Anda di halaman 1dari 7

Bahtsul Masail Amaliyah Malam Nisfu Sya'ban

Keputusan Lembaga Bahtsul Masail


Nahdlatul Ulama Kota Surabaya
Di Masjid At Taqwa Penjaringansari Rungkut Surabaya, 29 Juni
2008
AMALIYAH MALAM NISHFU SYA'BAN

Diskripsi Masalah:
Pada malam paruh kedua dari bulan Syaban, banyak dari kalangan
umat Islam yang berduyun-duyun ke masjid, mushalla dan surau
untuk melaksanakan kegiatan keagamaan yang rutin dijalani setiap
malam Nishfu Syaban. Salah satu kegiatannya adalah melakukan
salat sunah sebanyak dua rakaat atau lebih.
Ada juga dari mereka yang membaca surat Yaasin secara bersamasama sebanyak 3 kali. Biasanya dari masing-masing pembacaan surat
Yasin tersebut diniatkan untuk memperoleh rezeki yang halal, untuk
umur panjang yang barokah, serta untuk mendapatkan husnul
khatimah. Adapula diantara masyarakat yang melengkapi kegiatan
tersebut dengan bersedekah.

Pertanyaan:
a.

Adakah tuntunan secara umum dan khusus untuk melakukan ibadah


pada malam Nishfu Syaban?
b. Apa sebenarnya keistimewaan malam Nishfu Syaban dibanding
dengan malam-malam yang lain?
c. Apa dasar ulama dalam penetapan pembacaan surat Yasin pada
malam Nishfu Syaban beserta macam-macam niatnya?
d. Apa hukum melakukan shalat sunnah pada malam Nishfu Syaban?
Jawaban 29 a:

Dalam syariat Islam terdapat tuntunan (dalil-dalil) untuk beribadah


pada malam Nishfu Syaban.

Dasar Pengambilan Hukum:

.

.(

Rasulullah bersabda, Sesungguhnya Allah memperhatikan


hambanya (dengan penuh rahmat) pada malam Nishfu Syaban,
kemudian Ia akan mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang
musyrik dan musyachin (orang munafik yang menebar kebencian
antar sesama umat Islam). (HR Thabrani fi Al Kabir no 16639,
Daruquthni fi Al Nuzul 68, Ibnu Majah no 1380, Ibnu Hibban no 5757,
Ibnu Abi Syaibah no 150, Al Baihaqi fi Syuab al Iman no 6352, dan Al
Bazzar fi Al Musnad 2389. Peneliti hadis Al Haitsami menilai para
perawi hadis ini sebagai orang-orang yang terpercaya. Majma Al
Zawaid 3/395)

Aisyah berkata Pada suatu malam, saya kehilangan Rasulullah.


Setelah saya keluar mencarinya, ternyata beliau ada di Baqi seraya
menengadahkan kepalanya ke langit, beliau berkata Apakah kamu
takut Allah dan Rasulnya mengabaikanmu?. Aisyah berkata Saya
tidak memiliki ketakutan itu, saya mengira engkau mengunjungi
sebagian di antara istri-istri engkau. Nabi berkata Sesungguhnya
(rahmat) Allah turun ke langit yang paling bawah pada malam Nishfu
Syaban dan Ia mengampuni dosa-dosa yang melebihi dari jumlah
bulu kambing milik suku Kalb. (HR Turmudzi no 670, dan Ibnu Majah
no 1379)

277 2

Hadits-hadits di atas secara keseluruhan merupakan sebuah hujjah


yang membantah anggapan sebagian ulama yang berpendapat bahwa
tidak ada satupun dalil kuat yang menjelaskan tentang keutamaan
malam nishfu Syaban. (Tuchfah al-Achwadzi Syarh Sunan alTirmidzi, II/277)

Jawaban 29 b:
Di antara keistimewaan malam Nishfu Syaban adalah sebagai
berikut:
1. Menurut Imam Syafii, malam Nishfu Syaban adalah salah satu
malam yang mustajabah.

2. Menurut Atha bin Yasar, malam Nishfu Syaban adalah malam yang
paling utama setelah Lailatul Qadar.
3. Menurut sahabat Ikrimah, yang dimaksud dengan ayat

)(






} {4-3:

surat al Dukhan ayat 3-4, malam tersebut adalah malam Nishfu


Syaban, akan tetapi pendapat ini ditentang oleh jumhur ulama, dan
adalah Lailatul Qadar. yang dimaksud dengan
4. Menurut ulama yang lain, malam Nishfu Syaban adalah malam
laporan amal tahunan kepada Allah SWT.

