Anda di halaman 1dari 13

A.

JUDUL SKRIPSI
KAJIAN

PENCAMPURAN

KALORI

UNTUK

KONSUMEN

DI

PT.

BATUBARA

MEMENUHI
KALTIM

BERDASARKAN

KRITERIA

PRIMA

NILAI

PERMINTAAN

COAL

,SANGATTA,

KALIMANTAN TIMUR

B. LATAR BELAKANG
PT. Kaltim Prima Coal memasarkan hasil produksi batubaranya baik
domestik maupun ekspor. Batubara yang diproduksi PT. Kaltim Prima Coal terdiri
dari dua jenis yaitu batubara prima dan batubara pinang dengan kualitas masingmasing telah disesuaikan dengan persyaratan yang diinginkan konsumen dimana
pasokan batubara tersebut diperoleh dari tiga pit yang ada yaitu Bintang, Hatari, dan
Surya. Karena kualitas batubara dari tambang selalu berbeda dari waktu ke waktu
serta dari pit satu dengan pit yang lainnya, maka proses pencampuran batubara
mutlak diperlukan untuk memenuhi kriteria permintaan konsumen sekaligus sebagai
pemanfaatan batubara nilai kalori rendah.
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun maksud dan tujuan dari penelitian adalah untuk mengoptimasi
pencampuran batubara yang berbeda kualitasnya sehingga alokasi pemanfaatan
sumber daya dan dana menjadi optimal serta diperoleh komposisi kualitas batubara
yang sesuai dengan kualitas batubara yang telah ditetapkan oleh konsumen.
4. PERUMUSAN MASALAH
1. Dari ketiga pit yang ada yaitu Pit Bintang, Hatari dan Surya tidak semuanya
menghasilkan batubara dengan kualitas yang telah ditetapkan sesuai dengan
kriteria permintaan konsumen.
2. Pencampuran batubara dengan kualitas berbeda dilakukan secara optimal untuk
memenuhi permintaan konsumen dan memenuhi target produksi.
3. Pemanfaatan batubara kualitas rendah yang ada semaksimal mungkin tanpa
melanggar persyaratan yang ada (tidak merugikan konsumen).

4. Metode yang dipergunakan untuk penyelesaian masalah adalah dengan


menggunakan pemecahan dasar metode simplex.
5. PENYELESAIAN MASALAH
1. DASAR TEORI
1.1 Parameter Kualitas Batubara
Untuk penetapan kualitas batubara ditentukan oleh parameter-parameter yang
terkandung dalam batubara yang terdiri dari :
1.1.1 Kandungan Air Total (Total Moisture)
Kandungan air total adalah banyaknya air yang terkandung dalam batubara
baik yang terikat secara kimiawi (kandungan air bawaan) maupun akibat
pengaruh kondisi luar (kandungan air bebas). Kandungan air total sangat
dipengaruhi oleh faktor keadaan seperti ukuran butir dan faktor iklim.
1.1.2 Analisa Proxymate (Proxymate Analysis)
Suatu analisa untuk menentukan kualitas batubara yang meliputi : kandungan
air bawaan, kandungan abu, zat terbang dan karbon tertambat. Adapun analisa
proxymate tersebut yaitu :
1.1.2.1 Kandungan Air Bawaan (Inherent Moisture)
Kandungan air bawaan adalah air yang terikat pada struktur kimia batubara
itu sendiri. Kandungan air bawaan berhubungan erat dengan nilai kalori ,dimana
bila kandungan air bawaan berkurang maka nilai kalori meningkat.
1.1.2.2 Kandungan Abu (Ash Content)
Merupakan sisa-sisa zat organik yang terkandung dalam batubara setelah
dibakar. Kandungan abu tersebut dapat dihasilkan dari pengotor bawaan dalam
proses pembentukan batubara maupun dari proses penambangan.
1.1.2.3 Kandungan Zat Terbang (Volatile Matter)
Zat terbang merupakan zat aktif yang menghasilkan energi atau panas apabila
batubara tersebut dibakar. Zat terbang ini umumnya terdiri dari gas-gas yang
mudah terbakar seperti hidrogen (H), karbon monoksida (CO) dan methan (CH4).
Dalam pembakaran batubara dengan zat terbang tinggi akan mempercepat
pembakaran karbon padatnya, sebaliknya zat terbang rendah akan mempersulit
proses pembakaran.

