Oleh
IKHSAN NOVEMBRIANTO
F24103042
2007
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
Oleh
IKHSAN NOVEMBRIANTO
F24103042
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
2007
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
IKHSAN NOVEMBRIANTO
F24103042
Dilahirkan pada tanggal 13 November 1984
Di Bogor, Jawa Barat
Tanggal lulus : 27 Agustus 2007
Bogor,
September 2007
Menyetujui
Yvonne Handajani
Dosen Pembimbing
Pembimbing Lapang
Mengetahui
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP
1997 di
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum wr wb.
Alhamdulillahirabbilalamin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada
Allah SWT atas berkah, karunia, rizki , serta rahmat Nya yang selalu menyertai
langkah hidup penulis sehingga menghasilkan sebuah karya kecil yang mudah
mudahan dapat berguna bagi dunia pendidikan.
Skripsi ini disusun berdasarkan pengamatan serta penelitian yang
dilaksanakan selama penulis melakukan praktek kerja di PT Nestl Indonesia.
Skripsi yang berjudul Mempelajari Penerapan Total Quality Management
dalam Hubungan Kerja Sama antara PT Nestl Indonesia dengan Penyalur
Kemasan Guna Menjamin Kualitas Produk merupakan hasil dari penggalian
informasi di perusahaan terkait pada bulan Januari hingga Juni 2007.
Penulis sadar dan paham bahwa tidak dapat membalas semua jasa dan
perhatian dari semua orang yang terkait baik langsung maupun tidak langsung
demi terampungnya tugas akhir ini. Seiring doa, penulis hanya bisa
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Deddy Muchtadi MS
2. Dr. Ir. Yadi Haryadi MSc
3. Dr. Ir. Nurheni Sri Palupi MSc
4. Indrawati I. Tanurdjaja
5. Yvonne Handajani
6. Pihak Penyalur Kemasan
7. Ibunda Yenni Agustina Mulyani, Ayahanda Arie Dwinanto, Ibunda Lies
Yustantina, dan Ayahanda Surya Mulyana. Curahan kasih sayang kalian
akan tetap terpancar hingga penulis menutup mata
8. Ayahanda Riri Hadriana, Toni Kosasih, dan Rachmat Ibrahim beserta istri
dan keluarganya tercinta. Penulis takkan bisa membalas dukungan serta
bimbingan kalian
9. Adinda Annisa Rizkiriani
10. Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan terutama angkatan 40 golongan B
(Kemal, Aji, Erik, Titin, Oca, Ozan, Shindu, Sinung, Dian, Tya, Novi,
Eupeun, Ima, Idham, Nunu, Ola, Tatan, Anz, Hani, Aan, dan teman lain
yang tidak dapat disebutkan satu persatu)
11. Semua pengurus administrasi
12. Rekan dan sahabat di PT Nestl Indonesia
13. Seluruh civitas yang pernah satu angkatan dengan penulis
14. Teman satu bimbingan (Janathan, Rina, dan Arga)
15. Teman dekat selama penulis menjalani perkuliahan di departemen Ilmu
dan Teknologi Pangan (Teddy, Oneth, Dhea, Mona, Rucitra, beserta para
penghuni Kardhita,Wisma Windy, dan Baleboys lainnya)
16. Sahabat terdekat penulis Ihsan Fauzano
17. Dian Rachmadani
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna sehingga kritik
dan saran sangat penulis harapkan. Mohon maaf atas segala kesalahan dan
kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Langkah baru penulis akan berawal dari
titik ini. Terima kasih.
Ikhsan Novembrianto
DAFTAR ISI
i
iii
v
vi
I. PENDAHULUAN ........................................................................................
A. LATAR BELAKANG ............................................................................
B. TUJUAN ................................................................................................
C. MANFAAT ............................................................................................
1
1
2
2
6
6
7
8
9
9
11
11
12
13
13
13
14
14
15
17
17
17
18
18
19
20
20
20
22
iii
22
22
27
30
32
32
32
38
41
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Halaman
Regulasi mengenai kemasan yang kontak langsung dengan
produk.......................................................................................... 30
Kriteria pemilihan penyalur kemasan ......................................... 34
Contoh aspek kualitas dan aspek teknis dalam cakupan audit
Penyalur ......................................................................................
Contoh bahan kemasan berdasarkan risiko ................................
Kandungan dari lembaran spesifikasi ........................................
Penghilangan inspeksi berdasarkan sertifikat analisis ................
