JUDUL
SKRIPSI
JUDUL
HUBUNGAN ANTARA POSISI DEFEKASI DENGAN DURASI
DEFEKASI PADA ANAK USIA 5-10 TAHUN
NIM
: 030.2011.157
Program Studi
: Sarjana kedokteran
Alamat Korespondensi
Telepon/Mobile
: 022-87241021 / 087885616090
: jioestefanus@gmail.com
Judul skripsi
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah benar-benar
merupakan hasil karya ilmiah saya sendiri. Skripsi ini belum pernah diajukan
sebagai suatu karya ilmiah untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau
keseluruhan skripsi ini merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan SK Permendiknas No. 17
tahun 2010 tentang pencegahan dan penanggulangan plagiat di perguruan tinggi.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, agar dapat dimanfaatkan
sebagaimana mestinya.
Jakarta,....................... 20......
030.2011.157
PERSETUJUAN
Skripsi
Judul:
HUBUNGAN ANTARA POSISI DEFEKASI DENGAN DURASI
DEFEKASI PADA ANAK USIA 5-10 TAHUN
Pembimbing
PENGESAHAN SKRIPSI
Judul:
Anggota Penguji I
Nama :
NIK
Anggota Penguji II
Nama :
NIK
:
Jakarta,
Dekan FK Trisakti
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan kemurahannya
peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Hubungan Antara Posisi
Defekasi dengan Durasi Defekasi. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah
memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan studi tingkat S-1 Sarjana Kedokteran
di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.
Gangguan pencernaan berupa konstipasi telah menjadi masalah yang tidak
memandang usia, suku bangsa ataupun jenis kelamin. Prevalensi terjadinya
konstipasi semakin meningkat seiring perubahan gaya hidup manusia di zaman ini
dan telah menghabiskan begitu banyak biaya dan sumber daya kesehatan,
sehingga patut menjadi perhatian para tenaga medis maupun masyarakat awam.
Pada anak usia sekolah prevalensi konstipasi juga cukup tinggi karena berbagai
alasan seperti makanan sampai kebiasaan anak. Salah satu pendekatan pencegahan
konstipasi pada penelitian ini adalah dengan mempercepat durasi defekasi dengan
mengembalikan posisi defekasi pada posisi alaminya yaitu jongkok.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti bermaksud melakukan penelitian mengenai
hubungan antara posisi defekasi dengan durasi defekasi pada anak usia 5-10 tahun.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat luas dan
terlebih pada lembaga pendidikan primer agar dapat lebih mengetahui tentang kesehatan
pencernaan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian yang dilakukan.
Oleh karena itu peneliti meminta maaf sebesarnya dan sangat mengharapkan kritik dan
saran.
Penulis
DAFTAR ISI
7
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN......................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................iv
UCAPAN TERIMAKASIH.................................................................................v
KATA PENGANTAR.........................................................................................vi
DAFTAR ISI......................................................................................................vii
DAFTAR TABEL................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xii
ABSTRAK BAHASA INDONESIA................................................................xiii
ABSTRAK BAHASA INGGRIS.....................................................................xiv
BAB 1: PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1
Latar belakang.....................................................................................1
1.2
Perumusan masalah.............................................................................3
1.3
Tujuan penelitian.................................................................................3
1.4
Hipotesa penelitian..............................................................................3
1.5
Manfaat penelitian...............................................................................3
2.1 Tinjauan
Pustaka.....................................................................................
4
2.1.1
4
2.1.2
4
2.1.3
5
2.1.4
6
2.1.5
7
2.1.6
Pemeriksaan konstipasi.............................................................
8
2.1.7
Tatalaksana konstipasi...............................................................
9
2.1.8
Pencegahan konstipasi...............................................................
11
2.1.9
12
2.1.10
14
2.2 Kerangka teori.......................................................................................
15
2.3 Ringkasan pustaka.................................................................................
16
BAB III: KERANGKA KONSEP & DEFINISI OPERASIONAL..............
18
3.1 Kerangka konsep...................................................................................
18
Variabel bebas............................................................................19
3.2.2
Variabel terikat...........................................................................20
Lokasi penelitian.......................................................................
21
4.2.2
Waktu penelitian........................................................................
21
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian.............................................................
21
4.3.1
Populasi penelitian.....................................................................
21
4.3.2
Sampel penelitian......................................................................
21
4.3.3
Penghitungan sampel.................................................................
22
4.4 Bahan dan instrumen penelitian............................................................
23
4.5 Analisis data...........................................................................................
4.5.1
23
Analisis univariat.......................................................................
23
4.5.2
Analisis
bivariat..........................................................................
24
4.6 Alur kerja penelitian..............................................................................
24
10
....................................................................................................
40
11
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Ringkasan pustaka.........................................................................
16
Tabel 3.1
Variabel bebas................................................................................
19
Tabel 3.2
Variabel terikat...............................................................................
20
Tabel 4.1
Jadwal penelitian............................................................................
26
Tabel 5.1
Karkteristik subjek.........................................................................
28
Tabel 5.2
28
Tabel 5.3
30
12
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ilustrasi perbedaan posisi otot puborektalis saat jongkok dengan saat
duduk................................................................................................
13
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Pembiayaan penelitian...................................................................
