Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 DASAR TEORI
Transformator merupakan peralatan mesin listrik statis yang bekerja berdasarkan
prinsip induksi elektromagnetik sehingga dapat memindahkan energi dari suatu
rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain tanpa merubah frekuensi. Penggunaan
yang sangat sederhana dan andal itu merupakan salah satu sebab penting bahwa arus
bolak-balik sangat banyak dipergunakan untuk pembangkitan dan penyaluran tenaga
listrik.
Transformator dapat dibagi menurut fungsi / pemakaian seperti:
Transformator Mesin (Pembangkit)
Transformator Gardu Induk
Transformator Distribusi
Penggunaan transformator pada sistem penyaluran tenaga listrik dapat dibagi :
a. Trafo penaik tegangan (Step up) atau disebut trafo daya, untuk menaikkan
tegangan pembangkit menjadi tegangan transmisi.
b. Trafo penurun tegangan (Step down), dapat disebut trafo distribusi, untuk
menurunkan tegangan transmisi menjadi tegangan distribusi.
c. Trafo instrumen, untuk pengukuran yang terdiri dari trafo tegangan dan trafo
arus, dipakai menurunkan tegangan dan arus agar dapat masuk ke meter-meter
pengukuran.
1.2 PRINSIP KERJA
Prinsip kerja suatu transformator adalah induksi bersama (mutual induction) antara
dua rangkaian yang dihubungkan oleh fluks magnet. Dalam bentuk yang sederhana,
transformator terdiri dari dua buah kumparan yang secara listrik terpisah tetapi secara
magnet ihubungkan oleh suatu alur induksi. Kedua kumparan tersebut mempunyai
mutual induction yang tinggi. Jika salah satu kumparan dihubungkan dengan sumber
tegangan bolak-balik, fluks bolak-balik timbul di dalam inti besi yang dihubungkan
1

dengan kumparan yang lain menyebabkan atau menimbulkan ggl (gaya gerak listrik)
induksi ( sesuai dengan induksi elektromagnet) dari hukum faraday.

Gambar 1.2.1 : Rangkaian Transfomer


Berdasarkan hukum Faraday yang menyatakan magnitude dari electromotive force
(emf) proporsional terhadap perubahan fluks terhubung dan hukum Lenz yang
menyatakan arah dari emf berlawanan dengan arah fluks sebagai reaksi perlawanan
dari perubahan fluks tersebut didapatkan persaman :

e = emf sesaat (instantaneous emf)


= fluks terhubung (linked flux)
Dan pada transformator ideal yang dieksitasi dengan sumber sinusoidal berlaku
persamaan:

E = Tegangan (rms)
N = jumlah lilitan
m = fluks puncak (peak flux)
f = frekuensi
dan persamaan:

Dikarenakan pada transformator ideal seluruh mutual flux yang dihasilkan salah satu
kumparan akan diterima seutuhnya oleh kumparan yang lainnya tanpa adanya leakage
flux maupun loss lain misalnya berubah menjadi panas. Atas dasar inilah didapatkan
pula persamaan:
P1 = P2
V1.I1 = V2.I2
N1.I1 = N2.I2

Gambar 1.2.2 : Grafik Arus, Tegangan dan Fluks yang Terjadi


1.3 RANGKAIAN EKUIVALEN TRANSFORMATOR
Untuk mempermudah analisis dalam pengujian, rangkaian primer dan sekunder dibuat
menjadi sebuah rangkaian yang disebut rangkaian equivalent. Pada rangkaian ini rugi
tembaga pada sisi sekunder diubah menjadi nilai ekuivalennya dan dilihat dari arah
primer.

Gambar 1.3.1 : Rangkaian Ekuivalen Transformator

Dimana a adalah rasio perbandingan lilitan kumparan sekunder terhadap kumparan


primer sehingga resistansi sekunder didapatkan :
R2 = a2.R2
dan reaktansi sekunder didapatkan:
X2 = a2.X2
Dari persamaan sebelumnya dapat digambarkan rangkaian ekuivalen transformator
menjadi :

Gambar 1.3.2 : Rangkaian Ekuivalen yang Telah Disederhanakan


1.4 RUGI RUGI PADA TRANSFORMATOR
1.4.1

Rugi Arus Pusar (Eddy Current)


Arus pusar adalah arus yang mengalir pada material inti karena tegangan
yang diinduksi oleh fluks. Arah pergerakan arus pusar adalah 90o terhadap arah
fluks seperti terlihat pada Gambar 1.4.1.1.