Dasar Pengambilan Hukum:

6 50

Imam Syafii berkata: Telah sampai kepada kami bahwa doa


dikabulkan dalam lima malam, yaitu awal malam bulan Rajab, malam
Nishfu Syaban, dua malam hari raya dan malam Jumat. (Faidl al)Qadr, VI/50
1 158

Yasar bin Atho berkata : Tidak ada malam yang lebih utama setelah
Lailatul Qadar dibandingkan dengan Nishfu Syaban. Ia merupakan
)salah satu malam yang mustajabah. (Nuzhah al-Maj lis, I/158

16 85

Ikrimah berpendapat bahwa yang dimaksud Lailah Al Mubarakah itu


adalah malam nishfu syaban. Di malam itu Allah menentukan semua
urusan dalam peristiwa setahun, menghapus nama-nama orang dari

daftar calon orang meninggal dan mencatat nama-nama orang yang


akan melaksanakan haji tanpa ditambah atau dikurangi. Utsman bin
Mughirah meriwayatkan hadis, Rasulullah
bersabda, Ajal
ditentukan dari satu Syaban ke bulan Syaban berikutnya, hingga
seseorang menikah, dikaruniai anak dan namanya dikeluarkan dari
orang-orang yang akan meninggal (HR Ibnu Abi Dunya dan Al
Dailami). Qadli Abu Bakar bin Al Araby berkata : Para Ulama
mengatakan bahwa malam tersebut adalah Lailatul Qadar. (Tafsir alQurtbi, XVI/85)
323 8

:)

Amal-amal tersebut diperlihatkan kepada Allah, begitu pula pada


malam Nishfu Syaban dan Lailatul Qadar. Yang pertama (SeninKamis) merupakan laporan amal mingguan. Yang kedua dan ketiga
(Nishfu Syaban dan Lailatul Qadar) merupakan laporan amal
tahunan. (Chsyiyah al-Jamal, VIII/323)

Jawaban 29 c:
Pembacaan surat Yasin pada malam Nishfu Syaban beserta
macam-macam niatnya merupakan hasil ijtihad para ulama.

Dasar Pengambilan Hukum:


234

Adapun pembacaan surat Yasin pada malam Nishfu Syaban setelah


Maghrib merupakan hasil ijtihad sebagian ulama, konon ia adalah
Syeikh Al Buni, dan hal itu bukanlah suatu hal yang buruk. (Asn alMathlib, 234)
19





)




(

Diantara keistimewaan surat Yasin, sebagaimana menurut sebagian


para Ulama, adalah dibaca pada malam Nishfu Syaban sebanyak 3
kali. Yang pertama dengan niat meminta panjang umur, kedua niat
terhindar dari bencana dan ketiga niat agar tidak bergantung kepada
orang lain. (Fatchu al-Malik al-Majd, 19)

301

Hadits yang berbunyi Surat Yasin dapat dibaca sesuai dengan niat
tujuannya merupakan hadis yang tidak ada dasarnya, tetapi saya
tidak menemui ulama yang mengatakannya sebagai hadis palsu. Bisa
jadi yang dimaksud adalah hadis tersebut tidak shohih. Saya meyakini
bahwa boleh meriwayatkan hadis tersebut dengan redaksi riwayat
yang tidak tegas, seperti telah sampai pada kami sebagaimana yang
dilakukan oleh murid-murid Syeikh Ismail Al Jabraty dari Yaman.
)(Talkhsh Fatw Ibnu Ziyd, 301

Jawaban 29 d:

Hukum melakukan shalat sunnah mutlak pada malam Nishfu


Syaban adalah mustahab (disunnahkan) karena Rasulullah pernah
melaksanakan shalat tersebut. Sementara jika shalat tersebut diniati
nishfu syaban maka hukumnya haram, karena tidak ada tuntunan
ibadah salat nishfu syaban. Bentuk salat sunah yang boleh dikerjakan
pada malam Nishfu Syaban adalah salat sunah mutlak, salat Hajat,
salat Tasbih, dan shalat apapun yang telah dilakukan oleh Rasulullah
.

Catatan:

Kedudukan hukum mustahab adalah satu tingkat di bawah hukum


sunnah.

