Metode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan
I.
UMUM
Sebelum melaksanakan pekerjaan kontraktor diharuskan memahami seluruh jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh mereka, oleh sebab itu kontraktor harus membuat
aturan atau tatacara atau metode pelaksanaan pekerjaan. Metode pekerjaan dibuat dengan
tujuan adalah sebagai petunjuk atau pedoman bagi pelaksana dalam melaksanakan
tahapan dari setiap pekerjaan yang tercantum dalam mata anggaran kontrak untuk
dilaksanakan oleh kontraktor. Metode pelaksanaan pekerjaan ini harus menjadi satu
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dengan Bestek (Construction Drawing), Rencana
Kerja dan Syarat-Syarat serta Sfesifikasi Teknis, dimana metode peelaksanaan pekerjaan
melengkapi persyaratan tersebut dari aspek pelaksanaan kostruksi di lapangan.
penjarah dan akan menjadi milik owner (negara). Ketentuan penyimpanan dan
penggunaannya kembali akan diatur kemudian oleh pejabat/direksi pekerjaan.
A.2 Pembersihan Lahan
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan pembongkaran pasar selesai
dilaksanakan. Dimana dilokasi pekerjaan tidak ditemukan lagi barang/barang atau
material yang dapat menghambat pekerjaan selanjutnya.
A.3 Mobilisasi dan Demobilisasi
Pekerjaan ini dimaksudkan sebagai bentuk kesiapan dari kontraktor untuk
menyiapkan dan mendatangkan baik yang bersifat men power atau
equipment/peralatan kerja ke lokasi pekerjaan.
Mobilisasi pekerjaan dilaksanakan lebih awal sebelum material di didatangkan di
lapangan, pengiriman akan disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan atau berdasar
progres pekerjaan.
Sementara pengiriman alat dan materail kerja akan menyusul dan sisesuaikan
dengan kebutuhan dilapangan. Adapan alat kerja yang akan dimobilisasi
diantaranya :
a. Satu unit Stamper untuk memadatkan urugan didatangkan setelah pekerjaan
urugan selesai
b. Satu unit Kren atau alat lain sejenis pada pekerjaan ereksi konstruksi baja
c. Satu unit Beton molen untuk mengaduk campuran adukan beton atau pasangan
lainnya
d. Serta peralatan lainnya yang dibutuhkan sesuai jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
A.4 Air Kerja dan Listrik Kerja
Air kerja dan listrik kerja akan disiapkan oleh kontraktor pada awal pekerjaan. Air
kerja dan listrik kerja akan memanfatkan sumber yang ada di lokasi pekerjaan.
Kontraktor akan berkoordinasi dan membuat izin secara tertulis tentang
penggunaannya dan memberikan insentif dari kedua jenis kebutuhan tersebut
berdasarkan kesepakatan yang ditempuh dalam perjanjian dengan
pemilik/pengelola pasar mengenai penggunaan dan pemberian insentif
pemanfaatan air kerja dan listrik kerja bagi pelaksanaan proyek pembangunan
Pasar Babakan Utama.
A.5 Direksi Keet
Sesuai bestek direksi keet yang dibangun oleh kontraktor adalah berukuran 6 m x 6
m (36 m2). Pekerjaan ini akan dilaksanakan oleh kontraktor diawal pekerjaan.
Lokasi pembuatan direksi keet akan ditentukan berdasarkan petunjuk dari direksi
atau pengewas pekerjaan. Bahan yang akan dipergunakan disesuaikan dengan
ketentuan, biasanya dari dinding rangka kayu lapis triplek, atap dari bahan asbes
atau seng gelombang. Lantai direksi keet harus diratakan dan dilapis oleh rabat
beton sehingga tidak mengotori terhadap aktifitas yang dilakukan didalamnya.
