Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Serviks uteri adalah penghalang penting bagi masuknya kuman-kuman kedalam
genitalia interna, dalam hubungan ini seorang nullipara dalam keadaan normal kanalis
servikalis bebas kuman. Pada multipara dengan ostium uteri eksternum sudah lebih terbuka,
batas keatas dari daerah bebas kuman ialah ostium uteri internum sehingga lebih rentan
terjadinya infeksi oleh berbagai kuman yang masuk dari luar ataupun oleh kuman endogen
itu sendiri. Jika serviks sudah terinfeksi maka akan mempermudah pula terjadinya infeksi
pada alat genitalia yang lebih tinggi lagi seperti, uterus, tuba atau bahkan sampai ke ovarium
dan karena itu fungsi genitalia sebagai alat reproduksi bisa terganggu atau bahkan tidak bisa
difungsikan (Wahyuni, 2002).
Servisitis merupakan infeksi pada serviks uteri sering terjadi karena luka kecil bekas
persalinan yang tidak dirawat atau infeksi karena hubungan seksual (Manuaba,2010). Infeksi
menular didapat secara seksual dapat menyebabkan servisits (Broker, 208). Jika serviks
sudah terinfeksi maka akan mempermudah pula terjadinya infeksi pada alat genitalia yang
lebih tingi lagi seperti uterus, tuba atau bahkan sampai ke ovarium dan karena itu fungsi
genitalia sebagai alat reproduksi bias tergangu atau bahkan tidak bias difungsikan (Fauziyah,
2012). Servisits disebabkan oleh infeksi menular seksual (IMS), jamur, dan bakteri (Morgan
& Hamilton, 2009). Pada beberapa penyakit kelamin, seperti gonore,sifils, ulkus mole dan
granuloma inguinal, dan pada tuberculosis, dapat ditemukan radang pada serviks
(Prawirohardjo, 2010). Faktor risiko untuk terkena antara lain berganti-ganti pasangan
seksual, merokok, human papiloma virus ( HPV) atau HIV (Sinclair,2010).
Penyakit servisits masuk dalam golongan penyakit infeksi menular seksual(IMS).
Infeksi menular seksual berupa masalah kesehatan umum yang bermakna di sebagian besar
negara seluruh dunia. Angka kejadian IMS diperkirakan cukup tingi di banyak negara dan
kegagalan untuk melakukan diagnosis serta pengolahan pada stadium awal dapat
menyebabkan komplikasi dan gejala sisa yang serius (Prawirohardjo,2005 : 291). Menurut
WHO tahun 1999 diperkirakan 340 juta orang terinfeksi oleh IMS diantaranya, termasuk
gonorea (62 juta), Klamidia (92 juta), sifils (12 juta), dan trikomoniasis (174 juta)
(Prawirohardjo, 2010). Makalah Tugas Farmasi ini saya buat bertujuan untuk memenuhi
tugas yang telah diberikan dan untuk menambah pengetahuan teman teman sejawat dan juga
untuk saya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai