Diskakulia
Diskakulia
Merujuk kepada istilah sastera, "Dys" dalam bahasa Greek bermaksud kesukaran, "Calculia"
dalam bahasa Latin bermaksud pengiraan. Maka Diskalkulia didefinisikan sebagai masalah
pembelajaran spesifik yang mempengaruhi pemerolehan/pembelajaran kemahiran aritmetik
(Wikipedia, 2008).
Simptom-simptom Diskalkulia
Seseorang yang menghadapi masalah Diskalkulia akan menghadapi kesukaran:
besar dan kecil. Contohnya: tidak dapat menentukan nilai terbesar antara 23 dan 32
membuat anggaran dan pengukuran, seperti saiz, nilai, wang, jarak atau cecair
membaca peta dan jadual, kerana kurang kesedaran tentang kedudukan, arah, orientasi dan
organisasi ruang
menggunakan peraturan dan prosedur, oleh itu mereka tidak dapat mengingati langkahlangkah untuk menyelesaikan pengiraan matematik
pendedahan
sebelum
kanak-kanak
bersedia
untuk
menerima
konsep
matematik
Pelajar yang lemah tidak dapat menguasai sesuatu kemahiran dengan sepunuhnya kerana
guru perlu menghabiskan sukatan pelajaran seperti yang ditetapkan.
- Pengajaran konsep matematik diabaikan kerana guru mengajar dan melatih pelajar bersarankan
ujian dan peperiksaan.
Memberi penghargaan dan pujian, elakan melabel dan memarahi mereka depan khalayak ramai
Sokongan Keluarga
Ahli keluarga, khasnya ibubapa perlu mengambil bahagian sepenuhnya bagi membantu kanak-kanak
bermasalah pembelajaran
Sentiasa merujuk kepada guru kelasnya untuk mengikuti perkembangan anak di sekolah.
Memberi peluang kepada mereka untuk berhadapan dengan pengiraan dan penghitungan dalam aktiviti harian
Ibubapa memberi kerjasama dengan pihak sekolah bagi membimbing anak-anak mereka supaya berjaya dalam
kehidupan.
Gangguan
BelajarGangguan Belajar (Learning Disorder) adalah suatu gangguan neurologis
yang mempengaruhi kemampuan untuk menerima, memproses, menganalisis atau
menyimpan informasi. Anak dengan Gangguan Belajar mungkin mempunyai tingkat
intelegensia yang sama atau bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan teman
sebayanya, tetapi seringberjuang untuk belajar secepat orang di sekitar mereka.
Masalah yang terkait dengan kesehatan mental dan gangguan belajar yaitu kesulitan
Faktor yang tidak diketahui adalah gangguan yang mempengaruhi kemampuan otak
untuk menerima dan memproses informasi. Gangguan ini bisa membuat masalah
bagi seseorang untuk belajar dengan cepat atau dalam cara yang sama seperti
seseorang yang tidak terpengaruh oleh ketidakmampuan belajar. Orang dengan
ketidakmampuan belajar mengalami kesulitan melakukan jenis tertentu
keterampilan atau menyelesaikan tugas jika dibiarkan mencari hal-hal dengan
sendirinya atau jika diajarkan dengan cara konvensional.
Diskalkulia
Anak-anak dengan gangguan belajar biasanya terjadi pada usia sekolah dasar.
Seringkali, gangguan belajar matematika (MD) dikaitkan dengan gangguan
membaca (RD), meskipun gangguan belajar matematika adalah melihat kemudian
karena pengaruh bahasa yang menyerap dalam kehidupan sehari-hari. Gangguan
belajar matematika sering kali tidak disadari sampai anak mulai sekolah.
Penyebab
Sebuah banyak jalur perkembangan menyatu ketika anak berusaha untuk
memahami dan menerapkan matematika di sekolah. Seiring waktu, tuntutan
kurikulum matematika memaksakan ketegangan meningkat pada perkembangan
sistem saraf dan membedakan. Levine dan rekan-16 subkomponen Model
membantu memperjelas penyebab masalah melakukan matematika dan membantu
mengevaluasi gangguan belajar matematika subkomponennya dari model meliputi.:
Belajar fakta
di lokasi, masalah yang tepat dari, tanda desimal operasional yang tepat [+, -])
terdiri dari jantung masalah matematika. Perhatian yang tinggi terhadap detail
diperlukan seluruh operasi matematika.
Anak-anak yang paling mungkin untuk menghadapi masalah dengan
Mengenali pola
Pola dapat terdiri dari kata kunci atau frase yang terus-menerus muncul dari
masalah kata dan menghasilkan petunjuk penting tentang prosedur yang
diperlukan.
Siswa sering harus mampu membuang perbedaan superfisial dan mengenali
pola yang mendasari, sebuah proses yang menciptakan masalah bagi siswa
dengan cacat pengenalan pola.
Berkaitan dengan kata-kata
Bahasa matematika adalah unik dalam arti bahwa seorang siswa diharapkan
dapat menarik kesimpulan dari masalah kata dinyatakan dalam kalimat. Kalimat
pemahaman yang tajam dan pengetahuan kosakata matematika diperlukan untuk
memahami penjelasan dari buku-buku dan instruktur.
Anak-anak dengan cacat bahasa mungkin merasa bingung dan bingung
langsung dan masalah kata yang penalaran permintaan. Siswa-siswa ini secara
berlebihan dapat mengandalkan memori hafalan.
Memperkirakan solusi
Bagian penting dari proses penalaran, dan masalah bagi anak-anak kurang
(misalnya, 2 sisi persamaan harus sama, pecahan dan persentase sering sama).
Anak-anak dengan kemampuan konseptualisasi miskin sering mengalami
kumulatif dan recall. Mereka mungkin memiliki masalah dalam mata pelajaran
lain selain matematika yang juga memerlukan recall kumulatif (misalnya, ilmu
pengetahuan, bahasa asing).
Menerapkan pengetahuan
dalam matematika.
Reaksi-reaksi ini dapat disebabkan oleh salah satu cacat di atas atau mungkin
mungkin memiliki model peran yang kuat dengan afinitas untuk matematika,
atau anak-anak sendiri memiliki kemampuan konseptualisasi yang kuat.
Siswa dengan hubungan alamiah untuk matematika mungkin sangat
konvesional, ceramah dan tugas. Guru kurang mampu memotivasi anak didiknya.
Ketidaktepatan dalam memberikan pendekatan atau strategi pembelajaran.
Tanda dan gejala Diskalkulia
(kemampuan memahami bangun ruang). Dia juga kesulitan memasukkan angkaangka pada kolom yang tepat.
Kesulitan dalam mengurutkan, misalkan saat diminta menyebutkan urutan
angka. Kebingungan menentukan sisi kiri dan kanan, serta disorientasi waktu
(bingung antara masa lampau dan masa depan).
Bingung membedakan dua angka yang bentuknya hampir sama,misalkan
angka 7 dan 9, atau angka 3 dan 8. Beberapa anak juga ada yang kesulitan
menggunakan kalkulator.
Umumnya anak-anak diskalkulia memiliki kemampuan bahasa yang normal
memainkan alat musik. Koordinasi gerak tubuhnya juga buruk, misalkan saat
diminta mengikuti gerakan-gerakan dalam aerobik dan menari. Dia juga
kesulitan mengingat skor dalam pertandingan olahraga.
Deteksi Dini Diskalkulia
Deteksi diskalkulia bisa dilakukan sejak kecil, tapi juga disesuaikan dengan
perkembangan usia.
kelas matematika dan pekerjaan rumah. Remediasi awal dari gangguan belajar
matematika sangat penting untuk memastikan pengakuan anak signifikansi
matematika tidak hanya di kelas tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan informasi baru tersedia untuk membaca gangguan (RDS), strategi
baru yang dirancang untuk pendidik untuk membimbing dan membantu siswa
meningkatkan nonperforming tersedia. Pekerjaan masih diperlukan untuk
mengidentifikasi masalah dasar dengan gangguan belajar matematika, yang akan
membantu menciptakan strategi yang lebih baik untuk membantu anak-anak.
Sementara itu, pedoman berikut ditunjukkan untuk membantu anak-anak
dengan cacat ini meresap.
Perbanyak contoh-contoh konkrit untuk memastikan pemahaman yang kuat
sebelum melangkah kepada konsep yang abstrak. Hal ini akan membantu untuk
memberikan strategi untuk memvisualisasikan konsep. Ketika mengerjakan soal
cerita, berikan kesempatan kepada anak untuk membayangakan situasi
kehidupan sehari-hari atau alat yang membantunya memvisualisasikan sebuah
bentuk, konsep, atau pola.
Berikan kesempatan untuk menggunakan gam bar, grafik, kalimat, atau kartu
atau permainan komputer untuk menguasai konsep awal sampai dengan 20 dan
tabel perkalian akan sang at berguna. 10 menit sehari akan berhasil.
Berikan bantuan dalam mempelajari simbol-simbol matematika dan bahasa
yang terlibat dalam mendukung perbaikan. Banyak anak dengan prestasi dalam
matematika yang memenuhi syarat untuk secara hukum diamanatkan pelayanan
pendidikan khusus di sekolah umum. Perbedaan luas yang diamati dalam
persyaratan layanan, dan kualitas dan intensitas pelayanan nyata bervariasi
antara masyarakat. Mengidentifikasi cacat dari setiap siswa dan menangani itu di
tingkat individu masih penting.
Pedoman remediasi Umum adalah sebagai berikut:
Subkomponen Tertinggal
Seorang guru, seorang guru kelas reguler atau sumber daya, dan, dalam
kondisi tertentu, orang tua dapat membantu pekerjaan siswa pada subkomponen
terbelakang tertentu. Konsep ini bagi anak untuk bekerja lebih pada
subkomponen terbelakang dari pada mendapatkan jawaban yang benar. Contoh
termasuk praktek di bawah pengawasan untuk siswa dengan pengenalan pola
yang buruk, yang dirancang untuk mengkaji masalah kata dan untuk
mengidentifikasi kata-kata kunci atau pola yang menyarankan prosedur tertentu.
Dalam contoh lain, seorang anak yang otomatis mengingat fakta-fakta
matematika tertunda harus berlatih mengingat fakta-fakta sesuai waktu yang
ditentukan.
Bila mungkin, memanfaatkan kekuatan perkembangan anak dan kedekatan
wilayah subjek. Sebuah visualisator yang baik harus mempelajari dengan benar
masalah diselesaikan dan membuat penggunaan diagram dan bahan grafis
lainnya. Seorang anak yang sangat lisan harus belajar matematika dengan
mencoba untuk mengajar subjek. Dalam beberapa kasus, penggunaan perangkat
lunak pendidikan dapat memfasilitasi pembelajaran pada tingkat subkomponen
kekurangan.
Tehnik Bypass
dan pasokan yang cukup dari alat (misalnya, pensil, penghapus, kertas grafik).
Beberapa anak mungkin membutuhkan tutor di luar kelas reguler untuk
konsep perhitungan yang tepat,'' ujar dia. Dalam contoh sehari-hari, anak mengalami
kesulitan untuk menghitung uang kembalian ketika melakukan transaksi jual beli. Selain itu
mereka juga mengalami kesulitan dalam proses matematis seperti menjumlah, mengurangi,
membagi, mengali, dan sulit memahami konsep hitungan angka atau urutan. ''Semua
kesulitan itu dikarenakan mereka sulit untuk mengartikan angka tersebut ke dalam sebuah
simbol,'' ujar Vitriani. Misalnya, bagi anak diskalkulia, angka satu secara penyebutan berbeda
dengan secara simbol bahwa angka satu itu bentuk atau lambangnya adalah satu (1).
Selain simbol mereka juga sulit untuk memahami arti di dalam kata berhitung itu
sendiri. ''Misalnya, kata tambah itu buat mereka belum tentu berarti bertambah banyak, tetapi
juga dapat tertukar menjadi berkurang,'' ucap Vitriani. Secara urutan angka mereka pun kerap
tertukar, misalnya bagi mereka belum tentu angka enam itu sesudah angka lima. Begitu juga
penempatan posisi apakah angka enam itu lebih besar dari angka 2, mereka masih sering
bingung dan sulit untuk memahaminya. Alhasil, mereka sering melakukan kesalahan ketika
melakukan perhitungan angka-angka, seperti proses substitusi, mengulang terbalik, dan
mengisi deret hitung. Itulah yang membuat anak diskalkulia mengalami kesulitan dalam
perhitungan dan proses matematis.