A.6 Papan Proyek
Berdasarkan ketentuan setiap proyek pemerintah harus diinformasikan secara
transparan kepada masyarakat umum. Untuk itu kontraktor harus menyiapkan
papan proyek, yang didalamnya berisikan informasi mengenai:
judul pekerjaan,
pemilik pekerjaan,
kontraktor pelaksana,
biaya pekerjaan dan
waktu pekerjaan.
Papan proyek dibuat dari bahan tahan cuaca dan bertahan minimal selama
berlangsung pekerjaan proyek. Ukuran disesuaikan dengan petunjuk dari
direksi/pengawas pekerjaan atau minimal berukuran 90 cm x 120 cm.
B. PEKERJAAN LOS PASAR
B.1 Pengukuran Lahan dan Pasangan Bowplank
Setelah pekerjaan persiapan lahan selesai dilaksanakan tahapan selanjutnya adalah
melaksanakan pengkuran lahan dan pemasangan bowplank. Kontraktor harus
menyiapkan alat ukur untuk mengukur dan menseting kebutuhan lahan untuk
penempatan pondasi bangunan. Seluruh posisi bangunan harus menyiku atau
membentuk sudut tegak lurus (900) terhadap bangunan yang lainnya. Untuk itu
setelah lahan diseting dan dikur dengan alat ukur kemudian dilakukan pengukuran
bowplank untuk menentukan kesikuan dari bangunan dan titik duga elevasi nol
bangunan. Titik duga elevasi nol biasanya diambil rata-rata dari ketinggian elevasi
muka jalan atau berdasarkan petunjuk dari direksi pekerjaa/pengawas pekerjaan.
Pasangan bowplangk nantinya akan menjadi acuan untuk penggalian pondasi
bangunan. Bahan yang dipergunakan akan disesuaikan dengan sfesifikasi yang
telah ditentukan dalan sfesifikasi pekerjaan yaitu dari papan ukuran 2/20 yang
diserut bagian permukaan atasnya, kemudian dipaku pada tiang-tiang patok dari
bahan kayu dolken berdiameter 10 cm. Paku-paku dan benang ukur disiapkan
sebagai titik acu letak jalur pondasi yang akan digali. Penempatan titik acu harus
berada pada bagian center/as dari bangunan, sehingga akan memudahkan
pengukuran selanjutnya.
B.2 Pekerjaan Tanah dan Pondasi
Yang termasuk kedalam pekerjaan tanah dan pondasi ini diantaranya:
1. Galian tanah biasa sedalam 1 m. Dan galian tanah sedalam 2 m.
Galian tanah biasa digunakan untuk pasangan pondasi lajur dimensi dari galian
tanah adalah lebar 80 cm dan panjang sepanjang pondasi dibangun. Sedangkan
galian tanah pondasi 2 m adalah untuk meletakan pondasi setempat untuk
dudukan pondasi yang menumpu kolom baja diatas pondasi tersebut. Dimensi
galian untuk pondasi setempat adalah lebar 120 cm x 120 cm dan dalam 2 m.
Tanah bekas galian pondasi sebagian akan diurugkan kembali kedalam pondasi
sebanyak 25% dan sisanya akan menjadi bahan urugan pada lahan bangunan
yang ada. Kontraktor wajib menyiapkan tenaga kerja serta alat yang memadai
untuk melaksanakan pekerjaan pondasi ini.
2. Urugan Pasir Bawah Pondasi
Setelah galian pondasi selesai, urugan pasir ditabur dan diratakan diatas galian
pondasi. Ketebalan hamparan pasir ini adalah setebal 5 cm dalam kondisi
padat. Pasir yang dipergunakan adalah pasir urug halus dengan ukuran dari
butiran pasir tidak lebih dari 0,045 mm.
3. Urugan Tanah Kembali
Urugan tanah kembali dilaksanakan setelah pekerjaan pasangan pondasi batu
kali/pasangan pondasi beton selesai dilaksanakan. Tanah diisikan ke rongga
sisa galian dipadatkan dan sisa dari urugan disebar secara merata ke lahan
bangunan kemudian dipadatkan.