35
37
39
42
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
vi
Halaman
7
12
15
15
33
41
44
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Total Quality Management (TQM) merupakan filosofi dan kumpulan
prinsip yang menggambarkan pondasi dari perbaikan yang sinambung dari
suatu organisasi (Rampersad, 2001). TQM fokus terhadap keterlibatan rutin
serta partisipasi dari semua orang dalam organisasi tersebut. TQM
menyediakan jalan untuk memperbaiki kinerja secara stabil dalam setiap
tingkat dan aktivitas, dengan menciptakan perbaikan yang sinambung di
lingkungan kerja berdasarkan kerja sama, saling percaya, dan menghargai
(Rampersad, 2001).
Industri pangan merupakan bisnis yang terus berkembang sehingga
persaingan antar perusahaan pangan pun semakin tinggi, hal ini disertai pula
dengan semakin kritisnya konsumen terhadap kualitas produk. Keberadaan
suatu perusahaan tidak lepas dari kuatnya prinsip manajemen kualitas yang
diterapkan. Kualitas merupakan kemampuan dari barang atau jasa untuk
memenuhi harapan pelanggan (Monks, 1995). Kualitas tidak dapat diciptakan
sendiri oleh pihak perusahaan namun dibangun atas kerja sama dengan pihak
pihak yang terkait salah satunya penyalur. Hubungan yang tidak baik
dengan penyalur dapat mengakibatkan kualitas yang buruk (Holt, 1990). PT
Nestl Indonesia sudah bekerja sama dengan Penyalur Kemasan yang
menyediakan flexible packaging selama kurang lebih 11 tahun.
Tantangan atau masalah utama yang ditemui dari hubungan kerja sama
tersebut adalah Short Time Forecast. Penyalur Kemasan memproduksi
kemasan minimal 12.000 m2, dari awal pencetakan silinder hingga
pengepakan membutuhkan waktu 3 minggu. Pembuatan kemasan tidak dapat
dihentikan ketika produksi sudah berlangsung. Sehingga dibutuhkan
ketelitian dan kejelian dari pihak Nestl Indonesia dalam menganalisa
permintaan pasar dan mengkorelasikan jumlah kemasan yang akan dipesan.
Namun sering terjadi fluktuasi permintaan dari pasar mengakibatkan Short
Time Forecast dari pihak PT Nestl Indonesia. Hal ini mengakibatkan
kemasan yang terlanjur dipesan menumpuk di gudang penyalur dan
B. TUJUAN
Penelitian
bertujuan
mempelajari
penerapan
Total
Quality
C. MANFAAT
Menciptakan sebuah pemecahan permasalahan (tantangan) yang dapat
memberikan keuntungan bagi PT Nestl Indonesia dan Penyalur Kemasan
sehingga dapat meningkatkan hubungan kerja sama ke tingkat yang lebih
tinggi dengan berprinsip membentuk hubungan yang tidak berpatokan hanya
kepada harga.
A. PT NESTL INDONESIA
Menjelang akhir abad ke-19, masyarakat Eropa dilanda berbagai
perubahan sosial, akibat munculnya revolusi industri. Perubahan perubahan
tersebut telah membawa dampak yang tak terelakkan terhadap populasi,
termasuk peningkatan angka kematian bayi. Di negara Swiss, satu dari lima
anak telah meninggal sebelum mencapai umur satu tahun. Tergerak oleh
situasi ini, maka pada tahun 1867 di sebuah kota kecil Vevey di Swiss,
seorang ahli farmasi kelahiran Jerman, berusaha melakukan perubahan.
Beliau menciptakan formula baru berupa makanan suplemen untuk bayi yang
mengandung nutrisi tambahan, yang bertujuan membantu memberikan
pilihan bagi para ibu yang tidak dapat memberikan air susunya sebagaimana
mestinya. Penemuan berupa sereal bubuk susu terbukti efektif dalam
membantu mengurangi angka kematian bayi. Produk tersebut langsung
populer di kalangan ibu dan dokter anak setempat. Keberhasilan ini kemudian
dikembangkan lebih jauh dengan tujuan menyediakan nutrisi yang tepat bagi
seluruh masyarakat.
Nestl melanjutkan upaya menciptakan dan mengembangkan berbagai
produk makanan berkualitas tinggi. Dalam waktu yang tak terlalu lama,
produknya telah tersebar luas memenuhi kebutuhan yang semakin tinggi di
berbagai negara sehingga lahirlah sebuah perusahaan makanan multinasional.
Sampai hari ini pun Nestl masih tetap berkantor pusat di Vevey dan menjaga
komitmen pendirinya dalam melayani kebutuhan pelanggan dengan produk
produk terbaik. Sesuai dengan moto Nestl Good Food, Good Life , yang
menggambarkan misi utama perusahaan yaitu untuk tetap menjadi bagian
penting dari masyarakat dunia, serta terus membuat produk produk
makanan berkualitas yang mampu membantu masyarakat untuk menikmati
hidup dengan penuh kebahagiaan.
