(PGRI)
"Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Etika
Profesi"
Dosen Pembimbing :
Samsul Susilawati,M.Pdd
Disusun Oleh:
Arga Nizar
(09130009)
Fitria Kusumawati
(09130013)
(09130017)
Endang Setyawati(09130032)
Nikmatul Mukarromah (09130063)
MALANG
Oktober 2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) adalah suatu organisasi
yang berbadan hukum yang menaungi guru-guru Republik Indonesia. Tidak
hanya itu saja fungsi utama dari PGRI adalah untuk memajukan pendidikan
Nasional.
Di dalam makalah ini, berisi tentang sejarah terbentuknya PGRI,
tujuan, visi, misi, jati diri, serta lambang PGRI yang akan di bahas secara
detail dan mendalam demi terwujudnya pemahaman tentang PGRI secara
keseluruhan.
Pembahasan tentang PGRI dilihat dari sudut manapun sangatlah
penting. Alasan utamanya karena kita adalah kader-kader calon guru,
dimana harus mengerti tentang lembaga tersebut untuk kehidupan kita
selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PGRI (PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA)
PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) adalah osuatu organisasi
perjuangan, organisasi profesi organisasi ketenagakerjaan berperan aktif dalam
pembangunan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, kemasyarakatan, dan
global, bahwa untuk menyesuaikan dengan semangat dan dinamika pembangunan
serta peraturan perundang-undangan, Anggaran dasar dan Anggaran Rumah
Tangga PGR perlu disempurnakan.1
2.2 KELAHIRAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (PGRI)
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945
oleh Bung Karno dan Bung Hatta sebagai wakil-wakil bangsa Indonesia
merombak perikehidupan masyarakat bangsa dalam berbagai bidang. Dari hidup
sebagai suatu bangsa yang dijajah menjadi satu bangsa yang merdeka, berdiri
sendiri, bertanggung jawab mnegurus rumah tangga negara sendiri di antara
kehidupan bangsa-bangsa di dunia.2
Tantangan yang pertama-tama lahir adalah merebut kekuasaan pemerintah
dari tangan tentara pendudukan Jepang dan mempertahankan / menegakkan
kemerdekaan dari serangan tentara colonial Belanda yang berlindung dibawah
tentara sekutu yang berusaha ingin mengembalikan kekuasaannya lagi di
Indonesia. Bangsa Indonesia bertekat sambil jalan menyusun dan menata
kehidupan berperintahan dan bernegara sebagaimana layaknya suatu bangsa yang
merdeka. Gelora Revolusi Indonesia, berkobar dalam berbagai segi.
1 PGRI Provinsi Jawa Timur, ADART PGRI (PGRI: Palembang, 2008) hal1
2PPLP DASMEN
asal usul yang bermacam-macam pula. Bapak Rh. Koesnan mengajak peserta
pertemuan untuk membentuk sebuah persatuan guru yang mempersatukan semua
guru dengan tidak memandang latarbelakang pendidikan,agama dan asal usul
sehingga tidak terjadi lagi perpecahan organisasi guru seperti jaman Kolonial.
Semua peserta pertemuan menyetujui usul dan ide tersebut dan sepakat untuk
membentuk persatuan guru dengan nama Persatuan Guru Seluruh Indonesia
(PGSI) dengan Bapak Rh. Koesnan sebagai ketuanya.
PGSI pimpinan Rh. Koesnan yang baru dibentuk atas kesepakatan
beberapa orang tersebut ingin mengajak semua guru di daerah lain untuk
bergabung dengan PGSI dengan cara mengadakan kongres di Surakarta. Karena
suasana dan perhubungan yang sulit, maka kongres direncanakan akan
berlangsung pada akhir November 1945 dan surat ajakan kepada guru tersebut
akan dikirim kepada Kepala Kantor Pengajakan melalui Kantor Kabupaten
disetiap Kabupaten.4
Panitia Kongres dibentuk secara darurat dengan Bapak B. Soeparno
sebagai Ketua dan Bapak Ali Marsaban sebagai Wakil Ketua. Anggota yang lain
tidak terdokumentasikan dengan baik. Tempat Kongres dipilih Sekolah Guru
Putri, sekolah yang menempati gedung bekas Van Deventer School di Timuran,
dengan pertimbangan Bapak Rh. Koesnan sebagai Kepala Sekolahnya yang juga
menjadi Ketua PGSI dan sekolah tersebut memiliki asrama. Pada saat
berlangsungnya kongres, Sekolah Guru Putri diliburkan, sehingga asrama putri
tersebut bisa dipakai peserta Kongres.
Belum ada dokumen resmi yang menyebutkan berapa orang berapa orang
yang hadir dalam kongres tersebut akan tetapi disebutkan bahwa sambutan dari
daerah sangatlah besar menyambut dan mendukung ide tersebut. Dalam notulen
yang ada menyebutkan bahwa utusan datang dari sebagian besar Jawa, Bali dan
Lombok serta Padang. Diceritakan pula bahwa dari luar Jawa, karena tidak
mungkin datang dalam suasana revolusi memberikan dukungannya dengan
mengutus guru yang berasal dari daerah itu tetapi mengajar di Jawa untuk menjadi
4 Ibid hal 11
wakil daerah tersebut. Dalam rapat pertama Kongres menetapkan bahwa setiap
Kabupaten dalam Jawa masing-masing berhak memperoleh 1 suara. Bali dan
Lombok, 1 suara, sedangkan Sumatra memperoleh 1 suara. Jumlah suara yang sah
diterima kongres adalah 85 suara. Dengan demikian mungkin terdapat 83
kabupaten di Jawa yang mengirim utusannya. Dalam notulen Kongres disebut
beberapa kabupaten yang hadir, yaitu: Surabaya, Kediri, Cirebon, Salatiga, Yogya,
Solo, disamping Bali dan Lombok (masih dianggap satu kesatuan wilayah), serta
Padang.5
Jiwa, semangat, dan nilai-nilai yang terkandung dalam Proklamasi 17
Agustus 1945 mempunyai dampak yang amat dalam bagi seluruh pejuang
kemerdekaan, termasuk para guru pendidik bangsa pada waktu itu. Suasana
kemerdekaan dan perjuangan sangat mewarnai jalannya Kongers sehingga
terdengar pekik "merdeka" di sela-sela perdebatan dan riuhnya siding-sidang,
yang diselingi dentungan suara bom dan desingan peluru disekitar tempat
berlangsungnya Kongres. Jika terdengar suara desingan dan dentuman suara bom
yang menghujani kota Surakarta, para peserta Kongres segera berlindung dibawah
kolong meja dan atau benda lain yang lain yang dapat dipakai sekedar berlindung
sampai suara bom berhenti, kemudian sidang dilanjutkan kembali dengan
semangat yang lebih bergelora.
Sidang Pertama Kongres dibuka oleh Bapak Ali Marsaban mewakili ketua
Panitia karena Bapak Soerparno mendadak sakit. Pada pembukaan tersebut hadir
pula wakil dari Kementrian Pengajaran, Pendidikan dan kebudayaan, Sripaduka
Susuhanan, serta undanagn lainnya. Ada suatu yang menarik dalam undangan ini
karena satu-satunya organisasi diluar guru yang diundang sebagai peninjau dalam
Kongres ini adalah IPI (Ikatan Pelajar Indonesia). Menurut dokumen yang ada,
para guru secara penuh mensponsori dan mendukung pembentukan IPI pada
tanggal 12 September 1945 yang kemudian berubah menjadi IPPI (Ikatan Pemuda
Pelajar Indonesia) dan bahwa IPI inilah cikal bakal terbentuknya Tentara Pelajar.
5 ibid
(TRIP, TP, TGP dan lain-lain) yang dibentuk oleh IPI seksi keamanan.
Disini tersirat adanya benang merah antara fungsi guru dengan pembinaan
generasi muda.