4. Urugan Tanah Peninggian Bangunan
5.
6.
7.
8.
Urugan tanah untuk peningian bangunan didatangkan dari luar lokasi atau dari
quary tertentu yang memenuhi persyaratan untuk bahan urugan tanah. Direksi
dan Pengawas pekerjaan akan menetukan jenis tanah yang cocok untuk bahan
urugan tersebut. Ketebalan urugan sesuai ketentuan adalah setebal kurang lebih
25 s/d 30 cm diurugkan secara merata ke seluruh lahan bangunan kecuali badan
jalan. Kemudian dipadatkan dengan menggunakan stamper untuk mendapatkan
kepadatan maksimum.
Lantai Kerja
Lantai kerja ditempatkan pada lobang pondasi dalam sebagai alas untuk
meletakan pondasi beton bertulang. Lantai kerja setebal 10 cm, dibuat dari
beton tumbuk dengan campuran adukan 1:3:6, yaitu 1 bagian semen PC
berbanding 3 bagian pasir berbanding 6 bagian batu split. Campuran diaduk
dalam beton molen hingga mencapai pencampuran maksimum kemudian
dihamparkan setebal 10 cm pada lokasi pondasi.
Pondasi Beton Bertulang
Pondasi beton bertulang dipasanag pada titik dimana akan diletakan kolom baja
di atasnya. Pondasi beton bertulang ditempatkan setiap jarak 6 m dari as kolom
atau sesuai gambar. Ukuran pondasi adalah : telapak pondasi ukuran 100 cm x
100 c, x 30 cm, kolom ukuran 30 cm x 30cm tinggi disesuaikan. Campuarn
yang dipergunakan adalah camupran adukan beton 1:2:3. Besi tulangan yang
dipergunakan adalah besi dia. 12 mm untuk tulangan utama dan besi 8 mm
untuk tulangan sengkang.
Pondasi Lajur Batu Kali
Untuk pondasi dipake batu gunung yang berkualitas baik, keras, tidak polos
dan permukaannya tajam. Batu gunung yang dipakai harus dipecah-pecah
sehingga diameternya antar 30 cm dan minimum 10 cm. Pasangan batu gunung
untuk pondasi ini harus dipasang dengan adukan 1PC : 5 psr yang diaduk
matang. Ukuran kedalaman, dan lebar pondasi batu gunung dibuat sesuai
gambar rencana. Batu gunung harus disusun sedemikian rupa sehingga
dudukannya kokoh serta terikat baik satu sam lainnya dengan adukan. Untuk
keperluan kemudahan pemasangan pipa saluran air bersih, air hujan kabelkabel dan lain-lain yang menembus pondasi dapat dipasang bahan lunak yang
mudah dibuka. Dimensi pondasi batu gunung disesuaikan dengan gambar
rencana. Tidak diperkenangkan melakukan pelubangan pada sloof dan pondasi.
Pasangan sloop ukuran 20/30
Pasangan sloop adalah sebagian darai pekerjaan beton bertulang. Akan
diterangkan secara khusus sebagai berikut :
Penjelasan Umum
Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang dan pelaksanaan
yang benar untuk menghasilkan beton yang bermutu baik. Maka perlu
penyedian tenaga kerja yang terampil, alat bantu yang memadai sesuai dengan
fungsinya dan material/bahan berdasarkan standart peraturan beton bertulang
PB1 1971 danSK.SKNI.T-15.1991-03
RUANG LINGKUP
Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan semua pemasangan, Sloof.
Kolom utama/induk, kolom praktis dan semua komponen-konponenya yang
ditunjuk oleh gambar rencana.
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan
sebagai berikut :
Bahan
Portland camen
Portland cament yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam N1-1 atau menurut standart Portland cemen
yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia.
Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan
harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras)
Untuk menjaga mutu semen,cara penyimpanan harus mengikuti syaratsyarat penyimpangan bahan tersebut.
Air
Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Air tawar yang
dipakai harus bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan
organis dan bahan-bahan lain yang dapat menurungkan mutu beton.
Kerikil/Batu Pecah
Kerikil/batu pecah yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
Kerikil/batu pecah harus mempunyai gradasi yang baik, tidak porous,
memenuhi syarat kekerasannya.
Kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap
berat kering. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka kerikil harus
dicuci.
Pasir
Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang
dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir
yang tajam dan mempunyai gradasi yang baik, tidak porous cukup syarat
kekerasannya.
Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebuh dari 5% ditentukan terhadap
berat kering.
Besi Beton
Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan
ditentukan dalam PBI 71.
Besi beton harus bersih dari dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari
cacat-cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai
dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal) seperti yang
di syaratkan dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah
tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm
dan tidak bersepuh seng.
Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.
Kayu
Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala
sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakainya
tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja
yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu yang apabila
tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuanketentuan dalam PPKI NI-5.
Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu,
pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat kelembaban dan
toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan
ketentuan dalam PPKI.
Pengecoran Beton
Beton tidak bertulang/beton tumbuk/ rabat beton dibuat dengan adukan.
1PC : 3 Psr : 5krl dipergunakan untuk lantai kerja, lantai alas keramik
untuk lantai kerja, lantai alas keramik, neut-kusen dan rabat beton, ukuran
disesuaikan dengan gambar.
Semua pekerjaan konstruksi beti pada bangunan dikerjakan dengan mutu
beton K -225. Semua pekerjaan konstruksi beton harus memenuhi syaratsyarat PBI 1971
Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan
Ready Mix pada K-225.
Untuk beton konstruksi bermutu K-175 dapat dilakukan dengan cara
manual.
Pengecoran beton dapat dilakukan setelah cara pemasangan pembesian
disetujui oleh Direksi Pelaksanaan secara tertulis dan tersedian cukup
bahan, perlatan serta tenaga kerja.
Pekerjaan Besi beton
Besi beton yang dipakai bermutu U-24. (SI.1). ukuran-ukurannya diameter
besi beton yang terpasang harus sesuai dengan gambar rencana, sedangkan
perubahan diameter tulangan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas.
Penggatian diameter tulangan tidak diperkenankan.
Besi beton bekas dan yang sudah berkarat tidak diperkenankan dipakai
dalam konstruksi. Besi beton harus bebas dari sisik, karat dan lain-lain
lapisan yang dapat mengurangi daya lekatnya pada beton.
Ikatan besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk pengikat adalah kawat
beton dengan diameter minimum 1mm.
Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka
disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga diminta harus ada sertifikat
dari laboratorium.
Bekesting dan Acuan
Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting
atau pun acuan yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.
Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.
Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.
Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur
minimal 14 (empat belas) hari.
B.3 Pekerjaan Struktur Baja
FABRIKASI
:
Setelah gambar kerja telah di check dan recheck serta disetujui oleh Pimpinan
Teknik untuk di laksanakan maka pihak bengkel dapat segera melaksanakan
fabrikasi di bengkel atau di site dengan selalu diadakan pengawasan dan
pengecekan
oleh
pelaksana.
Untuk pekerjaan baja yang terkait dengan gambar sipil seperti misalnya
pengangkuran dan stek-stek, agar dibuat terlebih dahulu untuk dapat segera
dipasang.
PENGANGKURAN
Fungsi : Pemegang Struktur atas ( Kolom / Kuda-kuda) pada posisi yangyang
sebenarnya / tepat.