Pada akhir abad ke-19, produk Nestl telah memasuki kepulauan
Indonesia (saat itu disebut Hindia Belanda). Produk pertama yang hadir di
Indonesia adalah susu kental manis. Produk susu kental manis tersebut begitu
populernya kala itu sehingga produk produk lain yang sejenis disebut
dengan nama produk susu kental manis tersebut. Popularitas ini membuat
pasar Indonesia semakin terbuka untuk produk produk Nestl lainnya. Pada
tahun 1965, Indonesia terbuka untuk penanaman modal asing dan Nestl
langsung menjajaki kemungkinan mengolah susu tersebut walaupun sempat
dipandang dengan skeptis karena faktor iklim dan budaya masyarakatnya.
Terlepas dari segala keraguan yang ada, Nestl tetap melanjutkan
rencananya, dengan melakukan berbagai penelitian agrikultur yang intensif
dan menjalin hubungan dengan sejumlah koperasi susu setempat. Pada
tanggal 29 Maret 1971, Nestl meresmikan anak perusahaannya di Indonesia.
Setahun kemudian membangun pabrik pertamanya di Waru, Sidoarjo (Jawa
Timur). Pertumbuhan usaha pun berkembang di tahun tahun berikutnya
sejalan dengan produksi lokal, walaupun saat itu semua bahan baku harus
diimpor. Dari waktu ke waktu PT Nestl Indonesia menyadari manfaat bila
menggunakan sumberdaya lokal dan menjalin hubungan dengan koperasi
koperasi susu tersebut .
Keberhasilan kerjasama dengan penyalur mendorong perusahaan
tersebut untuk memperluas operasinya dan terwujud dengan direnovasinya
sebuah pabrik tua pengolahan kopi di daerah Panjang provinsi Lampung
(menjadi pabrik keduanya di Indonesia). Pabrik ini dirancang untuk mengolah
kopi dan produk produk minuman untuk pasar lokal. Perluasan operasi di
Indonesia berlanjut dengan diresmikannya pabrik pengolahan susu di daerah
Kejayan provinsi Jawa Timur pada tahun 1988. Pabrik tersebut diperluas
hingga mampu memproduksi hampir 200.000 ton susu kental manis dan lebih
dari 100.000 ton susu bubuk setiap tahun. Pabrik lainnya memproduksi
kembang gula yang terletak di daerah Cikupa (Tanggerang) yang mulai
beroperasi sejak 1990.
Hingga
hari
ini
Nestl
Indonesia
telah
mempertahankan
B. PENYALUR KEMASAN
Perusahaan yang berinduk di Jepang ini telah berdiri di Indonesia
sejak tahun 1972. Pada tahun 1987 perusahaan ini berganti mitra dan pindah
ke Pulo Gadung, awal tahun 2001 pabrik keduanya di daerah Karawang mulai
beroperasi. Permintaan pasar yang cukup tinggi membuat perusahaan ini
harus meningkatkan angka produksi per tahun, sehingga pada tahun 2006 di
pabrik Karawang dilakukan penambahan mesin baru. Hingga kini perusahaan
ini telah beroperasi selama 35 tahun dan memasok lebih dari 20 negara
diantaranya Indonesia, Filipina, Jepang, Australia, Selandia Baru, Fiji,
Singapura, Malaysia, Thailand, Hong Kong, Cina, Taiwan, Korea, Vietnam,
Sri Langka, India, Kenya, Mesir, USA, Inggris, dan negara lainnya. Di
Indonesia sendiri perusahaan ini telah menjalin kerja sama dengan beberapa
perusahaan berbasis pangan ataupun non-pangan.
Perusahaan yang memulai usahanya dari percetakan (offset), saat ini
justru lebih menitikberatkan pada flexible packaging. Contoh produk flexible
packaging ini antara lain kemasan untuk alat alat kecantikan, kosmetik,
makanan siap saji dan semi aseptik, permen, obat obatan, alat medis, serta
produk lainnya. Jumlah karyawan mencapai 2400 orang dengan 14 orang staf
Jepang memungkinkan perusahaan ini mampu mengatasi tantangan pasar
yang kian ramai. Total produksi flexible packaging yaitu 60 % sedangkan
yang dibuat khusus untuk kemasan pangan sebesar 40 % dari total produksi
atau 2/3 dari total produksi flexible packaging.
