Resume Materi Hidrodinamika
Resume Materi Hidrodinamika
Fluida merupakan zat yang tidak mempunyai bentuk dan volume yang permanen.
Fluida memiliki sifat tidak menolak terhadap perubahan bentuk dan kemampuan
untuk mengalir (atau umumnya kemampuannya untuk mengambil bentuk dari
wadah
mereka).
ketidakmampuan
Sifat
ini
mereka
biasanya
dikarenakan
mengadakan tegangan
sebuah
fungsi
geser (shear
dari
stress)
pada
fluida.
Hal
ini
disebabkan
karenaviskositas dari suatu fluida newtonian tidak berubah ketika terdapat gaya
yang bekerja pada fluida. Viskositas dari suatu fluida newtonian hanya bergantung
pada temperatur dan tekanan. Fluida Non-newtonian adalah fluida yang memiliki
sifat dimana perbandingan antara tegangan geser yang bekerja terhadap laju
deformasi berlangsung tak linear. Tidak memenuhi hokum linearisasi Newton.
sehingga dapat disimpulkan bahwa kajian hidrodinamika adalah fluida
Newtonian. Fluida non-Newtonian tidak termasuk dalam kajian hidrodinamika.
Hidrodinamika memliki aplikasi yang luas. Contohnya, ia digunakan dalam
menghitung gaya dan moment pada fluida, mass flow rate dari petroleum dalam
jalur pipa. Dinamika fluida menawarkan struktur matematika yang membawahi
disiplin praktis tersebut yang juga seringkali memerlukan hukum empirik dan
semi-empirik, diturunkan dari pengukuran arus, untuk menyelesaikan masalah
praktikal.
Hidrolika dan oseanografi memerlukan ilmu hidrodinamika sebagai dasarnya. Ada
perbedaan antara hidrodinamika dan hidrolika. Pada hidrodinamika, yang
diutamakan adalah penerapan matematis, sedangkan pada hidrolika yang
diutamakan adalah pengamatan empiris. Setiap fenomena fisis, atau disebut juga
konsep fisis dari hidrodinamika disampaikan dalam penerapan matematika. Materi
teoritikal hidrodinamika berdasar pada massa dasar fluida yang berukuran
makroskopis, yaitu partikel fluida. Partikel fluida terdiri dari corpus atau badan,
dan alineum yang merupakan badan asing di mekanika kontinum.
Pada konsep dasar hidrodinamika, partikel fluida disebut materi titik. Partikel
fluida diasumsikan homogen dan kontinu dalam ruang yang lebih besar, sehingga
hukum-hukum mekanika fluida dan hidrodinamika dibentuk dari menjumlahkan
gerak dari partikel-partikel pembentuknya dalam suatu area atau volume.
cahaya,
sedangkan
pada
permasalahan-permasalahan
pada
hidrodinamika angka kecepatan satu milimeter persekon sudah cukup besar dan
tidak akan berubah menjadi energi. Pada fluida inkompresibel, prinsip kontinuitas
dapat diterjemahkan sebagai prinsip kekekalan volume, karena fluida ini tidak
bisa dimampatkan. Prinsip kontinuitas untuk fluida inkompresibel menyatakan
bahwa perubahan kecepatan pada setiap titik terhadap ruang fluida bernilai nol,
yang artinya tidak ada perbedaan volume karena adanya perbedaan kecepatan di
setiap titik. Demikian pula berlaku untuk perubahan densitas terhadap waktu yang
bernilai
yang diminati untuk fluida dalam keadaan diam. Namun untuk fluida sejati yang
bergerak memiliki sifat yang penting yaitu viskositas.
Untuk menerangkan perilaku fluida yang makroskopis, perlu ditambahkan sifat
fluida untuk mengungkapkan efek interaksi molekuler yang masih tersisa. Salah
satu sifat yang paling penting dari sifat itu adalah kerapatan fluida (fluid density),
yang tidak lain adalah ukuran massa atau banyak molekul per-satuan volume
dikalikan dengan massanya. Sebuah sifat lain yang diperlukan karena gerak
molekuler yang acak adalah tekanan fluida (fluid pressure). Tekanan fluida pada
suatu permukaan zat padat adalah jumlah semua gaya normal persatuan luas
akibat benturan molekul-molekul fluida dengan permukaan itu.