Penempatan dan pemasangan angkur :
3. Tali baja
4. Liyer
5. Takel
6. Peralatan Las
7. Blander
8. Kunci / Kunci momen
9. Alat Bantu (bbalok-balok kayu, dll)
Penyiapan Tenaga Kerja untuk Pekerjaan Erection :
Untuk Erection baja harus dipersiapkan tenaga kerja yang memadai. Tenaga
kerja ini dapat dibagi menurut pekerjaannnya :
Langsiran baja yang telah difabrikasi ditempatkan di lokasi menurut kodekode yang ada.
Tenaga penarik Liyer dan tali baja.
Tenaga yang menempat baja pada posisi untuk dipasang baut-baut.
Tenaga pemasangan tali baja / tali tambang
Tenaga pengelasan, pasang gording dan pasang mur baut, serta supervisi.
Contoh Erection Kuda-kuda Portal dan Kolom IWF :
1. Schedule fabrikasi dan erection.
2. Perencanaan arah erection, penempatan bahan hasil fabrikasi, misalnya :
Untuk kuda-kuda / kap baja vakwerk sesuai dengan kode-kode yang
terdapat pada Shop drawing.
3. Erection kolom IWF dengan box pipa
4. Pemasangan Regel / koker antar kolom
5. Box besar dipasang pada kuda Kuda-kuda yang pertama
- Ketinggian box min 3 m dari puncak kuda-kuda
- Jumlah box tergantung dari bentang kuda-kuda < 23 m menggunakan
1 Box , ( L < 23 m = 1 Box, 23 < L < 46 = 2 Box )
Penarikan tambang/sling pada baja untuk kuda-kuda > 23.00 m pada 4
arah. Untuk beban berat harus pakai sling baja.
6. Kuda-kuda dirangkai di bawah. Pemeriksaan awal terhadap panjang dan
hasil pengelasan.
7. Kuda-kuda pada bagian atas diikat dengan tali baja yang ditarik dengan
Liyer.
(dicheck kekakuan horisontal awal apakah perlu pengaku
tambahan ).
8. Samping kanan / kiri kuda-kuda diberi tali tambang untuk menjaga posisi
agar tidak terpuntir atau dipegang dengan box pipa.
9. Bentang kuda-kuda yang sudah dirangkai dichek bentangnya = bentang
kolom
10. Kuda - kuda dibaut pada kolom.
11. Box Utama digeser pada posisi kuda-kuda kedua.
12. Selanjutnya kuda-kuda yang telah dirangkai dibawah dan telah dicheck
panjang dan pengelasan segera diangkat dan dipasang. (sesuai langkah 5
s/d 10).
13. Setelah 2 kuda-kuda terpasang, untuk membantu kekakuan segera dipasang
gording dan ikatan angin.
14. Untuk kuda-kuda ketiga dan seterusnya dengan langkah yang sama.
Untuk penumpukan bahan kap baja, beban bahan diperhitungkan terhadap
kekuatan plat atau balok beton.
2.
Kios Blok
Blok A
(3x3) = 8 unit
Blok A
(3x3) = 12 unit
Blok B
(3x3) = 15 unit
Blok C
(3x3) = 3 unit
Blok C
(3x2,5) = 24 unit
Progres Pembangunan
100% selesai
100% selesai
75%
100% selesai
75%
Pekerjaan Tersisa
Tidak ada
Tidak ada
Pintu Rolling door dan
pasangan lantai keramik
Tidak ada
Pintu Rolling door dan
pasangan lantai keramik
2.
3.
4.
5.
6.
Galian tanah biasa digunakan untuk pasangan pondasi lajur dimensi dari galian
tanah adalah lebar 80 cm dan panjang sepanjang pondasi dibangun. Tanah
bekas galian pondasi sebagian akan diurugkan kembali kedalam pondasi
sebanyak 25% dan sisanya akan menjadi bahan urugan pada lahan bangunan
yang ada. Kontraktor wajib menyiapkan tenaga kerja serta alat yang memadai
untuk melaksanakan pekerjaan pondasi ini.