Keuntungan dari pendekatan proses adalah kontrol yang terus menerus yang diberikannya terhadap hubungan antara proses individual
dalam sistem proses dan juga terhadap kombinasi dan interaksinya. Gambar
tersebut menunjukkan bahwa pelanggan memiliki peran penting dalam
menetapkan syarat sebagai sebuah masukan (input). Standar internasional
ISO 9001: 2000 menentukan persyaratan bagi sistem kualitas agar sebuah
perusahaan
memperagakan
kemampuannya
untuk
secara
konsisten
C. PENYALUR
Penyalur adalah pihak terkait sebelum proses yang menjadi objek
observasi. Penyalur harus menyiapkan masukan (input) sesuai permintaan
yang berasal dari pemilik proses. Penyalur dapat dibedakan dalam dua
kategori yaitu penyalur internal dan penyalur eksternal. Penyalur internal
adalah pihak di dalam perusahaan yang memasok barang, jasa, atau
informasi kepada rekan kerja yang lain di dalam satu perusahaan sedangkan
penyalur eksternal adalah pihak diluar perusahaan yang memasok barang,
jasa, atau
E. KEMASAN
Kemasan merupakan salah satu alat pemberian kondisi yang tepat
bagi pangan untuk mempertahankan mutunya dalam jangka waktu yang
diinginkan (Syarief dan Santausa, 1992). Kemasan harus dapat (1)
mempertahankan produk agar bersih, memberikan perlindungan terhadap
kotoran, dan pencemar lainnya, (2) memberi perlindungan pada bahan pangan
terhadap kerusakan fisik, air, oksigen, dan sinar, (3) berfungsi dengan benar,
efisien, dan ekonomis dalam proses pengepakan, (4) mempunyai suatu
tingkat kemudahan untuk dibentuk menurut rancangan, dan (5) harus dapat
memberi informasi yang jelas dan menarik konsumen.
Di dalam Wikipedia (2007), kemasan terbagi menjadi berbagai
macam jenis. Berdasarkan produk yang dibawanya, kemasan terbagi menjadi
kemasan primer, kemasan sekunder, dan kemasan tersier. Kemasan primer
yaitu kemasan yang kontak langsung dengan produk. Kemasan sekunder
ialah kemasan diluar kemasan primer yang biasanya dijadikan satu dalam
paket penjualan sedangkan kemasan tersier merupakan kemasan yang biasa
digunakan saat pendistribusian produk.
10
IV. METODOLOGI
A. IDENTIFIKASI MASALAH
Penerapan Total Quality Management dalam suatu perusahaan
merupakan hal penting yang dapat dijadikan acuan kesuksesan dari tumbuh
kembangnya suatu perusahaan. Terdapat dua pihak yang terkait langsung
dengan penelitian ini yakni PT Nestl Indonesia (PT NI) serta sebuah
perusahaan yang menjadi penyalur kemasan bagi perusahaan tersebut. Data
serta informasi yang akan digali mungkin akan menyangkut sistem dari
perusahaan tersebut. Sesuai dengan kode etik profesionalisme, selanjutnya
perusahaan yang memasok kemasan akan disebut Penyalur Kemasan. PT
Nestl Indonesia merupakan salah satu perusahaan pangan bertaraf
internasional yang sangat mementingkan kualitas yang sudah tentu
melakukan penerapan Total Quality Management secara optimal. Mengenai
hubungan kerja sama dengan penyalur PT Nestl Indonesia sangat
mengharapkan terbentuknya suatu hubungan yang berbasis pada nilai yang
tidak berpatokan pada harga dengan mengutamakan kualitas produk. Terdapat
berbagai tantangan selama hubungan kerja sama tersebut terjalin.
Tantangan atau masalah utama yang ditemui dari hubungan kerja sama
tersebut adalah Short Time Forecast. Penyalur Kemasan memproduksi
kemasan minimal 12.000 m2, dari awal pencetakan silinder hingga
pengepakan membutuhkan waktu 3 minggu. Pembuatan kemasan tidak dapat
dihentikan ketika produksi sudah berlangsung. Sehingga dibutuhkan
ketelitian dan kejelian dari pihak Nestl Indonesia dalam menganalisa
permintaan pasar dan mengkorelasikan jumlah kemasan yang akan dipesan.
Namun sering terjadi fluktuasi permintaan dari pasar mengakibatkan Short
Time Forecast dari pihak PT Nestl Indonesia. Hal ini mengakibatkan
kemasan yang terlanjur dipesan menumpuk di gudang penyalur dan
mengakibatkan tambahan biaya penyimpanan barang. Disamping itu, sistem
penerimaan di PT Nestl Indonesia mengharuskan kemasan yang telah
diterima harus diuji ulang terlebih dahulu. Pengujian ulang tersebut
memerlukan waktu, biaya, dan tempat. Melalui analisa yang dilakukan
terhadap hubungan kerja sama yang terjalin maka diharapkan terdapat suatu
pemecahan masalah yang dapat meningkatkan taraf kerja sama di kedua belah
pihak.