Gampang 'kehilangan' Menurut Vitriani kesulitan seperti itu juga berdampak pada hal
lainnya seperti seperti disorientasi waktu dan arah. Anak diskalkulia biasanya bingung saat
ditanya jam berapa sekarang. Ia juga tidak mampu membaca dan memahami peta atau
petunjuk arah. Mereka juga mengalami hambatan dalam menggunakan konsep abstrak
tentang waktu. Misalnya, ia bingung dalam mengurut kejadian masa lalu atau masa
mendatang, juga mengenai urutan tanggal, bulan serta tahun. Anak-anak diskalkulia juga
mengalami kesulitan mengikuti urutan gerakan yang berubah dengan cepat seperti senam
aerobik, tari-tarian. Sumber-sumber lain menyebutkan, mereka mengalami kesulitan
mengingat urutan fisi yang dibutuhkan dalam kegiatan itu. Mereka mengalami kesulitan
mengingat aturan, urutan, dan pemahaman berbagai hal teknis permainan olah raga. Mereka
cepat 'kehilangan' saat mengamati pertandingan yang berlangsung cepat seperti sepak bola,
sofbol, bola basket. Akibatnya, banyak di antara mereka yang menghindari kegiatan dan
pertandingan yang bersifat fisik. Bukan sekadar les Namun, jangan salah. Anak menyandang
diskalkulia memiliki tingkat kecerdasan yang normal. Bisa jadi kemampuan analogisnya atau
kemampuan mengeluarkan pendapatnya angat baik, dan mereka bisa menjelaskan hubungan
sebab-akibat. Mereka juga terkadang berhasil dan baik dalam pengetahuan umum dan
kemampuan bahasa.
''Mereka mempunyai kelebihan lain yang sangat menonjol, malah ada yang tingkat
kecerdasannya yang di atas rata-rata, mereka hanya tidak bisa berhitung,'' ujar Vitriani.
Ada banyak faktor yang diperkirakan menjadi penyebab anak diskalkulia, antara lain
disebabkan pada masa kehamilan. ''Misalnya, si ibu pernah mengalami keracunan, atau kena
penyakit akibat virus pada masa kehamilan di tiga bulan pertama,'' tutur Vitriani. Salah satu
penyebab lain dapat pula akibat proses kehamilan atau proses kelahirannya bayi
tersebut kekurangan oksigen atau persalinannya tidak lancar. Vitriani juga
menyebutkan pada beberapa kasus diskalkulia ditemukan pada anak yang mempunyai
riwayat keluarga yang juga pernah menderita kesulitan belajar.
Diskalkulia biasanya baru terlihat secara nyata ketika anak tersebut masuk ke sekolah
dasar. Sebab, di saat itu mereka telah mulai mendapatkan konsep dasar matematika secara
akademis seperti berhitung, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Para orang tua, saran
Vitriani, harus lebih waspada pada kesulitan belajar seperti diskalkulia ini. Mereka juga harus
membedakan antara diskalkulia dengan kecacatan ataupun keterbelakangan. ''Karena mereka
memang berbeda, mereka tidak cacat ataupun terbelakang. Mereka hanya perlu suatu konsep
khusus agar dapat memahami proses matematis,'' ujar Vitriani.
Pada anak normal kesulitan menghadapi matematika bisa diselesaikan dengan les dan
berbagai latihan biasa. Hal itu tak menyelesaikan masalah anak disleksia. Masalahnya karena
mereka memiliki perbedaan secara organik pada tumbuh kembang otaknya. ''Jadi, organnya
yaitu saraf otaknya, bukan karena dia tidak latihan matematika,'' ujar Vitriani.
Penanggulangan diskalkulia harus dilakukan oleh spesialis yang berkompeten di bidangnya.
Bentuk terapi yang akan diberikan pun harus berdasarkan evaluasi terhadap kemampuan dan
tingkat hambatan anak secara detail dan menyeluruh.
Diposkan oleh hardiati rizki amelia di 18.19