KINEMATICS OF PARTICLES
Yang dimaksud dengan gerak lurus adalah suatu gerak yang lintasannya
membentuk suatu garis lurus
Kedudukan P setiap saat t dapat ditentukan
oleh jaraknya s yang diukur dari titik acuan
O yang tetap pada garis lurus tadi. Pada
waktu t + ∆t partikel telah bergeser ke P’
dan koordinatnya menjadi s + ∆s.
Perpindahan didefinisikan sebagai perubahan dalam koordinat kedudukan
dalam selang waktu tertentu.
s
Kecepatan rata-rata dalam selang waktu ∆t adalah vav
perpindahan dibagi selang waktu tersebut atau t
Kecepatan sesaat adalah kecepatan s ds
dimana ∆t mendekati nol dalam v lim atau v s (2.1)
limitnya, yaitu t 0 t dt
Jadi, kecepatan adalah perubahan koordinat kedudukan s terhadap waktu.
Harganya positif atau negatif tergantung dari perpindahannya positif atau
negatif
Mechanical Engineering Dept. -3- Diponegoro University
GERAK LURUS (PROBLEM SATU DIMENSI)
Persamaan (2.1), (2.2) dan (2.3) adalah persamaan diferensial gerak lurus
partikel
v2 t2
Dengan cara yang sama untuk
gambar c kita dapatkan
v1
dv t1
a dt
Selanjutnya dengan menarik garis normal AB dan garis AC sejajar sumbu v dari titik itu,
kita dapatkan sebuah segitiga sebangun dengan segitiga yang dibentuk oleh sudut arah.
Dari kedua segitiga sebangun ini kita dapatkan hubungan
CB dv
CB ds v dv CB a
v ds
ds dv d 2
s
Berdasarkan definisi v s dan a s diperoleh :
dt dt dt 2
a. PERCEPATAN KONSTAN
Dari persamaan (2.2) dan (2.3) kita dapatkan
v2 s2
v2 t2
v1
dv a
t1
dt dan
v1
v dv a
s1
ds
Untuk kondisi yang lebih familier kita ganti t1 = 0 , t2 = t , v1 = v0 ,
v2 = v , s1 = s0 ,dan s2 = s , sehingga kita peroleh
v v0 at
v 2 v02 2as s0
Selanjutnya dari persamaan (2.1) dengan mengganti harga v, kita
dapatkan
v at dt
s t t
s0
ds v dt t0
t0
s s0 vot 21 at 2
f t dt v v0 f t dt
v2 t2 t
v1
dv
t1 0
s2 t2 t
s1
ds
t1
v dt
s s0 v dt
0
c. PERCEPATAN NOL
Dari persamaan (2.2) kita dapatkan bahwa kecepatan adalah konstan,
selanjutnya dari persamaan (2.1) kita peroleh
s s0 v0 t
v dv f s ds f s ds f s ds
v s
v dv
s
v 2
2
v02
v0 s0 s0
Contoh Soal no 1
Gerak partikel sepanjang garis lurus ditentukan oleh persamaan 15t
s 3 2 t2 2 3
dimana s adalah koordinat tempat dalam meter, dan t waktu dalam sekon.
Gambarkan kecepatan v partikel terhadap waktu t, untuk gerakan 10 sekon pertama
dan hitung percepatan a untuk t = 0 , 5 dan 10 sekon
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui)
Perpindahan partikel dinyatakan dengan persamaan 15t
s 3 2 t2 2 3
s 32 t 2
2
15t 3 v
ds
dt
4 t 2 t2
5 a
dv
dt
4 4 t
5
t v a t v a t v a
t v a t v a
e. Jawaban
1). Grafik kecepatan versus waktu : dapat dibuat berdasarkan hasil
perhitungan di atas
Contoh Soal no 2
Kedudukan suatu partikel ditentukan oleh s 4 t 2 t 18 t 5
3 2
dengan s dalam meter, dan t dalam sekon. Tentukan waktu t dan percepatan a ,
bila v = 0. Hanya untuk harga t yang positif saja
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui) s 4 t 3 2 t 2 18 t 5
b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)
Tentukan waktu t dan percepatan a, bila v = 0 (untuk harga t yang positif saja)
c. Diagram Benda Bebas (gambar-gambar yg diperlukan)
Tidak diperlukan karena sudah merupakan problem matematik
d. Perhitungan-perhitungan
s 4 t 3 3 t 2 18 t 5 v 12 t 2 6 t 18 a 24 t 6
Untuk v = 0 kita dapatan 12 t 2 4 t 18 0
6 36 4 12 18 6 30
t1,2
24 24
Mechanical Engineering Dept. - 13 - Diponegoro University
CONTOH SOAL GERAK LURUS
e. Jawaban
Percepatan a = 30 m/s2
Contoh Soal no 3
Pada tahap akhir pendaratan di bulan “lunar module” turun dengan
“retro-thrust” dari mesin pendaratannya sampai sejarak h = 6 m
dari permukaan bulan dan mempunyai kecepatan ke bawah 3 m/s.