TRIP: Tentara Republik Indonesia Pelajar
TP
: Tentara Pelajar
TGP
Seorang ketoea
Doea orang wakil ketoea
Doea orang peneolis
Doea orang bendahara
Empat orang anggauta
7 Ibid hal 13
Belum ada dokumen lain yang menunjukkan bentuk dan isi protes itu sesudah
final dan apakah protes tersebut jadi dikirimkan sesuai keputusan Kongres.8
Karena banyak usul dan mosi yang datang dari Kepala blok karesidenan
dan telah diterima pada sidang pertama pagi hari, maka acara sidang kedua
kongres yaitu siang dan malam hari tanggal 24 November 1945, acaranya berubah
menjadi:
1. Pembukaan.
2. Pidato Soetedjo Brodjonegoro tentang; pendidikan dan pengajaran dan
susunan sekolah dalam Republik Indonesia.
3. PGRI dan politik.
4. Mosi PGRI
5. Pengumuman-pengumuman9
Pada sidang hari pertama Sabtu tanggal 24 November 1945 pukul 20.00,
sebelum meneruskan acara lainnya Bapak Amin Singgih selaku Ketua Formatur
minta agar diberi kebebasan (keleluasaan) dalam memilih teman-teman sekerja
dalam Pengurus Besar. Untuk memudahkan pekerjaan, teman-teman itu diambil
dari Surakarta. Yaitu:
Ketua
: Amin Singgih
Wakil Ketua I
: Rh. Koesnan
Wakil Ketua II
: Soemitro
Penulis I
: Djajeng Soegianto
Penulis II
: Ali Marsaban
Bendahara I
: Soemidi Adisasmito
Bendahara II
: Siswowidjojo
Anggota
8 Ibid hal 14
9 ibid
Parmoedjo.10
Siding Pleno kedua pada hari Sabtu tanggal 24 November 1945 tersebut
diteruskan dengan penjelasan tentang pokok-pokok pikiran PGRI tentang
pendidikan, pengajaran dan sistem persekolahan di negara Republik Indonesia
sebagai sebuah pandangan dan pemikiran Bapak Soetedjo Brojonegoro.
Kongres telah mengambil beberapa keputusan tentang pendidikan dan pengajaran
antara lain:
1. Sekolahan Rendah tiga tahun agar dihapuskan dan diganti menjadi enam
tahun.
2. Sekolah Menengah menjadi dua, yaitu menengah pertama 3 tahun dan
menengah tinggi 3 tahun.
3. Sekolah Guru untuk Sekolah Rakyat agar didirikan dengan lama belajar
empat tahun sesudah Sekolah Rakyat.
Beberapa bulan kemudian Bapak Amin Singgih diangkat menjadi Bupati
Baroyo Wiyoto Mangkunegaran Surakarta sehingga mengajukan permohonan
mengundurkan diri dari jabatan Ketua Pengurus Besar PGRI di samping ada
beberapa anggota Pengurus Besar yang pindah atau berjuang di daerah lain
sehingga terjadilah perombakan pertama susunan kepengurusan PGRI menjadi:
Ketua
: Rh. Koesnan
Penulis I
: Sastrosoematro
Penulis II
: Kadjan Martosoebroto
Bendahara I
: Soemidi Adisasmito
Bendahara II
: Martosoedigjo
Anggota
: Djajeng Siswowidjojo
Sadad Siswowidjojo
Ny. Noerhaini
Soespandi Atmowilogo
Barojasilitas
10
dengan saat fasilitas yang sangat terbatas, sungguh tidak terbayangkan betapa
militannya para guru pada saat ini. Bahkan dalam suasana revolusi fisik seperti
itu, para guru tidak tinggal diam. Segera setelah Kongres, para guru langsung
menceburkan diri dalam kancah perjuangan. Ada yang meninggalkan tugas
mengajar, karena sekolah tutup atau ditutup, dan memanggul senjata bahu
membahu dengan kekuatan rakyat lainnya mempertahankan kemerdekaan.
Sebagian lagi sambil berjuang terus melakukan tugasnya mengajar walaupun
dengan sarana yang sangat minim yang didaerah yang sangat berbahaya. PGRI
menjadi salah satu organisasi yang selalu menjadi pelopor dan tampil dimuka
dalam setiap menghadapi ancaman dan tantangan. Pada masa perjuangan
mempertahankan kemerdekaan, PGRI menggelorakan semangat anggota dengan
meminta agar para anggota PGRI turut berjuang sambil melaksanakan tugas
pokoknya dibidang pendidikan serta mendesak pemerintah agar pemberantasan
buta huruf segera digalakkan.
