Assalamualikum Wr.Wb
Puji syukur senatiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Makalah Kimia ini
dengan baik dan tepat waktu.
Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Dosen yang telah memberikan saran dan
bimbingan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya
mohon kritik dan saran yang mendukung, sehingga saya dapat menyusun makalah
lebih baik lagi.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.. 2
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
BAB III
PENUTUP. 10
DAFTAR PUSAKA 11
BAB I
2
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut
(solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent) [1]. Kelarutan dinyatakan dalam
jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan.
Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan
apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih
dalam bahasa Inggris lebih tepatnya disebut miscible. Pelarut umumnya merupakan
suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun campuran.
Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat. Kelarutan bervariasi dari
selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti perak klorida dalam air.
Istilah "tak larut" (insoluble) sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut, walaupun
sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang benar-benar tidak ada bahan yang
terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk
menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh (supersaturated) yang metastabil.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana hubungan Ksp
dengan hasil kali kelarutan
C. TUJUAN
Untuk mengetahui hubungan Ksp dengan hasil kali kelarutan
BAB II
PEMBAHASAN
[AgCl]
Konsentrasi perak klorida dalam fase padat tak berubah, dan karenanya dapat
dimasukkan ke dalam suatu tetapan baru, yang dinamakan hasil kali kelarutan (Ksp):
Ksp = [Ag+] [Cl-]
Jadi dalam larutam jenuh perak klorida, pada suhu konstan (dan tekanan konstan),
hasil kali ion perak dan ion klorida adalah konstan. Untuk larutan jenuh suatu elektrolit
AvA dan BvB, yang terion menjadi ion-ion vA Am+ dan vB Bn-. Hasil kali kelarutan (Ksp)
dapat dinyatakan sebagai:
Ksp = [Am+]vA x [Bn-]vB
Jadi dapat dinyatakan bahwa dalam larutan jenuh suatu elektrolit yang sangat sedikit
larut, hasil kali konsentrasinya untk setiap ion-ion tertentu adalah konstan, dengan
konsentrasi ion dipangkatkan dengan bilangan yang sama dengan jumlah masingmasing ion bersangkutan yang dihasilkan oleh disosiasi dari satu molekul elektrolit. Nilai
hasil kali kelarutan ditentukan dengan berbagai metode. Tetapi, berbagai metode itu
tidak selalu memberi hasil yang konsisten. Nilai Ksp berguna untuk menentukan
keadaan senyawa ion dalam larutan, apakah belum jenuh, tepat jenuh, atau lewat
jenuh, yaitu dengan membandingkan hasilkali ion dengan hasil kali kelarutan,
kriterianya adalah sebagai berikut :
a. Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan dengan koefisiennya masingmasing kurang dari nilai Ksp maka larutan belum jenuh dan tidak terjadi
endapan.
b. Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan koefisiennya masing-masing
sama dengan nilai Ksp maka kelarutannya tepat jenuhnamun tidak terjadi
endapan.
c. Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan koefisiennya lebih dari nilai
Ksp, maka larutan disebut lewat jenuh dan terbentuk endapan
B. Pengaruh Penambahan Ion Senama
Jika kita menambahkan ion senama ke dalam larutan jenuh yang berada pada
kesetimbangannya, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri membentuk endapan.
Terbentuknya endapan ini menunjukkan penurunan kelarutan. Fenomena ini disebut
efek ion senama. Jika larutan jenuh AgCl ditambahkan HCl, maka kesetimbangan AgCl
akan terganggu.