B. METODE
Terdapat dua tahap yang dilakukan dalam penelitian ini yakni
penelusuran penerapan Total Quality Management di PT Nestl Indonesia
dan melakukan pemecahan masalah atau tantangan yang timbul dari
hubungan kerja sama antara PT Nestl Indonesia dengan Penyalur Kemasan.
Tahap tersebut lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2.
Langkah 1
Ringkasan Total
Quality Management
di PT NI
Tahap Penelusuran
Total Quality
Management
Penumpukan
Kemasan di Gudang
Langkah 2
Komitmen dan
Keterlibatan
Langkah 3
Kebijakan Perusahaan
Langkah 4
Langkah 5
Langkah 6
Optimalisasi Supplier
Quality Assurance
Tahap
Pemecahan
Masalah
Pemecahan Masalah
12
d. Perbaikan berkesinambungan
e.
13
analisa
dari
langkah
sebelumnya
dan
14
Penyalur
Perusahaan
Pengguna
akhir
Dinding tak terlihat
Perusahaan
Pengguna
Akhir
hanya
sebatas
pemasok
sedangkan
hubungan
antara
perusahaan dengan konsumen hanya sebatas jual beli. Hal ini berdampak
buruk karena kepuasan dari penyalur, perusahaan, maupun pengguna akhir
akan sulit terlihat. Pada rantai kontemporer tidak terdapat dinding pemisah,
namun terdapat daerah yang saling menimpa (overlapping area). Daerah
ini menunjukkan adanya bagian kerja sama positif, perusahaan mengetahui
apa yang konsumen inginkan dan akan meminta kepada penyalur untuk
mendapatkan bahan mentah atau kemasan sesuai spesifikasi yang
diinginkan.
6. Optimalisasi Supplier Quality Assurance
Langkah ini merupakan tindak-lanjut dari langkah sebelumnya.
Dilakukan analisa mengenai sistem pengaturan penyalur di PT Nestl
Indonesia kemudian ditelaah kemungkinan untuk memperbaharui sistem
yang ada tersebut sehingga masalah yang timbul dapat dipecahkan.
15
Tingkat kerja sama dan konsep kerja sama yang terjalin akan sangat
mempengaruhi langkah ini. Semakin erat tingkat kerja sama dari kedua
belah pihak maka akan semakin mudah pengimplementasian sistem
tersebut. Langkah ini terdiri dari 3 aktivitas, yaitu :
a.
16
awal
perkembangan,
PT
Nestl
Indonesia
selalu
akan
kualitas
dan
manajemen
yang
mengaturnya.
bahwa
produk
yang
diproduksi
dan
dikonsumsi
tidak
d. Pengimplementasian
mendapatkan
perbaikan
kepercayaan
dan
berkesinambungan
kesukaan
konsumen
untuk
dengan
untuk
menetapkan,
mengimplementasikan,
memantau,
dan
18
memperbaiki
proses
tersebut
sesuai
dengan
prinsip
perbaikan
masing
fungsi
dalam
unit
tersebut
akan
19
Waste
dengan
berkesinambungan
daya
melibatkan
saing
semua
dan
keunggulan.
pekerja.
Proses
Perbaikan
perbaikan
berkesinambungan mencakup :
a.
Purchasing Department
Departemen ini berfungsi mengkoordinasikan proses serta
aktivitas yang berkaitan dengan pencarian bahan (materials sourcing)
yakni seleksi penyalur dan mengkomunikasikan kualitas kemasan
20
pengembangan
produk
baru,
departemen
ini
harus
dengan
cara
bertanggung
jawab
dalam
praktek
ini
memiliki
peran
dalam
mengikuti
21
2. Penyalur Kemasan
Penyalur Kemasan memiliki satu divisi khusus yang menangani
langsung semua bentuk hubungan dengan perusahaan lain, yakni Sales
Representative. Sales Representative merupakan pintu dari semua
hubungan yang terjalin. Semua kegiatan dari perekrutan mitra baru,
penanganan isu, klaim pelanggan, ataupun masalah yang timbul akan
ditangani oleh divisi ini kemudian ditindaklanjuti oleh divisi lain yang
terkait. Penyalur Kemasan cukup kritis dalam menyeleksi rekan kerja yang
akan dilibatkan dalam hubungan bisnis. Adapun kriteria yang dilihat yaitu
;
a.
b. Pembayaran
Kemampuan dalam membayar merupakan awal dari sebuah hubungan
bisnis, keberlangsungan suatu bisnis tidak lepas dari adanya finansial
yang menyokongnya.
c.
