Anda di halaman 1dari 35

PERSATUAN GURU RPUBLIK INDONESIA

(PGRI)
"Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Etika
Profesi"
Dosen Pembimbing :
Samsul Susilawati,M.Pdd
Disusun Oleh:
Arga Nizar

(09130009)

Fitria Kusumawati

(09130013)

Putri Ayu Arita

(09130017)

Endang Setyawati(09130032)
Nikmatul Mukarromah (09130063)

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN


SOSIAL
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
IBRAHIM

MALANG
Oktober 2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) adalah suatu organisasi
yang berbadan hukum yang menaungi guru-guru Republik Indonesia. Tidak
hanya itu saja fungsi utama dari PGRI adalah untuk memajukan pendidikan
Nasional.
Di dalam makalah ini, berisi tentang sejarah terbentuknya PGRI,
tujuan, visi, misi, jati diri, serta lambang PGRI yang akan di bahas secara
detail dan mendalam demi terwujudnya pemahaman tentang PGRI secara
keseluruhan.
Pembahasan tentang PGRI dilihat dari sudut manapun sangatlah
penting. Alasan utamanya karena kita adalah kader-kader calon guru,
dimana harus mengerti tentang lembaga tersebut untuk kehidupan kita
selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan PGRI ?
2. Bagaimana sejarah terbentuknya PGRI ?
3. Apa visi, misi, dan jati diri PGRI ?
4. Apa fungsi dan tujuan PGRI ?
5. Apakah makna dari lambang PGRI ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud atau pengertian dari PGRI.
2. Untuk mengetahui sejarah terbentuknya PGRI.
3. Untuk mengetahui visi, misi, dan jati diri PGRI.
4. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan PGRI.
5. Untuk mengetahui makna dari lambang PGRI .

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PGRI (PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA)
PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) adalah osuatu organisasi
perjuangan, organisasi profesi organisasi ketenagakerjaan berperan aktif dalam
pembangunan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, kemasyarakatan, dan
global, bahwa untuk menyesuaikan dengan semangat dan dinamika pembangunan
serta peraturan perundang-undangan, Anggaran dasar dan Anggaran Rumah
Tangga PGR perlu disempurnakan.1
2.2 KELAHIRAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (PGRI)
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945
oleh Bung Karno dan Bung Hatta sebagai wakil-wakil bangsa Indonesia
merombak perikehidupan masyarakat bangsa dalam berbagai bidang. Dari hidup
sebagai suatu bangsa yang dijajah menjadi satu bangsa yang merdeka, berdiri
sendiri, bertanggung jawab mnegurus rumah tangga negara sendiri di antara
kehidupan bangsa-bangsa di dunia.2
Tantangan yang pertama-tama lahir adalah merebut kekuasaan pemerintah
dari tangan tentara pendudukan Jepang dan mempertahankan / menegakkan
kemerdekaan dari serangan tentara colonial Belanda yang berlindung dibawah
tentara sekutu yang berusaha ingin mengembalikan kekuasaannya lagi di
Indonesia. Bangsa Indonesia bertekat sambil jalan menyusun dan menata
kehidupan berperintahan dan bernegara sebagaimana layaknya suatu bangsa yang
merdeka. Gelora Revolusi Indonesia, berkobar dalam berbagai segi.
1 PGRI Provinsi Jawa Timur, ADART PGRI (PGRI: Palembang, 2008) hal1
2PPLP DASMEN

PGRI, Sejarah Perjuangan dan jati diri PGRI Edisi ke-2


(PGRI:Surabaya, 2003) hal 10

Perang kemerdekaan berkecamuk dimana-mana, seluruh Rakyat Indonesia


bangkit serentak merebut dan menegakkan kemerdekaan. Para Pahlawan Nasional
berjatuhan gugur dimedan bakti sebagai syuhada. Organisasi massa rakyat dengan
berbagai sadar, sifat, corak dan bentuknya bertumbuhan dimana-mana. Ada yang
bersifat nasional, regional maupun lokal, tapi tujuannya sama, yaitu " Demi
Tegaknya Kemerdekaan".
Pada hari minggu tanggal 25 November 1945, dibawah dentuman
tembakan Sekutu dan NICA yang menghujani kota Surakarta, para guru peserta
kongres pertama PGRI melaksanakan upacara (saat itu disebut resepsi) penutupan
kongres Pertama PGRI. Tidak diceritakan bagaimana jalan upacara, dan tidak ada
dokumen yang memberitakannya, hanya para pelaku menyatakan bahwa resepsi
penutupan Kongres yang merupakan upaya memperkenalkan berdirinya sebuah
organisasi guru kepada masyarakat telah berlangsung dengan selamat dan seluruh
peserta Kongres segera bubar dan kembali ketempat tugas masing-masing.
Persatuan Guru Republik Indonesia disingkat PGRI.
Kongres PGRI sendiri berlangsung selama dua hari yaitu Sabtu tanggal 24
November 1945 dan minggu tanggal 25 November 1945. Catatan yang terkumpul
antara lain notulen rapat pertama tanggal 24 November 1945 dan saat
memutuskan berdirinya PGRI, pada tanggal 25 November 1945 saat penutupan
dan resepsi Kongres, tidak diberitakan secara jelas, hanya diceritakan bahwa
resepsi dipersingkat karena terjadi pemboman Kota Surakarta, khususnya pada
sasaran instalasi penting, seperti gedung RRI di Kestalan, yang jaraknya beberapa
ratus meter dari tempat Kongres.3
Ide pembentukan persatuan guru berawal dari sebuah pertemuan yang
disonsori oleh Bapak Rh. Koesnan, Kepala Sekolah Guru Putri di Jalan Kartini,
Surakarta (sekarang menjadi SLTP Negeri 3 DAN 10 Surakarta). Yang hadir
dalam pertemuan tersebut anatara lain: Bapak Rh. Koesnan sebagai pemrakarsa,
Bapak Moch. Hoesodo, Bapak Siswowardojo, dan Bapak Baroja. Semua yang
hadir adalah guru dengan latarbelakang pendidikan yang berbeda serta agama dan
3 ibid

asal usul yang bermacam-macam pula. Bapak Rh. Koesnan mengajak peserta
pertemuan untuk membentuk sebuah persatuan guru yang mempersatukan semua
guru dengan tidak memandang latarbelakang pendidikan,agama dan asal usul
sehingga tidak terjadi lagi perpecahan organisasi guru seperti jaman Kolonial.
Semua peserta pertemuan menyetujui usul dan ide tersebut dan sepakat untuk
membentuk persatuan guru dengan nama Persatuan Guru Seluruh Indonesia
(PGSI) dengan Bapak Rh. Koesnan sebagai ketuanya.
PGSI pimpinan Rh. Koesnan yang baru dibentuk atas kesepakatan
beberapa orang tersebut ingin mengajak semua guru di daerah lain untuk
bergabung dengan PGSI dengan cara mengadakan kongres di Surakarta. Karena
suasana dan perhubungan yang sulit, maka kongres direncanakan akan
berlangsung pada akhir November 1945 dan surat ajakan kepada guru tersebut
akan dikirim kepada Kepala Kantor Pengajakan melalui Kantor Kabupaten
disetiap Kabupaten.4
Panitia Kongres dibentuk secara darurat dengan Bapak B. Soeparno
sebagai Ketua dan Bapak Ali Marsaban sebagai Wakil Ketua. Anggota yang lain
tidak terdokumentasikan dengan baik. Tempat Kongres dipilih Sekolah Guru
Putri, sekolah yang menempati gedung bekas Van Deventer School di Timuran,
dengan pertimbangan Bapak Rh. Koesnan sebagai Kepala Sekolahnya yang juga
menjadi Ketua PGSI dan sekolah tersebut memiliki asrama. Pada saat
berlangsungnya kongres, Sekolah Guru Putri diliburkan, sehingga asrama putri
tersebut bisa dipakai peserta Kongres.
Belum ada dokumen resmi yang menyebutkan berapa orang berapa orang
yang hadir dalam kongres tersebut akan tetapi disebutkan bahwa sambutan dari
daerah sangatlah besar menyambut dan mendukung ide tersebut. Dalam notulen
yang ada menyebutkan bahwa utusan datang dari sebagian besar Jawa, Bali dan
Lombok serta Padang. Diceritakan pula bahwa dari luar Jawa, karena tidak
mungkin datang dalam suasana revolusi memberikan dukungannya dengan
mengutus guru yang berasal dari daerah itu tetapi mengajar di Jawa untuk menjadi
4 Ibid hal 11

wakil daerah tersebut. Dalam rapat pertama Kongres menetapkan bahwa setiap
Kabupaten dalam Jawa masing-masing berhak memperoleh 1 suara. Bali dan
Lombok, 1 suara, sedangkan Sumatra memperoleh 1 suara. Jumlah suara yang sah
diterima kongres adalah 85 suara. Dengan demikian mungkin terdapat 83
kabupaten di Jawa yang mengirim utusannya. Dalam notulen Kongres disebut
beberapa kabupaten yang hadir, yaitu: Surabaya, Kediri, Cirebon, Salatiga, Yogya,
Solo, disamping Bali dan Lombok (masih dianggap satu kesatuan wilayah), serta
Padang.5
Jiwa, semangat, dan nilai-nilai yang terkandung dalam Proklamasi 17
Agustus 1945 mempunyai dampak yang amat dalam bagi seluruh pejuang
kemerdekaan, termasuk para guru pendidik bangsa pada waktu itu. Suasana
kemerdekaan dan perjuangan sangat mewarnai jalannya Kongers sehingga
terdengar pekik "merdeka" di sela-sela perdebatan dan riuhnya siding-sidang,
yang diselingi dentungan suara bom dan desingan peluru disekitar tempat
berlangsungnya Kongres. Jika terdengar suara desingan dan dentuman suara bom
yang menghujani kota Surakarta, para peserta Kongres segera berlindung dibawah
kolong meja dan atau benda lain yang lain yang dapat dipakai sekedar berlindung
sampai suara bom berhenti, kemudian sidang dilanjutkan kembali dengan
semangat yang lebih bergelora.
Sidang Pertama Kongres dibuka oleh Bapak Ali Marsaban mewakili ketua
Panitia karena Bapak Soerparno mendadak sakit. Pada pembukaan tersebut hadir
pula wakil dari Kementrian Pengajaran, Pendidikan dan kebudayaan, Sripaduka
Susuhanan, serta undanagn lainnya. Ada suatu yang menarik dalam undangan ini
karena satu-satunya organisasi diluar guru yang diundang sebagai peninjau dalam
Kongres ini adalah IPI (Ikatan Pelajar Indonesia). Menurut dokumen yang ada,
para guru secara penuh mensponsori dan mendukung pembentukan IPI pada
tanggal 12 September 1945 yang kemudian berubah menjadi IPPI (Ikatan Pemuda
Pelajar Indonesia) dan bahwa IPI inilah cikal bakal terbentuknya Tentara Pelajar.

5 ibid

(TRIP, TP, TGP dan lain-lain) yang dibentuk oleh IPI seksi keamanan.
Disini tersirat adanya benang merah antara fungsi guru dengan pembinaan
generasi muda.
TRIP: Tentara Republik Indonesia Pelajar
TP

: Tentara Pelajar

TGP

: Tentara Genie Pelajar


Setelah mendengar usul dan saran peserta tentang acara Kongres, maka

sidang diteruskan dengan membahas materi Kongres yang memutuskan antara


lain: Nama organisasi yang diputuskan adalah PGRI (Persatuan Guru Republik
Indonesia) dari usul-usul yang masuk, yaitu; SGRI, PPI, SPI, PGSI, dan PGRI.
Nama PGRI diajukan oleh utusan daerah Priangan. Pusat Pengurus Besar:
diutuskan di Jakarta, tetapi untuk sementara ditetapkan di Surakarta sesuai
berbagai usul dan saran Kongres.6
Kongres memutuskan Amin Singgih sebagai Ketua Formatur dari caloncalon: Sutopo Adi Seputro, Sugarda, dan Amin Singgih dengan tugas segera
menyusun kepengurusan lengkap.
Dalam pasal I Anggaran Dasar pertama ditetakan bahwa susunan Pengurus
Besar terdiri dari (teks asli dengan ejaan lama):
Poesat PGRI dipimpin oleh pengoeroes besat jang terdiri atas:
a.
b.
c.
d.
e.

Seorang ketoea
Doea orang wakil ketoea
Doea orang peneolis
Doea orang bendahara
Empat orang anggauta

sedikit-sedikitnya seorang dari pengoeroes besar haroes anggauta poetry.


Azaz dan tujuan organisasi, pasal II Anggaran Dasar Pertama (teks asli dengan
ejaan lama) PGRI berazaz kedaulatan anggautanya dan bertoejoean:
a. Memperkoeat berdirinja repoeblik Indonesia.
b. Memperbaikai dan memjempoernakan pendidikan dan pengadjaran rakjat
reoeblik Indonesia.
c. Memperhatika kedoedoekan kaoem pendidikan dalam masyarakat.
d. Menolong anggauta serta keloearganja jang menderita kesoesahan.
6 Ibid hal 12

Rencana perjuangan Pasal III (teks asli dengan ejaan lama):


1. Mengandjoerkan kepada anggautanay soepaja menjokong dengan njata
semoea matjam perjoangan oentoek menegakkan repoeblik Indonesia.
2. Mengharoeskan anggautanja:
a. Memperhebat pendidikan dan mempercepat pengadjaran.
b. Mengadakan fonds pertolongan.7
Dalam rapat hari Sabtu tanggal 24 November 1945 pagi hari sebelum
membahas Rancangan Anggaran Dasar PGRI, dibahas pula laporan utusan cabang
Surabaya yang melaporkan keadaan di Surabaya berkenaan dengan peristiwa 10
November 1945 dan Wakil dari Surabaya melaporkan tentang gugurnya seorang
siswa sekolah teknik Solo di Ambarawa dan membahas beberapa protes
(maksudnya resolusi) yang berkaitan dengan perjuangan bangsa dan negara.
Salah satu protes yang dibahas adalah protes keseluruh dunia terhadap
tindakan-tindakan tentara pendudukan Jepang di Indonesia umumnya dan Jawa
pada khususnya. Untuk menyusun protes tersebut dibentuk panitia kecil ynag
terdiri dari wakil Cirebon, Kediri dan Yogya dengan isi protes antara lain (teks asli
edjaan lama):
1. Alasan protest:
Perboeatan-perboeatan tentara pendoedoekan jang tidak sesoeai dengan maksoed
pendoedoekan.
2. Maksoed protest:
Agar tentara pendoedoekan ditarik kembali dan tidak oesah diganti, karena negara
Repoeblik Indonesia telah tjakap menjelenggalaran keamanan dan ketentraman
dalam negeri.
3.Protest ditoedjoekan kepada:
Negeri-negeri Serikat (maksudnya negara-negara yang bergabung dalam Sekutu,
Allied Nations).
Negeri-negeri Arab djoega akan diberi tahoe:

7 Ibid hal 13

Belum ada dokumen lain yang menunjukkan bentuk dan isi protes itu sesudah
final dan apakah protes tersebut jadi dikirimkan sesuai keputusan Kongres.8
Karena banyak usul dan mosi yang datang dari Kepala blok karesidenan
dan telah diterima pada sidang pertama pagi hari, maka acara sidang kedua
kongres yaitu siang dan malam hari tanggal 24 November 1945, acaranya berubah
menjadi:
1. Pembukaan.
2. Pidato Soetedjo Brodjonegoro tentang; pendidikan dan pengajaran dan
susunan sekolah dalam Republik Indonesia.
3. PGRI dan politik.
4. Mosi PGRI
5. Pengumuman-pengumuman9
Pada sidang hari pertama Sabtu tanggal 24 November 1945 pukul 20.00,
sebelum meneruskan acara lainnya Bapak Amin Singgih selaku Ketua Formatur
minta agar diberi kebebasan (keleluasaan) dalam memilih teman-teman sekerja
dalam Pengurus Besar. Untuk memudahkan pekerjaan, teman-teman itu diambil
dari Surakarta. Yaitu:
Ketua

: Amin Singgih

Wakil Ketua I

: Rh. Koesnan

Wakil Ketua II

: Soemitro

Penulis I

: Djajeng Soegianto

Penulis II

: Ali Marsaban

Bendahara I

: Soemidi Adisasmito

Bendahara II

: Siswowidjojo

Anggota

: Nona Siti Wahyunah (kemudian menjadi Ny. Poppy


Syahrir)
Martosoedigjo
Reksosoebroto

8 Ibid hal 14
9 ibid

Parmoedjo.10
Siding Pleno kedua pada hari Sabtu tanggal 24 November 1945 tersebut
diteruskan dengan penjelasan tentang pokok-pokok pikiran PGRI tentang
pendidikan, pengajaran dan sistem persekolahan di negara Republik Indonesia
sebagai sebuah pandangan dan pemikiran Bapak Soetedjo Brojonegoro.
Kongres telah mengambil beberapa keputusan tentang pendidikan dan pengajaran
antara lain:
1. Sekolahan Rendah tiga tahun agar dihapuskan dan diganti menjadi enam
tahun.
2. Sekolah Menengah menjadi dua, yaitu menengah pertama 3 tahun dan
menengah tinggi 3 tahun.
3. Sekolah Guru untuk Sekolah Rakyat agar didirikan dengan lama belajar
empat tahun sesudah Sekolah Rakyat.
Beberapa bulan kemudian Bapak Amin Singgih diangkat menjadi Bupati
Baroyo Wiyoto Mangkunegaran Surakarta sehingga mengajukan permohonan
mengundurkan diri dari jabatan Ketua Pengurus Besar PGRI di samping ada
beberapa anggota Pengurus Besar yang pindah atau berjuang di daerah lain
sehingga terjadilah perombakan pertama susunan kepengurusan PGRI menjadi:
Ketua

: Rh. Koesnan

Penulis I

: Sastrosoematro

Penulis II

: Kadjan Martosoebroto

Bendahara I

: Soemidi Adisasmito

Bendahara II

: Martosoedigjo

Anggota

: Djajeng Siswowidjojo
Sadad Siswowidjojo
Ny. Noerhaini
Soespandi Atmowilogo
Barojasilitas

Kedatangan para guru dari berbagai daerah untuk menghadiri Kongres


dalam suasana yang menggelora, dengan alat transportasi yang demikian sulit, dan
10 ibid

10

dengan saat fasilitas yang sangat terbatas, sungguh tidak terbayangkan betapa
militannya para guru pada saat ini. Bahkan dalam suasana revolusi fisik seperti
itu, para guru tidak tinggal diam. Segera setelah Kongres, para guru langsung
menceburkan diri dalam kancah perjuangan. Ada yang meninggalkan tugas
mengajar, karena sekolah tutup atau ditutup, dan memanggul senjata bahu
membahu dengan kekuatan rakyat lainnya mempertahankan kemerdekaan.
Sebagian lagi sambil berjuang terus melakukan tugasnya mengajar walaupun
dengan sarana yang sangat minim yang didaerah yang sangat berbahaya. PGRI
menjadi salah satu organisasi yang selalu menjadi pelopor dan tampil dimuka
dalam setiap menghadapi ancaman dan tantangan. Pada masa perjuangan
mempertahankan kemerdekaan, PGRI menggelorakan semangat anggota dengan
meminta agar para anggota PGRI turut berjuang sambil melaksanakan tugas
pokoknya dibidang pendidikan serta mendesak pemerintah agar pemberantasan
buta huruf segera digalakkan.
Dalam Kongres IV di Yogyakarta, bulan Februari 1959, PGRI
mempelopori persatuan dan kesatuan bangsa yang dengan kerelaan dan keikhlasan
sendiri, organisasi guru di daerah federal menyatakan meleburkan diri pada
organisasi PGRI sebagai satu-satunya wadah guru.11
Suara itu berkumandang justru negara-negara bagian baru saja terbentuk dan
PGRI kembali mengumandangkan "Maklumat Persatuan" pada saat sedang
hangat-hangatnya pertentangan dan rasa curiga antara golongan republic dan
golongan federal (antara "non dan ko" antar kiblik" dengan "non kiblik")12
"Non"= Sebutan Pegawai/ Guru yang tidak mau menjadi pegawai Belanda.
"Ko" = Sebutan Pegawai/ Guru yang bersedia kerjasama atau menjadi pegawai
Belanda.
Para guru sepakat untuk menghapus segala rasa curiga mencurigai antar
sesama bangsa Indonesia serta memupus rasa kedaerahan yang sempit dengan

11 Ibid hal 15
12 Ibid hal 16

11

mengajak seluruh guru bersatu dalam PGRI. Maklumat Persatuan ini mendapat
sambutan masyarakat dan penghargaan Pemerintah.
Pada Kongres V di Bandung bulan Desember 1950, kembali PGRI
membuat kejutan dengan merubah Azaz dalam Anggaran Dasarnya. Tidak biasa
bagi suatu organisasi masyarakat pada masa itu yang memakai Pancasila sebagai
azaz dan landasan organisasi kerena beranggapan bahwa Pancasila adalah dasar
Negara sehingga organisasi hanya dapat memilih azaznya satu atau dua dari sila
Pancasila.
Dalam kongres di Bandung tersebut secara berani, para peserta Kongres
memilih azaz Pancasila sebagai azaz organisasi ketimbang azaz keadilan social
yang menjadi pilihan. Barangkali PGRI adalah salah satu organisasi yang paling
pertama memakai Pancasila sebagai azaznya.
Bila kita meneliti bunyi Mukadimah AD/ART PGRI dan meneliti
kehidupannya semenjak kelahiran sampai sekarang, maka hakekat berdiri dan
kelahiran PGRI dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. PGRI lahir karena hikmah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
17 agustus 1945 dan merupakan manifestasi aspirasi kaum guru Indonesia
untuk mengambil bagian pendidik bangsa demi tercapainya cita-cita
kemerdekaan.
2. PGRI hanya commited terhadap Negara Kesatuan Reublik Indonesia
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
3. PGRI berbatang tubuh sebagai suatu organisasi yang berlandaskan
Proklamasi, suatu organisasi pemersatu kaum guru yang bersifat
unitaristis, independen dan non partai politik dan merupakan suatu sarana
usaha kepentingan-kepentingan kaum guru bagi pembangunan/ pembinaan
profesinya dan pendidikan pada umumnya dan pengabdian terhadap tanah
air dan bangsa serta umat manusia secara keseluruhan.
4. PGRI adalah suatu organisasi profesi guru yang lahir, mengemban dan
mewariskan nilai-nilai angkatan '45 secara continue kepada setiap
organisasi/ penerus Bangsa Indonesia.13
13 Ibid

12

HASIL KONGRES PGRI KE I S.D XX


No

Urutan

Tempat &

Ketua Umum dan

Urut
1.