1.1.2.4 Kandungan karbon Tertambat (Fixed Carbon)


Merupakan karbon yang tertinggal sesudah kandungan air dan zat terbangnya
hilang. Dengan adanya pengeluaran kandungan air dan zat terbang maka karbon
tertambat secara otomatis akan naik, sehingga makin tinggi kandungan
karbonnya kelas batubara makin baik.
1.1.3 Total Sulfur
Jumlah total sulfur dalam batubara bervariasi. Dua bentuk sulfur dalam
batubara, yaitu sulfur organik yang terikat pada struktur hidrokarbon dan sulfur
anorganik yang nampak dalam dua bentuk, sebagai pyritic sulphur (sulfur
dengan besi sebagai pyrit, FeS2) dan sebagai sulfur sulfat yang dihasilkan dari
oksidasi mineral sulfida dngan bantuan udara dalam bentuk besi, kalsium dan
barium sulfat.
1.1.4 Nilai Kalori (Calorific Value)
Nilai kalori yaitu besarnya panas yang dihasilkan dari pembakaran batubara,
yang dinyatakan dalam Kcal/kg, BTU/lb,MJ/kg.
1.1.5 Teori Pencampuran
Pencampuran atau dikenal dengan istilah blending adalah penimbunan atau
penambahan secara bersamaan dan terus menerus dalam waktu tertentu dari dua
atau lebih material yang mempunyai komposisi yang konstan dan terkontrol
proposinya.Dalam hal ini pencampuran dilakukan terhadap batubara yang
memiliki kualitas berbeda-beda sehingga kualitas hasil campuran merupakan
produk yang dikehendaki dari semua parameter kualitas batubara yang dicampur.
Untuk mengetahui kualitas batubara hasil pencampuran dapat didekati
dengan persamaan sebagai berikut :
Kc =

K 1 .X 1 K 2 .X 2 .....K n X n
Xc

Xc = X1 + X2 ++ Xn
Dimana : Kc
Xc

= Kualitas batubara campuran


= Berat total batubara campuran

K1,..Kn = Kualitas masing-masing produk batubara


X1,..Xn =Berat masing-masing produk batubara

1.1.6 Teori Optimasi


Untuk menghitung pencampuran batubara agar didapat suatu produk yang
optimal dapat dilakukan dengan berbagai macam metode. Metode perhitungan
yang dapat dipergunakan diantaranya adalah :
1.1.6.1 Program Linier
Program linier adalah salah satu teknis riset operasi yang memakai model
matematis fungsi linier dalam pemecahan masalah penggunaan bahan baku yang
terbatas secara optimal. Tujuannya adalah untuk menentukan alternatif terbaik
dari sekian alternatif layak yang tersedia dalam rangka menyusun strategi dan
langkah-langkah kebijaksanaan lebih lanjut tenteng penggunaan bahan baku
yang terbatas guna mencapai sasaran yang diinginkan secara optimal.
Model dasar program linier dapat dirumuskan sebagai berikut :
Mengoptimalkan (bisa maksimum dan bisa mininum) fungsi tujuan :
n

Z=

Cj Xj, untuk j =1,2,,n

j=i

Dengan fungsi batasan/kendala :


n

a1 Xj atau bj, untuk i = 1,2,,n dan xj 0

j=i
dimana :
Cj = parameter yang dijadikan kriteria optimasi atau koefesian peubah
pengambilan keputusan dalam fungsi tujuan.
Xj = Peubah pengambilan keputusan atau kegiatan (yang ingin dicari)
a1 = koefesien teknologi peubah pengambilan keputusan (kegiatan yang
bersangkutan dalam kendala ke-i.
b1 = sumber daya yang terbatas, yang membatasi kegiatan atau usaha yang
bersangkutan, disebut pula nilai sebelah kanan dari kendala ke-i.
Z = Nilai skalar pengambilan keputusan suatu fungsi tujuan.
Apabila suatu masalah program linier hanya mengandung dua kegiatan (atau
variabel-variabel keputusan ) maka akan mudah diselesaikan dengan metode