Kreditabilitas
Kemampuan untuk membayar tanggungan tiap bulan.
C. KEBIJAKAN PERUSAHAAN
1. PT Nestl Indonesia
Kualitas dari produk hanya bisa diciptakan dari bahan yang tepat
serta berkualitas juga. Kualitas merupakan hasil dari usaha bersama, Nestl
Indonesia tidak dapat memenuhi tujuan kualitas serta memecahkan
masalah atau tantangan yang timbul tanpa bantuan rekan bisnis salah
satunya adalah Penyalur Kemasan. Penyalur Kemasan harus mengetahui
sejauh apa kemasan yang mereka pasok memenuhi persyaratan, Nestl pun
harus mampu mengkomunikasikan persyaratan yang dimilikinya
22
Nestl Indonesia
(2).
Pelanggan didahulukan
(3).
(4).
23
c.
(5).
(6).
keuntungan
kompetitif
yang
langgeng
terhadap
pertumbuhan
dan
keuntungan
perusahaan
(5). Mengembangkan kerja sama dengan penyalur yang menekankan
pada nilai dengan cara melampaui sifat tradisional yang hanya
berpatokan pada harga
(6). Meningkatkan rasa bersaing antar penyalur untuk memberikan
hasil yang terbaik
(7). Secara berlanjut memantau kinerja, ketahanan kerja, dan
kelangsungan hubungan dari penyalur
d. Quality System (Sistem Kualitas)
Sistem Kualitas Nestl merupakan tulang punggung dari sistem
kualitas di perusahaan ini. Sistem Kualitas ini memiliki unsur yang
mewakili aktivitas yang berkaitan dengan kualitas. Unsur tersebut
direkomendasikan untuk digunakan karena bersifat mandatory (wajib).
Terdapat dua unsur yang berhubungan yaitu:
24
(1). Penyalur
Operasi produksi bergantung pada sejumlah besar bahan,
berkisar dari bahan pertanian (kopi atau susu), bahan setengah jadi
(bubuk cokelat atau campuran vitamin), kemasan , hingga bahan
penunjang lainnya. Oleh karena itu PT Nestl Indonesia
bergantung pada sejumlah besar penyalur sehingga penyalur harus
dipertimbangkan sebagai bagian dari rantai suplai (Supply Chain).
Penyalur merupakan mitra kerja dan memiliki sumbangsih
yang nyata terhadap kesuksesan perusahaan. Untuk alasan
tersebut, perusahaan lebih menginginkan melakukan kerja sama
dengan penyalur tertentu yang dipilih secara seksama dengan
maksud mencapai sebuah hubungan kemitraan. Merupakan
kebijakan perusahaan untuk menawarkan bantuan teknis kepada
penyalur apabila hasil pengembangan terhadap kualitas dan
ketahanan dari bahan tersebut dapat meningkatkan nilai tambah.
PT Nestl Indonesia menciptakan sebuah pedoman dalam
mengatur hubungan kerja sama dengan penyalur yakni Sistem
Jaminan Kualitas Penyalur (Supplier Quality Assurance System)
yang menjabarkan garis besar persyaratan kualitas dan prosedur
tentang penilaian sebagai dasar untuk menjalin kemitraan dengan
penyalur. Sistem ini akan dijelaskan lebih lanjut pada bab
berikutnya.
Agar kemitraan dengan penyalur dapat terjalin dengan baik
perusahaan melalukan pertemuan yang rutin dan menjalin
komunikasi yang baik dengan pihak penyalur tersebut, agar dapat
bersama sama meninjau kinerja kualitas, menyelesaikan
masalah,
serta
mengembangkan
program
perbaikan
yang
berkesinambungan.
Penyalur bertanggung jawab untuk mengirimkan bahan
sesuai dengan spesifikasi yang diberikan serta menjamin bahwa
bahan tersebut bebas dari segala hal yang dapat membahayakan
atau zat beracun. Dalam semua kasus penyalur harus mampu
25
26
2. Penyalur Kemasan
Tidak terdapat penjelasan yang lebih rinci mengenai kebijakan
yang mengatur hubungan kerja sama. Namun dilihat dari kebijakan umum
kualitas dan tujuan untuk memenuhi kebijakan tersebut dapat dilihat
tersirat bahwa Penyalur Kemasan tersebut sangat memperhatikan
hubungan kerja sama yang terjalin. Berikut merupakan kebijakan kualitas
yang dimiliki oleh Penyalur Kemasan tersebut.
a.