Fluida dapat bergerak. Gerak elemen fluida ditentukan oleh gerak partikelpartikelnya. Ada tiga macam gerak utama elemen fluida, translasi, deformasi, dan
rotasi. Deformasi terdiri dari dua perubahan, yaitu deformasi linier atau biasa
disebut dilatasi, dan deformasi sudut. Gerak translasi terjadi pada gerak partikel
fluida yang homogen atau pergerakan yang tidak disertai perubahan kecepatan.
Sehingga partikel fluida hanya berpindah tempat dan tidak berubah bentuk.
Umumnya penentuan jarak perpindahan suatu titik pada translasi adalah dengan
mengalikan kecepatannya dengan waktu tempuh lalu ditambah dengan posisi awal
titik. Jika magnitudo kecepatan tidak seragam di semua titik, maka secara
sederhana jika diketahui bahwa kecepatan di titik satu adalah u, maka kecepatan
di titik dua sejauh dx dari titik satu adalah u ditambah dengan turunan u terhadap
sumbu x (perubahan komponen kecepatan u terhadap sumbu x). Untuk
menghitung jarak perpindahan titik dua menggunakan konsep yang sama, yaitu
kecepatannya, u ditambah perubahan u terhadap waktu dikalikan dengan waktu
tempuh lalu ditambah dengan posisi awal titik dua tersebut.
Deformasi Linier disebut juga volumetric deformation atau dilatasi. Pada gerak
fluida ini terjadi perubahan bentuk atau shape tanpa terjadi perubahan orientasi
dari elemen yang ada, jadi bidang yang pada awalnya tegak lurus terhadap elemen
akan tetap tegak lurus namun hanya bertambah besar ataupun panjang. Gerak
dilatasi berbeda dengan gerak translasi karena ada perubahan ukuran panjang pada
objek cairan yang diteliti. Perubahan itu terjadi karena adanya variasi komponen
kecepatan dengan arahnya. Variasi yang terjadi adalah adanya perubahan besar
kecepatan dalam satu arah sumbu di titik yang berbeda. Variasi ini hanya terjadi
pada arah dengan komponen kecepatannya. Perubahan dilatasi ini dapat
digambarkan dengan persamaan laju perubahan deformasi, yaitu perubahan
kecepatan terhadap ruang pada sumbu-x atau rata-rata perubahan sepanjang dx
akan sama dengan percepatan konvektif pada sumbu-x, dan perubahan kecepatan
terhadap ruang pada sumbu-y atau rata-rata perubahan sepanjang dy akan sama
dengan percepatan konvektif pada sumbu-y. Selama terjadi deformasi linier,
bentuk dari elemen fluida di deskripsikan oleh sudut pada vertikalnya yang tetap
tidak berubah. Elemen fluida hanya akan berubah panjang pada komponen
sumbu-x saja jika tidak ada perubahan kecepatan u terhadap perubahan sumbu-x,
Hal yang sama juga berlaku untuk dimensi sumbu-y dan sumbu-z.
Dengan kata lain, agar dilatasi bisa terjadi, harus terdapat perubahan kecepatan
arah suatu sumbu terhadap perubahan titik pada sumbu yang searah dengan
kecepatan tersebut. Nilai perubahannya dapat positif ataupun negatif. Jika sebuah
partikel melakukan deformasi liniear, ia akan tertarik atau stretched. Maka akan
terjadi perubahan volume dari partikel fluida. Laju partikel melakukan deformasi
linear disebut volumetric dilatation rate atau laju perubahan dilatasi liniear. Untuk
fluida inkompresibel, volume dari partikelnya tidak dapat berubah, sehingga
deformasi liniear tidak mungkin terjadi karena densitasnya konstan, sehingga laju
deformasi linearnya sama dengan nol. Tetapi perubahan kecepatan tiap sumbu
terhadap perubahan titik pada sumbu tersebut tidak boleh bernilai nol agar terjadi
deformasi linier.
