Presentasi Kasus Vertigo
Presentasi Kasus Vertigo
VERTIGO
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kepaniteraan klinik
dibagian Ilmu Penyakit Saraf RS PKU
Diajukan kepada :
dr. Tri Wahyuliati, Sp.S, M.Kes.
Oleh :
Yuliana Cahyadi
(2005 0310 179)
PRESENTASI KASUS
VERTIGO
Juni 2011
Menyetujui :
Dokter Pembimbing
PRESENTASI KASUS
VERTIGO
Anamnesis
: Autoanamnesis
Tanggal
: 30 Mei 2011
Ruang
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. S
Umur
: 45 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
: Swasta
Alamat
: Berbah, Sleman
Masuk RS
: disangkal
: disangkal
Riwayat hipotensi
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
Riwayat asma
: disangkal
Riwayat trauma
Anamnesis sistem
Riwayat hipertensi
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
Riwayat asma
: disangkal
: Sistem Serebrospinal
(-),
riwayat
trauma
(+),
riwayat
: Vertigo Central
Diagnosa topik
: kanalis semisirkularis
: 63 kg
Tekanan darah
: 120/ 70mmHg
Denyut nadi
: 80x/menit
Pernapasan
: 20x/menit
Suhu
: afebris
Keadaan umum
: baik
B. Status Neurologis
Kesadaran
: Compos mentis
Kuantitaf
: GCS : E4 V5 M6
Kualitatif
: baik
- Kecerdasan
: baik
(baru) baik,
: normal
Cara berjalan
: normal
Gerakan abnormal
: tremor (-)
Kepala
: -
Leher
Bentuk : simetris
Ukuran : mesocephal
Pulsasi ( - )
: -
Sikap : lurus
Gerakan : bebas
(lama) baik
yang
melibatkan
leher :
dilakukan
SYARAF-SYARAF OTAK
N I (Olfaktorius)
Kanan
Kiri
Daya penglihatan
Pengenalan warna
Medan penglihatan
Superior
Inferior
Medial
Ukuran pupil
3 mm
3 mm
Bentuk pupil
bulat
bulat
Reflek kornea
Diplopia
Strabismus
Menggigit
Membuka mulut
Daya Penghidu
N II (Optikus)
N III (Okulomotorius)
Ptosis
Gerakan bola mata ke
N IV (Troklearis)
N V (Trigeminus)
N VI ( Abdusens)
Gerakan mata ke lateral
N VII (Facialis)
tidak
Kedipan mata
Mengerutkan dahi
Mengerutkan alis
Menutup mata
Lipatan nasolabial
Sudut mulut
Meringis
Menggembungkan pipi
Lakrimasi
Mendengar suara
N VIII (Akustikus)
+
N IX (Glosofaringeus)
Daya kecap lidah 1/3 belakang
Reflek muntah
Sengau
Tersedak
80x/ menit
80x/menit
Bersuara
Menelan
Memalingkan kepala
Sikap bahu
Mengangkat bahu
eutrofi
eutrofi
Sikap lidah
Tremor lidah
Menjulurkan lidah
N X (Vagus)
Denyut nadi
N XI (Asesorius)
eutrofi
eutrofi
BADAN
Trofi otot punggung
: eutrofi
: -
: -
: NT (-)
: baik
ANGGOTA GERAK
Inspeksi :
Ekstremitas superior
Ekstremitas inferior
Drop hand
: -/-
Drop foot
: -/-
Pitcher hand
: -/-
Kontraktur
: -/-
Claw hand
: -/-
Warna
:N
Udem
: (-)
Warna
:N
Ekstremitas superior
Ekstremitas inferior
Gerakan
B-B-B/B-B-B
B-B-B/B-B-B
Kekuatan
5-5-5/5-5-5
5-5-5/5-5-5
Tonus
N/N
N/N
Sensibilitas
Trofi
eutrofi
eutrofi
+/+
+/ +
+/+
Reflek Patologis
Kanan
Kiri
Babinski
Ulna
+/+
Patella Achilles
+ /+
+/+
Chaddock
Oppenheim
Gordon
Schaefer
Gonda
Hoffmann-Tromner
Bing
Tes Lasegue
Tes Patrick
Tes Kernig
: normogait
Tes Romberg
: (+)
Rebound fenomen
: (-)
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
EEG kuantitatif : irama dasar , simetris, irreguler. Dijumpai gelombang
sharp yang tersebar difus, ringan.
Resume :
EEG : dijumpai gelombang abnormal sharp, tersebar difus, irreguler.
BM : tampak fokus asimetri pada lobus frontal kanan.