Dalam Kongres IV di Yogyakarta, bulan Februari 1959, PGRI
mempelopori persatuan dan kesatuan bangsa yang dengan kerelaan dan keikhlasan
sendiri, organisasi guru di daerah federal menyatakan meleburkan diri pada
organisasi PGRI sebagai satu-satunya wadah guru.11
Suara itu berkumandang justru negara-negara bagian baru saja terbentuk dan
PGRI kembali mengumandangkan "Maklumat Persatuan" pada saat sedang
hangat-hangatnya pertentangan dan rasa curiga antara golongan republic dan
golongan federal (antara "non dan ko" antar kiblik" dengan "non kiblik")12
"Non"= Sebutan Pegawai/ Guru yang tidak mau menjadi pegawai Belanda.
"Ko" = Sebutan Pegawai/ Guru yang bersedia kerjasama atau menjadi pegawai
Belanda.
Para guru sepakat untuk menghapus segala rasa curiga mencurigai antar
sesama bangsa Indonesia serta memupus rasa kedaerahan yang sempit dengan
11 Ibid hal 15
12 Ibid hal 16
11
mengajak seluruh guru bersatu dalam PGRI. Maklumat Persatuan ini mendapat
sambutan masyarakat dan penghargaan Pemerintah.
Pada Kongres V di Bandung bulan Desember 1950, kembali PGRI
membuat kejutan dengan merubah Azaz dalam Anggaran Dasarnya. Tidak biasa
bagi suatu organisasi masyarakat pada masa itu yang memakai Pancasila sebagai
azaz dan landasan organisasi kerena beranggapan bahwa Pancasila adalah dasar
Negara sehingga organisasi hanya dapat memilih azaznya satu atau dua dari sila
Pancasila.
Dalam kongres di Bandung tersebut secara berani, para peserta Kongres
memilih azaz Pancasila sebagai azaz organisasi ketimbang azaz keadilan social
yang menjadi pilihan. Barangkali PGRI adalah salah satu organisasi yang paling
pertama memakai Pancasila sebagai azaznya.
Bila kita meneliti bunyi Mukadimah AD/ART PGRI dan meneliti
kehidupannya semenjak kelahiran sampai sekarang, maka hakekat berdiri dan
kelahiran PGRI dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. PGRI lahir karena hikmah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
17 agustus 1945 dan merupakan manifestasi aspirasi kaum guru Indonesia
untuk mengambil bagian pendidik bangsa demi tercapainya cita-cita
kemerdekaan.
2. PGRI hanya commited terhadap Negara Kesatuan Reublik Indonesia
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
3. PGRI berbatang tubuh sebagai suatu organisasi yang berlandaskan
Proklamasi, suatu organisasi pemersatu kaum guru yang bersifat
unitaristis, independen dan non partai politik dan merupakan suatu sarana
usaha kepentingan-kepentingan kaum guru bagi pembangunan/ pembinaan
profesinya dan pendidikan pada umumnya dan pengabdian terhadap tanah
air dan bangsa serta umat manusia secara keseluruhan.
4. PGRI adalah suatu organisasi profesi guru yang lahir, mengemban dan
mewariskan nilai-nilai angkatan '45 secara continue kepada setiap
organisasi/ penerus Bangsa Indonesia.13
13 Ibid
12
Urutan
Tempat &
Urut
1.
Kongres
Kongres I
Waktu
Surakarta,
Sekjen terpilih
- Amin Singgih
- Djajang Sugianto
24-25 Nov
2.
Kongres II
1945
Surakarta,
21-23 Des
- Rh. Koesnan
- J. Soetamas
1946
Hasil Kongres
Lahirnya PGRI sebagai wadah
perjuangan guru Indonesia
Mengajukan tuntutan kepada
pemerintah:
a. Sistem pendidikan
didasarkan pada kepentingan
nasional
b. Gaji guru tidak dihentikan
c. Diadakan Undang-Undang
pokok pendidikan dan
3.