43
14
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
15
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA POSISI DEFEKASI DENGAN DURASI
DEFEKASI PADA ANAK USIA 5-10 TAHUN
Latar belakang
Konstipasi fungsional banyak terjadi pada anak-anak usia sekolah. Untuk itu
usaha pencegahan terhadap konstipasi fungsional sangat perlu dilakukan Salah
satu pendekatan untuk mencegah konstipasi yang masih jarang ada penelitiannya
adalah perubahan posisi defekasi dari duduk menjadi jongkok. Sebelumnya telah
ada penelitian yang dilakukan mengenai hal ini pada orang dewasa muda hingga
usia lanjut, akan tetapi belum pernah dilakukan penelitian pada anak-anak. Maka
peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui
hubungan antara posisi defekasi dengan durasi defekasi pada anak-anak.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan studi observasional yang
mengikutsertakan 29 anak di panti asuhan yang terletak di Jakarta Barat. Data
yang dikumpulkan meliputi usia, jenis kelamin, posisi defekasi dan durasi
defekasi untuk menemukan hubungan antara usia, jenis kelamin dan posisi
defekasi dengan durasi defekasi. Pengukuran durasi defekasi dilakukan dua kali
untuk setiap subjek masing-masing satu kali pada posisi duduk dan jongkok. Uji
yang digunakan adalah uji-T independen dengan tingkat kemaknaan kurang dari
0,05
Hasil
Ditemukan hubungan yang bermakna antara posisi defekasi dengan durasi
defekasi (p=0,000). Namun tidak ditemukan hubungan bermakna antara usia
dengan durasi defekasi(p=0,484) dan jenis kelamin dengan durasi
defekasi(p=0,204)
Kesimpulan
Ada hubungan antara posisi defekasi dengan durasi defekasi dan tidak
menunjukan adanya hubungan antara usia dan jenis kelamin dengan durasi
defekasi.
Kata Kunci: Konstipasi, durasi, defekasi, posisi
ABSTRACT
16
Background
Functional constipation has a high prevalence in school-age children, thus the
prevention of functional constipation effort is necessary. One approach to prevent
constipation which is still not well known is the change in the position of
defecation from sitting to squatting. Previous research has done on this in the
young adult to old age , but no research on children has been done. So, researcher
feel the need to do a research in order to know the relationship between the
position of the duration of defecation defecation in children .
Method
This research is an analytic observational study involving 29 children in the
orphanage , located in western Jakarta. The collected data consists of age, gender,
defecation position and defecation duration Measurements of defecation duration
performed twice for each subject each one in a sitting position and squatting
position. The method used is T-Test Independent with a significance level less
than 0.05
Result
Data were analyzed by independent t-test. Found a strong relationship between the
position of defecation defecation duration ( p = 0.000 ), but no relationship
between defecation duration and age (p=0,484) and between defecation duration
and gender (p=0,204)
Conclusion
This study shows a relationship between defecation position and duration but no
relationship between age; gender and defecation duration
17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Konstipasi pada anak merupakan masalah klinis yang perlu
mendapat perhatian. Alasan dari pernyataan di atas adalah tingginya
kejadian konstipasi pada anak, pada suatu artikel ilmiah yang ditulis Sian
dikatakan bahwa 5-30% anak menderita konstipasi fungsional.(1) Prevalensi
yang cukup tinggi tersebut kemungkinan disebabkan perubahan gaya
hidup anak, karena menurut suatu studi yang dilakukan oleh Misra dkk,
konstipasi sering terjadi pada anak yang memiliki Indeks Massa Tubuh
(IMT) di atas nilai ideal,(2) hal ini juga dipertegas oleh studi yang
dilakukan oleh Skelton dkk
(3)
1.2
Perumusan masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas dapat
dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Apakah ada hubungan antara posisi defekasi dengan durasi
defekasi pada anak usia 5-10 tahun?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan umum: Mensosialisasikan posisi defekasi yang lebih sehat.
Tujuan khusus: Mengetahui adanya hubungan antara posisi defekasi
dengan durasi defekasi.
2.2
1.
Hipotesis Penelitian
Ada hubungan antara durasi defekasi dengan posisi defekasi pada anak usia
5-10 tahun.
2.
3.
2.3
Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Anatomi dan histologi saluran pencernaan
Sistem pencernaan manusia dimulai dari rongga mulut hingga
rektum yang merupakan akhir dari usus. Usus manusia pada dasarnya
terbagi menjadi dua bagian berdasarkan fungsi dan histologinya masingmasing. Dua bagian yang dimaksud adalah usus kecil dan usus besar. Usus
kecil dibagi lagi menjadi duodenum, jejunum dan ileum. Usus besar terdiri
atas: sekum, apendiks, kolon ascenden, kolon transversum, dan kolon
desenden.(12) Lumen usus terdiri dari empat lapisan jika ditinjau secara
histologis. Empat lapisan usus yang pertama dan yang paling dekat dengan
lumen adalah lapisan mukosa yang terdiri dari sel epitel, sel goblet dan
terdapat juga pembuluh darah. Lapisan yang kedua adalah lapisan submukosa. Lapisan yang ketiga adalah lapisan otot yang dibagi lagi menjadi
dua bagian yaitu otot sirkuler dan longitudinal, otot longitudinal berfungsi
untuk menekan feses menuju ke usus bagian distal. Lapisan yang paling
luar disebut lapisan adventisia, terdiri dari jaringan ikat serosa dan
peritoneum.(13)
2.1.2
terjadi
kontraksi.
