Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM D3

PEDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
MATERI TEKNIK SUNGAI
No. SIL/PD3/TS- 01
SEMESTER GASAL (5)

Revisi: 00

Tanggal: 2 Agustus 2011


DEBIT ALIRAN

Hal: 1 dari: 6
14 (2X50 MENIT)

1. Metode FSR Jawa Sumatra


Rumus :
MAF = 8 x 10-6 x AREA X APBAR2,445 x SIMS0,117 x (1 + LAKE )-0,85
Keterangan :
MAF
= Mean Annual Flood (debit banjir tahunan rata-rata tahunan)
ARSA
= Daerah Aliran Sungai (km2)
V
= 1,02 0,0275 log AREA
APBAR = Hujan maksimum rata-rata tahunan yang mewakili DAS
= PBAR x ARF
PBAR
= Hujan terpusat maksimum rata-rata tahunan selama 24 jam
ARF
= Faktor reduksi (lihat tabel)
SIMS
= Indeks kemiringan (m/km)
= H/MSL
H
= Jarak terbesar dari tempat pengamatan sampai batas terjauh di daerah
aliran diukur sepanjang sungai.
LAKE
= Indeks danau, jika tidak terdapat danau diambil nol
Tabel 1. Faktor Reduksi AFR
Luas DAS (km2)
1 10
10 30
30 30000

ARF
0,99
0,97
1,152 0,1233 log AREA

Sehingga debit puncaknya digunakan rumus :


QT = GF(T.AREA) x MAF
Keterangan :
QT
= Debit banjir dengan periode T tahun
GF
= Grown Factor (tabel)
MAF = Mean Annual Flood
Tabel 2. Grown Factor (GF)
Return
Periode
5
10
20

< 180
1,28
1,56
1,88

Catchment Area
600
900
1,27
1,22
1,48
1,44
1,78
1,70

300
1,27
1,54
1,84
1

1200
1,19
1,41
1,64

>1500
1,17
1,37
1,59

50
100

2,35
2,78

2,30
2,72

2,18
2,57

2,10
2,47

2,03
2,37

1,95
2,27

Harga PBAR dihitung dengan cara aljabar rata-rata yaitu dengan rumus :
R = 1/n (R1 + R2 + R3 + + Rn)
Keterangan :
R

= Hujan maksimum rata-rata

= Jumlah pengamatan

R1 = Hujan maksimum rata-rata pengamatan 1


R2 = Hujan maksimum rata-rata pengamatan 2
R3 = Hujan maksimum rata-rata pengamatan 3
Rn = Hujan maksimum rata-rata pengamatan n

2. Metode Gumbel
Metode gumbel dikembangkan dengan menggunakan tecrema faktor frekuensi
yang menganalisa data banjir puncak / hujan lebat maksimum yang merupakan harga
ekstrim dari berbagai tahun pengamatan. Oleh karena itu analisanya selalu mengikuti
dallil distribusi harga ekstrim.
Model perhitungannya selalu dimunculkan dalam bentuk analisa statistik
dengan model dan teori distribusi, dengan demikian perhitungannya akan jadi lebih
mudah.
X = X / n
X 2= X 2 / n
Sx=

n( X 2X )
n1
0,6

W =72( H /L)
T =L/ W

R 100=X k . Sx
2

R=R 100/24 ( 30 /T +6 )
Q100=F . R . A /3,6

3. Metode Weduwen
Menghitung debit banjir pada suatu sungai dengan metode weduwen dibutuhkan
data curah, luas catchment area, panjang sungai, elevasi tempat bendung dan titik
sepanjang catchment area untuk beda tinggi.
Rumus :
1
Q70=F . q . R 70 /240
Keterangan :
F
= Luas catchment area (km2)
1
q
=..q
= dapat ditetapkan berdasarkan nomogram atau grafik yaitu berdasarkan
hubungan antara kemiringan dasar sungai (i) dengan luas daerah pengairan.
R70 = 5/6 M/mp atau R/mp, yaitu hujan terbesar 240 mm dengan pengalaman 70
tahun. Dalam hal ini :
M
= Curah hujan maksimum pertama
R
= Curah hujan maksimum kedua
Mp
= Koefisien selama periode pertama
Maka untuk mencari Q100 menggunakan rumus :
Q100 = 3,6 x Q70

4. Metode Analisis Kuadrat Terkecil Gumbel


Metode Kuadrat Terkecil merupakan salah satu bentuk analisis banjir yang
berakar dari metode Gumbel, dimana metode ini kesalahan subyektif dapat dilakukan
perubahan dengan penyesuaian matenatika.
Metode ini lebih banyak dipakai di lapangan, karena dapat memberikan
penyesuaian yang menyeluruh dan sedikit memerlukan hitungan.
Y = Y /n
X = X /n
X 2= X 2 /n
X

( XY n XY ) /
B=
3

Y = A+ B .10 log .10 log .T / ( T 1 )


R=R 100/24 x 30/T + 6

Q100=F x A x R/3,6
5. Pengukuran Debit Secara Tidak Langsung
Q=VxA
Keterangan :
Q = Debit air ( m3/det)
V = Kecepatan aliran (m/dt)
A = Luas penampang aliran (m2)
6.

Persamaan Model Thomas Flering ( Metode Bangkit Data)


) +tiSi +1 ( 1ri2 )
Qi+1=Qi+ 1+ bi ( QiQi
Keterangan :
Qi = Debit Bulanan

Qi
= Rerata debit bulanan
I
bi

= Indeks, dari 1 12, menunjukkan bulan


= Koefisien regres (ri x Si + 1) / Si

ti

= Bilangan rawak biasanya merupakan perubah bebas bersebaran normal


dengan rerata nol dan ragam satu
ri
= Koefisien korelasi selang satu untuk dua bulan i
Xi
Yi

Xi

Yi

2 }

Yi 2

2
Xi
{n

XiTi
n
ri=

bi

= ri x Si + 1 / Si

ti

= xi xi / Si
Qi+1=Qi+ 1+ bi ( QiQi ) +tiSi+ 1 ( 1ri )
2

7. Debit dengan model Mock


Q = (Dro + Bf) . F
Keterangan :
Q
= Debit air tersedia di sungai
Dro = Direct run off / limpasan langsung
Bf = Base flow / aliran dasar
F
= Luas catchment area / Das
Dro = Ws I
Keterangan :
Ws = Water Surplus
I
= Infiltrasi
Ws = Hp Et
Keterangan :
Hp = Hujan yang mencapai permukaan tanah
Et = Evapotranspirasi
Hujan permukaan
Hp = Hj ICPW
Keterangan :
Hj
= Jumlah hujan
ICPW = Intersepsi wilayah
Air intersepsi didekati dengan persamaan Hossain (1969) dengan range
Y1 ICP Y2
Dimana :
Y 1=e 0,48 ( Hj )0,85 . ( 797,0 )0,12
Y 2=e 0,48 ( Hj )0,85 . ( 424,0 )0,12
Sebagai pendekatan maka diambil nilai tengahnya
ICPW =0,5 . e 0,48 . ( Hj )0,85 . ( 797,0+ 424,0 )0,12
Atau
ICPW =0,50 ( Y 1+ Y 2 )
Stronge volume (bagian yang tertampung dilapis tanah)
Vn = Sc W0
Keterangan :
Sc = Stroge capacity (kapasitas tampungan)
W0 = Kadar lengas tanah
5

Anda mungkin juga menyukai