27
keuntungan
per
departemen
dengan
pencegahan
terkirimnya
barang
rusak
dalam
pembuatan
prosedur
kualitas
dan
28
Kepuasan pelanggan
f.
29
www.intertek.com
30
31
32
Mulai
Penyalur
baru*?
Ya
Tidak
Kumpulkan informasi mengenai kinerja penyalur
lengkapi
kuesioner penyalur
Analisa resiko
bahan
Perbaharui
kuesioner penyalur
periksa
aspek bisnis
Perbaharui
aspek bisnis
Penilaian di
Ya
tempat
dibutuhkan?
tentukan
cakupan
penilaian
Siapkan
rencana
penilaian
Pilih
tim
Awali penilaian
Tidak
Tidak
Ya
Penyalur disetujui?
Ya dengan
kondisi
Tandai penyalur
tidak disetujui
Tindaklanjuti
kegiatan koreksi
Masukkan penyalur
dke daftar persetujuan
Tinjau ulang
i suplai
i
Perbaharui
database penyalur
Berhenti
33
34
penyalur
dapat
diizinkan
dengan
beberapa
35
hasil
audit
penyalur,
Quality
Performance
Indicator),
yaitu
PPI
ketepatan
kepercayaan
terhadap
penyalur,
yakni
tingkat
36
kemasan yang
langsung dengan
namun bukan
sensitif.
Bahan kemasan kemasan yang
resiko rendah
kontak langsung
produk
untuk
kontak Kaleng
produk produk sterilisasi
produk
tidak Karton
dengan pengiriman
37
Lembaran Spesifikasi
Perluasan dari lembaran spesifikasi merupakan aktivitas dari
Kelompok Lintas Fungsi ;
(1). Pengaturan isi dari lembaran spesifikasi merupakan hasil
kolaborasi antara Quality Assurance, Purchasing, Regulatory
dan Manufacturing Department serta Packaging Department
(untuk bahan yang bersangkutan).
(2). Jika penulisan spesifikasi didesentralisasikan di pabrik, maka
Quality Assurance Department harus dapat bertanggung jawab
jika terjadi isu dan siap melakukan tinjauan ulang
(3). Umumnya lembaran spesifikasilah yang akan dikomunikasikan
oleh Purchasing Department kepada pihak penyalur.
Perlu dipastikan tidak terjadi duplikasi pada spesifikasi yang
dibuat. Pembuatan spesifikasi harus mengacu kepada MDR (Material
Data Repository) yang merupakan kumpulan data mengenai
38
39
b. Ketentuan Lain
Selain
spesifikasi
terdapat
ketentuan
lain
yang
harus
berlangsung
misalnya
sertifikat
analisis,
sertifikat
40
Seleksi
Penyalur
Input
Kontrak
Technical
Requirements
Spesifikasi
Proses audit
Input
MDR
General Quality
Assurance
Requirements
Dokumentasi
Jaminan Kualitas
Pengesahan
penyalur
Pesanan
Pembelian
Penerimaan
Rencana
Inspeksi
Analisis
Keputusan
Kemasan
digunakan
dalam produksi
41
Peran
B
B
B
K
B
K
42
kedua
belah
pihak.
PT
Nestl
Indonesia
akan
lebih
mudah
berikutnya
merupakan
tahap
pengimplementasian.
43
MDR
KLF
Pembentukan
Spesifikasi
Penyalur
terpilih
SQA
Pembuatan
Kontrak
Pemesanan
Kemasan
Keterangan
MDR : Material Data Repository
KLF : Kelompok Lintas Fungsi
SQA : Supplier Quality Assurance
Penerimaan
Kemasan
Penggunaan
Kemasan
dalam
Produksi
perbaikan
berkesinambungan
dengan
mengurangi
44
45
A. KESIMPULAN
Penerapan Total Quality Management di PT Nestl Indonesia
terangkum dalam Sistem Manajemen Kualitas yang meliputi proses
pengembangan produk hingga produk tiba di tangan konsumen. Pengaturan
penyalur terangkum dalam Supplier Quality Assurance System yang terbagi
menjadi dua hal pokok yakni Pengaturan Penyalur dan Jaminan Penanganan
Bahan.