Bila mesin pendarat tiba-tiba dimatikan pada kedudukan tersebut,
hitung kecepatan tumbukan pada roda pendarat dengan bulan.
Gravitasi bulan adalah 1/6 gravitasi bumi.
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui)
Pada h = 6 m, v = 3 m/s Gravitasi = 61 gravitasi bumi
b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)
Kecepatan tumbukan pada roda pendarat dengan bulan
c. Diagram Benda Bebas (gambar-gambar yg diperlukan)
Tidak diperlukan karena sudah merupakan problem matematik
d. Perhitungan-perhitungan
1
Gravitasi = 6 gravitasi bumi
Bilamana kita ambil percepatan gravitasi di bumi g = 9,81 m/s2 , kita
Dalam menjelaskan gerakan pada bidang kurvilinier ini kita gunakan matematika
vector. Hal ini bertujuan untuk lebih mudah memahami tentang suatu perubahan
posisi yang menyangkut masalah besar dan arah. Untuk hal ini diperlukan vector
tempat yaitu suatu vector yang menunjukkan posisi partikel setiap saat
r
Vektor kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai v av yang merupakan
t
vector dengan arah searah ∆r dan besarnya adalah besaran ∆r dibagi ∆t
Vektor kecepatan sesaat didefinisikan sebagai harga limit dari r
v lim
kecepatan rata-rata ketika selang waktu mendekati nol, jadi t 0 t
v
Vektor percepatan rata-rata dari titik A ke A’ didefinisikan a av
t
Vektor percepatan rata-rata ini memiliki arah sama dengan arah ∆v, sedangkan
besarnya adalah besar ∆v dibagi dengan ∆t
Vektor percepatan sesaat didefinisikan sebagai harga limit dari percepatan
rata-rata ketika selang waktu mendekati nol, jadi
v dv
a lim v (2.5)
t 0 t dt
Sistem koordinat tegak lurus ini sangat berguna untuk menggambarkan gerakan
kurvilinier menjadi dua buah gerakan lurus ke arah sumbu x dan y
Gambar disamping menunjukkan vector tempat r, kece-
patan v dan percepatan a diuraikan ke arah sumbu x
dan y. Berdasarkan matematika vector kita dapatkan
r xi yj
v r xi y j (2.6)
a v r xi y j
i dan j adalah vector satuan kearah sumbu x dan y. Karena arahnya selalu
konstan maka tidak terpengaruh oleh waktu, dengan demikian tidak
memiliki derivative terhadap waktu
x dan y adalah perpindahan kearah sumbu x dan y, merupakan fungsi waktu,
sehingga memiliki derivative terhadap waktu
Komponen v vx x v
2
v x2 v 2y ax vx x
a 2 a x2 a 2y
dan a adalah vy
vy y tan ay vy y
vx
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui)
Partikel yang bergerak menurut persamaan x 3t 4 t
2
dan y 4t 2 31 t 3
(x dan y dalam milimeter, t dalam sekon)
y 4t 2 31 t 3 vy 8 t t 2 ay 8 2 t
Untuk t = 2 s kita dapatkan
a 6 2 4 2 7 ,21 mm/s2
ax 6 mm/s 2
1 a y 1 4
a y 4 mm/s2 x tan tan 33,690
ax 6
e. Jawaban
v 14,42 mm/s dengan x 56 ,310
Penyelesaian
1 t2 1 t3
a. Diketahui (data yang diketahui) x 20 4
dan y 15 6
d. Perhitungan-perhitungan
x 20 1 t2 vx 1 t ax 6
4 2
1 t3 vy 1 t2 ay t
y 15 6 2
Soal no 4
Bila sekrup pengatur pada soal (3) berputar secara periodik dan menerus-kan gerak ke
masing-masing batang pandu bercelah dengan persamaan x 30 24 sin t 2
dan y 40 32 cos t 2 di mana x dan y dalam milimeter dan t dalam sekon,
Tentukanlah besarnya kecepatan v dan percepatan a dari pen P untuk t = 2,5 s.