Urugan Pasir Bawah Pondasi
Setelah galian pondasi selesai, urugan pasir ditabur dan diratakan diatas galian
pondasi. Ketebalan hamparan pasir ini adalah setebal 5 cm dalam kondisi
padat. Pasir yang dipergunakan adalah pasir urug halus dengan ukuran dari
butiran pasir tidak lebih dari 0,045 mm.
Urugan Tanah Kembali
Urugan tanah kembali dilaksanakan setelah pekerjaan pasangan pondasi batu
kali/pasangan pondasi beton selesai dilaksanakan. Tanah diisikan ke rongga
sisa galian dipadatkan dan sisa dari urugan disebar secara merata ke lahan
bangunan kemudian dipadatkan.
Urugan Tanah Peninggian Bangunan
Urugan tanah untuk peningian bangunan didatangkan dari luar lokasi atau dari
quary tertentu yang memenuhi persyaratan untuk bahan urugan tanah. Direksi
dan Pengawas pekerjaan akan menetukan jenis tanah yang cocok untuk bahan
urugan tersebut. Ketebalan urugan sesuai ketentuan adalah setebal kurang lebih
25 s/d 30 cm diurugkan secara merata ke seluruh lahan bangunan kecuali badan
jalan. Kemudian dipadatkan dengan menggunakan stamper untuk mendapatkan
kepadatan maksimum.
Pondasi Lajur Batu Kali
Untuk pondasi dipakai batu gunung yang berkualitas baik, keras, tidak polos
dan permukaannya tajam. Batu gunung yang dipakai harus dipecah-pecah
sehingga diameternya antar 30 cm dan minimum 10 cm. Pasangan batu gunung
untuk pondasi ini harus dipasang dengan adukan 1PC : 5 psr yang diaduk
matang. Ukuran kedalaman, dan lebar pondasi batu gunung dibuat sesuai
gambar rencana. Batu gunung harus disusun sedemikian rupa sehingga
dudukannya kokoh serta terikat baik satu sam lainnya dengan adukan. Untuk
keperluan kemudahan pemasangan pipa saluran air bersih, air hujan kabelkabel dan lain-lain yang menembus pondasi dapat dipasang bahan lunak yang
mudah dibuka. Dimensi pondasi batu gunung disesuaikan dengan gambar
rencana. Tidak diperkenangkan melakukan pelubangan pada sloof dan pondasi.
Pasangan sloop ukuran 15/20, Kolom praktis 15/15, balok gantung 15/25 dan
ring balok 15/20adalah bagian dari pekerjaan beton bertulang. Akan
diterangkan secara khusus sebagai berikut :
Penjelasan Umum
Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang dan pelaksanaan
yang benar untuk menghasilkan beton yang bermutu baik. Maka perlu
penyedian tenaga kerja yang terampil, alat bantu yang memadai sesuai dengan
fungsinya dan material/bahan berdasarkan standart peraturan beton bertulang
PB1 1971 danSK.SKNI.T-15.1991-03
RUANG LINGKUP
Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan semua pemasangan, Sloof.
Kolom utama/induk, kolom praktis dan semua komponen-konponenya yang
ditunjuk oleh gambar rencana.
Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja
yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu yang apabila
tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuanketentuan dalam PPKI NI-5.
Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu,
pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat kelembaban dan
toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan
ketentuan dalam PPKI.
Pengecoran Beton
b.
c.
d.
3.
Pekerjaan Beton
Pekerjaan beton telah diuraikan sebelumnya
4.
4.
memakai
SNI
di
setiap
batang
baja
ringan.
Teliti dulu sebelum membeli konsumen mempunyai hak untuk bertanya
mengenai perlindungan konsumen(konsumen cerdas paham perlindungan)
5.
6.
3.
Untuk jenis keramik tertentu biasanya direndam sampai basah jenuh, sehingga
dalam proses pemasangan nantinya tidak meyerap air semen.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Memasang keramik.