Sebagai contoh deformasi linier, sebuah bidang ABCD memiliki ukuran AB sama
dengan CD. Bidang tersebut mengalami deformasi linier apabila ukuran AB
ataupun CD mengalami perubahan. Perubahan dapat berupa bertambah atau
berkurangnya luas bidang ABCD tersebut tanpa disertai perubahan sudut-sudut
awal yang dimiliki bidang tersebut.
Pada
hidrodinamikapun hukum ini berlaku, yang artinya gaya-gaya yang bekerja harus
selalu bernilai sama dengan gaya inersianya. Menurut percepatannya, gaya inersia
dibedakan menjadi dua, percepatan lokal dan percepatan konvektif. Percepatan
lokal adalah turunan kecepatan terhadap waktu, atau perubahan kecepatan
terhadap perubahan waktu. Percepatan konvektif adalah turunan kecepatan
terhadap ruang atau perubahan kecepatan terhadap perubahan dimensinya.
Tiga macam percepatan lokal yang dapat disimpulkan, pertama, percepatan yang
arahnya tetap namun besarnya berubah. Kedua, besar percepatan tetap namun
arahnya berubah. Ketiga, besar dan arah percepatan berubah. Variasi kecepatan ini
disebabkan oleh translasi, dilatasi, deformasi sudut, dan rotasi. Percepatan
konvektif dihasilkan oleh deformasi linier, atau deformasi sudut, atau rotasi
partikel yang disebabkan oleh gaya luar. Percepatan konvektif ini terjadi pada
aliran tak seragam. Percepatan konvektif disebut juga percepatan medan.
Percepatan lokal dapat diabaikan saat kecepatannya rendah dan variasi kecepatan
terhadap waktu sangat lambat, dan percepatan konvektif dapat diabaikan pada saat
kecepatannya rendah, kuadrat kecepatannya menjadi kecil dan inersianya
diabaikan.
Sebagai contoh, percepatan lokal pada banjir bandang dianggap tidak ada
dikarenakan posisi pengamatan berada di tempat yang jauh dari sumber banjir.
Sehingga tidak ada perubahan kecepatan terhadap waktu. Demikian pula yang
terjadi dengan pengabaian percepatan lokal pada aliran air tanah dikarenakan
kecepatannya relatif kecil akibat gesekan-gesekan batuan di dalam tanah. Pada
percepatan konvektif, kecepatan pada saat tertentu berubah terhadap jarak atau
ruang karena terjadi deformasi linier, deformasi sudut, dan mungkin juga rotasi.
Ada dua gaya yang menjadi bahasan utama pada hidrodinamika, gaya internal dan
gaya eksternal. Gaya internal merupakan hasil interaksi molekul dari bagian
dalam suatu massa fluida. Merupakan gaya yang seimbang dalam pasangan, dan
nilai aksi bernilai sama dengan nilai reaksi.
Gaya luar merupakan gaya yang berasal dari luar massa fluida, gaya luar ini
dibagi menjadi dua, gaya permukaan dan gaya badan. Gaya permukaan
merupakan gaya yang bekerja di permukaan, lebih tepatnya gaya yang bekerja di
lapisan batas. Hal ini disebabkan oleh adanya gaya luar. Gaya permukaan
berkurang dengan cepat jika menjauh dari permukaan. Gaya permukaan ini
terbagi lagi menjadi gaya normal dan gaya geser, gaya normal adalah gaya yang
selalu tegak lurus bidang permukaan, dan gaya geser adalah gaya pada lapisanlapisan fluida. Sebagai contoh, gaya tekanan adalah gaya permukaan. Gaya tekan
ini terjadi akibat perbedaan gaya tekanan per-satuan volume yang sejajar tiap-tiap
sumbu.
Gerak fluida tidak absolut ditentukan oleh nilai tekanan saja, tapi juga ditentukan
oleh perbedaan antar lokasi. Contohnya gerakan aliran sungai dari tempat yang
tinggi atau bertekanan tinggi ke tempat yang rendah. Tekanan absolut adalah
tekanan atmosfir dikurangi dengan tekanan hidrostatik yang bernilai relatif.