Aktivitas
kanal
pacemaker
diatur
oleh
Riwayat menahan buang air besar dengan sengaja. (16) Konstipasi organik
adalah konstipasi yang disertai kelainan organ. Banyak kemungkinan yang
bisa menyebabka mn konstipasi organik, masalah bisa datang dari lumen
usus contohnya adalah tumor, divertikulitis, peradangan mukosa usus.
Masalah juga bisa datang dari saraf yang menginervasi lapisan muskular
pada usus contohnya adalah penyakit Hirschprung. Menurut data
epidemiologi suatu studi, konstipasi fungsional pada anak mencapai angka
36%
(17)
pada anak bukanlah masalah pada organ tetapi lebih kepada masalah
psikososial seperti latihan buang air yang terlalu keras dari orang tua,
stresor sosial pada anak atau bisa juga karena pengalaman defekasi yang
menyakitkan akibat penyakit organik yang lalu.(18) Seluruh faktor di atas
akan menyebabkan anak menjadi enggan untuk melakukan defekasi,
sehingga terjadilah gejala dari slow transit constipation, di mana terjadi
penyerapan air yang berlebihan pada feses yang menjadi keras. Ini
merupakan awal dari sebuah lingkaran setan, karena feses anak yang
keras akan menimbulkan keengganan anak untuk melakukan defekasi.
2.1.5 Komplikasi dari konstipasi
Akibat dari terjadinya lingkaran setan yang telah dijelaskan di
atas adalah komplikasi-komplikasi yang bisa mempengaruhi masa depan
sang anak. Menurut sebuah penelitian di amerika ada dua komplikasi
jangka panjang yang dapat terjadi yaitu Inflammatory Bowel Syndrome
(IBS) dan konstipasi. Pada penelitian tersebut, terjadinya komplikasi IBS
pada dewasa muda yang masa kecilnya mengalami konstipasi fungsional
menunjukan angka yang cukup tinggi yaitu 55%, di mana terdapat
perbedaan sekitar 30% jika dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu
dewasa muda yang pada masa kecilnya tidak mengalami konstipasi
fungsional.(4) Terjadinya konstipasi sebagai komplikasi, menurut penelitian
Khan dkk (4) menunjukan perbedaan yang tidak signifikan antara kelompok
kasus dan kontrol, yaitu kelompok kontrol sebesar 23,5% dan kelompok
7
(19)
konstipasi terjadi saat usia dewasa pada 25% orang yang saat masa
kecilnya menderita konstipasi fungsional. Menurut kriteria Rome III
mengenai IBS, harus mencakup dua poin berikut: Adanya rasa tidak
nyaman pada daerah abdomen, bisa juga rasa sakit yang mempunyai
karakter sebagai berikut yang minimal dipenuhi dua dari tiga karakter
berikut: membaik dengan defekasi, onset gejala berhubungan atau
merubah frekuensi defekasi, onset gejala berhubungan dengan atau
merubah bentuk dari feses; Tidak ditemukan adanya kelainan yang
berkenaan dengan inflamasi, anatomi, neoplasma dan metabolic yang
menjelaskan mengenai gejala yang dialami oleh subjek yang bersangkutan.
Perlu diperhatikan bahwa jika melihat kriteria di atas, pada IBS tidak
terdapat kelainan organik, berbeda dengan IBD yang menunjukan
inflamasi atau ulserasi pada mukosa kolon. Alasan mengapa hal ini perlu
diperhatikan adalah agar para klinisi lebih waspada dan tidak mengabaikan
jika terjadi gejala rasa nyeri dan tidak nyaman pada daerah abdomen tanpa
ditemukan adanya kelainan organik.(20)
2.1.6 Pemeriksaan konstipasi
Untuk mencegah terjadinya komplikasi tersebut maka ada 3 hal
yang harus diperhatikan yaitu penilaian, penatalaksanaan dan pencegahan
pada anak yang mengalami konstipasi. Penilaian yang baik pada dasarnya
meliputi anamnesis yang teliti, pemeriksaan fisik, laboratorium dan
penunjang jika diperlukan. Anamnesis yang teliti meliputi onset terjadinya
konstipasi, konsistensi tinja, gejala mengejan keras saat defekasi, riwayat
gizi anak terutama asupan cairan dan makanan yang kaya akan serat, obatobatan yang diminum.(21) Perlu juga ditanyakan mengenai gejala-gejala
yang sering terjadi pada konstipasi pada anak meliputi: tidak konsistennya
frekuensi defekasi sehari; rasa nyeri abdomen saat defekasi; inkontinensia
fekal; adanya manuver untuk menahan feses yang akan keluar; darah pada
feses; gejala enuresis. Pemeriksaan fisik yang baik pada konstipasi anak
meliputi anthropometri atau status gizi lainnya karena ada penelitian yang
8
yang
baik
pada
umumnya
tidak
mendahulukan
(22)
dan pada akhirnya salah pada penanganan penyakit anaknya, juga perlu
ditekankan bahwa jarang sekali adanya masalah organik atau penyakit
penyerta pada kasus konstipasi anak agar orang tua tidak panik. Selain
orang tua, lingkungan anak pun harus masuk dalam pertimbangan untuk
diedukasi, misalnya sekolah anak, jangan sampai anak dipermalukan di
sekolah jika terjadi inkontinensia akibat terjadinya konstipasi.