Dasar Pengambilan Hukum:

156-155


:





:
















Dari 'Ala' bin Charits bahwa Aisyah berkata: Rasulullah bangun di


tengan malam kemudian beliau salat, kemudian sujud sangat lama,
sampai saya menyangka bahwa beliau wafat. Setelah itu saya bangun
dan saya gerakkan kaki Nabi dan ternyata masih bergerak. Kemudian
Rasul bangkit dari sujudnya setelah selesai melakukan shalatnya,
Nabi berkata Wahai Aisyah, apakah kamu mengira Aku berkhianat
padamu?, saya berkata Demi Allah, tidak, wahai Rasul, saya
mengira engkau telah tiada karena sujud terlalu lama. Rasul
bersabda Tahukauh kamu malam apa sekang ini? Saya menjawab
Allah dan Rasulnya yang tahu. Rasulullah bersabda ini adalah
malam Nishfu Syaban, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla
memperhatikan hamba-hamba-Nya pada malam Nishfu Syaban, Allah
akan mengampuni orang-orang yang meminta ampunan, mengasihi
orang-orang yang meminta dikasihani, dan Allah tidak akan
memprioritaskan orang-orang yang pendendam. (HR Al Baihaqi fi
Syuab Al Iman no 3675, menurutnya hadits ini Mursal yang baik)

Catatan:
1.

Letak ke-mursal-an hadits tersebut karena Al Ala bin Al Charits


adalah seorang Tabiin yang tidak pernah berjumpa dengan Aisyah,
prediksi Al Baihaqi menyebutkan Al Ala memperoleh hadits tersebut
dari gurunya, Makchul. Imam Achmad menilai Al Ala sebagai orang
yang sahih haditsnya. Abu Chatim berkata: Tidak ada murid Makchul
yang lebih terpercaya dari pada Al Ala. Ibnu Hajar menyebut Al Ala
sebagai orang yang jujur dan berilmu fikih, tetapi ia dituduh pengikut
Qadariyah. (Mausuah Ruwat Al Hadits)
2. Para Imam Madzhab, seperti Imam Syafii dan Imam Ahmad bin
Hanbal mengkategorikan hadis Mursal sebagai hadis yang dapat
diterima (Hadis Maqbul) bila memenuhi beberapa persyaratan,
diantaranya Sahabat atau Tabiin yang digugurkan dari sanad
merupakan seorang yang dikenal kredibilitasnya, tidak bertentangan
dengan hadis lain yang lebih shahih, dan lain sebagainya,
sebagaimana yang tercantum dalam kitab-kitab Ulumul Hadits.
469 2


:




(

)








.











.







} :
.

.







.

Ibnu Taimiyah ditanyai soal shalat pada malam nishfu Syaban. Ia


menjawab: Apabila seseorang shalat sunah muthlak pada malam
nishfu Syaban sendirian atau berjamaah, sebagaimana dilakukan
oleh segolongan ulama salaf, maka hukumnya adalah baik. Adapun
kumpul-kumpul di masjid dengan shalat yang ditentukan, seperti salat
seratus rakaat dengan membaca surat al Ikhlash sebanyak seribu
kali, maka ini adalah perbuata bidah yang sama sekali tidak
dianjurkan oleh para ulama. (Majm' Fatw Ibnu Taymiyyah, II/469)

302 2

(










)


Ibnu Taimiyah berkata : Dari beberapa hadis dan pandapat para


sahabat menunjukkan bahwa malam Nishfu Syaban memiliki
keutamaan tersendiri. Sebagian ulama Salaf melaksanakan salat
sunah secara khusus di malam tersebut. (Faidl al-Qadr, II/302)

271 1

Syeikh Al Kurdy berkata : Para Ulama berbeda pendapat mengenai


hadis-hadis yang berhubungan dengan salat sunah malam Nishfu
Syaban, diantara para ulama ada yang mengatakan bahwa hadis
tersebut (meskipun Dloif) memiliki banyak jalur riwayat, yang secara
keseluruhan (akumulasi) hadis tersebut boleh dilaksanakan dalam hal
Fadlailul Amal (naik peringkat menjadi hadis hasan lighairihi).
Diantara ulama yang lain menghukuminya sebagai hadis palsu,
seperti Imam Nawawi dan Syekh Zainuddin Al Malibary. (I'nah alThlibn, I/271)

Anda mungkin juga menyukai