HCl (aq) H + (aq) + Cl - (aq)
Anion F- yang terbentuk dari garam CaF2 merupakan basa konjugasi dari asam lemah
HF, sehingga akan terhidrolisis dalam air melepas ion OH-. Kesetimbangan yang
terjadi:
Pengaruh pH terhadap garam yang sukar larut, Perubahan ph hanya akan berpengaruh
apabila garam sukar larut berasal dari asam lemah atau garam yang terhidrolisis
sebagian dari asam lemah dan basa kuat. Barium karbonat (BaCO3) merupakan salah
satu endapan yang sukar larut dalam air, maka keseimbangan berikut ini akan terjadi
dalam larutan:
Anion CO32- adalah anion dari asam lemah yang dapat terhidrolisis
Jika pH , artinya [OH-] , kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri dan [CO32-]
Jika pH , artinya [OH-] , kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri dan [CO32-]
Contoh Pengaruh pH terhadap kelarutan ditunjukkan pada pelarutan email gigi oleh
asam. proses kontak terus-menerus antara gigi dengan minuman bersoda akan
mengikis email secara perlahan-lahan. Komponen penyusun email gigi terdiri dari 2
jenis yaitu hidroksi apatit dan fluoro apatit. Dengan minum soft drink dengan pH rendah
dan asam yang tinggi maka mengakibatkan pH mulut turun menjadi dibawah 5,5. pH
yang turun (asam) mengakibatkan kelarutan dari email gigi meningkat. Pada saat itu
terjadi demineralisasi gigi dimana gigi kehilangan komponen mineral gigi sehingga
menyebabkan gigi menjadi rusak.kalian juga dapat menambah pengetahuan kalian
tentang hal ini, dengan membuka (pelarutan email gigi oleh asam)
AgCl
Ksp = 1,8. 10-10
AgI
Ksp = 1,5. 10-16
walaupun terisi oleh ion Ag+ yang berikatan dengan ion dalam satu golongan (VII A)
tetapi menghasilkan data Ksp yang perbedaannya cukup besar. Dengan Ksp AgCl yang
lebih besar dari Ksp AgI. Hubungan antara Ksp dengan Kelarutan suatu garam
Dengan demikian, pada AgCl Ksp = 1,8. 10-10dan AgI Ksp = 1,5. 10-16 bagaimana
perbandingan kelarutan kedua senywa tersebut? Dari gambar diatas kalian dapat
mengetahui bahwa kelarutan akan sebanding dengan Ksp suatu senyawa. Jadi
kelarutan AgCl akan lebih besar dari AgI, hal ini juga dapat kalian lihat dari gambar
kedua larutan itu. Akan terlihat AgI memiliki endapan yg lebih banyak, ini menandakan
bahwa kelarutan AgI kecil sehingga mudah terbentuk endapan.
Jika bentuk umum suatu zat yang sedikit larut dalam air adalah AxBy maka
persamaan kesetimbangan larutan tersebut adalah sebagai berikut.
AxBy --> xA y+ (aq) + yB x- (aq)
Persamaan tetapan kesetimbangan atau persamaan tetapan hasil kali kelarutan dari
AxBy adalah sebagai berikut.
K sp = [A y+ ] x [B x- ] y
Bila kelarutan zat AxBy adalah s (dalam satuan molar), secara stoikiometri [A y+ ]
yang terbentuk adalah x s dan [B x- ] yang terbentuk adalah y s.
melarutkan PbI 2 ke dalam air akan ada dua proses yang berlawanan arah (proses
bolak-balik), yaitu proses pelarutan padatan PbI 2 dan proses pembentukan ulang
padatan PbI 2 . Mula-mula, laju pelarutan padatan PbI 2 sangat cepat dibandingkan
dengan laju pembentukan ulang padatan tersebut. Makin lama, konsentrasi PbI 2 yang
terlarut meningkat dengan teratur dan laju pembentukan ulang padatan juga meningkat.
Pada saat laju pelarutan padatan PbI 2 sama dengan pembentukan ulang padatan,
proses yang saling berlawanan arah tersebut kita katakan berada dalam kondisi
kesetimbangan .
Pada kondisi kesetimbangan ini, larutan PbI 2 pada kondisi tepat jenuh. Jumlah PbI 2
yang dapat larut sampai dengan tercapainya kondisi tepat jenuh dinamakan kelarutan
PbI 2 . Secara umum, pengertian kelarutan suatu zat dalam air adalah batas maksimum
dari jumlah suatu zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu air. PbI 2 melarut dalam
air dalam bentuk ion Pb 2+ dan 2 ion I -, sehingga proses kesetimbangan PbI 2 dalam
air merupakan kesetimbangan ionisasi PbI 2 dalam air, yaitu sebagai berikut.
PbI 2 (s) --> Pb 2+ (aq) + 2 I - (aq)
Dalam larutan PbI 2 jenuh terdapat reaksi ionisasi PbI 2 dalam keadaan setimbang.
Tetapan kesetimbangan ini kita namakan tetapan hasil kali kelarutan (solubility product
constant) dan disimbolkan dengan K sp .
10
BAB IV
PENUTUP
Dari persamaan K sp di atas dapat kita nyatakan pula bahwa nilai dari Ksp merupakan
perkalian dari ion-ion yang melarut dipangkatkan dengan koefisien masing-masing.
Semakin kecil nilai kelarutan suatu zat maka artinya zat tersebut semakin sukar larut
dalam pelarutnya. Jika pelarutnya adalah air, maka nilai Kspnya juga semakin kecil.
Begitu pula sebaliknya, semakin besar nilai kelarutan suatu zat maka artinya zat
tersebut semakin mudah larut dalam pelarutnya. Jika pelarutnya adalah air, maka nilai
Kspnya juga semakin besar.
11
DAFTAR PUSAKA
http://iannawawi.blogspot.com/2010/06/makalah-kimia-hubungan-ksp-dengan-hasil.html
http://hasilkalikelarutan.blogspot.com/
http://anggiwilianandini.wordpress.com/
www.chem-is-try.org
12