Undang-Undang Perburuhan
a. Haluan perjuangan PGRI
Kongres
Madiun, 27-
Soejono
III
29 Feb 1948
Kromodimoeljo
Brahim
Prawirosumitro
NKRI, meningkatkan
pendidikan dan mengajarkan
nasional sesuai dengan
falsafah Pancasila dan UUD
1945 dan tidak bergerak
dalam lapangan politik (non
13
partai)
b. Bersifat korektif dan
konstruktif terhadap
4.
Kongres
Yogyakarta,
IV
26-29 Feb
- RH. Koesnan
- Soekirno
1950
pemerintah
Mempersatukan guru-guru di
seluruh tanah air melalui
"maklumat persatuan"
menyingkirkan segala rasa
curiga dan semangat kedaulatan
yang menjangkiti para akibat
pengaruh politik yang memecah
belah wilayah Republik
5.
Kongres
Bandung, 19-
24 Des 1950
- Soedjono
- Muhammad
Hidayat
Indonesia.
a. Penegasan kembali Pancasila
sebagai asas organisasi
b. Melakukan konsolidasi
organisasi dengan
membentuk komisariat-
6.
Kongres
Malang, 24-
VI
30 Nov 1952
- Soedjono
- Muhammad
Hidayat
komisariat daerah
Dibahas untuk pertama kalinya
konsep pendidikan nasional dan
anggaran belanja kementrian PP
dan K menjadi 25% dari seluruh
7.
Kongres
Semarang, 24
VII
Nov- 1 Des
- Soedjono
- Muhammad
Hidayat
1954
14
Kongres
Bandung
VIII
- ME Subiadinata
- Soebandi
baru
a. Mendesak pemerintah
mengubah sistem pendidikan
colonial menjadi sistem
pendidikan nasional
b. Melanjutkan tuntutan
kenaikan anggaran belanja
kementrian PP dan K hingga
9.
Kongres
IX
Surabaya, 31 - ME Subiadinata
- Soekarna Prawira
Okt- 4 Nov
1959
10.
Kongres
11.
X
Kongres
XI
25%
Terjadi perpecahan dalam tubuh
PGRI tetapi tetap terpilih
kembali ME Soebiadinata
20 Maret
dilanjutkan
1967
ketua PAW:
bersifat unitaristis
Slamet I
- Drs Estiko
Soeparjono
12.
Kongres
Bandung, 29
- Basyuni
XII
Juni- 4 Juli
Suriamiharja
- AMD Yusuf
1970
Sekjen PAW:
15
M. Hatta
13.
Kongres
Jakarta, 21-
XIII
25 Nov 1973
- Basyuni
Suriamiharja
- Drs.W.D.F.
Rindorindo
14.
Kongres
Jakarta, 26-
XIV
30 Juni 1979
- Basyuni
Suriamiharja
- Drs.W.D.F.
Rindorindo
15.
16.
Kongres
Jakarta, 16-
XV
21 Juli 1984
Kongres
Jakarta, 3-8
XVI
Juli 1989
- Basyuni
Suriamiharja
- Drs.W.D.F.
Rindorindo
- Basyuni
Suriamiharja
- Drs.W.D.F.
Rindorindo
lingkaran.
Menerima adanya struktur
Dewan Pembinaan ex-officio
terdiri atas tiga orang Mentri/
pejabat pemerintah.15
a. Okomodasi terhadap
pengaruh pemerintah, dalam
susunan personalia PB-PGRI
maupun program organisasi
b. Terbentuknya YPLP PGRI
Pembangunan Gedung Guru
Indonesia (GGI) di jalan Tanah
Abang III/24 Jakarta Pusat
a. Penyesuaian AD/ART
dengan Undang-Undang
No.8 tahun 1985 tentang
Ormas.
b. Penegasan PGRI sebagai
organisasi profesi.
17.
Kongres
Jakarta, 3-8
XVII
Juli 1994
- Basyuni
Suriamiharja
- Drs.W.D.F.
Rindorindo
15 Ibid hal 70
16
Kongres
Lembang,
XVIII
- Prof. H.
Muhammad
Surya
- Drs.H. Sulaiman
SB Ismaya
19.
Kongres
Semarang, 8-
XIX
12 Juli 2003
- Prof. H.
