Study
Perencanaan Pajak
Sewa Guna Usaha
Dwi Widayanto (2122100031)
“Sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan barang modal baik secara guna usaha
dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha
tanpa hak opsi (operating lease), untuk digunakan oleh
lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara berkala”
Perencanaan Pajak
Ditinjau dari teknis pelaksanaannya
transaksi sewa guna usaha
Perencanaan Pajak
Dalam Pasal 16 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/1991 mengatur mengenai
ketentuan perpajakan bagi lessee yang melakukan transaksi finance lessee sbb :
❑ Lessee tidak boleh melakukan penyusutan atas barang modal yang disewagunausahakan
sampai saat lessee membeli barang tersebut.
❑ Setelah lessee menggunakan hak opsinya membeli barang modal yang
disewagunausahakan maka lessee boleh melakukan penyusutan dengan dasar yaitu harga
opsi barang modal yang bersangkutan.
❑ Pembayaran sewa guna usaha yang dibayar atau terutang oleh lessee, kecuali pembebanan
atas tanah, merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto lessee.
❑ Dalam hal masa sewa guna usaha lebih pendek dari masa yang ditentukan, Dirjen Pajak
melakukan koreksi atas pembebanan biaya sewa guna usaha tersebut dan
memperlakukannya sebagai operating lease. Perubahan ini tidak dilakukan apabila terjadi
karena force majeur, gagal bayar (default), maupun pertimbangan ekonomi tanpa motif
menghindari pajak dan tidak ada hubungan istimewa antara lessor dan lessee.
❑ Lesee tidak memotong pajak penghasilan pasal 23 atas pembayaran sewa guna usaha.
AKUNTANSI UNTUK SEWA GUNA USAHA DENGAN HAK OPSI
1) Pembayaran jaminan dibukukan sebagai piutang kepada lessor.
2) Nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha dan nilai sisa dibukukan sebagai aset tetap dan
kewajiban sewa guna usaha.
3) Tingkat diskonto yang digunakan untuk menghitung nilai tunai adalah tingkat bunga yang dibebankan
oleh lessor atau tingkat bunga yang berlaku pada awal sewa guna usaha.
4) Pembayaran sewa guna usaha yang dilakukan selama jangka waktu kontrak dialokasikan dan
dibukukan sebagai angsuran pokok dan beban bunga.
5) Asset tetap sewa guna usaha yang dikapitalisasi selanjutnya diamortisasi selama taksiran umur
ekonomisnya dengan menggunakan metode yang sama untuk aset sejenisnya.
6) Pada akhir tahun harus dilakukan penyesuaian terhadap bunga akrual, amortisasi sewa guna usaha
akhir tahun, dan amortisasi keuntungan modal dan kerugian modal.
7) Dalam laporan keuangan disajikan sebagai bagian dari kewajiban dan diklasifikasikan sebagai
kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang sesuai dengan praktik yang lazim untuk
usaha lessee.
8) Apabila dilakukan transaksi jual dan sewa kembali, maka selisih harga jual dengan nilai buka aset
dibukukan sebgai “keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan” yang harus diamortisasi secara
proposional.
PERENCANAAN PAJAK UNTUK SEWA GUNA USAHA
Membeli secara Langsung atau Melalui Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1) Apabila membeli secara langsung maka jumlah yang dapat dibiayakan dalam rangka
menghitung penghasilan kena pajak adalah beban penyusutan.
2) Besarnya beban penyusutan antara lain ditentukan oleh metode penyusutan dan umur
ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan.
3) Apabila membeli secara sewa guna usaha, maka semua biaya yang dikeluarkan untuk
membayar sewa guna usaha tersebut dapat dibiayakan pada tahun yang bersangkutan.
4) Masa sewa guna usaha bisa lebih pendek dari umur ekonomis sehingga perusahaan
dapat membiayakan perolehan aset tetap lebih cepat dibandingkan apabila
menggunakan penyusutan (penyusutan yang dipercepat).
Penjualan dan Penyewaan Kembali
● Hal yang perlu diperhatikan adalah jika gedung dimiliki secara langsung,
maka biaya yang boleh dikurangkan hanya beban penyusutan atas gedung
yang harus dilakukan dalam jangka waktu 20 tahun. Apabila diperoleh melalui
sewa guna usaha dengan hak opsi maka semua biaya yang dikeluarkan
untuk pembayaran sewa baik atas tanah maupun bangunan dapat dibiayakan.