Gambar 1.4.1.1 : Arus Pusar yang Berputar pada Material Inti

Dengan adanya resistansi dari material inti maka arus pusar dapat
menimbulkan panas sehingga mempengaruhi sifat fisik material inti tersebut
bahkan hingga membuat transformator terbakar. Untuk mengurangi efek arus
pusar maka material inti harus dibuat tipis dan dilaminasi sehingga dapat
disusun hingga sesuai tebal yang diperlukan.
Rugi arus pusar dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

pe = Rugi arus pusar [w/kg]


ke = Konstanta material inti
f = frekuensi [Hz]
t = ketebalan material [m]
Bmax = Nilai puncak medan magnet [T]
1.4.2

Rugi Hysterisis
Rugi hysterisis terjadi karena respon yang lambat dari material inti. Hal ini
terjadi karena masih adanya medan magnetik residu yang bekerja pada material,
jadi saat arus eksitasi bernilai 0, fluks tidak serta merta berubah menjadi 0
namun perlahan-lahan menuju 0. Sebelum fluks mencapai nilai 0 arus sudah
mulai mengalir kembali atau dengan kata lain arus sudah bernilai tidak sama
dengan 0 sehingga akan membangkitkan fluks kembali. Grafik hysterisis dapat
dilihat pada Gambar 1.4.2.1.

Gambar 1.4.2.1 : Grafik Hysterisis Iex Terhadap


Rugi hysterisis ini memperbesar arus eksitasi karena medan magnetik
residu mempunyai arah yang berlawanan dengan medan magnet yang
dihasilkan oleh arus eksitasi. Untuk mengurangi rugi ini, material inti dibuat

dari besi lunak yang umum digunakan adalah besi silikon. Besarnya rugi
hysterisis dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan :

ph = Rugi arus pusar [w/kg]


kh = Konstanta material inti
f = frekuensi [Hz]
Bmax = Nilai puncak medan magnet [T]
n = Nilai eksponensial, tergantung material dan Bmax
Rugi hysteris maupun rugi arus pusar bernilai tetap, tidak bergantung pada
besarnya beban.
1.4.3

Rugi Tembaga
Rugi tembaga adalah rugi yang dihasilkan oleh konduktor/tembaga yang
digunakan sebagai bahan pembuat kumparan. Rugi ini diakibatkan oleh adanya
resistansi bahan. Nilai resistansi konduktor dapat dihitung dengan Persamaan :

R = Tahanan (Ohm)
= Tahanan jenis (Ohm.m)
l = Panjang (m)
A = Luas penampang (m2)
Sedangkan

untuk

menghitung

kerugian

tembaga

itu

sendiri

dapat

mempergunakan Persamaan untuk sisi primer dan Persamaan untuk sisi


sekunder.
Sisi Primer
Sisi Sekunder
Pcp = Rugi konduktor primer
Pcs = Rugi konduktor sekunder
6