9
Tatalaksana farmakologis diperlukan karena tatalaksana nonfarmakologis terkadang tidak cukup membantu, tatalaksana farmakologis
meliputi: terapi disimpaksi; terapi laksatif atau maintenance. Terapi
disimpaksi terdiri dari 2 kata yaitu dis yang berarti lawan atau
ketidaksetujuan dan impaksi berasal dari kata impact yang berarti akibat,
jika digabungkan kedua kata tersebut arti dari disimpaksi adalah
perlawanan kepada akibat yang ditimbulkan oleh feses yang menyumbat
rektum . Tujuan terapi disimpaksi adalah untuk mengeluarkan feses yang
sudah mengeras di kolon, namun setelah itu tetap perlu pemeriksaan untuk
mencari kelainan organik atau fungsional yang mendasari. Menurut Stovel,
dkk (23) obat lini pertama yang cocok untuk anak dengan impaksi fekal akut
adalah larutan Poliethilen Glikol oral dengan alasan tidak menimbulkan
kelainan elektrolit dan tidak menyebabkan gangguan fungsi ginjal.
Beberapa studi mengenai efektifitas dan keamanan dari larutan PEG juga
dikaji oleh Kinservik dkk
(24)
(25)
10
(26)
(10)
Gambar 2.1
Ilustrasi perbedaan posisi otot puborektalis saat jongkok dengan saat duduk
Sumber: http://www.medscape.org/viewarticle/544467_4(29)
13
14
Lifestyle
Gangguan metabolik Gangguan organik
Posisi defekasi
Konstipasi
15
Desain
Kohort
Subjek
Jumlah Subjek: 28 (14
Variabel
Variabel bebas:
pria; 14 wanita)
3 Posisi defekasi
diperlukan pada
(duduk, duduk
Lama
Hasil
Waktu defekasi yang
singkat dibandingkan
penyanggah
kaki, jongkok)
Rata-rata durasi
defekasi pada posisi
jongkok adalah 51
detik, sedangkan
pada posisi duduk
adalah 130 detik.
Perbedaan statistikal
durasi defekasi dan
16
Variabel terikat:
sensasi subjektif
-Durasi defekasi
tingkat kesulitan
defekasi antara 2
-Sensasi defekasi
kelompok cukup
signifikan dengan
P<0,0001
17
BAB III
KERANGKA KONSEP dan DEFINISI OPERASIONAL
3.1
Kerangka konsep
Konsep pada penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang selama
penelitian dapat diubah untuk menetukan hubungannya dengan variabel
tergantung. Variabel tergantung adalah variabel yang hasilnya bergantung
pada variasi dari variabel bebas, kedua variabel berusaha untuk dibuktikan
hubungannya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah posisi saat
defekasi dan variabel tergantungnya adalah durasi defekasi. Kerangka
konsep penelitian dapat dilihat pada bagan di bawah ini:
Variabel bebas
Variabel terikat
Usia
Posisi
defekasi
Durasi
defekasi
Jenis
Kelamin
18
3.2
Definisi Operasional
3.2.1
Variabel Bebas
Tabel 3.1
Variabel bebas
No Variabel
1
Posisi defekasi
Definisi
Alat ukur
Cara ukur
Hasil ukur
Skala
Referensi
Wawancara
1: Jongkok
Nominal
KBBI
Nominal
Kamus
2: Duduk
Jenis kelamin
Kuesioner
Wawancara
Umur
1: Laki-laki
2: Wanita
Kuesioner
Wawancara
Angka
dalam tahun
Oxford
Rasio
Kamus
Oxford
19
3.2.2
Variabel Terikat
Tabel 3.2
Variabel terikat
No Variabel
Definisi
Alat ukur
Cara ukur
Hasil
Skala
Referensi
Lamanya
Stopwatch
Pemeriksaan
Angka dalam
Rasio
KBBI
Durasi defekasi
defekasi
satuan detik
berlangsung
20
BAB IV
METODE
4.1 Desain penelitian
Penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan metode studi
observasional. Sifat analitik berarti penelitian ini mencari hubungan antara
variabel bebas dengan variabel tergantung. Studi observasional berarti
peneliti tidak melakukan intervensi apapun dan hanya mengamati dalam
proses pengumpulan data. Penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah
ada hubungan antara posisi defekasi dengan durasi defekasi pada anak usia
5-10 tahun. Cara pengumpulan data yang dipilih adalah cara cross
sectional (potong lintang).
4.2
Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan pada panti-panti asuhan di daerah Jakarta
Pusat.
4.2.2
Waktu penelitian
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Agustus 2014 hingga
Oktober 2014
Populasi penelitian
Anak penghuni panti asuhan daerah Jakarta Pusat.