Kesimpulan : abnormal iritatif fokus ringan
IV. RESUME
Anamnesis (subyektif)
Dihadapkan pasien perempuan 45 tahun dengan keluhan utama pusing
berputar jika berubah posisi kepala, dari bangun ke duduk dan berdiri, akut (2
minggu), onset 5 - 10 menit, mual (+), muntah (+), gangguan penglihatan (-),
pandangan dobel (-), telinga berdenging (+), demam (-), riwayat trauma (-),
riwayat hipotensi (+), riwayat HT (-), riwayat DM (-), riwayat asma (-),
riwayat mengkonsumsi obat pusing (+).
Pemeriksaan fisik (Obyektif)
KU
: baik
Kesadaran
Vital sign
: Tensi
: 110/70mmHg
: 20x/ menit
Suhu
: 36,5 C
Status Internus
Status Neurologik
Ekstremitas Inferior
Gerakan
B-B-B/B-B-B
Kekuatan
5/5
5/5
Tonus
N/N
N/N
Sensibilitas
Reflek fisiologis
+/+
+/+
Reflek patologis
-/-
- /-
Tes Romberg
: (+)
Vegetatif
: DBN
B-B-B/B-B-B
Pemeriksaan Penunjang :
EEG kuantitatif : irama dasar , simetris, irreguler. Dijumpai gelombang
sharp yang tersebar difus, ringan, munculnya paroksismal.
Resume :
EEG : dijumpai gelombang abnormal sharp, tersebar difus, paroksismal
irreguler.
BM : tidak tampak fokus maupun asimetri inter hemisfer
Kesimpulan : abnormal iritatif difus ringan
Diagnosis Akhir (Assesment )
Diagnosis klinis
: Vertigo
Diagnosis topik
Diagnosis etiologi
: BPPV
PENATALAKSANAAN
-
Non medikamentosa
Tenangkan pikiran
Medikamentosa
PROGNOSIS
Death
: bonam
Disesase
: bonam
Discomfort : bonam
Disability
: bonam
Dissatisfaction: bonam
Destution
: bonam
VERTIGO
I. DEFINISI
Vertigo berasal dari bahasa latin vertere yang berarti memutar. Vertigo
merupakan keluhan subjektif penderita yang merasa sekelilingnya berputar, dan
ada kesan benda-benda bergoyang, dapat sampai menyebabkan mual, muntah dan
jatuh.
Vertogo adalah ilusi gerakan pada diri pasien atau lingkungan
sekelilingnya. Sensasi vertigo dapat dirasakan sebagai berputar, miring, berayun,
atau oleng. Vertigo akut sering disertai gejala otonom ( mual, muntah, keringat
dingin, muka pucat ), ketidak seimbangan badan dan nistagmus ( sehingga
penglihatan kabur ) Adanya vertigo menunjukkan adanya gangguan lintasan
system saraf perifer atau serebral dari system vestibuler, ( Manjoer 2000 ).
II. PATOFISIOLOGI
Secara biomolekuler diantara tiga organ sensorik yang membawa
informasi posisi tubuh terhadap lingkungan, organ vestibulum adalah yang paling
penting dibandingkan dengan indra penglihatan dan rasa proprioseptik untuk
keseimbangan tubuh. Sel rambut dari labirin peka terhadap percepatan linear dan
sirkuler. Gerakan kepala dan tubuh yang menyebabkan tertekuknya streosilia
kearah kinosilia akan membuka kanal kalium. Influks ion kalium merangsang
depolarisasi membran sel reseptor (R) diikuti dengan influks Ca lewat kanal Ca
dan pelepasan NT ( Neurotransmiter ) ke celah sinap. Kaitan antara NT dengan R
pasca sinar saraf aferen akan menghantarkan infuls sensoris kepusat sistem
vestibular.
Timbulnya sindrom Vertigo adalah ketika rangsangan gerak meningkatkan
CRH ( Corticotripin Relasing Hormon ) yang dilepaskan oleh Hipotalamus.
Kenaikan CRH dapat meningkatkan saraf simpatis diikuti dengan aktifitas saraf
Parasimpatis secara bergantian sesuai dengan aturan hubungan resiprocal inhibitor
antara kedua komponen yang menyusun sistem syaraf otonom. Dominasi yang
bergantian
sepanjang kadar CRH masih tinggi. Vertigo, pucat, keringat dingin muncul saat
dominasi saraf simpatis, sedangkan mual dan muntah ketika dominasi saraf
parasimpatis.
Selama rangsangan berulang berlangsung terus akan ada menutupan
bertahap kanal Ca diikuti dengan penurunan Infuls Ca dan pelepasan NT. Dengan
Otolit sakuli yang terangsang oleh gaya tarik bumi dan gaya
yang melawan gravitasi bumi.
