Nomor : 17
Kelas : XI IPA 2
MAKALAH KIMIA HUBUNGAN KSP DENGAN HASIL KALI KELARUTAN
MAKALAH KIMIA
OLEH : KELOMPOK
1. NIATY N
2. IKE PUJI
3. M FAHRUL
4. NOVITA E
5. YEYEN C
SMAN 1 BLULUK
TAPEL 2008/2009
HALAMAN PENGESAHAN
Dengan ini, kami selaku Guru pembimbing bidang study Kimia setelah membaca, meneliti dan
melakukan pembenahan seperlunya maka :
Nama : 1. NIATY N
2. IKE PUJI
3. M FAHRUL
4. NOVITA E
5. YEYEN C
Kelas : XI IPA 1
KATA PENGANTAR
Assalamualikum Wr.Wb
Puji syukur senatiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Kimia ini dengan baik dan tepat waktu.
Terima kasih kami ucapkan kepada bapak/ibu Guru khususnya Ibu Asnanik S.pd selaku guru
pembimbing bidang studi kimia yang telah memberikan saran dan bimbingan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mohon kritik dan
saran yang mendukung, sehingga kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN
4. MANFAAT
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN
2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk
larut dalam suatu pelarut (solvent) [1]. Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut
yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat
tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol
di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya disebut miscible.
Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun campuran. Zat
yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat. Kelarutan bervariasi dari selalu larut seperti
etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti perak klorida dalam air. Istilah "tak larut" (insoluble)
sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit
kasus yang benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan
kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh
(supersaturated) yang metastabil.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
D. MANFAAT
BAB II
KAJIAN TEORI
Hasil kali kelarutan jenuh suatu garam, yang juga mengandung garam tersebut yang tak terlarut
dengan berlebihan merupakan suatu sistem kesetimbangan terhadap hukum kegiatan massa dapat
diberlakukan. Misalnya, jika endapan perak klorida ada dalam kesetimbangan dengan larutan
jenuhnya, maka kesetimbangan berikut terjadi:
Dalam hal ini kesetimbangan adalah kompromi dinamik dimana kecepatan keluarnya partikel dari
fase pekat sama dengan kecepatan baliknya (Oxtoby, 1986).
Ini merupakan kesetimbangan heterogen, karena AgCl ada dalam fase padat, sedang ion-ion Ag+ dan
Cl- ada dalam fase terlarut. Tetapan kesetimbangan dapat ditulis sebagai:
K = [Ag+] [Cl-]
[AgCl]
Konsentrasi perak klorida dalam fase padat tak berubah, dan karenanya dapat dimasukkan ke dalam
suatu tetapan baru, yang dinamakan hasil kali kelarutan (Ksp):
Jadi dalam larutam jenuh perak klorida, pada suhu konstan (dan tekanan konstan), hasil kali ion
perak dan ion klorida adalah konstan. Untuk larutan jenuh suatu elektrolit AvA dan BvB, yang terion
menjadi ion-ion vA Am+ dan vB Bn-:
Jadi dapat dinyatakan bahwa dalam larutan jenuh suatu elektrolit yang sangat sedikit larut, hasil kali
konsentrasinya untk setiap ion-ion tertentu adalah konstan, dengan konsentrasi ion dipangkatkan
dengan bilangan yang sama dengan jumlah masing-masing ion bersangkutan yang dihasilkan oleh
disosiasi dari satu molekul elektrolit. Nilai hasil kali kelarutan ditentukan dengan berbagai metode.
Tetapi, berbagai metode itu tidak selalu memberi hasil yang konsisten (Vogel, 1990)
Nilai Ksp berguna untuk menentukan keadaan senyawa ion dalam larutan, apakah belum jenuh,
tepat jenuh, atau lewat jenuh, yaitu dengan membandingkan hasilkali ion dengan hasil kali
kelarutan, kriterianya adalah sebagai berikut :
masing kurang dari nilai Ksp maka larutan belum jenuh dan tidak terjadi endapan.
sama dengan nilai Ksp maka kelarutannya tepat jenuhnamun tidak terjadi
endapan.
1. Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan koefisiennya lebih dari nilai
Ksp, maka larutan disebut lewat jenuh dan terbentuk endapan (Syukri,
1999).
BAB III
PEMBAHASAN
Jika kita menambahkan ion senama ke dalam larutan jenuh yang berada pada kesetimbangannya,
maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri membentuk endapan. Terbentuknya endapan ini
menunjukkan penurunan kelarutan. Fenomena ini disebut efek ion senama .
Jika larutan jenuh AgCl ditambahkan HCl, maka kesetimbangan AgCl akan terganggu.
Kehadiran Cl - pada reaksi ionisasi HCl menyebabkan konsentrasi Cl - pada kesetimbangan bergeser
ke kiri membentuk endapan AgCl. Dengan demikian kelarutan menjadi berkurang.
Contoh
Masing-masing zat memiliki harga K sp yang berbeda. Selanjutnya, dengan mengetahui harga K sp
dari suatu zat, kita dapan memperkirakan keadaan ion-ion suatu zat dalam suatu larutan dengan
ketentuan sebagai berikut.
a. Jika hasil kali konsentrasi ion-ion (Qc) lebih kecil dan harga K sp maka ion-ion tersebut masih larut.
b. Jika hasil kali konsentrasi ion-ion (Qc) sama dengan harga K sp maka ion-ion tersebut tepat jenuh.
c. Jika hasil kali konsentrasi ion-ion (Qc) lebih besar harga K sp maka ion-ion tersebut sudah
membentuk endapan.
Kelarutan suatu zat dapat kita tentukan dari harga Ksp zat tersebut. Sebaliknya, harga Ksp suatu zat
dapat kita peroleh dari kelarutan zat tersebut. Jika kelarutan suatu zat kita ketahui, maka susunan
konsentrasi ion-ion zat tersebut dalam larutan jenuhnya dapat ditentukan. Berarti, dengan
mengetahui harga Ksp dari suatu zat, susunan konsentrasi ion-ion zat tersebut dalam larutan
jenuhnya dapat kita tentukan. Dengan demikian, pH larutan jenuhnya dapat kita tentukan. Demikian
juga sebaliknya, dengan mengetahui pH larutan jenuh suatu zat maka harga Ksp zat tersebut dapat
kita tentukan.
Contoh soal :
Jawab:
Jika bentuk umum suatu zat yang sedikit larut dalam air adalah AxBy maka persamaan
kesetimbangan larutan tersebut adalah sebagai berikut.
K sp = [A y+ ] x [B x- ] y
Bila kelarutan zat AxBy adalah s (dalam satuan molar), secara stoikiometri [A y+ ] yang terbentuk
adalah x s dan [B x- ] yang terbentuk adalah y s. Oleh sebab itu persamaan Ksp menjadi:
Apabila suatu zat kita larutkan ke dalam suatu pelarut, ternyata ada yang mudah larut (kelarutannya
besar), ada yang sukar larut (kelarutannya kecil), dan ada yang tidak larut (kelarutannya dianggap
nol). Sebenarnya, tidak ada zat yang tidak larut dalam pelarut. Misalnya, dalam pelarut air semua zat
(termasuk logam) dapat larut, hanya saja kelarutannya sangat kecil. Jika suatu zat terlarut dalam
pelarut sangat sedikit, misalnya kurang dan 0,1 gram zat terlarut dalam 1.000 gram pelarut, maka zat
tersebut kita katakan tidak larut (insoluble). Di sini, kita akan membicarakan zat padat yang sedikit
kelarutannya dalam air.
Jika suatu zat padat, contohnya padatan PbI 2, kita larutkan ke dalam air maka molekul-molekul
padatan PbI 2 akan terurai, selanjutnya melarut dalam air. Untuk melarutkan PbI 2 ke dalam air akan
ada dua proses yang berlawanan arah (proses bolak-balik), yaitu proses pelarutan padatan PbI 2 dan
proses pembentukan ulang padatan PbI 2 . Mula-mula, laju pelarutan padatan PbI 2 sangat cepat
dibandingkan dengan laju pembentukan ulang padatan tersebut. Makin lama, konsentrasi PbI 2 yang
terlarut meningkat dengan teratur dan laju pembentukan ulang padatan juga meningkat. Pada saat
laju pelarutan padatan PbI 2 sama dengan pembentukan ulang padatan, proses yang saling
berlawanan arah tersebut kita katakan berada dalam kondisi kesetimbangan .