4.3.2
Sampel penelitian
Anak penghuni panti asuhan daerah Jakarta Pusat yang berusia 510 tahun dan memenuhi kriteria inklusi. Sampel dipilih dengan cara
21
( Z + Z ) S
N=2
X 1X 2
N= Besar sampel
Z= Deviat baku alfa
Z= Deviat baku beta
S= Simpang gabungan
X1-X2= Selisih rata-rata yang dianggap bermakna
Proses penghitungan:
( 1,645+1,645 ) 71,834
N=2
11451
N=28,135
22
pada
penelitian
ini
diperoleh
dengan
pemeriksaan
23
tergantung yaitu durasi defekasi dalam satuan detik dari dua kelompok
posisi defekasi.
t=
Sp
Xa = rata-rata kelompok a
Xb = rata-rata kelompok b
Sp = Standar Deviasi gabungan
Sa = Standar deviasi kelompok a
Sb = Standar deviasi kelompok b
na = banyaknya sampel di kelompok a
nb = banyaknya sampel di kelompok b
Seleksi sampel
penelitian
Pengumpulan data variabel
tergantung
24
Analisis data
Pelaporan dan
presentasi
Keterangan:
Pengumpulan data penelitian dilakukan langsung di lokasi penelitian oleh
peneliti dengan mendata jumlah dan nama anak yang berusia 5-10 tahun dengan
mengambil data sekunder dari panti asuhan. Setelah data terkumpul, pemeriksaan
dimulai dengan wawancara. Untuk anak yang kooperatif, wawancara dilakukan
langsung dengan anak tersebut namun jika memungkinkan anak tidak kooperatif,
wawancara dilakukan dengan pembina panti. Dalam wawancara, akan
diatanyakan apakah anak sedang mengalami gejala diare dan konstipasi. Anak
yang memenuhi kriteria sebagai responden akan didata. Selanjutnya peneliti akan
menjelaskan kepada pembina panti asuhan mengenai tujuan dan maksud
penelitian serta prosedur pengambilan data. Setelah pembina panti asuhan
mengerti dan menyetujui penelitian ini, peneliti akan meminta pembina panti
untuk mengisi informed consent mewakili anak yang akan diperiksa karena
usianya belum kompeten.
Pengambilan data dimulai dengan pengarahan mengenai cara menghitung
durasi defekasi kepada pegawai panti. Pengumpulan data selanjutnya akan
diwakilkan oleh pegawai panti. Cara pengukuran yang digunakan berdasarkan
cara pengukuran yang dilakukan peneliti terdahulu, saat anak merasa ingin buang
air besar, anak akan diminta untuk memberi aba-aba saat mulai mengejan agar
waktu mulai dihitung. Setelah anak sudah selesai, maka anak diminta memberi
aba-aba kembali agar penghitungan dihentikan. Waktu yang didapat dicatat di
dalam buku log yang berisikan nama anak, usia, waktu defekasi yang diperlukan
serta posisi defekasi.
4.7 Etika Penelitian
25
Penelitian ini akan dilakukan setelah mendapat persetujuan kaji etik dari
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. Sebelum pengambilan data dimulai,
akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai maksud dan tujuan penelitian yang akan
dilakukan serta permohonan bantuan kepada responden untuk mengikuti
penelitian ini. Penjelasan ini diberikan kepada anak panti yang selaku responden.
Setelah diberikan penjelasan yang cukup dan responden mengerti maksud dari
penelitian, maka akan diminta persetujuan tertulis (informed consent) dari
responden untuk ikut serta sebagai subyek dalam penelitian secara sukarela.
Dijelaskan juga kepada responden bahwa data yang diperoleh ini dijamin
kerahasiaannya oleh penulis dan semata-mata digunakan hanya untuk kepentingan
penelitian.a
4.8 Penjadwalan Penelitian
Waktu
Juli 2014
Kegia
tan
Agustus
September
2014
Oktober
2014
November
2014
Desember 2014
Januari 2015
2014
M1
M2
M3
M4
M1
M2
Penyusun
an BAB
1
Penyusun
an BAB
2
Penyusun
an BAB
3 dan 4
Ujian
Pengump
ulan data
Analisa
data
Penyusun
an skripsi
Laporan
skripsi
Tabel 4.1
Jadwal Penelitian
26
M3
M4
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Proses pengambilan data
Pada tahap ini data dikumpulkan di Panti Asuhan di daerah Jakarta Barat
pada tanggal 17 Oktober 2014 sampai dengan 20 Desember 2014. Pengambilan
data yang dilakukan meliputi penghitungan durasi buang air besar dan pencatatan
pada formulir hasil. Dari total 63 anak panti asuhan didapatkan 29 orang anak
yang memenuhi kriteria rentang usia penelitian yaitu usia 5-10 tahun dan sedang
tidak mengalami gangguan pencernaan. Pengambilan data berjalan lancar
meskipun ada pengukuran yang harus diulang akibat kesalahan teknis.
5.2 Hasil analisis univariat dan bivariat
Sebelum dipaparkan mengenai hasil yang didapatkan dari variabelvariabel yang terkait dengan durasi buang air besar, berikut akan dipaparkan
mengenai karakteristik subjek penelitian dan uji deskriptif statistik yang
digunakan. Karakteristik subjek antara lain meliputi Usia, jenis kelamin, jumlah
subjek yang ikut penelitian. Nilai uji deskriptif statistik yang digunakan adalah
nilai rata-rata (mean). Berikut adalah tabel yang memuat hasil analisis univariat.