Gaya badan perdefinisi adalah gaya yang bekerja di seluruh partikel yang ada di
badan fluida. Gaya ini proporsional dengan massa fluida, dan disebabkan oleh
gravitasi. Gaya badan besarnya selalu sama dan hanya tergantung pada massa.
Sebagai contoh gaya badan adalah gaya kapiler, gaya geostropik, gaya coriolis
dan gaya gravitasi. Gaya kapiler adalah gaya yang oleh perbedaan gaya tarik
molekuler antara 2 media atau lapisan. Gaya Coriolis adalah sebagai gaya inersia
tambahan akibat rotasi bumi. Setiap bagian bumi berotasi dengan kecepatan yang
berbeda, hal ini bergantung pada jaraknya dari sumbu bumi (lintang). Gaya
Coriolis menyebabkan gaya geostropik. Gaya gravitasi hampir serupa dengan
gaya inersia yang proporsional dengan massa fluida dan disebabkan oleh gaya
luar. Gaya gravitasi tidak bergantung pada gerakan massa partikel, tidak
berpengaruh apakah partikel itu diam atau bergerak. Gaya gravitasi hanya ada
pada sumbu- z saja dan bernilai sebesar perkalian densitas suatu fluida dengan
nilai besaran gravitasi. Pada gaya gravitasi, diberikan tanda minus, tanda minus
menyatakan bahwa nilai z semakin dalam. Gaya tekanan juga termasuk gaya
badan. Untuk setiap partikel fluida di dalam suatu volume tertentu, gaya tekanan
yang diterimanya sama.
Gaya viskos timbul karena adanya viskositas fluida yang disebabkan oleh transfer
momentum secara molekular. Gaya viskos dapat dirumuskan sebagai viskositas
dikali dengan deformasinya. Gaya viskos terbagi dua, yakni gaya geser dan gaya
gesek. Dimana gaya gesek selalu berlawanan dengan gaya geser tetapi nilainya
sama dengan gaya geser. Jika kita memandang suatu lapisan yang berada diantara
dua lapisan lain yang saling berbeda densitas, maka lapisan tengah tersebut
mengalami gaya geser dari lapisan diatasnya yang bergerak dengan suatu
kecepatan. Lalu lapisan bagian tengah ikut bergerak. Saat lapisan tengah
bergeraklapisan tengah tersebut akan mengalami gesekan dengan lapisan di
bawahnya. Sehingga lapisan tengah melambat. Apabila gaya geser tidak lebih
besar dari gaya geser atau dengan kata lain, momentum yang diberikan tidak
cukup besar. Lapisan tengah tidak akan mampu membuat lapisan berikutnya
bergerak. Momentum ini akan berubah bentuk menjadi energi sehingga prinsip
kekekalan momentum terpenuhi. Gaya Viskus timbul akibat adanya perbedaan
kecepatan. Gaya Viskus tidak ada dalam aliran laminer di mana kecepatannya
seragam alias tidak punya perbedaan kecepatan sehingga gaya viskus sama
dengan nol.Gaya viskos tidak ada pada fluida yang ideal karena pada fluida ideal
tidak ada perbedaan kecepatan di daerah luar dari lapisan batas fluida.
Gaya viskus ada karena ada perbedaan densitas fluida. Sebagai contoh, misal ada
dua permukaan perlapisan. Lapisan atas adalah lapisan A, dan lapisan bawah
adalah lapisan B. Panah ke kanan di permukaan A adalah arah dari gaya viskus
yang bekerja pada elemen A terhadap elemen B. Sedangkan panah ke kiri di B
adalah arah dari gaya gesek yang terjadi antara elemen B terhadap lapisan di
bawahnya. Elemen A menyeret elemen B dengan gaya viskus yang dimilikinya.
Elemen B memiliki gaya inersia yang bewujud gaya gesek permukaan B terhadap
dasar lapisan. Sama halnya seperti kinetika di fisika, jika gaya viskus di B lebih
besar dari gaya gesek, maka lapisan A akan menarik lapisan B. Gaya viskus
terjadi pada batas antar lapisan.