Pada kondisi kesetimbangan ini, larutan PbI 2 pada kondisi tepat jenuh. Jumlah PbI 2 yang dapat
larut sampai dengan tercapainya kondisi tepat jenuh dinamakan kelarutan PbI 2 . Secara umum,
pengertian kelarutan suatu zat dalam air adalah batas maksimum dari jumlah suatu zat yang dapat
larut dalam sejumlah tertentu air.
PbI 2 melarut dalam air dalam bentuk ion Pb 2+ dan 2 ion I -, sehingga proses kesetimbangan PbI 2
dalam air merupakan kesetimbangan ionisasi PbI 2 dalam air, yaitu sebagai berikut.
Dalam larutan PbI 2 jenuh terdapat reaksi ionisasi PbI 2 dalam keadaan setimbang. Tetapan
kesetimbangan ini kita namakan tetapan hasil kali kelarutan (solubility product constant) dan
disimbolkan dengan K sp .
Besarnya nilai hasil kali kelarutan mencerminkan mudah atau tidaknya larutan elektrolit larut dalam
air.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari persamaan K sp di atas dapat kita nyatakan pula bahwa nilai dari K sp merupakan perkalian dari
ion-ion yang melarut dipangkatkan dengan koefisien masing-masing
B. SARAN
1. Penelitian lebih lanjut tentang Ksp akan semakin menambah ilmu pengetahuan serta penemuan
baru mengenai pemanfaatan larutan penyangga
DAFTAR PUSTAKA
Sumber-sumber :
BAB V
KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
1. Pengertian
Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut.
Larutan jenuh merupakan larutan yang sudah tidak dapat melarutkan zat terlarut lagi.
Tetapan hasil kali kelarutan adalah tetapan kesetimbangan dari larutan jenuh dan biasa
dilambangkan Ksp.
jika kelarutan Ag2CO3 adalah s M, konsentrasi ion Ag+ adalah 2s M dan konsentrasi ion CO32-
adalah s M.
Ksp = [Ag+]2[CO32-]
= (2s)2(s)
= 4s3
Berdasarkan harga tetapan hasil kali kelarutannya, ada 3 kemungkinan zat jika dilarutkan
dalam air :
Ø Zat akan larut jika hasil perkalian ion-ionnya lebih kecil daripada tetapan hasil kali kelarutan.
Ø Zat akan membentuk larutan jenuh jika hasil perkalian ion-ionnya sama dengan tetapan hasil kali
kelarutan.
Ø Zat akan membentuk endapan jika hasil perkalian ion-ionnya lebih besar daripada tetapan hasil
kali kelarutan.
3. Pengaruh penambahan Ion Senama
Penambahan ion senama memperkecil kelarutan elektrolit yang sukar larut. Akan tetapi, ion senama
tidak mempengaruhi nilai tetapan hasil kelarutan asal suhu tidak berubah.
Tetapan hasil kali kelarutan digunakan untuk menentukan kelarutan zat yang sukar larut dalam air
sehingga zat mula-mula dapat dianggap tetap.
5. Reaksi pengendapan
C. 7,43 ×10-5 M
Jawab :
2s s
s3 = 6 × 10-13
s = = 8,43 ×10-5 M
2. Jika 50 mL larutan jenuh MgF2 diuapkan dan diperoleh 3,8 mg MgF2 padat. Hitunglah Ksp MgF2
C. 6,6 × 10-9
Jawab :
s = M = 0,0012 M
Ksp = 4s3
3. Apakah akan terbentuk endapan jika 10 mL AgNO3(aq) 0,001 M ditambahkan ke dalam 500 mL
K2CrO4(aq) 0,002 M
A. Terjadi
B. Tidak terjadi
D. Terjadi sebagian
E. Sedikit
Jawab :
Keadaan awal :
= 1 × 10-5 mol
= 1 × 10-3 mol
Ksp = [Ag+]2[CrO42-]
= (2 × 10-5)2 (2 × 10-3)
Karena hasil kali ion lebih kecil daripada Ksp, pengendapan AgCrO4 tidak terjadi.