Tabel 5.1
Karakteristik subjek
Variabel
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Usia
5 -7 tahun
8 -10 tahun
Jumlah
Persentase (%)
10
19
34,48
65,52
14
15
48,26
51,74
27
Tabel 5.2
Nilai mean variabel tergantung
Variabel bebas
Posisi defekasi
1. Jongkok
2. Duduk
Jenis kelamin
1. Wanita
2. Pria
Usia
1. 5-7 tahun
2. 8-10 tahun
Nilai p
0,000(*) (x)
110,17 detik
155,38 detik
0,204(x)
127,47 detik
142,85 detik
0,484(x)
136,96 detik
128,87 detik
28
136,96 detik untuk kelompok usia 5-7 tahun dan 128,87 detik untuk kelompok
usia 8-10 tahun. Walaupun masing-masing variabel bebas menunjukan adanya
perbedaan dalam rerata durasi defekasi, namun perlu dicari hubungan antara
keduanya apakah variabel bebas benar-benar mempengeruhi variabel terikat atau
tidak.
Dari tabel juga dapat dilihat nilai p dari masing-masing variabel. Dapat
dilihat bahwa variabel posisi defekasi memiliki hubungan bermakna dengan
durasi defekasi, sedangkan usia dan jenis kelamin tidak memiliki hubungan
bermakna.
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan analisa univariat
Pada penelitian ini, subjek penelitian terdiri dari 19 orang anak perempuan
dan 10 orang anak laki-laki, perbedaan jumlah yang terlihat semata-mata
dikarenakan keinginan dari subjek wanita yang lebih untuk berpartisipasi dan
jumlah penghuni panti wanita yang lebih banyak dibandingkan laki-laki. Usia
subjek penelitian yang jumlah anaknya paling banyak adalah 10 tahun dan yang
paling rendah adalah 5 tahun, perbedaan jumlah ini disebabkan karena anak yang
berusia 10 tahun memiliki jam sekolah pada siang hari sehingga lebih mudah
untuk diikutkan dalam penelitian, sedangkan subjek yang berusia 5 tahun banyak
yang tidak bersedia berpartisipasi karena faktor perasaan takut, sehingga
jumlahnya sedikit walaupun belum bersekolah.
Jika dilihat dari perbedaan rata-rata durasi defekasi dari masing-masing
variabel bebas yaitu posisi defekasi, usia dan jenis kelamin, terdapat perbedaan
yang cukup signifikan. Pertama, dari variabel posisi defekasi menunjukan
perbedaan 45,2 detik dari rata-rata durasi defekasi, di mana posisi jongkok
menghasilkan durasi yang lebih singkat. Hanya ada 4 subjek yang ternyata
memerlukan waktu defekasi lebih lama saat berjongkok, hal ini kemungkinan
29
disebabkan karena ada faktor lain yang mempengaruhi dari asupan cairan sampai
faktor psikologis subjek. Hasil perbedaan rata-rata durasi defekasi ini sejalan
dengan penelitian oleh Sikirov10 yang pada penelitian terdahulunya mendapati
perbedaan rata-rata durasi defekasi sebesar 78,6 detik di mana posisi jongkok
menghasilkan rata-rata durasi yang lebih singkat dibandingkan posisi duduk pada
ketinggian 40 cm. Hasil penelitian ini juga membuktikan kebenaran teori yang
mengatakan bahwa semakin fleksi posisi sendi panggul seseorang, semakin rileks
otot puborektalis, semakin lurus juga sudut dari sudut anorektal sehingga
mempermudah ekskresi feses. Perbedaan selisih rata-rata durasi defekasi antara
penelitian ini dengan penelitian terdahulu sebesar 33,4 detik, bukan hanya
selisihnya saja yang berbeda tetapi jika ditelaah lebih jauh rata-rata durasi
defekasi pada penelitian ini lebih lama dibandingkan penelitian terdahulu pada
posisi jongkok maupun duduk. Perbedaan ini bisa disebabkan karena pengaruh
banyak hal seperti perbedaan diet, usia dan jenis kelamin. Kedua, jika dilihat dari
variabel usia, di mana terdapat perbedaan rata-rata sebesar 8,08 detik di mana
anak dengan kelompok usia 5-7 tahun memiliki durasi rata-rata yang lebih lama
dibandingkan dengan kelompok usia 8-10 tahun, ternyata jika hanya dilihat dari
perbedaan nilai rata-rata durasi tanpa memperhatikan hubungan antar variabel
maka hal ini tidak sejalan dengan analisa yang dilakukan oleh Lewis et al 32 , pada
analisa tersebut dikatakan bahwa anak dengan usia yang lebih besar biasanya
lebih sulit melakukan defekasi karena aktivitas bermain, olahraga yang meningkat
dapat menghilangkan rasa ingin buang air besar. Keadaan ini cocok dengan yang
didapatkan oleh peneliti di lapangan bahwa anak pada kelompok usia 8-10 tahun
lebih banyak melakukan kegiatan bermain yang mungkin dapat membuat anak
lupa akan rasa ingin buang air besar. Alasan dari berbedanya hasil penelitian ini
dengan analisa terdahulu karena banyak faktor lain yang mempengaruhi dan juga
hasil analisa bivariat penelitian ini yang menunjukan tidak ada hubungan yang
bermakna antara usia dan durasi defekasi. Ketiga, dilihat dari variabel jenis
kelamin, di mana terdapat perbedaan rata-rata durasi sebesar 15,38 detik di mana
anak berjenis kelamin laki-laki memiliki durasi defekasi yang lebih lama
dibandingkan anak berjenis kelamin perempuan, fenomena ini kemungkinan bisa
30
dijelaskan dengan penelitian prospektif yang dilakukan oleh Yik et al33 mengenai
tachykinin (substansia p) dan neurokinin yang merupakan protein yang memediasi
gerakan peristaltik dari sistem gastrointestinal. Pada penelitian tersebut dilakukan
pemeriksaan biopsi pada kolon transversus bagian kanan, kolon transversus
bagian kiri dan kolon sigmoid, dan hasilnya adalah lebih banyak anak perempuan
yang mengalami penurunan kandungan substansia p dibandingkan dengan anak
laki-laki. Jika melihat dari hasil penelitian tersebut dan aspek substansia p saja
maka seharusnya anak perempuan memiliki kemampuan peristaltik sistem
gastrointestinal yang lebih buruk dibandingkan pria, namun pada penelitian ini
jika dilihat dari durasi defekasinya ternyata laki-laki memiliki kemampuan
peristaltik gastrointestinal yang lebih buruk walaupun tidak bermakna secara
statistik.