Pengadaan Mesin Baru
● Jika perusahaan melakukan pembelian mesin secara langsung, maka yang
dapat diakui sebagai biaya adalah beban penyusutan. Untuk menghitung
besarnya beban penyusutan, metode yang dapat digunakan adalah metode
garis lurus dan metode saldo menurun.
Perbandingan antara Sewa Guna Usaha dengan Pembelian Langsung
1. Fleksibel
2. Tidak diperjual jaminan
3. Capital saving
4. Cepat dalam pelayanan
5. Pembayaran angsuran lease diperlakukan sebagai biaya
operasional,
6. Sebagai pelindung terhadap inflasi,
7. Adanya hak opsi bagi lessee pada akhir masa lease.
8. Adanya kepastian hukum
menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2015: 1.272)
tarif sewa yang tetap sampai akhir periode, adanya pendapatan sewa (po
kemudahan dalam menukar aset sewa yang dinilai usang, kok), pendapatan bunga (terg
fleksibilitas dalam perjanjian sesuai dengan kebutuhan kedua antung jenis leasing), insentif
pihak, merupakan bentuk pendanaan yang lebih murah, pajak(tergantung kebijakan
menghemat biaya pajak (terkait biaya penyusutan), tidak diwaj perpajakan negara),
ibkan untuk tercantum di dalam neraca (off-balance-sheet) dan adanya nilai sisa yang
sehingga mendongkrak nilai rasio efisiensi dan leverage tinggi.
a) Selama masa sewa guna usaha, lessee tidak boleh melakukan penyusutanatas
barang modal yang disewa gunausaha, sampai saat lesseemenggunakan hak opsi
untuk membeli,
b) Setelah lessee menggunakan hak opsi untuk membeli barang modal tersebut,lessee
melakukan penyusutan dan dasar penyusutannya adalah nilai sisa(residual value)
barang modal yang bersangkutan.
c) Pembayaran sewa guna usaha yang dibayar atau terutang oleh lessee
kecuali pembebanan atas tanah, merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari peng
hasilan bruto lessee sepanjang transaksi sewa guna usaha tersebutmemenuhi
ketentuan alam pasal 3 keputusan ini.
d) Dalam hal masa sewa guna usaha lebih pendek dari masa yang ditentukandalam
pasal 3 keputusan ini, Direktur Jenderal Pajak melakukan koreksiatas pembebanan
biaya sewa guna usaha.
e) Lessee tidak memotong pajak penghasiln pasal 23 atas pembayaran sewaguna usaha
yang dibayar atau terutang berdasarkan perjanjian sewa gunausaha dengan hak opsi
Perlakuan Pajak Penghasilan pada Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi Bagi Lessor
a) a.Seluruh pembayaran sewa guna usaha tanpa hak opsi yang diterima ataudiperoleh
lessor merupakan obyek pajak penghasilan.
b) b.Lessor membebankan biaya penyusutan atas barang modal yang disewa gunausahakan
tanpa hak opsi, sesuai dengan ketentuan pasal 11 Undang-UndangPajak Penghasilan 1984
beserta peraturan pelaksanaannya.
❑ Lessee tidak boleh melakukan penyusutan atas barang modal yang disewa guna
usahakan sampai saat lessee membeli barang tersebut.
❑ Setelah lessee menggunakan hak opsinya membeli barang modal yangdisewa guna
usahakan maka lessee boleh melakukan penyusutan dengandasar yaitu harga opsi
barang modal yang bersangkutan.
❑ Pembayaran sewa guna usaha yang dibayar atau terutang oleh lessee,kecuali
pembebanan atas tanah, merupakan biaya yang dapatdikurangkan dari penghasilan
bruto lessee.
❑ Dalam hal masa sewa guna usaha lebih pendek dari masa yangditentukan, Dirjen Pajak
melakukan koreksi atas pembebanan biayasewa guna usaha tersebut dan
memperlakukannya sebagai operatinglease. Perubahan ini tidak dilakukan apabila
terjadi karena force majeur,gagal bayar (default), maupun pertimbangan ekonomi tanpa
motifmenghindari pajak dan tidak ada hubungan istimewa antara lessor danlessee.
❑ Lesee tidak memotong pajak penghasilan pasal 23 atas pembayaransewa guna usah
Apabila kamu
tidak senang
belajar, mulai
sekarang
TERIMA
KASIH
Belajarlah
menyenangi