Kongres
Kongres I

Waktu
Surakarta,

Sekjen terpilih
- Amin Singgih
- Djajang Sugianto

24-25 Nov
2.

Kongres II

1945
Surakarta,
21-23 Des

- Rh. Koesnan
- J. Soetamas

1946

Hasil Kongres
Lahirnya PGRI sebagai wadah
perjuangan guru Indonesia
Mengajukan tuntutan kepada
pemerintah:
a. Sistem pendidikan
didasarkan pada kepentingan
nasional
b. Gaji guru tidak dihentikan
c. Diadakan Undang-Undang
pokok pendidikan dan

3.

Undang-Undang Perburuhan
a. Haluan perjuangan PGRI

Kongres

Madiun, 27-

Soejono

III

29 Feb 1948

Kromodimoeljo

dirumuskan secara lebih

Brahim

jelas, yaitu mempertahankan

Prawirosumitro

NKRI, meningkatkan
pendidikan dan mengajarkan
nasional sesuai dengan
falsafah Pancasila dan UUD
1945 dan tidak bergerak
dalam lapangan politik (non

13

partai)
b. Bersifat korektif dan
konstruktif terhadap
4.

Kongres

Yogyakarta,

IV

26-29 Feb

- RH. Koesnan
- Soekirno

1950

pemerintah
Mempersatukan guru-guru di
seluruh tanah air melalui
"maklumat persatuan"
menyingkirkan segala rasa
curiga dan semangat kedaulatan
yang menjangkiti para akibat
pengaruh politik yang memecah
belah wilayah Republik

5.

Kongres

Bandung, 19-

24 Des 1950

- Soedjono
- Muhammad
Hidayat

Indonesia.
a. Penegasan kembali Pancasila
sebagai asas organisasi
b. Melakukan konsolidasi
organisasi dengan
membentuk komisariat-

6.

Kongres

Malang, 24-

VI

30 Nov 1952

- Soedjono
- Muhammad
Hidayat

komisariat daerah
Dibahas untuk pertama kalinya
konsep pendidikan nasional dan
anggaran belanja kementrian PP
dan K menjadi 25% dari seluruh

7.

Kongres

Semarang, 24

VII

Nov- 1 Des

- Soedjono
- Muhammad
Hidayat

1954

anggaran belanja negara.


a. Di bidang Hukum antara lain
pernyataan mengenai Irian
barat dan mengenai korupsi
b. Di bidang pendidikan antara
lain resolusi mengenai
anggaran belanja PP dan K
harus mencapai 25%14

14 Sejarah Perjuangan dan Jati Diri PGRI SMA/SMK (YPLP/PPLP PGRI

Pusat :Jakarta, 2011) hal 69

14

c. Di bidang perburuhan antara


lain resolusi tentang
Undang-Undang Pokok
Kepegawaian dan
pelaksanaan peraturan gaji
8.

Kongres

Bandung

VIII

- ME Subiadinata
- Soebandi

baru
a. Mendesak pemerintah
mengubah sistem pendidikan
colonial menjadi sistem
pendidikan nasional
b. Melanjutkan tuntutan
kenaikan anggaran belanja
kementrian PP dan K hingga

9.

Kongres
IX

Surabaya, 31 - ME Subiadinata
- Soekarna Prawira
Okt- 4 Nov
1959

10.

Kongres

11.

X
Kongres
XI

25%
Terjadi perpecahan dalam tubuh
PGRI tetapi tetap terpilih
kembali ME Soebiadinata

Jakarta, Okt - ME Subiadinata


- A. Zachri
1962
bandung, 15- - ME Subiadinata

sebagai Ketua Umum


PGRI tetap menunjukkan
jatidirinya
a. PGRI ditegaskan kembali

20 Maret

dilanjutkan

sebagai organisasi yang

1967

ketua PAW:

bersifat unitaristis

Slamet I
- Drs Estiko
Soeparjono

independen dan non partai


politik
b. Perluasan keanggotaan PGRI
dari guru TK sampai dengan
dosen.
c. Pendidikan kader organisasi

12.

Kongres

Bandung, 29

- Basyuni

XII

Juni- 4 Juli

Suriamiharja
- AMD Yusuf

1970

Sekjen PAW:
15

secara teratur dan berencana.


a. Istilah "Profesi" mulai
dipopulerkan.
b. Dalam susunan
kepengurusan PB PGRI,

M. Hatta

istilah sekretaris perburuhan


diganti menjadi sekretaris
kesejahteraan.
c. Para lambang PGRI gambar
roda gigi diganti menjadi

13.

Kongres

Jakarta, 21-

XIII

25 Nov 1973

- Basyuni
Suriamiharja
- Drs.W.D.F.
Rindorindo

14.

Kongres

Jakarta, 26-

XIV

30 Juni 1979

- Basyuni
Suriamiharja
- Drs.W.D.F.
Rindorindo

15.

16.

Kongres

Jakarta, 16-

XV

21 Juli 1984

Kongres

Jakarta, 3-8

XVI

Juli 1989

- Basyuni
Suriamiharja
- Drs.W.D.F.
Rindorindo
- Basyuni
Suriamiharja
- Drs.W.D.F.
Rindorindo

lingkaran.
Menerima adanya struktur
Dewan Pembinaan ex-officio
terdiri atas tiga orang Mentri/
pejabat pemerintah.15
a. Okomodasi terhadap
pengaruh pemerintah, dalam
susunan personalia PB-PGRI
maupun program organisasi
b. Terbentuknya YPLP PGRI
Pembangunan Gedung Guru
Indonesia (GGI) di jalan Tanah
Abang III/24 Jakarta Pusat
a. Penyesuaian AD/ART
dengan Undang-Undang
No.8 tahun 1985 tentang
Ormas.
b. Penegasan PGRI sebagai
organisasi profesi.

17.

Kongres

Jakarta, 3-8

XVII

Juli 1994

- Basyuni
Suriamiharja
- Drs.W.D.F.
Rindorindo

a. Dewan Pembina diganti


menjadi Dewan Penasehat.
b. Terbentuknya Tim Penulis
Buku Sejarah PGRI.
c. Dengan kecerdasan
organisasi PB PGRI mampu
mempertahankan eksistensi

15 Ibid hal 70

16

PGRI selama tiga uluh tahun


18.

Kongres

Lembang,

XVIII

Bandung 2528 Nov 1998

- Prof. H.
Muhammad
Surya
- Drs.H. Sulaiman
SB Ismaya

19.