Ip = Arus pada kumparan primer


Is = Arus pada kumparan sekunder
Rp = Tahanan kumparan primer
Rs = Tahanan kumparan sekunder
Dengan memperhatikan Persamaan sisi primer dan Persamaan sisi sekunder
terlihat bahwa besarnya arus yang mengalir pada kumparan berpengaruh
terhadap besarnya rugi konduktor, dengan kata lain besarnya beban
mempengaruhi besarnya nilai kerugian.
1.5 EFISIENSI TRANSFORMATOR
Efisiensi transformator adalah perbandingan antara daya output yang dihasilkan
dibanding dengan daya input masukannya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN UMUM
Transformator tenaga atau tiga fasa adalah suatu peralatan tenaga listrik yang
berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan
rendah atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan) dengan frekuensi sama.
Sebuah transformator tiga fasa secara prinsip sama dengan sebuah transformator satu
fasa, perbedaan yang paling mendasar adalah pada sistem kelistrikannya yaitu sistem
satu fasa dan tiga fasa. Sehingga sebuah transformator tiga fasa bisa dihubung bintang,
segitiga, atau zig-zag. Transformator tiga fasa banyak digunakan pada sistem transmisi
dan distribusi tenaga listrik karena pertimbangan ekonomis. Transformator tiga fasa
banyak sekali mengurangi berat dan lebar kerangka, sehingga harganya dapat dikurangi
bila dibandingkan dengan penggabungan tiga buah transformator satu fasa dengan
rating daya yang sama. Tetapi transformator tiga fasa juga mempunyai kekurangan,
diantaranya bila salah satu fasa mengalami kerusakan, maka seluruh transformator harus
dipindahkan (diganti), tetapi bila transformator terdiri dari tiga buah transformator satu
fasa, bila salah satu fasa transformator mengalami kerusakan. Sistem masih bisa
dioperasikan dengan sistem open delta .
Dalam operasi umumnya, transformator-transformator tenaga ditanahkan pada titik
netralnya sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan atau proteksi. Sebagai
contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV, dan
transformator 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan di sisi netral 20 kV nya.
Transformator yang telah diproduksi terlebih dahulu melalui pengujian sesuai standar
yang telah ditetapkan.
Transformator tiga fasa digunakan untuk sistem listrik berdaya besar, baik pada sistem
pembangkitan, transmisi maupun distribusi. Transformator tiga fasa yang umum kita
lihat pada gardu distribusi daya 250 KVA sampai 630 KVA berbentuk persegi Gambar
2.1.1. Konstruksi transformator tiga fasa untuk daya besar dalam bentuk potongan lihat
Gambar 2.1.2. Inti trafo berbentuk E-I dengan kumparan primer dan sekunder pada
ketiga kaki inti trafo. Terminal tegangan tinggi (primer) tampak dari isolator yang
panjang. Terminal tegangan rendah (sekunder) dengan terminal lebih pendek. Trafo

ditempatkan dalam rumah trafo yang diisi dengan minyak trafo yang berfungsi sebagai
pendingin sekaligus isolasi. Secara berkala minyak trafo diganti. Pendinginan rumah
trafo disempurnakan dengan dipasang sirip pendingin agar panas mudah diserap oleh
udara luar. Bagian terpenting dari trafo tiga fasa. Trafo tiga fasa bisa dibangun dari dua
buah trafo satu fasa, atau tiga buah trafo satu fasa. Untuk trafo tiga fasa berukuran
berdaya besar, dibangun dari tiga buah trafo satu fasa, tujuannya jika ada salah satu fasa
yang rusak/ terbakar, maka trafo yg rusak tersebut dapat diganti dengan cepat dan
praktis.
Trafo tiga fasa memiliki enam kumparan Gambar 2.1.2. Tiga kumparan primer dan
tiga kumparan sekunder. Kumparan primer diberikan nomor awal 1, kumparan 1U1
1U2 artinya kumparan primer fasa U. Kumparan sekunder diberikan notasi nomor awal
2, misalnya 2U2 2U1, artinya kumparan sekunder fasa U. Kumparan primer atau
sekunder dapat dihubungkan secara Bintang atau hubungan Segitiga.

Gambar 2.1.1 : Bentuk Fisik Transformator Tiga Fasa

Gambar 2.1.2 : Kumparan Primer dan Sekunder Trafo Tiga Fasa

2.2 KONSTRUKSI TRANSFORMATOR DAYA/ TIGA FASA


Secara umum sebuah transformator tiga fasa mempunyai konstruksi hampir sama,
yang membedakannya adalah alat bantu dan sistem pengamannya, tergantung pada letak
pemasangan, sistem pendinginan, pengoperasian, fungsi dan pemakaiannya. Bagian
utama, alat bantu, dan sistem pengaman yang ada pada sebuah transformator daya
Gambar 2.2.1, adalah :

a. Bagian Dalam Transformator

b. Bagian Luar Transformator

Gambar 2.2.1 : Konstruksi Transformator Tiga Fasa


2.2.1

Inti Besi Transformator


Seperti telah dijelaskan pada pembahasan transformator satu fasa inti besi
berfungsi sebagai tempat mengalirnya fluks dari kumparan primer ke kumparan
sekunder. Sama seperti transformator satu fasa, berdasarkan cara melilit
kumparanya ada dua jenis, yaitu tipe inti Gambar 2.2.1.1 dan tipe cangkang

10

Gambar 2.2.1.2. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi,


untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh arus
pusar atau eddy current.