Gambarkan arah lintasan dan tunjukkan kelengkungannya pada saat itu
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui)
x 30 24 sin t 2 dan y 40 32 cos t 2
b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)
Besarnya kecepatan v dan percepatan a dari pen P untuk t = 2,5 s
d. Perhitungan-perhitungan
v x 12 cos t 2
x 30 24 sin t 2
a x 6 sin t 2
2
v y 16 sin t 2
y 40 32 cos t 2
a y 8 cos t 2
2
Untuk t = 2 s kita dapatkan
v x 26 ,7 mm/s
v 44,42 mm/s
v y 35,5 mm/s
2
a x 41,8 mm/s 2
a 69,8 mm/s
2
a y 55 ,9 mm/s
e. Jawaban
Kecepatan v = 44,42 mm/s
Percepatan a = 69,8 mm/s2
Bila kita tinjau sebuah kurva lengkung seperti yang ditunjukkan pada gambar ,
di setiap titik dari kurva dapat dibuat sebuah garis yang menghubungkan titik
dimaksud dengan pusat kelengkungan kurva (disebut garis normal) dan sebuah
garis singgung (disebut garis tangensial) pada titik tersebut. Kedua garis ini
saling tegak lurus dan dipergunakan sebagai system koordinat yang sangat
alamiah guna memberikan gambaran gerakan kurvilinier.
Pada system koordinat normal-tangensial ditetapkan bahwa arah positif n
adalah menuju pusat kelengkungan lintasan, sedangkan arah positif t adalah ke
arah gerakan partikel
ds d
Dimana
ρ adalah jejari kelengkungan lintasan pada kondisi
ini (kita tidak meninjau perubahan diferensial ρ
antar titik A dan A’ karena akan muncul suku order
tinggi yang akan lenyap bila diambil limitnya).
ds d d
Jadi besarnya kecepatan adalah v
dt dt dt
Vektor kecepatan adalah v v et et (2.7)
dv d v e t
Vektor percepatan adalah a v et v et (2.8)
dt dt
Dari persamaan (2.8) terlihat bahwa vector satuan et memiliki derivative karena
arahnya berubah.
Untuk mendapatkan e t perhatikan gambar 2.10a yang
menunjukkan perubahan et selama penambahan
diferensial gerak ketika partikel berpindah dari A ke A’.
Sehubungan dengan hal ini vector et berubah menjadi
et’ , dan selisih vector det ditunjukkan pada gambar
2.10b
de t d
en atau e t en (2.9)
dt dt
Substitusikan persamaan (2.9) ke persamaan (2.8) dan juga memperhatikan
v , kita dapatkan
2
a en v e t an en at e t (2.10)
Dimana 2
v 2 2 2
an v at v s a an at
M echanical Engineering Dept. - 33 - Diponegoro University
Normal and Tangential Coordinates (n-t)
v2 0 ,6 2
a an a 1,2 m/s
r 0 ,3
(2). Karena kecepatan tidak konstan, maka laju pertambahan sebesar 0,9 m/s2
adalah percepatan ke arah tangensial ( at ). Dengan demikian kita dapatkan :
2 2 2 2 2
a an at 1,2 0 ,9 1,5 m/s
e. Jawaban
(1). Percepatan partikel bila v = 0,6 m/s konstan adalah 1,2 m/s2.
(2). Percepatan partikel bila v = 0,6 m/s dengan laju pertambahan sebesar 0,9
m/s2 adalah 1,5 m/s2
Bilamana letak partikel ditentukan oleh jarak r dari suatu kutub yang tetap
dan oleh pengukutan sudut θ terhadap garis radial, maka system ini
dikatakan menggunakan koordinat kutub.
Gambar disamping menunjukkan koordinat
kutub r dan θ yang menentukan letak sebuah
partikel yang bergerak pada lintasan lengkung.