grafik. Tetapi bila melibatkan lebih dari dua kegiatan dan diinginkan hasil yang
lebih akurat maka metode grafik tidak dapat digunakan lagi,sehingga diperlikan
metode simplex.
1.1.6.2 Metode grafik
Metode grafik hanya dapat digunakan dalam pemecahan masalah program
linier yang berdimensi 2xm atau mx2, karena keterbatasan suatu grafik dalam
menyampaikan sesuatu. Hal tersebut merupakan persyaratan mutlak untuk dapat
digunakan metode grafik, selain beberapa persyaratan lain.
Langkah-langkah penggunaan metode grafik dapat ditunjukkan secara ringkas
sebagai berikut :
a. Menetukan fungsi tujuan dan memformulasikannya dalam bentuk matematis.
b. Mengidentifikasi batasan-batasan yang berlaku dan memformulasikannya
dalam bentuk matematis.
c. Menggambarkan masing-masing garis fungsi batasan dalam suatu sistem
salib sumbu.
d. Mencari titik yang paling menguntungkan (optimal) dihubungkan dengan
fungsi tujuannya.
Adapun fungsi batasan yang dipakai adalah (lebih kecil sama dengan)
yang berarti daerah yang memenuhi syarat berbeda disebelah kiri bawah garis
lurus fungsi batasannya, (lebih besar sama dengan) yang berarti daerah yang
memenuhi syarat berada disebelah kanan garis lurus fungsi batasannya dan =
(sama dengan) yang berarti daerah yang memenuhi syarat adalah titik-titik
disepanjang garis lurus fungsi batasan tersebut.
Jadi fungsi batasan dalam program linier metode grafik secara matematis
dapat dituliskan sebagai berikut :
a. am1 X1 + am2 X2 bm
b. am1 X1 + am2 X2 bm
c. am1 X1 + am2 X2 = bm
Untuk mendapat nilai yang optimal dari kombinasi X 1 dan X2 dalam grafik
linier tidak semua fungsi-fungsi kendala tersebut dipakai, tetapi hanya dua
fungsi

kendala

yang

merupakan

suatu

garis

lurus

yang

saling

berpotongan,dimana titik potong garis tersebut berada pada daerah feasible


fungsi-fungsi kendala lainnya. Salah satu garis lurus yang saling berpotongan
tersebut harus mempunyai batasan = (sama dengan) yang merupakan batasan
dimana daerah layaknya adalah titik-titik sepanjang garis tersebut. Nilai dari titik
potong kedua garis yang saling berpotongan dapat dicari dengan persamaan
linier dua garis lurus, yang nantinya nilai tersebut merupakan hasil yang optimal
dari kombinasi X1 dan X2.
1.1.6.3 Metode Simplex
Dalam memecahkan masalah LP, terdapat pemecahan dasar yang layak
maupun tidak layak. Secara spesifik, dapat dilihat bahwa semua iterasi metode
simplex primal selalu hanya berkaitan dengan pemecahan dasar yang layak.
Metode simplex dual, sebaliknya, menangani pemecahan dasar yang tidak layak
sampai iterasi terakhir dimana pemecahan dasar yang bersangkutan haruslah
layak. Pada intinya metode simplex primal hanya menangani titik ekstrim yang
layak, sementara dalam metode simplex dual, semua iterasi,kecuali itersai
terakhir, berkaitan dengan titik ekstrim yang tidak layak. Pada akhirnya kedua
metode tersebut menghasilkan pemecahan dasar yang layak sebagaimana
ditentukan oleh kondisi nonnegativitas dari model LP.
Langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu masalah dalam metode simplex
adalah sebagai berikut :
a. Mengkonversikan dalam bentuk baku
Fungsi tujuan diubah kedalam bentuk emplisit artinya semua Cj Xj digeser
ke kiri dan merubah pertidaksamaan menjadi bentuk persamaan dengan cara
menambah variabel-variabel tambahan yang sesuai. Pada akhir perhitungan
variabel tambahan bernilai sehingga tidak mempengaruhi hasil yang diinginkan.
b. Menyusun persamaan-persamaan didalam tabel
Persamaan-persamaan yang telah dirubah kemudian disusun dalam bentuk
tabel. Tabel simplex ini adalah tabel simplex awal dan merupakan basis awal
dalam iterasi-iterasi selanjutnya, sebelum mencapai nilai optimum.