Muhammad
Surya
- Kusrin Wardojo,
SH
- Sekjen PAW
- Drs.H. Soemardhi
Thaher
20.
Kongres
Palembang,
- Dr.H. Sulistyo,
XX
30 Juni- 4
M.Pd
- H. Sahiri
Juli 2008
Hermawan,
SH,MH
Konstitusi
a. Ditetapkan Kode Etik dan
Dewan Kehormatan Guru
Indonesia
b. Membangun PGRI yang kuat
dan bermartabat
c. Dibentuknya Badan
Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pendidik dan
16 Ibid hal 71
17
PRGI,hal 40
18
Pertama : Misi Nasional, dengan misi ini PGRI mengemban sejumlah misi yang
harus diwujudkan, yaitu untuk mempertahankan, mengisi dan
mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
berupa terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur.
Kedua : Misi Pembangunan, yaitu ikut berperan serta untuk mensukseskan
pembangunan nasional sebagai bagian pengisian kemerdekaan.
Ketiga : Misi Pendidikan Nasional, yaitu ikut berperan secara aktif dalam
mensukseskan Pendidikan Nasional sebagai bagian dari pembangunan
nasional khususnya dan upaya mengembangkan sumber daya manusia.
Empat : Misi Profesional, yaitu misi untuk memperjuangkan perwujudan guru
profesional dengan hak dan martabatnya serta pengembangan kariernya.
Lima : Misi Kesejahteraan, yaitu memperjuangkan tercapainya kesejahteraan
lahir dan batin para guru dan tenaga kependidikan.19
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, kongres XVIII telah melakukan
berbagai reformasi organisasi baik ke dalam maupun keluar sehingga menjadikan
PGRI sebagai organisasi pembelajar yang mampu beradaptasi dengan tuntutan
terwujudnya masyarakat Indonesia modern dan madani.
Dalam masyarakat madani PGRI mengembangkan nuansa kehidupan organisasi
yang mandiri, beradab dan agamis.20
2.4 JATI DIRI PGRI
1. Pengertian Jatidiri.
Jati diri pada hakikatnya adalah landasan filosofis yang menjadi norma dalam
pola pikir, sikap perbuatan dan tindakan yang bersifat mengikat dan ditaati oleh
para anggotanya. Jati diri PGRI adalah perwujudan dari sifat-sifat yang khas
PGRI yng nampak dalam nilai-nilai, pola pikir, sikap perbuatan tindakan,
perjuangan dan professional yang didasarkan pada falsafah Negara Pancasila dan
UUD 1945 , serta Jiwa, Semangat dan Nilai-Nilai 1945.21
2. Dasar Jatidiri.
19 Ibid,hal 41
20 Ibid,hal 41
21 Ibid,hal 42
19
20
tempat dan lingkungan kerja, golongan, agama, jenis kelamin, status, asal
usul, serta adat istiadat.
5) Ciri Profesionalisme, artinya PGRI mengutamakan karya dan kekaryaan
dalam usaha mempertinggi kesadaran, sikap, mutu dan kemampuan
profesionalisnya.
6) Ciri kekeluargaan, artinya PGRI menumbuhkan, mengembangkan rasa
senasib dan sepenanggungan, memiliki jiwa gotong royong, saling asah,
asih serta asuh antara sesama anggota.
7) Ciri Kemandirian, artinya bahwa dalam melaksanakan misi PGRI
bertumpu pada kepercayaan, dan kemampuan diri sendiri, tanpa
keterikatan dan ketergantungan pihak lain. Namun demikian PGRI selalu
membina hubungan dan kerjasama yang baik dengan pihak lain.
8) Ciri Non Partai Politik, artinya bahwa PGRI tidak mempunyai hubungan
organisasi dengan kekuatan sosial politik manapun.
9) Ciri Jiwa, Semangat dan Nilai-Nilai45, artinya bahwa PGRI konsekuen
berusaha menegakkan dan melestarikan JSN45 sebagai jiwa kejuangan
kepada generasi penerus.23
4. Tujuan jatidiri.
Tujuan jatidiri PGRI adalah:
1) Tegaknya keberadaan PGRI, tumbuhnya rasa bangga, rasa ikut memiliki.