Kongres

Semarang, 8-

XIX

12 Juli 2003

- Prof. H.
Muhammad
Surya
- Kusrin Wardojo,
SH
- Sekjen PAW
- Drs.H. Soemardhi
Thaher

lebih pemerintah orde baru.


a. kehidupan organisasi lebih
demokratis dan dinamis
b. pengurus Besar ditugaskan
memperjuangkan UU Guru
dan Anggaran Pendidikan
20%
c. kembali ke jatidiri PGRI16
a. Penegasan kembali PGRI
sebagai organisasi
perjuangan, organisasi
profesi dan organisasi
ketenagakerjaan.
b. Diundangkannya UU Guru
dan Dosen
c. Pengakuan Guru sebagai
profesi oleh presiden pada
tanggal 2 Desember 2004
d. Tuntutan anggaran
pendidikan 20% berhasil
dimenangkan dalam
pengajuan melalui yudicial
review di Mahkamah

20.

Kongres

Palembang,

- Dr.H. Sulistyo,

XX

30 Juni- 4

M.Pd
- H. Sahiri

Juli 2008

Hermawan,
SH,MH

Konstitusi
a. Ditetapkan Kode Etik dan
Dewan Kehormatan Guru
Indonesia
b. Membangun PGRI yang kuat
dan bermartabat
c. Dibentuknya Badan
Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pendidik dan

16 Ibid hal 71

17

Tenaga Kependidikan dan


Peningkatan Mutu
Pendidikan.17
2.3 VISI DAN MISI-PGRI
Dalam perjalanan hidup sejak kelahirnya, PGRI telah membuktikan dirinya
sebagai organisasi yang masih tetap lestari hingga kini dan tentunya untuk masamasa yang akan datang. Dalam menghadapi tantangan era globalisasi memasuki
abad ke 21, PGRI harus tetap konsisten terhadap komitmen jatidiri yang
bersumber dari visi dan misi depannya yaitu: sebagai lembaga perjuangan dan
pengabdian masyarakat dengan berpijak kepada kerangka sistem pendidikan
nasional terpanggil ikut aktif membantu pemerintah untuk menciptakan kondisi :
1.
2.
3.
4.
5.

Pelayanan pendidikan kepada masyarakat secara merata.


Peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pengembangan IPTEK.
Peningkatan sumber daya manusia dan keterampilan masyarakat.
Berupaya melestarikan jiwa semangat dan nilai-nilai 1945 bagi generasi

penerus sesuai denga jati diri PGRI.


6. Mengembangkan pelaksanaan demokrasi di Indonesia, sesuai dengan
jenjang masing-masing satuan pendidikan.18
Keberadaan PGRI yang memiliki Visi sebagai organisasi dinamis, mandiri dan
berwibawa yang dicintai oleh anggotanya, disegani oleh mitranya dan diakui
keberadaannya oleh masyarakat luas.
Untuk dicintai oleh anggotanya PGRI berupaya agar mampu membuat dan
merelisasikan program yang langsung menyentuh kepentingan anggota. Dalam
upaya agar disegani oleh mitranya, PGRI membangun kemitraan melalui
penampilan perilaku organisasi yang sistematik, sinergik dan simbiotik. Untuk
dapat dikenal, diakui oleh masyarakat, PGRI secara aktif berperan serta secara
konstruktif dalam berbagai kegiatan untuk menampilkan keberadaanya.
17 ibid
18 PPLP DASMEN PGRI,2003,SEJARAH PERJUAGAN dan JATIDIRI

PRGI,hal 40

18

Pertama : Misi Nasional, dengan misi ini PGRI mengemban sejumlah misi yang
harus diwujudkan, yaitu untuk mempertahankan, mengisi dan
mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
berupa terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur.
Kedua : Misi Pembangunan, yaitu ikut berperan serta untuk mensukseskan
pembangunan nasional sebagai bagian pengisian kemerdekaan.
Ketiga : Misi Pendidikan Nasional, yaitu ikut berperan secara aktif dalam
mensukseskan Pendidikan Nasional sebagai bagian dari pembangunan
nasional khususnya dan upaya mengembangkan sumber daya manusia.
Empat : Misi Profesional, yaitu misi untuk memperjuangkan perwujudan guru
profesional dengan hak dan martabatnya serta pengembangan kariernya.
Lima : Misi Kesejahteraan, yaitu memperjuangkan tercapainya kesejahteraan
lahir dan batin para guru dan tenaga kependidikan.19
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, kongres XVIII telah melakukan
berbagai reformasi organisasi baik ke dalam maupun keluar sehingga menjadikan
PGRI sebagai organisasi pembelajar yang mampu beradaptasi dengan tuntutan
terwujudnya masyarakat Indonesia modern dan madani.
Dalam masyarakat madani PGRI mengembangkan nuansa kehidupan organisasi
yang mandiri, beradab dan agamis.20
2.4 JATI DIRI PGRI
1. Pengertian Jatidiri.
Jati diri pada hakikatnya adalah landasan filosofis yang menjadi norma dalam
pola pikir, sikap perbuatan dan tindakan yang bersifat mengikat dan ditaati oleh
para anggotanya. Jati diri PGRI adalah perwujudan dari sifat-sifat yang khas
PGRI yng nampak dalam nilai-nilai, pola pikir, sikap perbuatan tindakan,
perjuangan dan professional yang didasarkan pada falsafah Negara Pancasila dan
UUD 1945 , serta Jiwa, Semangat dan Nilai-Nilai 1945.21
2. Dasar Jatidiri.
19 Ibid,hal 41
20 Ibid,hal 41
21 Ibid,hal 42

19

Dasar jati diri PGRI meliputi:


1) Dasar historis.
PGRI berdasarkan hakekat kelahiranya merupakan bagian dari perjuangan
semesta rakyat Indonesia, melalui profesi keguruan menyebarkan semangat
perjuang dalam merebut, menegakkan, menyelamatkan dan mempertahankan
Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia 17 Agustus yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2) Dasar Ediologis, Politis.
Secara ediologis politis, PGRI berkewajiban untuk mewujudkan cita-cita
kemerdekaan melalui pembangunan nasional dan bidang pendidikan serta
terikat dengan pelaksanaan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 secara
murni dan konsekuen.
3) Dasar Sosiologi dan IPTEK.
Dalam pengabdiannya, PGRI selalu bersifat responsif, adaptif, inovatif dan
permisif selektif terhadap keadaan masyarakat serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.22
3. Ciri Jatidiri.
Jatidiri PGRI memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Ciri Nasionalisme, artinya PGRI mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa yang merupakan modal dasar untuk mencapai cita-cita Proklamasi
1945, PGRI terikat untuk memperjuangkan, mempertahankan dan
melestarikan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Sifat patriotisme dan kepeloporan adalah jiwa
dan semangat PGRI dalam melaksanakan misinya.
2) Ciri Demokrasi, artinya PGRI adalah organisasi yang demokratis.
Kedaulatan tertinggi organisasi, berada di tangan anggota yang
dilaksanakan dengan system perwakilan, melalui kongres.
3) Ciri Kemitraan, artinya PGRI sebagai organisasi pejuang pendidik dan
pendidik pejuang membela hak dan nasib pekerja pada umumnya dan guru
pada

khususnya. Untuk itu diperlukan pemantapan jiwa karsa dan

kebersamaan yang kuat demi peningkatan kesejahteraan bersama.