Gambar 2.2.1.1 : Transformator Tipe Inti

Gambar 2.2.1.2 : Transformator Tipe Cangkang


Bahan inti trafo 3 fasa dari bahan plat tipis ferromagnetis yang ditumpuk
dengan ketebalan tertentu. Plat tipis dimaksudkan untuk menekan rugi-rugi
histerisis dan arus edy pada batas minimal. Ada beberapa tipe inti trafo 3 fasa
tampak pada Gambar 2.2.1.3. Tipe U-I terdiri dari tiga inti yang dipasangkan
sudut menyudut 120 Gambar 2.2.1.3a. Tipe U terdiri atas tiga inti U
dipasang sudut menyudut 120 Gambar 2.2.1.3b. Tipe menyudut ini dipakai
untuk trafo 3 fasa yang dipasang pada tabung bulat untuk trafo outdoor yang
dipasang pada tiang jaringan distribusi. Tipe E-I yang banyak dipakai, tiap
kaki terdapat kumparan primer dan sekunder masing-masing fasa Gambar
2.2.1.3c. Tipe jenis ini banyak dipakai untuk daya kecil, sedang sampai daya
besar. Bahkan tiga buah trafo satu fasa yang digabungkan, bisa menjadi trafo
tiga fasa.

11

Gambar 2.2.1.3: Kumparan Primer dan Sekunder Transformator Tiga Fasa

2.2.2

Kumparan/ Lilitan Transformator


Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan, dan kumparan
tersebut diisolasi, baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain
dengan menggunakan isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain-lain.
Pada transformator terdapat kumparan primer dan kumparan sekunder. Jika
kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada
kumparan tersebut timbul fluksi yang menimbulkan induksi tegangan, bila pada
rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban) maka mengalir arus pada
kumparan tersebut, sehingga kumparan ini berfungsi sebagai alat transformasi
tegangan dan arus.
Selain itu ada kumparan tertier dimana fungsi kumparan tertier diperlukan
adalah untuk memperoleh tegangan tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk
kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu dihubungkan delta atau
segitiga. Kumparan tertier sering digunakan juga untuk penyambungan
peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor
shunt, namun demikian tidak semua transformator daya mempunyai kumparan
tertier.

Hubungan Kumparan Transformator


Ada dua metoda hubungan kumparan primer dan kumparan sekunder. Pertama
hubungan Bintang, kedua hubungan Segitiga. Pada Gambar 2.2.2.1, baik
kumparan primer dan sekunder dihubungkan secara Bintang. Kumparan primer
terminal 1U, 1V dan 1W dihubungkan dengan supply tegangan tiga fasa.
Kumparan sekunder terminal 2U, 2V dan 2W disambungkan dengan sisi beban.
Hubungan kumparan Segitiga baik pada kumparan primer maupun kumparan

12

sekunder Gambar 2.2.2.2. Pada hubungan Bintang tidak ada titik netral, yang
diperoleh ketiganya merupakan tegangan line ke line, yaitu L1, L2 dan L3.

Gambar 2.2.2.1: Kumparan Primer dan Sekunder Hubungan Bintang

Gambar 2.2.2.2: Kumparan Primer dan Sekunder Hubungan Segitiga

Hubungan Jam Kumparan Transformator


Transformator tiga fasa antara tegangan primer dan tegangan sekunder
perbedaan fasa dapat diatur dengan metoda aturan hubungan jam kumparan
trafo. Satu putaran jam dibagi dalam 12 bagian, jika satu siklus sinusoidal 360,
maka setiap jam berbeda fasa 30 (360/12). Kumparan trafo Dd0 Gambar
2.2.2.3a, menunjukkan huruf D pertama kumparan primer dalam hubungan
Delta (segitiga), huruf d kedua kumparan sekunder hubungan Delta (segitiga),
angka 0 menunjukkan beda fasa tegangan primer-sekunder 0. Kumparan trafo
Dy5 Gambar 2.2.2.3b, menunjukkan kumparan primer dalam hubungan Delta
(segitiga), kumparan sekunder Y (bintang), beda fasa antara tegangan primersekunder 5 30 = 150. Hubungan segitiga primer-sekunder Hubungan
bintang primer-sekunder Kumparan trafo Dy-11 2.2.2.3c, menunjukkan
kumparan primer dalam hubungan Delta (segitiga), kumparan sekunder Y
(bintang), beda fasa antara tegangan primer-sekunder 11 30 = 330.