2) Tercapainya Loyalitas, Dedikasih, Disiplin dan Kemapuan Profesional
(LDDKP) yang tinggi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.
3) Memiliki kemampuan dalam mengantisipasi setiap perubahan akibat
perkembangan masyarakat, ilmu dan teknologi.
4) Terwujudnya pengamanan, pengalaman dan pelestarian Pancasila dan
UUD 1945, dan Jiwa Semangat Nilai-Nilai 45 dalam tubuh PGRI baik
oleh organisasi maupun anggota-anggotanya.24
5. Fungsi Jatidiri.
Yang dimaksud fungsi adalah manfaat dari adanya jatidari dalam rangka
pengemban tugas-tugas organisasi PGRI untuk mewujudkan hakikat jatidiri.
Adapu fungsi jati diri PGRI adalah :
1) Sebagai pedoman gerak perjuangan bagi anggota organisasi.
23 Ibid,hal 43
24 Ibid,hal 44
21
pelaksanaan
program
yang
menjadi
garis
kebijakan
Pemerintah.
5) Mempertinggi kesadaran, sikap, kemampuan dan mutu profesi guru serta
meningkatkan kesejahteraan guru/anggota PGRI.26
22
mempertahankan,
mengamankan
dan
mengamalkan
Pancasila
c. Mempertahankan dan melestarikan negara kesatuan RI
d. Meningkatkan Integritas bangsa serta menjaga tetap terjamin dan
terpeliharanya keutuhan kesatauan dan persatuan bangsa
27 http://antonborneojach.wordpress.com/2009/01/24/tujuan-pgri/ 27 Februari
2011
23
dan
mengevaluasi
terlaksananya
system
hubungan
kerjasama
dengan
lembaga-lembaga
24
kedudukan,
wibawa
dan
martabat
guru
serta
kesetiakawan organisasi
q. Membina dan meningkatkan hubungan kerjasama dengan organisasi
guru luar negeri dengan mengutamakan kepentingan nasional
r. Melakukan pengawasan sosial dan fungsional atas pelaksanaan sistem
pendidikan nasional28
28 http://antonborneojach.wordpress.com/2009/01/24/tugas-dan-fungsi-pgri/ oleh
antonborneojach Januari 24, 2009 pada 6:45 pm, di unduh rabu 12 oktober11 jam
15.19
25
Bentuk
Cakra atau lingkaran melambangkan :cita-cita luhur dan daya upaya menunaikan
pengabdian yang terus-menerus.
Lukisan dan Corak dan Warna:
1. Bidang bagian pinggir lingkaran warna merah, melambangkan :
Mengabdian yang dilandasi kemurnian dan keberanian bagi kepentingan
rakyat
2. Warna putih dengan tulisan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI),
melambangkan: pengabdian yang dilandasi kesucian dan cinta kasih.
3. Paduan warna pinggir merah putih, melambangkan : pengabdian
terhadap Negara, bangsa dan Tanah air Indonesia.29
4. Suluh berdiri tegak bercorak 4 garis tegak dan datar berwarna kuning
dengan nyala 5 sinar api warna merah, melambangkan :
o Suluh dengan 4 garis tegak dan datar kuning berarti fungsi guru
(Prasekolah, SD, SL, dan Perguruan Tinggi) dengan hakekat tugas
pengabdiannya sebagai pendidik yang besar dan luhur.
o Nyala api dengan 5 sinar warna merah :
Arti ideology: Pancasila
Arti teknis
: Sasaran budi, cipta, rasa, karsa dan karya generasi.
5. Empat buku mengapit suluh dengan posisi 2 datar dan 2 tegak (simetris)
dengan warna corak putih, melambangkan : sumber ilmu yang
menyangkut nilai-nilai moral, pengetahuan, ketrampilan, dan akhlak bagi
tingkatan lembaga-lembaga pendidikan, prasekolah, dasar, menengah, dan
tinggi.