Sebagai sumbu acuan untuk pengukuran kita
gunakan sumbu x. Pada koordinat ini, vector
satuan er dan eθ masing-masing ditetapkan
pada arah r dan θ positip. Vektor tempat r bagi
partikel di A mempunyai besar sama dengan
jarak r dan arahnya ditentukan oleh vektor
satuan er. Jadi vector tempat dapat dinyatakan
r = r er
Vektor kecepatan kita dapatkan dengan mendefe-
rensialkan vector tempat, kita dapatkan
dr d r er
v r er r er
dt dt
Mechanical Engineering Dept. - 39 - Diponegoro University
Polar Coordinates (r-)
Dengan cara yang sama dengan kita mendapatkan e t pada system koordinat
normal-tangensial kita cari e t dan e
Dari gambar diatas, selama waktu dt arah koordinat berputar dengan sudut dθ.
Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan vector der pada arah θ positip, dan
vector deθ pada arah r negatip. Sedangkan besarnya perubahan vector ini
dalam limitnya sama dengan vector satuan sebagai jari-jari kali sudut dalam
radian, dapat kita tuliskan
der e d dan de er d
Perlu diingat bahwa panjang vector satuan adalah satu satuan panjang.
Selanjutnya kita dapatkan : de
der
e dan e r
d
d
d d
er e e dan e er er (2.12)
dt dt
Substitusikan persamaan (2.12) kedalam persamaan vector kecepatan diperoleh :
v r r er r er r er r e Dimana :
(2.13)
v vr er v e vr r v r v vr2 v2
Mechanical Engineering Dept. - 40 - Diponegoro University
Polar Coordinates (r-)
v r r er r er r er r e v vr er v e (2.13)
Komponen r dari v merupakan laju pertambahan vector r, sedangkan komponen
θ dari v disebabkan oleh rotasi r
Vektor percepatan a kita a v r er r er r e r e r e
dapatkan sebagai berikut :
2
a r r er r 2 r e
(2.14)
a ar er a e
2
Dimana : ar r r a r 2 r a ar2 a2
1 d 2
Secara alternative dapat kita tuliskan a r
r dt
c. Perubahan harga vθ
Berupa perubahan panjang sebesar v atau d r
dan pengaruhnya pada percepatan adalah
dr
r r pada arah θ positip.
dt
d. Perubahan arah vθ
Besarnya perubahan ini adalah v d r d
dan menyumbang pada percepatan sebesar
d
2
r r dalam arah r negatip.
dt
Soal no 1
Kedudukan blok geser P dalam lengan beralur OA dikendalikan oleh sekrup penggerak se
perti terlihat pada gambar. Pada saat yang ditunjukkan
8 rad/s dan 20 rad/s2. Juga pada saat yang
sama r = 200 mm, r 300 mm/s , dan r 0
Tentukan harga komponen r dan θ dari percepatan P
untuk saat itu
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui)
8 rad/s 20 rad/s2, r = 200 mm, r 300 mm/s dan r 0
b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)
Tentukan harga komponen r dan θ dari percepatan P
c. Diagram Benda Bebas (gambar-gambar yg diperlukan)
Tidak memerlukan gambar
d. Perhitungan-perhitungan
2
ar r r 0 0 ,2 8 2 12,8 m/s2
a r 2 r 0 ,2 20 2 0 ,3 8 8 ,8 m/s2
Soal no 2
Koordinat kutub dari suatu partikel ditentukan oleh r 2 5 t 2 dan 0 ,5 3 t 4
2 2
di mana r dalam mm, θ dalam radian, dan t dalam sekon. Tentukanlah besarnya kecepatan
v dan komponen r dan θ dari percepatan a partikel bila t = 2 s.
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui) r 2 5 t 2 2 dan 0 ,5 3 t 2 4
b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)
Besarnya kecepatan v dan komponen r dan θ dari percepatan a partikel
bila t = 2 s
c. Diagram Benda Bebas (gambar-gambar yg diperlukan)
Tidak memerlukan gambar
d. Perhitungan-perhitungan r 25t 2 2
r 5t r 5
0 ,5 3 t 4 2
3t 2 3 2
Bila t = 2 s, maka : vr r 10 mm/s
v 10 2 36 2 37 ,36 mm/s
v r 36 mm/s
2
ar r r 5 2 10 3 103 mm/s2
2
a r 2 r 2 10 3 2 2 10 3 78 mm/s2
e. Jawaban
Besarnya kecepatan v =37,36 mm/s.