4) Ciri Unitarisme, artinya PGRI adalah satu-satunya wadah bagi guru
Indonesia tanpa membedakan latar belakang tingkat dan jenis pendidikan,
22 Ibid,hal 42

20

tempat dan lingkungan kerja, golongan, agama, jenis kelamin, status, asal
usul, serta adat istiadat.
5) Ciri Profesionalisme, artinya PGRI mengutamakan karya dan kekaryaan
dalam usaha mempertinggi kesadaran, sikap, mutu dan kemampuan
profesionalisnya.
6) Ciri kekeluargaan, artinya PGRI menumbuhkan, mengembangkan rasa
senasib dan sepenanggungan, memiliki jiwa gotong royong, saling asah,
asih serta asuh antara sesama anggota.
7) Ciri Kemandirian, artinya bahwa dalam melaksanakan misi PGRI
bertumpu pada kepercayaan, dan kemampuan diri sendiri, tanpa
keterikatan dan ketergantungan pihak lain. Namun demikian PGRI selalu
membina hubungan dan kerjasama yang baik dengan pihak lain.
8) Ciri Non Partai Politik, artinya bahwa PGRI tidak mempunyai hubungan
organisasi dengan kekuatan sosial politik manapun.
9) Ciri Jiwa, Semangat dan Nilai-Nilai45, artinya bahwa PGRI konsekuen
berusaha menegakkan dan melestarikan JSN45 sebagai jiwa kejuangan
kepada generasi penerus.23
4. Tujuan jatidiri.
Tujuan jatidiri PGRI adalah:
1) Tegaknya keberadaan PGRI, tumbuhnya rasa bangga, rasa ikut memiliki.
2) Tercapainya Loyalitas, Dedikasih, Disiplin dan Kemapuan Profesional
(LDDKP) yang tinggi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.
3) Memiliki kemampuan dalam mengantisipasi setiap perubahan akibat
perkembangan masyarakat, ilmu dan teknologi.
4) Terwujudnya pengamanan, pengalaman dan pelestarian Pancasila dan
UUD 1945, dan Jiwa Semangat Nilai-Nilai 45 dalam tubuh PGRI baik
oleh organisasi maupun anggota-anggotanya.24
5. Fungsi Jatidiri.
Yang dimaksud fungsi adalah manfaat dari adanya jatidari dalam rangka
pengemban tugas-tugas organisasi PGRI untuk mewujudkan hakikat jatidiri.
Adapu fungsi jati diri PGRI adalah :
1) Sebagai pedoman gerak perjuangan bagi anggota organisasi.
23 Ibid,hal 43
24 Ibid,hal 44

21

2) Sebagai sarana memasyarakatkan eksistensi dan misi organisasi.


3) Sebagai sarana perjuangan (kaderisasi) dalam rangka mempertahankan,
meningkatkan dan mengembangkan organisasi.
4) Sebagai pembangkit motivasi perjuangan PGRI.
5) Sebagai wahana penerapan rasa kebanggaan pada anggota/warga PGRI.25
6. Misi Jatidiri PGRI.
Pada dasarnya, misi adalah tugas pokok, fungsi dan peran (tupoksiran)
yang diemban oleh kelompok atau anggota yang tersusun sistematis, terarah,
terencana dalam pencapaian suatu tujuan.
Misi Jatidiri adalah suatu wahana untuk menampilkan citra, sikap,
semangat dan karakter organisasi keguruan, yang mampu melestarikan nilainilai perjuangan dan profesi keguruan.
Misi Jatidiri PGRI sekaligus merupakan upaya PGRI dalam:
1) Mempertahankan, mengamankan dan mengamalkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
2) Mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD
1945.
3) Melestarikan Jiwa, Semangat dan Nilai-Nilai45.
4) Mengisi, menyukseskan Pembangunan Nasional khususnya dalam bidang
Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa dengan jalan memberikan pemikiran, konsep-konsep dan
menunjang

pelaksanaan

program

yang

menjadi

garis

kebijakan

Pemerintah.
5) Mempertinggi kesadaran, sikap, kemampuan dan mutu profesi guru serta
meningkatkan kesejahteraan guru/anggota PGRI.26

2.5 Tujuan PGRI


a. Mewujudkan cita-cita Proklamasi Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan mempertahankan,
25 Ibid,hal 44
26 Ibid,hal 44

22

mengamankan, serta mengamalkan pancasila dan


Undang-undang Dasar 1945
b. Berperan aktif mencapai tujuan nasional dalam
mencerdaskan bangsa dan membentuk manusia
Indonesia seutuhnya
c. Berperan serta mmengembangkan system dan
pelaksanaan pendidikan nasional
d. Mempertinggi kesadaran dan sikap guru, meningkatkan
mutu dan kemampuan profesi guru dan tenaga
kependidikan lainnya27
e. Menjaga, memelihara, membela, serta meningkatkan
harkat dan martabat guru melalui peningkatan
kesejahteraan anggota serta kesetiakawanan
organisasi.

2.6 Tugas Dan Fungsi PGRI.


Adapun yang menjadi tugas dan fungsi PGRI :
a. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa
b. Membela,

mempertahankan,

mengamankan

dan

mengamalkan

Pancasila
c. Mempertahankan dan melestarikan negara kesatuan RI
d. Meningkatkan Integritas bangsa serta menjaga tetap terjamin dan
terpeliharanya keutuhan kesatauan dan persatuan bangsa
27 http://antonborneojach.wordpress.com/2009/01/24/tujuan-pgri/ 27 Februari
2011

23

e. Melaksanakan dan mengembangkan sistem pendidikan nasional


f. Membina dan bekerjasama dengan himpunan profesi dan keahlian
sejenis dibidang pendidikan yang secara sukarela menyatakan diri
bergabung dan atau bermitra dengan PGRI
g. Mempersatukan semua guru dan tenaga kependidikan disemua
jenis,jenjang dan kesataun pendidikan dan peran serta didalam
pembanguna nasional
h. Mengupayakan

dan

mengevaluasi

terlaksananya

system

sertifikasi,akreditasi dan lisensi bagi pengukuahan kompetensi profesi


guru
i. Menegakan dan melaksankan kode etik dan ikrar guru indonesia
sesuai dengan peraturan organisasi
j. Mengadakan

hubungan

kerjasama

dengan

lembaga-lembaga

pendidikan organisasi yang bergerak dibidang pendidikan dan atau


organisasi kemasyarakatan umumnya dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan dan kebudayaan
k. Memelihara, membina dan mengembangkan kebudayaan nasional
serta memelihara kebudayaan daerah dalam rangka memperkaya
kebudayaan nasional
l. Menyelenggarakan dan membina anak lembaga PGRI
m. Memelihara dan mempertinggi kesadaran guru akan profesinya untuk,
meningkatkan mutu keahlian ,kemampuam, pengabdian prestasi dan
kerjasama

24

n. Membina usaha kesejahteraan guru dalam arti yang luas dan


membantu serta memperjuangkan hak-hak anggota dalam bidang
ketenagakerjaan
o. Melaksanakan prinsip dan pendekatan ketenaga kerjaan dalam upaya
meningkatkan harkat dan martabat guru melalui peningkatan
kesejahteraan anggota
p. Memperkuat

kedudukan,

wibawa

dan

martabat

guru

serta

kesetiakawan organisasi
q. Membina dan meningkatkan hubungan kerjasama dengan organisasi
guru luar negeri dengan mengutamakan kepentingan nasional
r. Melakukan pengawasan sosial dan fungsional atas pelaksanaan sistem
pendidikan nasional28