Dalam ilustrasi di atas gaya viskus terjadi pada dasar elemen A dengan
permukaan atas elemen B. Perubahan bentuk dapat terjadi, misalkan pada elemen
b yang akan mengalami deformasi akibat gaya viskus A. deformasi bisa terjadi
karena karena bagian permukaan memiliki kecepatan yang lebih besar dibanding
dengan lapisan yang terletak di dasar. Gaya pada lapisan A dan B ke arah kanan
adalah stress viskus, sedangkan gaya viskus per-satuan volume yang dimiliki
adalah nilai stress viskus dikalikan dengan luas permukaannya.
Fluida juga memiliki kecepatan potensial. Kecepatan potensial adalah fungsi
skalar yang menyatakan kecepatan yang didefinisikan dalam aliran irrotational
(hanya berlaku pada gerakan fluida yang tidak mengalami gerakan rotasi atau
alirannya tidak berotasi). Fungsi ini digunakan untuk menskalarkan komponen
kecepatan. Kecepatan arah u dalam kecepatan potensial adalah perubahan
terhadap x. Demikian juga dengan kecepatan arah v, yaitu perubahan
y, dan kecepatan arah w merupakan perubahan
terhadap
suatu sumbu lalu dibagi dengan kedalaman. Komponen gaya gesekan dasar adalah
perkalian antara koefisien gesekan dasar dan magnitudo gaya gesekan dasar lalu
dibagi dengan kedalaman. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh
angin terus berkurang seiring dengan bertambahnya kedalaman.
Seperti pada pasang surut air laut, kita juga dapat menerapkan persamaan
momentum pada arus inersia setelah memahami arus inersia memiliki karakter
apa saja. Apabila angin yang berhembus di atas permukaan laut secara tiba-tiba
berhenti maka tidak ada transfer energi dari angin ke permukaan laut. Walupun
tidak ada transfer energi ke permukaan laut, namun massa air di permukaan laut
masih
Karena itu aliran fluida menyesuaikan diri, fluida akan mempercepat diri dengan
cara berbelok ke arah searah rotasi bumi (searah rotasi bumi berarti bertambah
cepat) Aliran dari arah barat menuju timur pada BBS adalah aliran fluida yang
berakselerasi karena arahnya sesuai putaran bumi. Karena itu aliran fluida
menyesuaikan diri, fluida akan berpindah jalur menuju jalur yang lebih sesuai
dengan kecepatannya (jalur cepat adalah equator) dengan cara berbelok ke arah
equator(kiri). Aliran dari arah timur menuju barat pada BBS adalah aliran fluida
yang melambat karena arahnya berlawanan putaran bumi. Karena itu aliran fluida
menyesuaikan diri, fluida akan berpindah jalur menuju jalur yang lebih sesuai
dengan kecepatannya (jalur cepat adalah equator) dengan cara berbelok ke arah
kutub(kiri).
Arus geostropik sangat lambat, percepatan lokal maupun konvektif dapat
diabaikan. Mekanisme pembentukan arus geostropik berasal dari suatu
keseimbangan antara gradien tekanan mendatar dan gaya coriolis. Aliran
geostropik yang terbentuk akibat keseimbangan tersebut bergerak sejajar dengan
garis isobar (garis yang memiliki tekanan yang sama). Kesimpulannya, aliran
tanpa gesekan, tanpa percepatan, gaya yang bekerja hanya gaya gravitasi dan
coriolis. Sehingga persamaan momentum dapat diaplikasikan.