6.2 Pembahasan analisa bivariat
Pada hasil penelitian, didapatkan adanya hubungan yang kuat dan
signifikan antara posisi defekasi dengan durasi defekasi dengan nilai p = 0,000.
Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t independen karena masingmasing data pada penelitian ini tidak mempengaruhi data yang lainnya. Sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Sikirov, nilai p yang didapatkan saat itu juga
bernilai < 0,001.
Hasil penelitian ini juga mungkin dapat menjelaskan perbandingan antara
hasil penelitian yang dilakukan NICE34 (National Institute for Health and Care
Excellence) di Inggris dengan penelitian yang dilakukan Rajindrajith et al 35 di Sri
Lanka, India. Pada penelitian oleh NICE di inggris didapatkan prevalensi
konstipasi pada anak mencapai 30% sedangkan di Sri Lanka didapatkan
prevalensi konstipasi anak usia sekolah adalah 10,7%. Selain karena perbedaan
metode penelitian, makanan atau sistem kesehatan antara keduanya, salah satu
faktor yang mungkin berpengaruh adalah pada negara berkembang seperti India,
masih banyak orang yang berjongkok saat berdefekasi, lain halnya dengan negaranegara di benua Eropa yang sejak abad ke 19 banyak menggunakan toilet duduk
31
32
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
1. Tidak didapati adanya hubungan antara usia dengan durasi buang air besar
2. Tidak didapati adanya hubungan antara jenis kelamin dengan durasi buang air
besar.
3. Ada hubungan antara posisi defekasi dengan durasi buang air besar.
7.2 Saran
7.2.1 Bagi institusi panti asuhan
Disarankan pada institusi panti asuhan untuk lebih memperhatikan
kesehatan pencernaan dari para penghuni panti terutama anak-anak. Perubahan
posisi defekasi dapat dilakukan sebagai salah satu usaha dengan mengganti
sebagian toilet duduk menjadi jongkok sambil tetap memperhatikan konsumsi
makanan berserat dan melakukan aktivitas olahraga secara teratur.
7.2.2 Bagi populasi penelitian
33
Disarankan agar populasi penelitian yaitu anak usia sekolah dasar untuk
lebih belajar memahami mengenai pencernaan manusia melalui pelajaran di
sekolah agar dapat mengerti lebih jauh lagi mengenai kesehatan pencernaan.
7.2.3 Bagi peneliti
Disarankan kepada para peneliti agar membuat penelitian prospektif yang
dapat menunjukan hubungan langsung antara kebiasaan defekasi jongkok dengan
prevalensi terjadinya konstipasi yang masih belum dapat diketahui dari penelitian
ini.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
9: 322-4
Khan S, Campo J, Bridge A J, Chiappetta L C, Wald A, Lorenzo C. Long
term outcome of functional childhood constipation. Dig Dis Sci 2007
5.
6.
52:649.
Croffie J M. Constipation in children. Indian J Pediatr 2006; 73 : 697-701
An J S, Cooney T M. Psychological Well Being in Mid to Late Life: The
role of generativity development and parent-child relationships across the
functional
gastrointestinal
disorders:
child/adolescent.
Gastroenterol 2006;130:152737.
17. Afzal N A, Tighe M P, Thomson M A. Constipation in children. Ital J
Pediatr 2011; 37: 28-9
18. Nurko S, Scott S. Coexistence of constipation and incontinence in children
and adults. Best Pract Res Clin Gastroenterol 2011; 25: 29-41
19. Marloes E, Bongers, van Wijk M, Reitsma J, Benninga M A. Long term
prognosis for childhood constipation: clinical outcomes in adulthood.
Pediatr 2010;10:1542-3
20. Actis G C, Rosina F, Mackay I R. Inflammatory bowel disease: beyond the
boundaries of the bowel. Expert Rev. Gastroenterol. Hepatol 2011; 5: 40110
21. Rogers J. Assessment, prevention and treatment of constipation in
children. Nurs Stand 2012; 26: 46-52.