13

Gambar 2.2.2.3: Vektor Kelompok Jam Transformator Tiga Fasa

2.2.3

Minyak Transformator
Untuk mendinginkan transformator saat beroperasi maka kumparan dan inti
transformator direndam di dalam minyak transformator,minyak juga berfungsi
sebagai isolasi.
Di dalam sebuah transformator terdapat dua komponen yang secara aktif
membangkitkan energi panas, yaitu besi (inti) dan tembaga (kumparan). Bila
energi panas tidak disalurkan melalui suatu sistem pendinginan akan
mengakibatkan besi maupun tembaga akan mencapai suhu yang tinggi, yang
akan merusak nilai isolasinya. Untuk maksud pendinginan itu, kumparan dan
inti dimasukkan ke dalam suatu jenis minyak, yang dinamakan minyak
transformator. Minyak itu mempunyai fungsi ganda, yaitu pendinginan dan
isolasi. Fungsi isolasi ini mengakibatkan berbagai ukuran dapat diperkecil. Perlu
dikemukakan bahwa minyak transformator harus memiliki mutu yang tinggi dan
senantiasa berada dalam keadaan bersih. Disebabkan energimpanas yang
dibangkitkan dari inti maupun kumparan, suhumminyak akan naik. Hal ini akan
mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada minyak transformator.
Lagi pula dalam jangka panjang waktu yang lama akan terbentuk berbagai
pengotoran yang akan menurunkan mutu minyak transformator. Hal-hal ini
dapat mengakibatkan kemampuan pendinginan maupun isolasi minyak akan
menurun. Selanjutnya dapat pula terjadi bahwa hawa lembab yang sebagaimana
halnya terjadi di daerah tropis, mengakibatkan masuknya air didalam minyak
transformator.

14

Bila suhu minyak transformator yang sedang dioperasikan diukur, akan


tampak bahwa suhu minyak itu akan tergantung pada tinggi pengukuran pada
bak. Suhu tertinggi akan ditemukan pada sekitar 70 80% tinggi bejana.
Oleh karena itu minyak transformator harus memenuhi persyaratan, sebagai
berikut :
Mempunyai kekuatan isolasi (Dielectric Strength);
Penyalur panas yang baik dengan berat jenis yang kecil, sehingga partikelpartikel kecil dapat mengendap dengan cepat;
Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersikulasi dan kemampuan
pendinginan menjadi lebih baik;
Tidak nyala yang tinggi, tidak mudah menguap;
Sifat kimia yang stabil.
Minyak trafo sebagai bahan isolasi sekaligus sebagai media penghantar panas
dari bagian yang panas (belitan dan inti) kedinding tangki atau radiator
pendingin memiliki karakteristik sebagai berikut:
Berat Jenis (Specific grafitty) 0,85 sampai 0,90 pada suhu 13,5 C
Kekentalan (Viscocity) cukup rendah untuk memperlancar sirkulasi dari
bagian yang panas ke bagian yang dingin, yaitu 100 sampai 110 Saybolts
second pada 40 C
Titik didih tidak kurang dari 135 C
Titik beku tidak lebih dari -45 C
Tegangan tembus tidak kurang dari 30 kV per 2,5 mm atau 120 kV/1 cm.
Koefisien muai 0,00065 per 1 C
Titik api (flash point) 180 C sampai 190 C
Titik nyala (burning point) 205 C
Kelembaban terhadap uap air (moisture) nihil

15

Minyak transformator baru harus memiliki spesifikasi seperti tampak pada


Tabel 2.2.3.1 di bawah ini.

Untuk minyak isolasi pakai berlaku untuk transformator berkapasitas > I


MVA atau bertegangan > 30 kV sifatnya seperti ditunjukkan pada Tabel 2.2.3.2.