4. Jika Ksp Agl 1,5 × 10-16 hitunglah kelarutan Agl jika dalam larutannya ditambahkan larutan
AgNO3 0,1 M.
A. 0,1 D. 0,5
B. 0,3 E. 0,6
C. 0,2
Jawab :
Larutan AgNO3 0,1 M Mengandung ion Ag+ 0,1 M dan ion NO3- 0,1 M.
0,1 M 0,1 M
Jika kedalam larutan AgNO3 ditambahkan Agl padat, terbentuklah larutan jenuh Agl karena
merupakan garam yang sukar larut. Misalnya kelarutan Agl adalam s M sehingga konsentrasi Agl+
dan I- sama dengan s M.
sM sM
Jadi, konsentrasi total Ag+ dalam larutan adalah (0,1 + s) M. Karena s jauh lebih kecil daripada 0,1.
Konsentrasi Ag+ dalam larutan dapat dianggap sama dengan 0,1 M (0,1 + s 0,1). Dengan demikian
dalam larutan jenuh Agl berlaku persamaan.
S = 1,5 × 10-15 M
A. 12 + log 3
B. 12 + log 4
C. 12 + log 2
D. 13 + log 2
E. 11 + log 4
Jawab :
Ksp = [Ca2+][OH-]2
4 × 10-6 = x . (2x)2
4 × 10-6 = 4x3
x = 10-2 M
[OH-] = 2 × 10-2 M
= 2 – log 2
pH = 14 – (2 – log 2)
= 12 + log 2
6. Pada suatu percobaan diketahui kelarutan kalsium sulfat (CaSO4) adalah 0,67 g/L . berapakah
harga Ksp CaSO4 tersebut.
A. 2,73 × 10-5
B. 8,43 × 10-5
C. 6,13 × 10-5
D. 3,22 × 10-5
E. 2,43 × 10-5
Jawab :
= 36 g/mol
s = 4,93.10-3 mol/L
Ksp = [Ca2+][SO42-]
= 2,43 × 10-5
7. Buktikan dengan perhitungan apakah terjadi endapan bila 10 mL larutan CaCl2 0,2 M
dicampurkan dengan 10 mL larutan NaOH 0,02 M jika diketahui Ksp Ca(OH)2 = 8 × 10-6
A. 2.10–5 D. 2.10–3
B. 3.10–5 E. 3.10–4
C. 1.10–5
Jawab:
[Ca2+] = 10-1 M
[OH–] = 0,01 M
Qc = [Ca2+] . [OH– ]2
= (10–1) . (10–2)2
= 10–5
8. Bila Ksp CaCO3 = 9 × 10-8 molL-1, maka berapa gram kelarutan CaCO3 dalam 250 mL air (Mr
CaCO3 = 100)
A. 5 mg D. 7 mg
B. 6,5 mg E. 5,5 mg
C. 7,5 mg
Jawab:
s = = 3 × 10-4 molL-1
= 3 × 10-4 mol
= 7,5 mg
9. Hitung kelarutan dari larutan jenuh AgBr jika diketahui Ksp AgBr = 5,0 × 10-13.
A. 6,22 × 10–6 mol L–1
Jawab :
Misalkan kelarutan AgBr = s mol L-1, maka [Ag+] = [Br-] = s mol L-1
5,0 × 10–13 = s2
s =
Jadi, kelarutan dari larutan jenuh AgBr sebesar 6,33 × 10–6 mol L–1.
10. Sebanyak 500 mL larutan AgNO3 1 × 10–4 M dicampurkan dengan 500 mL larutan NaCl 2 × 10–6
M. Jika diketahui Ksp AgCl = 1,6 × 10–10, apakah akan terbentuk endapan.
A. Terjadi endapan
B. Terjadi sebagian
C. Keadaan tetap
Jawab :
= 5 × 10–5 mol
= 5 × 10–5 mol
= 1 × 10–6 mol
= 1 × 10–6 mol
[Ag+] =
[Cl–] =
Qc = [Ag+] [Cl–]