22. Nick N, Rebecca W. Education key in tackling childhood constipation.The
Prac 2010; 254: 22-6
23. Stovel J. Constipation in children. Pharm Pract 2010; 26: 36-47.
24. Kinservik M A, Friedhoff M M. The efficacy and safety of polyethylene
glycol 33350 in the treatment of constipation in children. Pediatr Nurs
2004; 30: 232-4
25. Pace M R, Catalano P, Caruso A M, Bommarito D, Alessandra Casuccio,
Cimador M, et al. Is rectal disimpaction always necessary in children with
chronic constipation? evaluation with pelvic ultrasound. Pediatr Surg Int
2010; 26: 601-6
35
Res Clin
September
1st
2014].
Available
at:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs330/en/
31. Mayoclinic Staff. Diseases and Condition: Constipation. [updated August
31st
2013].
[accessed
September
1st
2014].
Available
at:
http://www.mayoclinic.org/diseasesconditions/constipation/basics/definition/con-20032773
32. Lewis L G, Rudolph C D, Practical Approach to Defecation Disorders in
Children. Pediatric Annals 1997; 26: 260-8
33. Yik Y I, Farmer P J, King S K, Chow C W, Hutson J M, Southwell B R.
Gender differences in reduced substance P in children with slow transit
constipation. Pediatr Surg Int 2011; 27: 699-704
34.
35.
36.
36
prevalence
of
functional
constipation
and
self
reported
37
Lampiran 2
INFORMED CONSENT
38
FORMULIR PERSETUJUAN
Semua penjelasan di atas telah disampaikan dan telah saya pahami. Dengan
menandatangani formulir ini saya MENGIZINKAN ANAK SECARA
SUKARELA untuk ikut dalam penelitian ini
Tanda tangan
Tanggal
39
Lampiran 3
Pembiayaan Penelitian
Alat
Stopwatch
Print kuesioner
Fotokopi kuesioner
Bensin transport
Harga
2 buah @ Rp.20.000,00
1 buah @ Rp.1.000,00
30 buah @ Rp.150,00
75 liter @ Rp.6500,00
Total Biaya = Rp.533.000,00
Tabel 4.2
Biaya Penelitian
Lampiran 4
40
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Posisi
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
Umur
10 tahun
10 tahun
10 tahun
10 tahun
7 tahun
7 tahun
9 tahun
9 tahun
6 tahun
6 tahun
7 tahun
7 tahun
6 tahun
6 tahun
10 tahun
10 tahun
10 tahun
10 tahun
5 tahun
5 tahun
6 tahun
6 tahun
10 tahun
10 tahun
8 tahun
8 tahun
7 tahun
7 tahun
6 tahun
6 tahun
9 tahun
9 tahun
10 tahun
10 tahun
8 tahun
8 tahun
6 tahun
6 tahun
Jenis
kelamin
P
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
p
Waktu
132s
81s
120s
103s
30s
63s
163s
132s
189s
108s
118s
95s
158s
90s
146s
122s
105s
134s
120s
105s
189s
108s
132s
94s
122s
77s
138s
80s
210s
151s
93s
109s
199s
144s
217s
148s
176s
143s
Keterangan
lebih lambat
lebih cepat
lebih lambat
lebih cepat
lebih cepat
lebih lambat
lebih lambat
lebih cepat
lebih lambat
lebih cepat
lebih lambat
lebih cepat
lebih lambat
lebih cepat
lebih lambat
lebih cepat
lebih cepat
lebih lambat
lebih lambat
lebih cepat
lebih lambat
lebih cepat
lebih lambat
lebih cepat
lebih lambat
lebih cepat
lebih lambat
lebih cepat
lebih lambat
lebih cepat
lebih cepat
lebih lambat
lebih lambat
lebih cepat
lebih lambat
lebih cepat
lebih lambat
lebih cepat
41
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
9 tahun
9 tahun
10 tahun
10 tahun
6 tahun
6 tahun
6 tahun
6 tahun
8 tahun
8 tahun
5 tahun
5 tahun
7 tahun
7 tahun
10 tahun
10 tahun
5 tahun
5 tahun
8 tahun
8 tahun
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
143s
83s
126s
95s
160s
74s
148s
131s
140s
152s
222s
134s
191s
156s
178s
88s
252s
96s
189s
99s
lebih lambat
lebih cepat
lebih lambat
lebih cepat
lebih lambat
lebih cepat
lebih lambat
lebih cepat
lebih cepat
lebih lambat
lebih lambat
lebih cepat
lebih lambat
lebih cepat
lebih lambat
lebih cepat
lebih lambat
lebih cepat
lebih lambat
lebih cepat
Lampiran 5
42
43
Lampiran 6
Surat Pernyataan Kontribusi Kepengarangan
Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan telah berkontribusi dalam
hal:
(Pilihlah/lingkarilah sesuai dengan kontribusi penulis dalam manuskrip)
i.
Menyusun konsep
ii.
iii.
Pengumpulan data
iv.
Analisis data
v.
Interpretasi data
vi.
vii.
Mempersiapkan makalah
44
viii.
Judul manuskrip:
Hubungan Antara Posisi Defekasi dengan Durasi Defekasi Pada Anak Usia 5-10
Tahun
Yang akan dipublikasi di repositori Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta,...................................
45