Komponen percepatan adalah ar 103 mm/s dan a 78 mm/s
2 2
Soal no 3
Sebuah pen yang terkendala oleh dua bagian mesin yang bersambung dengannya
mempunyai gerak kurvilinear bidang yang ditentukan oleh koordinat kutub
vr r r0 k e kt v r ke Cr e
0
kt 2
0
kt
v r C r0 e kt v r0 e kt k 2 C 2
2
ar r r r0 k 2 e kt C 2 r0 e kt
a r 2 r 2Cr0 kekt
a r k e C r e 2Cr ke
0
2 kt 2
0
kt 2
0
kt 2
a r k C e
0
2 2 kt
e. Jawaban
Besarnya kecepatan v r0 e kt k 2 C 2
Besarnya percepatan
a r0 k 2 C 2 e kt
R xi y jzk
v R xi y j zk (2.15)
a v R xi y j z k
Vektor percepatan adalah : a v r er r er r e r e r e z k
d d
Dengan substitusikan er e e dan e er er
dt dt
2
kita dapatkan : a v r er r e r e r e r er z k
2
a r r er r 2 r e z k
Jadi :
(2.17)
a ar er a e a z k
2 1 d 2 az z a ar2 a2 a z2
Dimana : ar r r a r 2 r r
r dt
2 2
ar R R R cos 2
cos d 2
a R 2 R cos
2
R dt
2
1 d 2
a R R sin cos
R dt
Soal no 1
Sekrup daya mula-mula diam dan diberi laju putaran
yang bertambah secara teratur terhadap waktu t,
sesuai persamaan k t dengan k adalah konstanta.
Tentukan persamaan kecepatan v dan percepatan a
bagi pusat bola A, bila sekrup itu telah berputar satu
putaran penuh dari keadaan diam. Jarak maju sekrup
(jarak maju setiap putaran sekrup) adalah L.
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui)
kt Jarak maju = L. 2
r L2 4 2b 2 k
v 2b k L2 4 2b 2
cos 2 b
Komponen percepatan diperoleh berdasarkan persamaan (2.17)
2
2 4 b k
ar r r 0 b 2 k
4 b k 2 b k 2 k L
a r 2 r b k 2 0 2 k bk a
2
d d d
a z z v z v z v tan b tan
dt dt d
a bk 1 16 2 4Lb
2 2
L kL
a z b tan b k
2 b 2
Mechanical Engineering Dept. - 58 - Diponegoro University
CONTOH SOAL Space Curvilinear Motion
Soal no 1
Tinjaulah sekrup daya pada contoh (1) dengan jarak maju L = 30 mm. Bila b = 150 mm
dan sekrup berputar dengan laju konstan 4 putaran/sekon, hitung besarnya kecepatan
dan percepatan pusat bola A.
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui)
Sekrup daya pada contoh (1) dengan jarak maju L = 30 mm. Bila b = 150
mm dan sekrup berputar dengan laju konstan 4 putaran/sekon
b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)
Besarnya kecepatan dan percepatan pusat bola A.
c. Diagram Benda Bebas (gambar-gambar yg diperlukan)
Tidak memerlukan gambar
d. Perhitungan-perhitungan v r 0,150 2 4 3,771 m/s
30
tan 1 tan 1 0,032 rad 1,830
2 150
v 3,771 2
v 3,773 m/s ar r r 0 0.150 2 42 94,8 m/s2
cos cos1,830
a r 2 r 0,150 0 2 0 2 4 0
az b tan 0,150 tan1,830 0 0
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui)
Jet B sedang terbang ke utara dengan kecepatan vB = 600 km/jam ketika
peawat A yang lebih kecil lewat di bawahnya dengan arah 60 seperti tergambar
.
b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)
Kecepatan A sebenarnya dan kecepatan A yang tampak relative bagi B?
c. Diagram Benda Bebas (gambar-gambar yg diperlukan)
Tidak memerlukan Diagram Benda Bebas.
d. Perhitungan-perhitungan
Langkah kedua gambarkan vB = 600 km/jam sesuai dengan arahnya (ke atas).
Langkah ketiga dari pangkal vB buat
garis yang membentuk sudut 600
dan dari ujungnya buat garis
horizontal, sehingga diperoleh
perpotongannya. Kedua garis ini
sesuai dengan arah yang diketahui.