2.7 LAMBANG PGRI (PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA)

Lambang PGRI adalah berupa gambar cakra/lingkaran, didalamnya terdapat


gambar suluh datar dan tegak, nyala api, buku, dan tulisan Persatuan Guru
Republik Indonesia. Dan, menggunakan warna merah, putih, kuning, dan hijau.
Kesemuanya itu memiliki arti sbb.:

28 http://antonborneojach.wordpress.com/2009/01/24/tugas-dan-fungsi-pgri/ oleh

antonborneojach Januari 24, 2009 pada 6:45 pm, di unduh rabu 12 oktober11 jam
15.19

25

Bentuk

Cakra atau lingkaran melambangkan :cita-cita luhur dan daya upaya menunaikan
pengabdian yang terus-menerus.
Lukisan dan Corak dan Warna:
1. Bidang bagian pinggir lingkaran warna merah, melambangkan :
Mengabdian yang dilandasi kemurnian dan keberanian bagi kepentingan
rakyat
2. Warna putih dengan tulisan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI),
melambangkan: pengabdian yang dilandasi kesucian dan cinta kasih.
3. Paduan warna pinggir merah putih, melambangkan : pengabdian
terhadap Negara, bangsa dan Tanah air Indonesia.29
4. Suluh berdiri tegak bercorak 4 garis tegak dan datar berwarna kuning
dengan nyala 5 sinar api warna merah, melambangkan :
o Suluh dengan 4 garis tegak dan datar kuning berarti fungsi guru
(Prasekolah, SD, SL, dan Perguruan Tinggi) dengan hakekat tugas
pengabdiannya sebagai pendidik yang besar dan luhur.
o Nyala api dengan 5 sinar warna merah :
Arti ideology: Pancasila
Arti teknis
: Sasaran budi, cipta, rasa, karsa dan karya generasi.
5. Empat buku mengapit suluh dengan posisi 2 datar dan 2 tegak (simetris)
dengan warna corak putih, melambangkan : sumber ilmu yang
menyangkut nilai-nilai moral, pengetahuan, ketrampilan, dan akhlak bagi
tingkatan lembaga-lembaga pendidikan, prasekolah, dasar, menengah, dan
tinggi.
6. Warna dasar tengah hijau melambangkan :kemakmuran generasi.
Arti keseluruhan
Guru Indonesia dengan itikad dan kesadaran pengabdian yang suci dengan
segala keberanian keseluruh jiwa dan cinta kasih senantiasa menunaikan darma
baktinya terhadap Negara, Tanah Air, dan bangsa Indonesia dalam mendidik budi,
cipta,rasa, karsa, dan karya generasi bangsa menjadi manusia Pancasila yang
memiliki moral, pengetahuan, keterampilan, dan akhlak yang tinggi.
Penggunaan
29 PPLP DASMEN

PGRI,2003,SEJARAH PERJUAGAN dan JATIDIRI

PRGI,hal 58

26

1. Sebagai lambing atau lencana


2. Sebagai panji :
2.1.
Panji resmi (upacara-upacara)
Bentuk-bentuk ukuran bendera (panjang:lebar= 3:2), warna dasar putih polos,
lambang di tengah-tengah dengan ukuran perbandingan lambing dan latar yang
serasi (harmonis).
2.2.
Panji-panji hiasan
Bentuk dan berukuran bendera dengan pilihan warna dasar bebas, asal polos.
3. Dipancangkan mendampingi Sang Merah Putih dalam upacara-upacara atau
pertemuan-pertemuan lainnya yang diselenggarakan oleh organisasi.

2.8. Keanggotaan PGRI


Yang menjadi anggota PGRI adalah Warga Negara Republik
Indonesia khususnya para guru dan tenaga kependidikan lainnya
yang secara sekarela mengajukan permohonan menjadi anggota
serta memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Anggaran
Rumah Tangga. Ada tiga macam keanggotaan PGRI yaitu anggota
biasa, anggota luar biasa, dan anggota kehormatan yang secara
teknis diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. Secara nasional,
jumlah anggota PGRI adalah sebanyak 2,9 juta orang (kurang
lebih 80% dari jumlah guru).

2.9 Manfaat Menjadi Anggota PGRI:


1. kita sebagai guru sudah sepantasnya tegabung dalam sebuah organisasi
profesi yang dapat melindungi hak-hak guru dan ikut berkiprah secara
aktif untuk kemajuan guru.
2. dengan bergabung menjadi anggota PGRI kita bias bergaul dengan guruguru lain dari SD sampai SMA baik dari daerah tingkat kecamatan sampai
tingkat nasional.
3. kita akan mendapatkan bantuan hukum dari Lembaga Konsultasi Bantuan
Hukum (LKBH) bila kita mendapatkan masalah-masalah yang berkaitan

27

dengan hokum baik berkaitan dengan tugasnya maupun kasus pribadi


dengan tanpa dipungut biaya.
4. ketika pensiun kita akan mendapatkan dana pensiun dari Yayasan Dana
Setia Kawan Pensiun PGRI yang besarnya disesuaikan dengan lamanya
menjadi anggota PGRI.
5. kita akan mendapatkan kartu anggota PGRI dan SK Pengurus PGRI yang
dapat dipakai sebagai menambah angka kredit guru atau untuk fortofolio
sertifikasi guru.
6. dengan menjadi anggota PGRI, kita memiliki banyak kesempatan untuk
ikut berbagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PGRI baik di tingkat
kecamatan hingga tingkat pusat yang akan menambah wawasan dan
pengalaman tersendiri. Jadi alangkah baiknya bila guru-guru MTs N
Jeketro ikut bergabung menjadi anggota PGRI dengan membentuk ranting
tersendiri di bawah pengurus Cabang Gubug. Pengurus PGRI cabang
Gubug tentunya akan dengan senang hati untuk menerima anggota baru
tersebut.30

IKRAR GURU
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
1. Kami guru / persatuan guru Republik Indonesia, / adalah insan pendidik bangsa /
yang beriman dan taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
2. Kami guru / persatuan guru Republik Indonesia, / adalah pengemban dan
pelaksana cita-cita proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia / pembela dan
pengamal pancasila yang setia pada Undang-undang Dasar 1945.
3. Kami guru / persatuan guru Republik Indonesia, / bertekad bulat mewujudkan
tujuan nasional / dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Kami guru / persatuan guru Republik Indonesia, / bersatu dalam wadah organisasi
perjuangan / persatuan guru Republik Indonesia / membina persatuan dan
kesatuan bangsa / yang berwatak kekeluargaan.
30 http://dedsmade.blogspot.com/2011/01/makalah-tentang-peranpgri-dalam.html. 28-0ktober 2011

28

5. Kami guru / persatuan guru republik Indonesia, / menjunjung tinggi kode etik
guru Indonesia / sebagai pedoman tingkah laku profesi / dalam pengabdian
terhadap bangsa, / Negara, / serta kemanusiaan.31

MARS PGRI
Pencipta: P.Endropranoto
PGRI, ABADI, TETAP MEMPERSATUKAN DIRI
DENGAN NAMA NAN SENTOSA, LAHIR NEGARA KITA
WAHAI KAUM GURU SEMUA, BANGUNKAN RAKYAT DARI GULITA
KITALAH PENYULUH BANGSA, MEMBIMBING MELANGKAH KE
MUKA
INSAFLAH KAN KEWAJIBAN KITA, MENDIDIK MENGAJAR PRAPURTA
KITA LAH PEMBANGUN JIWA, PENCIPTA KEKUATAN NEGARA
PGRI, ABADI BERNAUNG DIBAWAH SANG PANJI
SINAR SURYA NAN MERATA, ANGGOTANYA BERSAMA
WAHAI KAUM GURU SEMUA, BANGUNKAN RAKYAT DARI GLITA
KITALAH PENYULUH BANGSA, MEMBIMBING MELANGKAH KEMUKA
INSAFLAH