Arus ekman juga merupakan salah satu pilihan untuk menerapkan persamaan
momentum dan persamaan kontinuitas. Arus Ekman adalah arus yang
dibangkitkan oleh dorongan angin, densitas dianggap homogen, permukaan laut
dianggap datar. Gaya yang bekerja adalah gaya gesekan antar lapisan, atau bisa
disebut juga gaya viskos. Tubrukan antar molekul udara dan tubrukan antar
molekul air di lapisan permukaan laut karena angin menimbulkan gesekan di
lapisan permukaan laut akhirnya menyebabkan arus permukaan. Pergerakan
massa air permukaan diikuti oleh massa air yang berada di lapisan bawah akibat
adanya gaya friksi bekerja. Bila angin mengalir secara konstan dan dalam waktu
lama, maka gerakan massa air atau arus ini terjadi sampai di kolom air laut yang
lebih dalam. Oleh karena sumber kekuatan angin semakin dalam semakin
melemah, maka kekuatan arus juga melemah. Disamping kecepatan arus yang
Bilangan
Reynold
merupakan
besaran
fisis
yang
tidak
laminier dan turbulen di satu pihak, dan di lain pihak dapat dimanfaatkan sebagai
acuan untuk mengetahui jenis-jenis aliran yang berlangsung dalam air. Hal ini
didasarkan pada suatu keadaan bahwa dalam satu tabung/pipa atau dalam satu
tempat mengalirnya air, sering terjadi perubahan bentuk aliran yang satu menjadi
aliran yang lain. Perubahan bentuk aliran ini pada umumnya tidaklah terjadi
secara tiba-tiba tetapi memerlukan waktu antara, yakni suatu waktu yang relatif
pendek dengan diketahuinya kecepatan kristis dari suatu aliran. Kecepatan kritis
ini pada umumnya akan dipengaruhi oleh ukuran pipa, jenis zat cair yang lewat
dalam pipa tersebut. Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan terdapat
empat besaran yang menentukan apakah aliran tersebut digolongkan aliran
laminier
ataukah
aliran
turbulen. Keempat
besaran
tersebut
adalah
besaran massa jenis air, kecepatan aliran, kekentalan, dan diameter pipa.
Aliran turbulen dibagi menjadi dua, aliran turbulen tunak dan aliran turbulen tak
tunak. Aliran turbulen tunak, fluktuasi kecepatan relatif linear. Pada aliran
turbulen tak tunak, rata-rata fluktuasi aliran tersebut tidak linear. Untuk peratarataan aliran turbulen, diperlukan klasifikasi gaya-gaya, antara lain gaya konstan,
gaya linear, dan gaya kuadratik. Gaya konstan adalah gaya gravitasi, gaya linear
adalah fungsi tekanan, gaya inersia lokal, dan fungsi linear viskus. Gaya kuadratik
adalah gaya inersia konvektif.
Pada aliran turbulen arah gerak partikel air ada yang berbeda dengan arah
keseluruhan aliran. akan mempelajari aliran fluida atau cairan yang ideal, yaitu
yang memenuhi sifat-sifat antara lain, fluida mengalir tanpa ada gaya gesek.
Dengan demikian tenaga mekanik cairan tetap, tidak ada yang hilang karena
gesekan. Fluida seperti ini kita sebut fluida yang non viskos. Pada fluida yang
viskos atau kental kita tidak bisa mengabaikan gesekan antarmolekul fluida.
Fluida tidak termampatkan. Pada fluida yang tidak termampatkan kerapatan fluida
konstan di seluruh fluida, meskipun fluida mendapat tekanan. Pada umumnya
kerapatan fluida akan berubah karena adanya perubahan volume bila mendapat
tekanan. Akan tetapi pada keadaan tertentu kita dapat menganggap fluida tidak
termampatkan. Fluida mengalir dengan aliran tunak (steady state). Fluida
mengalir dengan kecepatan konstan.
Secara umum, persamaan momentum dapat diaplikasikan terhadap hampir semua
perilaku fluida. Dalam pasang surut, arus, dan gelombang di laut, tentu saja
prinsip kontinuitas dan persamaan momentum selalu berlaku. Tidak Cuma di laut,
penerapan prinsip-prinsip ini, atau bisa disebut ilmu hidrodinamika, juga dapat
diterapkan di berbagai aspek. Sebagai contoh, dalam pengeboran minyak, kita
juga memerlukan ilmu mekanika fluida dan hidrodinamika. Hidrodinamika atau
dinamika fluida ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, karena di
bumi ini, kita hidup dikelilingi oleh fluida. Fluida dapat berupa udara, air, dan zatzat yang mengalir lainnya.