Langkah ke empat ukur panjang
garis vA dari pangkal vB sampai
perpotongan, juga ukur panjang
garis vA/B dari ujung vB sampai
perppotongan, diperoleh :
vA = 6 cm = 6 x 200 =1200 km/jam
vA/B = 5,2 cm = 5,2 x 200 = 1040 km/jam
v A / B 1039 km/jam
Soal no 2
Pesawat terbang penumpang B terbang ke timur dengan kece-
patan vB = 800 km/jam. Pesawat jet militer A terbang ke selatan
dengan kecepatan vA = 1200 km/jam lewat di bawah B dengan
ketinggian sedikit lebih rendah. Berapa kecepatan yang dimiliki
A yang tampak oleh penumpang di B, dan ke mana arah kece-
patan yang kelihatan itu ?
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui)
Pesawat B terbang ke timur dengan kecepatan vB
= 800 km/jam. Pesawat A terbang ke selatan
dengan kecepatan 1200 km/jam
VB
b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)
β
Kecepatan vA yang tampak oleh penum-
pang di B dan arahnya.
VA/B
c. Diagram Benda Bebas
VA
(gambar-gambar yg diperlukan)
d. Perhitungan-perhitungan
Dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :
v A v A j 1200 j vA/B = – vB + vA
II). Vektor vA = vB + vA/B
vB vB i 800 i = – 800 i – 1200 j
v A 1200
tan 1,5 56 ,30
vB 800
III). Grafis
Penyelesaiannya
seperti contoh 1)
56 ,30
Mechanical Engineering Dept. - 67 - Diponegoro University
CONTOH Relative Motion (Translating Axis)
Soal no 3
Sebuah perahu mampu berkepesatan 16 knot pada air yang tenang. Perahu itu
mempertahankan arah yang benar ke barat ketika menghadapi arus yang mengalir dari
utara ke selatan dengan kecepatan 3 knot. Berapa arah perahu seharusnya (diukur searah
jarum jam dari utara pada sudut terkecil) ?. Berapa lama waktu yang diperlukan oleh
perahu itu untuk maju 24 mil laut kearah barat ?
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui)
Perahu mampu berkepesatan 16 knot pada air yang tenang. Perahu mem-
pertahankan arah ke barat ketika menghadapi arus yang mengalir ke se-
latan dengan kepesatan 3 knot.
b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan) vP
1). Arah perahu
2). Waktu yang ditempuh untuk maju vA
β
24 mil ke arah barat.
d. Perhitungan-perhitungan
vA 3
cos 77 ,6 0
vP 14
vA P
sin v A P 14 sin77 ,6 0 13,7 knot
vP
24 24
t 1,75 jam = 1 jam 45 menit
v A P 13,7
e. Jawaban
1). 77 ,6
0
Dari persamaan terlihat bahwa harga kecepatan dan percepatan tidak semuanya
positip, hal ini menunjukkan adanya perbedaan arah. Misal A dan B memiliki
kecepatan ke bawah v A y A dan vB y B , maka C akan memiliki
v v
kecepatan keatas vC yC A B
4 2
Seperti pada kasus satu derajat kebebasan, pada kasus ini dapat juga diperoleh
dengan pemeriksaan gerakan dua puli di C dan D. Karena adanya penambahan
dyA (dengan yB dipegang tetap), pusat D pindah ke atas sebesar dy A 2
mengakibatkan gerak ke atas sebesar dy A 4 bagi pusat C.
dy dy v A vB
dyC A B vC yC
4 2 4 2
Soal no 2
Tentukan kenaikan vertical h bagi beban W selama 5 sekon
bila drum pengangkat menggulung kabel dengan laju tetap
sebesar 320 mm/s.
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui)
Waktu t = 5 sekon
Kabel pada penggulung memili-
ki kecepatan konstan 320 mm/s
b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)
Tinggi angkat h.
c. Diagram Benda Bebas (gambar-gambar yg diperlukan)
d. Perhitungan-perhitungan
Dari gambar terlihat bahwa pergerakan beban W adalah
seperempat pergerakan kabel yang digulung, sehingga
vW 0,25 320 80 mm/s
Jadi tinggi angkat h adalah h vW t 80 5 400 mm