KAN

KEWAJIBAN

KITA,

MENDIDIK

MENGAJAR

PRAPURTA
KITALAH PEMBANGUN JIWA, PENCIPTA KEKUATAN NEGARA32

31 ibid
32 PGRI, ADART PGRI (HAMJAYA CETAK: Kepanjen, 2008) hal63

29

BAB III
KESIMPULAN
1. PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) adalah suatu organisasi yang
berbadan hukum yang menaungi guru-guru Republik Indonesia. Tidak hanya
itu saja fungsi utama dari PGRI adalah untuk memajukan pendidikan Nasional.
2. PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama
Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah
nama

menjadi

Persatuan

Guru

Indonesia

(PGI)

tahun

1932.

Semangat kebangsaan Indonesia telah lama tumbuh di kalangan guru-guru


bangsa Indonesia. Organisasi perjuangan huru-guru pribumi pada zaman
Belanda berdiri tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda
(PGHB).
Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu,
Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah. Dengan latar belakang
pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan
Sekolah Rakyat Angka Dua.
Sejalan dengan keadaan itu maka disamping PGHB berkembang pula
organisasi guru bercorak keagamaan, kebangsaan, dan yang lainnya.
Kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan yang sejak lama tumbuh
mendorong para guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dan posisi
dengan pihak Belanda. Hasilnya antara lain adalah Kepala HIS yang dulu
selalu dijabat orang Belanda, satu per satu pindah ke tangan orang Indonesia.
Semangat perjuangan ini makin berkobar dan memuncak pada kesadaran dan
cita-cita kesadaran. Perjuangan guru tidak lagi perjuangan perbaikan nasib,

30

tidak lagi perjuangan kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi telah
memuncak

menjadi

perjuangan

nasional

dengan

teriak

merdeka.

Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah
menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan ini mengejutkan
pemerintah Belanda, karena kata Indonesia yang mencerminkan semangat
kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya, kata Indonesia
ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.
Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup,
Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.
Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres
Guru Indonesia pada tanggal 24 25 November 1945 di Surakarta. Melalui
kongres ini, segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas
perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama,
dan suku, sepakat dihapuskan. Mereka adalah guru-guru yang aktif
mengajar, pensiunan yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik
Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945
seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.
Dengan semangat pekik merdeka yang bertalu-talu, di tangan bau mesin
pemboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak
bersatu

untuk

mengisi

kemerdekaan

dengan

tiga

tujuan

1. Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia;


2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar
kerakyatan;
3.

Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.

31

Sejak Kongres Guru Indonesia itulah, semua guru Indonesia menyatakan


dirinya bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Jiwa pengabdian, tekad perjuangan dan semangat persatuan dan kesatuan PGRI
yang dimiliki secara historis terus dipupuk dalam mempertahankan dan
mengisi kemerdekaan negara kesatuan republik Indonesia. Dalam rona dan
dinamika politik yang sangat dinamis, Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI) tetap setia dalam pengabdiannya sebagai organisasi perjuangan,
organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan, yang bersifat unitaristik,
independen, dan tidak berpolitik praktis.
Untuk itulah, sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah Republik Indonesia
dengan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI
tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional, dan diperingati setiap tahun.
Semoga PGRI, guru, dan bangsa Indonesia tetap jaya dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3. Misi PGRI antara lain :
Pertama : Misi Nasional, dengan misi ini PGRI mengemban sejumlah misi
yang

harus diwujudkan, yiatu untuk mempertahankan, mengisi dan

mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 berupa


terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur.
Kedua : Misi Pembangunan, yaitu ikut berperan serta untuk mensukseskan
pembangunan nasional sebagai bagian pengisian kemerdekaan.
Ketiga : Misi Pendidikan Nasional, yaitu ikut berperan secara aktif dalam
mensukseskan Pendidikan Nasional sebagai bagian dari pembangunan
nasional khususnya dan upaya mengembangkan sumber daya manusia.
Empat : Misi Profesional, yaitu misi untuk memperjuangkan perwujudan guru
profesional dengan hak dan martabatnya serta pengembangan kariernya.
Lima : Misi Kesejahteraan, yaitu memperjuangkan tercapainya kesejahteraan
lahir dan batin para guru dan tenaga kependidikan.33
33 Ibid,hal 41

32

4.

Tujuan utama pendirian PGRI adalah:


a. Membela dan mempertahankan Republik Indonesia (organisasi perjuangan)
b.

Memajukan pendidikan seluruh rakyat berdasar kerakyatan (organisasi


profesi) Pendirian PGRI sama dengan EI: education as public service, not
commodity

c.

Membela dan memperjuangkan nasib guru khususnya dan nasib buruh


pada umumnya (organisasi ketenagakerjaan).

Tugas Dan Fungsi PGRI.


a. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b. Membela, mempertahankan, mengamankan dan mengamalkan Pancasila
c. Mempertahankan dan melestarikan negara kesatuan RI
d. Meningkatkan Integritas bangsa serta menjaga tetap terjamin dan
terpeliharanya keutuhan kesatauan dan persatuan bangsa
e. Melaksanakan dan mengembangkan sistem pendidikan nasional
f. Membina dan bekerjasama dengan himpunan profesi dan keahlian sejenis
dibidang pendidikan yang secara sukarela menyatakan diri bergabung dan
atau bermitra dengan PGRI.
g.Mempersatukan semua guru dan tenaga kependidikan disemua jenis,jenjang
dan kesatun pendidikan dan peran serta didalam pembangunan nasional.
5. Makna Lambang PGRI adalah Guru Indonesia dengan itikad dan kesadaran
pengabdian yang suci dengan segala keberanian keseluruh jiwa dan cinta
33

kasih senantiasa menunaikan darma baktinya terhadap Nrgara, Tanah Air,


dan bangsa Indonesia dalam mendidik budi, cipta,rasa, karsa, dan karya
generasi bangsa menjadi manusia Pancasila yang memiliki moral,
pengetahuan, keterampilan, dan akhlak yang tinggi

Referensi
PGRI Provinsi Jawa Timur, ADART PGRI (PGRI: Palembang,
2008)

34

PPLP DASMEN PGRI, Sejarah Perjuangan dan jati diri PGRI


Edisi ke-2 (PGRI:Surabaya, 2003)
Sejarah Perjuangan dan Jati Diri PGRI SMA/SMK (YPLP/PPLP
PGRI Pusat :Jakarta, 2011) hal 69
PPLP DASMEN PGRI,2003,SEJARAH PERJUAGAN dan JATIDIRI
PRGI.
http://antonborneojach.wordpress.com/2009/01/24/tujuanpgri/ 27 Februari 2011
http://antonborneojach.wordpress.com/2009/01/24/tugasdan-fungsi-pgri/ oleh antonborneojach Januari 24, 2009 pada
6:45 pm, di unduh rabu 12 oktober 2011
http://dedsmade.blogspot.com/2011/01/makalah-tentangperan-pgri-dalam.html. 28-0ktober 2011

35

Anda mungkin juga menyukai