat
dibatalkan
Jumlah sewa : Rp 65.000 per tahun dibayar dimuka setiap tahun, termasuk
Rp 5.000 untuk executory costs
Taksiran umur ekonomis equipment : 10 tahun
Ada opsi pembelian dengan harga murah sebesar Rp 75.000 yang dapat
digunakan sesudah 5 tahun
Misalkan incremental borrowing rate PT ABC sebesar 10%, dan suku
bunga itu sama dengan atau lebih kecil daripada implicit interest
Lessee
Langkah pertama : Tentukan Minimum Lease Payments
Pembayaran sewa tanpa biaya eksekutori (60.000 * 5) = 300.000
Opsi pembelian dengan harga murah = 75.000 +
Total Minimum Lease Payments = 375.000
Langkah kedua : Tentukan Present Value dari Minimum Lease Payments
Present value dari opsi pembelian harga murah dihitung dengan rumus:
75.000 x (tabel present value factor for a single future amount periode 5 tahun, bunga 10%) =
75.000 x 0,6209 = 46.568
Jumlah nilai sekarang lease adalah 296.762, dan jumlah ini akan di pakai untuk mencatat nilai awal
aktiva dan kewajiban.
Saldo aktiva sebesar Rp 296.762 akan diamortisasi selama 10 tahun umur aktiva
Lessee
Ayat jurnal hampir sama dengan contoh sebelumnya (contoh 1), namun nilainya mengacu
ke Skedul Pembayaran Lease diatas.
Utang-Capital Leases 68.183
Biaya Bunga 6.817
Kas 75.000
Jurnal untuk mencatat penggunaan opsi pembelian dengan harga murah
Saat penggunaan opsi (31 Des 19912), saldo bersih dalam perkiraan aktiva, yaitu Peralatan-Capital
Lease, dan perkiraan Akum.Amortisasi Peralatan-Capital Lease harus dipindahkan ke akun
“Peralatan”.
Peralatan 148.381
Akum.Amortisasi Peralatan-Capital Lease 148.381
Peralatan-Capital Lease 296.762
Memindahkan saldo yang tersisa dalam perkiraan aktiva yang dilease ke perkiraan Peralatan
Perhitungan:
Nilai Buku Aktiva (nilai bersih) pada akhir tahun ke-5 : 148.381
Sisa kewajiban termasuk bunga yang harus dibayar : 75.000– (68.183 + 6.817)
Kerugian bila opsi dibiarkan kadarluasa : 73.381
Transaksi penjualan dan penyewagunausahaan kembali
(sale and leaseback)
Dalam hal penyewagunausahaan kembalinya merupakan SGU dengan hak
opsi:
1.Penyerahan BKP dari lessee kepada lessor (sale) tidak termasuk dalam
pengertian penyerahan BKP yang dikenai PPN
2.Penyerahan jasa SGU dengan hak opsi oleh lessor kepada lessee
(leaseback) merupakan jasa pembiayaan yang tidak dikenai PPN