Tabel
Tabel Simplex Dalan bentuk Simbol
VD
Z
Xn+1
Xn+2
.
.
.
Xn+m

Z
1
0
0
.
.
.
0

X1
-C1
a11
a21
.
.
.
am1

X2.Xn
-C2-Cn
a12a1n
a22a2n
.
.
.
.
.
.
am2amn

Xn+1
0
1
0
.
.
.
0

Xn+2.Xn+m
0.0
0.0
1..0
.
.
.
.
.
.
0
1

NK
0
b1
b2
.
.
.
bm

c. Memilih kolom kunci


Kolom kunci adalah kolom yang merupakan dasar untuk merubah tabel
simplex. Pemilihan kolom yang mempunyai nilai pada baris fungsi tujuan yang
bernilai negatif dengan angka terbesar. Kalau suatu tabel sudah tidak memiliki
nilai negatif pada fungsi baris tujuan, berarti tabel tersebut sudah mencapai
optimal.
d. Memilih baris kunci
Baris kunci adalah baris yang merupakan dasar untuk merubah tabel. Untuk
memilih baris kunci dilakukan dengan mencari indek tiap-tiap baris dengan cara
membagi nilai-nilai pada kolom NK dengan nilai yang sebaris pada kolom kunci.
Nilai kolom NK
Indek = ---------------------Nilai kolom kunci
Baris kunci ditentukan dengan cara memilih baris yang mempunyai indek positif
dengan angka terkecil. Nilai yang termasuk dalam kolom kunci dan juga
termasuk dalam baris kunci disebut angka kunci.
e. Merubah nilai-nilai baris kunci
Nilai baris kunci diubah dengan cara membaginya dengan angka kunci,
kemudian mengganti variabel dasar pada baris tersebut dengan variabel yang
terdapat di bagian atas kolom kunci.
f. Merubah nilai-nilai selain pada baris kunci
Nilai baris yang lain, selain pada baris kunci dapat dirubah dengan rumus
sebagai berikut :

Bb = Bl (koefesien Kk x nilai baru Bk)


dengan :
Bb

= baris baru

Bl

= baris lama

Kk

= kolom kunci

Bk

= baris kunci

Nilai baru ini digunakan untuk melengkapi tabel iterasi berikutnya.


g. Pencapaian hasil optimum
Perbaikan atau perubahan dilakukan dengan mengulangi langkah-langkah
yang sudah dilakukan untuk memperbaiki tabel-tabel yang telah dirubah atau
telah diperbaiki nilainya.Perubahan baru berhenti apabila seluruh variabel pada
fungsi tujuan sudah tidak ada nilai negatif lagi (seluruhnya sudah positif).
F. METODOLOGI PENELITIAN
Metode pendekatan masalah dilakukan secara bertahap meliputi :
1. Studi Literatur
-

Mempelajari penelitian yang pernah dilakukan oleh konsultan perusahaan.

Mempelajari laporan hasil kegiatan yang pernah ada dan sedang dilakukan
oleh perusahaan.

Peta Topografi

Peta Geologi

Data Morfologi, Litologi, Iklim dsb.

2. Penyelidikan/Pengamatan Lapangan
-

Observasi

Penetapan titik pengamatan

Pengukuran kualitas batubara yang dilakukan 3 tahap meliputi :


a. Pengambilan conto di lapangan
b. Preparasi conto di laboratorium
c. Analisa conto di laboratorium
-

Pengumpulan data-data langsung , dimana data tersebut diperoleh dari

penyelidikan dilapangan, percobaan di laboratorium, data dari perusahaan dsb.


3. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal dengan


mengunakan dasar pemecahan metode simplex, sehingga diperoleh suatu hasil yang
diharapkan.
4. Analisis Hasil Pengolahan Data
Hasil dari pengolahan data dianalisis untuk dibuat kesimpulan dan
evaluasinya.
5.Pembuatan Laporan Sementara (Draft)
Tahap ini merupakan tahapan terakhir yaitu penyusunan laporan hasil
penelitian yang dilakukan untuk memeriksa kemungkinan terjadi kesalahan-kesalahn
perhitungan dan penerapan teori.
G. RENCANA WAKTU PELAKSANAAN PENELITIAN.
Rencana waktu pelaksanaan penelitian dalam rangka penyusunan tugas akhir
adalah 3 bulan, yang perinciannya adalah sebagai berikut :
1. Studi Literatur selama 8 minggu.
2. Penyelidikan Lapangan selama 2 minggu.
3.

Pengambilan data selama 4 minggu

4. Perhitungan dan pengolahan data selama 2 minggu


5. Penyusunan Laporan Sementara selama 3 minggu
Gant Chart kegiatan skripsi dan waktu pelaksanaan :
Kegiatan/waktu(minggu)
Studi literatur
Penyelidikan lapangan
Pengambilan data
Pengolahan data
Penyusunan laporan

H. RENCANA DAFTAR ISI


RINGKASAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

10

11

12

DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB

I. PENDAHULUAN
II. TINJAUAN UMUM
2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah
2.2 Geologi
2.3 Iklim dan Curah Hujan
2.4 Cadangan dan Kualitas Batubara
2.5 Kegiatan Penambangan
2.6 Produksi Batubara
III. DASAR TEORI
3.1 Parameter Kualitas Batubara
3.2 Klasifikasi Batubara
3.3 Prosedur Pengukuran Kualitas Batubara
3.4 Teori Pencampuran
3.5 Teori Optimasi
IV. PENANGANAN DAN KUALITAS BATUBARA DI PT. KPC
4.1 Syarat Kualitas Batubara berdasarkan Spesifikasi Konsumen
4.2 Pengukuran Kualitas Batubara
4.3 Penanganan Kualitas Batubara
4.4 Pencampuran Batubara
V. PEMBAHASAN
5.1 Parameter yang Belum Memenuhi Standar Konsumen
5.2 Pencampuran Batubara
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I. DAFTAR PUSTAKA

1. American Society for Testing and Material, 1979 Coal and Coke Part 26
2. British Standar Institution, 1973 Methode for The Analysis and Testing of Coal
and Coke 1016 Part : 1

3. Robert A. Mayers, 1981 Coal Hand Book, Marcell Dekker Inc., New York.
4. Sudjana, Prof. Dr. M.A. MSc., 1992 Metode Statistika, Penerbit Tarsito
Bandung, Edisi Kelima

KAJIAN PENCAMPURAN BATUBARA BERDASARKAN NILAI KALORI


UNTUK MEMENUHI KRITERIA PERMINTAAN KONSUMEN
DI PT. KALTIM PRIMA COAL,SANGATTA
KALIMANTAN TIMUR

PROPOSAL TUGAS AKHIR


Dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
Kerja Praktek dalam rangka penyusunan Tugas Akhir

Oleh :
ENDANG ACHMAD SUBRATA
97.085/TA

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2001
Kepada
Yth. MANAGER HRD SERVICES DEPT.
PT.KALTIM PRIMA COAL
SANGATTA SITE
P.O.BOX 620
BALIKPAPAN 76106

Kepada
Yth. IR. RUPA MAHA
CPP DEPARTEMT SANGATTA SITE
PT.KALTIM PRIMA COAL
P.O.BOX 620
BALIKPAPAN 76106
ENDANG ACHMAD SUBRATA(97.085/TA)
JL. P.PUGER II NO. 19 PUGERAN
MAGUWOHARJO SLEMAN
YOGYAKARTA
(UPN VETERAN YK)
ENDANG ACHMAD SUBRATA(97.085/TA)
JL. P.PUGER II NO. 19 PUGERAN
MAGUWOHARJO SLEMAN
YOGYAKARTA
(UPN VETERAN YK)

Anda mungkin juga menyukai