16

2.2.4

Tangki Transformator
Tangki transformator berfungsi untuk menyimpan minyak transformator dan
sebagai pelindung bagian-bagian transformator yang direndam dalam minyak.
Ukuran tangki disesuaikan dengan ukuran inti dan kumparan.
Terdapat beberapa jenis tangki, diantaranya adalah:
a. Jenis sirip (tank corrugated)
Badan tangki terbuat dari pelat baja bercanai dingin yang menjalani
penekukan,

pemotongan

dan

proses

pengelasan

otomatis,

untuk

membentuk badan tangki bersirip dengan siripnya 456 Pembangkitan


Tenaga Listrik berfungsi sebagai radiator pendingin dan alat bernapas pada
saat yang sama. Tutup dan dasar tangki terbuat dari plat baja bercanai
panas yang kemudian dilas sambung kepada badan tangki bersirip
membentuk tangki corrugated ini. Umumnya transformator di bawah 4000
kVA dibuat dengan bentuk tangki corrugated.
b. Jenis tangki Conventional Beradiator
Jenis tangki terdiri dar badan tangki dan tutup yang terbuat dari mild steel
plate (plat baja bercanai panas) ditekuk dan dilas untuk dibangun sesuai
dimensi yang diinginkan, sedang radiator jenis panel terbuat dari pelat baja
bercanai dingin (cold rolled steel sheets). Transformator ini umumnya
dilengkapi dengan konservator dan digunakan untuk 25.000,00 kVA, yang
ditunjukkan pada Gambar 2.2.4.1.

17

Gambar 2.2.4.1: Transformator Tipe Conventional Beradiator


(Sumber Trafindo, 2005)
c. Hermatically Sealed Tank With N2 Cushined
Tipe tangki ini sama dengan jenis conventional tetapi di atas permukaan
minyak terdapat gas nitrogen untuk mencegah kontak antara minyak dengan
udara luar
2.2.5

Konservator Transformator
Konservator merupakan tabung berisi minyak transformator yang diletakan
pada bagian atas tangki. Fungsinya adalah :
Untuk menjaga ekspansi atau meluapnya minyak akibat pemanasan;
Sebagai saluran pengisian minyak.

18

2.2.6

Bushing
Bushing transformator adalah sebuah konduktor yang berfungsi untuk
menghubungkan kumparan transformator dengan rangkaian luar yang diberi
selubung isolator. Isolator juga berfungsi sebagai penyekat antara konduktor
dengan tangki transformator. Bahan bushing adalah terbuat dari porselin yang
tengahnya berlubang (Gambar 2.2.6.1).

Gambar 2.2.6.1: Bushing Transformator

2.2.7

Sistem Pendinginan Transformator


Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi
dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang
berlebihan, akan merusak isolasi (di dalam transformator). Maka untuk
mengurangi kenaikan suhu transformator yang berlebihan maka perlu
dilengkapi dengan alat/ sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar
transformator.
Media yang dipakai pada sistem pendingin dapat berupa:
1. Udara/gas
2. Minyak
3. Air
4. Dan lain sebagainya.
Sedangkan pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara:
1. Alamiah (natural)
2. Tekanan/paksaan

19

Pada cara alamiah (natural), pengaliran media sebagai akibat adanya


perbedaan suhu media dan untuk mempercepat perpindahan panas dari media
tersebut ke udara luar diperlukan bidang perpindahan panas yang lebih luas
antara media (minyak-udara/gas), dengan cara melengkapi transformator
dengan sirip-sirip (Radiator). Bila diinginkan penyaluran panas yang lebih
cepat lagi, cara natural/alamiah tersebut dapat dilengkapi dengan peralatan
untuk mempercepat sirkulasi media pendingin dengan pompa-pompa sirkulasi
minyak, udara dan air. Cara ini disebut pendingin paksa (Forced). Macammacam sistem pendingin transformator berdasarkan media dan cara
pengalirannya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 2.2.7.1 Macam Macam Sistem Pendingin

2.2.8

Alat Pernafasan
Karena adanya pengaruh naik turunnya beban transformator maupun suhu
udara luar, maka suhu minyak akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut.
Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas

20

permukaan minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun,
minyak menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki.
Kedua proses di atas disebut pernapasan transformator. Permukaan minyak
transformator akan selalu bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan
nilai tegangan tembus pada minyak transformator, maka untuk mencegah hal
tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi tabung berisi kristal
zat hygroscopis.