Sistem pengaturan penyalur yang diterapkan oleh pihak Nestl
Indonesia telah mencakupi pemilihan penyalur hingga evaluasi kinerja
penyalur sesuai dengan yang dijelaskan Heinritz et al. (1991). Berdasarkan
Oakland (1993) jenis tingkatan yang diberikan oleh Nestl Indonesia kepada
Penyalur Kemasan tersebut adalah full approval. Sedangkan berdasarkan
partnering concept yang dikemukakan oleh Goetsch dan Davis (1997),
hubungan antara Nestl Indonesia dan Penyalur Kemasan ini termasuk jenis
ke dua (Contemporary Relations : Supplier Customer Chain).
Jaminan dalam pemenuhan kualitas produk ditunjukkan dengan
pemenuhan spesifikasi, General Quality Assurance Requirement, dan
Technical Requirement yang diberikan oleh PT Nestl Indonesia kepada
Penyalur Kemasan. Hal ini diyakinkan dengan kinerja Penyalur Kemasan
terhadap PT Nestl Indonesia diatas 95 % (berdasarkan KPI) dan tingkat
kepercayaan yang tinggi dari penyalur tersebut.
Fluktuasi jumlah kemasan dalam penyimpanan akibat dari Short Time
Forecast dari pihak PT Nestl Indonesia dapat diatasi dengan pengoptimalan
pengontrolan kualitas di pihak Penyalur Kemasan. Melalui pengikutsertaan
Penyalur Kemasan dalam pembuatan spesifikasi akan lebih memudahkan
Penyalur Kemasan memahami kriteria penting yang akan dicantumkan dalam
sertifikat analisis. Sertifikat analisis tersebut akan dijadikan garansi dalam
penerimaan barang awal, sehingga bahan kemasan bisa segera digunakan.
B. SARAN
Sistem yang telah tercipta diatas dapat diterapkan ke penyalur
kemasan lainnya, namun sebelumnya harus dilakukan pengoptimalan
Supplier Quality Assurance System di kedua belah pihak sehingga dapat
diketahui kesiapan untuk pengimplementasian sistem tersebut. Spesifikasi
dari kemasan diperbaharui secara dinamis dari pihak PT Nestl Indonesia.
Pada dasarnya pihak Penyalur Kemasan sudah dapat mengantisipasi hal ini.
Namun dalam sistem yang baru dibuat tersebut belum terdapat rincian tahap
jika spesifikasi kemasan diubah. Diperlukan sistem yang lebih terintegritas
dan terperinci sehingga jika spesifikasi kemasan diubah sewaktu waktu
akan terdapat penjelasan lanjut seperti mengenai perlu tidaknya persetujuan,
pengujian ulang, ataupun pembuatan kontrak baru. Selain hal diatas,
dibutuhkan pula penelitian lebih lanjut dari sisi ilmu yang berbeda untuk
meningkatkan hubungan kerja sama tersebut ke arah yang lebih tinggi,
misalnya dari sisi ilmu engineering atau mekanika.
47
DAFTAR PUSTAKA
Dubrin, A.J dan Ireland, R.D. 1993. Management and Organization (2nd ed).
South Western Publishing Co, Ohio (USA).
Encarta. 2004. Encyclopedia packaging. Microsoft Corporation.
Food Packaging.[www.wikipedia.com].16 september 2007
Goetsch, D.L dan Davis, S.B. 2000. Quality Management : Introduction to Total
Quality Management for Production, Processing, and Services. Prentice
Hall, New Jersey.
Heinritz, S., Paul V.F.,Larry G , dan Michael K. 1991. Purchasing : Principles and
Application (8th ed). Prentice Hall International. UK
Holt, D.H.1990. Management : Principles and Practices. Prentice Hall, New
Jersey.
ISO-9001 : 2000.2000. Quality Management System. European Standard.
Monks, J.G. 1995. Operation Management. The McGraw Hill Companies, Inc.
New York.
Oakland, J.S. 1993. Total Quality Management : The Route to Improving
Performance. Butterworth-Heinemann Ltd, London.
Poirier, C.C. dan WF. Houser. 1993. Business Partnering for Continuous
Improvement. Di dalam : Goetsch D.L dan Davis S.B. Quality
Management : Introduction to Total Quality Management for Production,
Processing, and Services. Prentice Hall. P : 134 - 136 .
Rampersad, H.K. 2001. Total Quality Management : An Excutive Guide to
Continuous Improvement. Springer, Berlin.
Regulation on Food Contact Packaging. [www.intertek.com].28 agustus 2007
Syarief, R. dan S. Santausa. 1992. Teknologi Pengemasan Pangan. Penerbit Buku
Kedokteran ARCAN, Jakarta.
Wibowo, M .2004. Efisiensi Perusahaan Melalui Penerapan Manajemen Proses
Bisnis.PT Grasindo, Jakarta.
48