6. Warna dasar tengah hijau melambangkan :kemakmuran generasi.
Arti keseluruhan
Guru Indonesia dengan itikad dan kesadaran pengabdian yang suci dengan
segala keberanian keseluruh jiwa dan cinta kasih senantiasa menunaikan darma
baktinya terhadap Negara, Tanah Air, dan bangsa Indonesia dalam mendidik budi,
cipta,rasa, karsa, dan karya generasi bangsa menjadi manusia Pancasila yang
memiliki moral, pengetahuan, keterampilan, dan akhlak yang tinggi.
Penggunaan
29 PPLP DASMEN
PRGI,hal 58
26
27
IKRAR GURU
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
1. Kami guru / persatuan guru Republik Indonesia, / adalah insan pendidik bangsa /
yang beriman dan taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
2. Kami guru / persatuan guru Republik Indonesia, / adalah pengemban dan
pelaksana cita-cita proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia / pembela dan
pengamal pancasila yang setia pada Undang-undang Dasar 1945.
3. Kami guru / persatuan guru Republik Indonesia, / bertekad bulat mewujudkan
tujuan nasional / dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Kami guru / persatuan guru Republik Indonesia, / bersatu dalam wadah organisasi
perjuangan / persatuan guru Republik Indonesia / membina persatuan dan
kesatuan bangsa / yang berwatak kekeluargaan.
30 http://dedsmade.blogspot.com/2011/01/makalah-tentang-peranpgri-dalam.html. 28-0ktober 2011
28
5. Kami guru / persatuan guru republik Indonesia, / menjunjung tinggi kode etik
guru Indonesia / sebagai pedoman tingkah laku profesi / dalam pengabdian
terhadap bangsa, / Negara, / serta kemanusiaan.31
MARS PGRI
Pencipta: P.Endropranoto
PGRI, ABADI, TETAP MEMPERSATUKAN DIRI
DENGAN NAMA NAN SENTOSA, LAHIR NEGARA KITA
WAHAI KAUM GURU SEMUA, BANGUNKAN RAKYAT DARI GULITA
KITALAH PENYULUH BANGSA, MEMBIMBING MELANGKAH KE
MUKA
INSAFLAH KAN KEWAJIBAN KITA, MENDIDIK MENGAJAR PRAPURTA
KITA LAH PEMBANGUN JIWA, PENCIPTA KEKUATAN NEGARA
PGRI, ABADI BERNAUNG DIBAWAH SANG PANJI
SINAR SURYA NAN MERATA, ANGGOTANYA BERSAMA
WAHAI KAUM GURU SEMUA, BANGUNKAN RAKYAT DARI GLITA
KITALAH PENYULUH BANGSA, MEMBIMBING MELANGKAH KEMUKA
INSAFLAH
KAN
KEWAJIBAN
KITA,
MENDIDIK
MENGAJAR
PRAPURTA
KITALAH PEMBANGUN JIWA, PENCIPTA KEKUATAN NEGARA32
31 ibid
32 PGRI, ADART PGRI (HAMJAYA CETAK: Kepanjen, 2008) hal63
29
BAB III
KESIMPULAN
1. PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) adalah suatu organisasi yang
berbadan hukum yang menaungi guru-guru Republik Indonesia. Tidak hanya
itu saja fungsi utama dari PGRI adalah untuk memajukan pendidikan Nasional.
2. PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama
Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah
nama
menjadi
Persatuan
Guru
Indonesia
(PGI)
tahun
1932.
30
tidak lagi perjuangan kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi telah
memuncak
menjadi
perjuangan
nasional
dengan
teriak
merdeka.
Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah
menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan ini mengejutkan
pemerintah Belanda, karena kata Indonesia yang mencerminkan semangat
kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya, kata Indonesia
ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.
Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup,
Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.
Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres
Guru Indonesia pada tanggal 24 25 November 1945 di Surakarta. Melalui
kongres ini, segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas
perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama,
dan suku, sepakat dihapuskan. Mereka adalah guru-guru yang aktif
mengajar, pensiunan yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik
Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945
seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.
Dengan semangat pekik merdeka yang bertalu-talu, di tangan bau mesin
pemboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak
bersatu
untuk
mengisi
kemerdekaan
dengan
tiga
tujuan
31
32
4.
c.
Referensi
PGRI Provinsi Jawa Timur, ADART PGRI (PGRI: Palembang,
2008)
34
35