III. ETIOLOGI
Penyebab vertigo sangatlah banyak beberapa penyebab vertigo yang sering
muncul walaupun penyebab pastinya belum diketahui dengan jelas yaitu :
1. Vestibulum : Kadang-kadang kausa di vestibulum tidak serius seperti
pada Benign Posisional Vertigo.
2. N.VIII : Tidak jarang kausa dari pusing terletak pada N.VIII. Bila ini
terjadi maka disamping rasa pusing juga bisa terjadi tuli persepsi.
3. Reticulum dari batang otak : Sering terganggu karena trauma kapitis,
karena batang otak terletak ditengah-tengah dari tengkorak.
4. Traktus pasterior dari myelum : Sering terjadi akibat gangguan
metabolik ( Vit B12 ) maupun oleh karena suatu tumor atau oleh
karena suatu radang, maka impuls dari tendo maupun otot tidak dapat
naik ( deep sensibility ) akan terganggu.
5. Imagination : Kadang kita melihat bahwa rasa pusing disebabkan oleh
karena masalah atau kesulitan psikis.
6. Generalized illness : Biasanya disebabkan oleh karena infeksi Tipoid,
Herpes Zoster, Morbili maupun Influenza.
7. Opthalmic disease : penyakit mata seperti diplopia dan glaukoma
dapat menyebabkan keluhan pusing.
IV. KLASIFIKASI
Vertigo hanya gejala yang dapat ditimbulkan oleh berbagai macam
penyakit. Penyebab vertigo dapat berasal dari beberapa disiplin sehingga
diusahakan membagi penyebabnya, yaitu menurut anatomi atau lokasi
penyakitnya dan menurut gejala gejalanya yang menonjol atau klinisnya.
Berdasarkan anatomi penyebab vertigo dapat dibedakan 2 bentuk vertigo.
A. Vertigo non-sistematis
Yaitu vertigo yang disebabkan kelainan SSP, bukan kelainan system
vestibular perifer. Kelainan ini dapat terletak di :
1. Mata
c. Trauma
d. Tumor
e. Migren
f. Epilepsy
g. Kelainan endokrin:Hipotiroid, Hipoglikemi, Hipoparatiroid,
Tumor medulla adrenal, hamil-menopouse
h. Kelainan psikoneurosis
B. Vertigo Sistematis
Bagian luar
Bagian tengah
Bagian dalam
2. Nervus VIII
a. Infeksi
b. Trauma
c. Tumor
3. Inti vestibulum ( batang otak )
a. Infeksi Meningitis dan Ensefalitis
b. Abses otak
c. Trauma
d. Perdarahan
e. Trombosis arteria serebeli postero-inferior
f. Tumor
g. Sclerosis multipleks
SSP
Tidak ada
>30 detik
Nistagmus kambuh bila
manuver diulang-ulang
Berubah arah tergantung
Berat
Posisi
saja
BPPV
Contoh klinis
kepala
posisi kepala
Ringan tidak ada
tertentu Lebih dari satu posisi
Neuroma
akustik,
iskemik vertebrovaskuler,
sklerosis multipel
Sentral
Satu arah atau dua arah,
dapat berubah bidangnya
bila pandangan berubah
Nistagmus
disertai
berputar
Vertigo Berat
Arah
dari
pada
perputaran
Arah past poiting
Arah jatuh
Pengaruh
perputaran
kepala
Lama gejal-gejala
Tinitus dan/atu tuli
Jarang ditemukan
Jelas
Kearah fase cepat
Ringan
Berubah-ubah
VI. DIAGNOSIS
Untuk menentukan diagnosis Vertigo perlu dilakukan langkah-langkah
sistematis yaitu :
1. Anamnesa yang cermat untuk memastikan keluhan, menentukan jenis
dan letak lesi, mencari penyebab timbulnya Vertigo.
2. Melakukan pemeriksaan fisik yang cermat dan pemeriksaan
keseimbangan :
Romberg test,
Diadokokinesia
VII. PENTATALAKSANAAN
Untuk penatalaksanaan vertigo sebaiknya dilakukan pengobatan kausual
kalau memungkinkan, hanya saja biasanya etiologi vertigo sebagian besar tidak
diketahui, maka dari itu pengobatan medikamentosa masih menjadi pilihan utama.
1. Medikamentosa
- Agonis reseptor H, misalnya; betahistin
- Obat anti kolinergik yang mensupresi aktif secara sentral dari
aktivitas sistem vestibuli dan dapat berguna untuk mengurangi
vertigo. Skopolamin metilbromida ( Holopon ) 3 x 1-2 mg/hari.
- Prometazin dari golongan fenotiazin merupakan yang paling
efektif dari golongan ini dalam mengobali vertigo. Efek samping
utama adalah mengantuk.
- Zat simpatomimetik ( Efedrin dan amfetamin )
- Penenang minor dan mayor,misalnya :diazepam.
2. Fisioterapi
-