Gambar 2.2.8.1: Alat Pernafasan


2.2.9

Tap Changer
Tap changer adalah alat yang berfungsi untuk mengubahmperbandingan lilitan
transformator untuk mendapatkan tegangan operasi pada sisi sekunder sesuai
yang dibutuhkan oleh tegangan jaringan (beban) atau karena tegangan sisi
primer yang berubah-ubah. Tap changer (perubahan tap) dapat dilakukan dalam
keadaan berbeban (on load) atau keadaan tidak ber-beban(off load). Untuk
tranformator distribusi perubahan tap changer dilakukan dalam keadaan tanpa
beban.

Gambar 2.2.9.1: Tap Changer

21

2.2.10 Sirip Sirip Pendingin atau Radiator


Berfungsi untuk memperluas daerah pendinginan, yaitu daerah yang
berhubungan langsung dengan udara luar dan sebagai tempat terjadinya
sirkulasi panas.
2.2.11 Alat Indikator
Alat Indikator digunakan untuk memonitor kondisi komponen utama atau media
bantu yang ada didalam transformator saat transformator beroperasi, seperti :
suhu minyak ;
permukaan minyak ;
sistem pendinginan ;
posisi tap.

Gambar 2.2.11.1: Indikator Level Minyak

Gambar 2.2.11.2: Indikator Temperatur

2.2.12 Plat Nama atau Name Plate

22

Plat nama yang terdapat pada bagian luar transformator sebagai pedoman saat
pemasangan maupun perbaikan. Data-data yang dicantumkan seperti Phasa dan
frekuensi, daya nominal, tegangan primer/ sekunder,kelompok hubungan, arus
nominal, % arus hubung singkat, sistem pendinginan, volume minyak, dan lainlain.

Gambar 2.2.12.1: Name Plate Transformator Tiga Fasa

2.3 PERALATAN PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA/ TIGA FASA


2.3.1

Relai Bucholz (Bucholz Relay)


Rele Buchholz biasa disebut juga rele gas, karena bekerjanya digerakan oleh
pengembangan gas. Tekanan gas akan timbul bila minyak mengalami kenaikan
temperatur yang diakibatkan oleh :
Hubung singkat antar lilitan pada atau dalam fasa;
Hubung singkat antar fasa;
Hubung singkat antar fasa ke tanah;
Busur api listrik antar laminasi;
Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.
Gas yang mengembang akan menggerakan kontak-kontak rangkaian alarm
atau rangkaian pemutus.

23

Gambar 2.3.1.1: Relai Bucholz

2.3.2

Relai Tekanan Lebih


Relai ini berfungsi hampir sama seperti Relai Bucholz. Fungsinya adalah
mengamankan terhadap gangguan di dalam transformator. Bedanya relai ini
hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung
mentripkan pemutus tenaga (PMT).

Gambar 2.3.3.1: Relai Differensial

2.3.3

Relai Differensial
Berfungsi mengamankan transformator terhadap gangguan di dalam
transformator, antara lain adalah kejadian flash over antara kumparan dengan
kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam
kumparan ataupun beda kumparan.

24

Gambar 2.3.3.1: Relai Differensial

2.3.4

Relai Arus Lebih


Berfungsi mengamankan transformator arus yang melebihi dari arus yang
diperkenankan lewat dari transformator tersbut dan arus lebih ini dapat terjadi
oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat.

Gambar 2.3.4.1: Relai Arus Lebih

2.3.5

Relai Tangki Tanah


Alat ini berfungsi untuk mengamankan transfor-mator bila ada hubung singkat
antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada
transformator.

2.3.6

Relai Hubung Tanah


Fungsi alat ini adalah untuk mengamankan transformator jika terjadi gangguan
hubung singkat satu phasa ke tanah.

25

2.3.7

Relai Termis
Alat ini berfungsi untuk mencegah/mengamankan transformator dari
kerusakan isolasi pada kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan
oleh arus lebih. Besaran yang diukur di dalam relai ini adalah kenaikan
temperatur.

2.3.8

Relai Suhu
Berfungsi untuk mendeteksi suhu minyak trafo dan kumparan secara langsung,
yang akan membunyikan alarm serta mentripkan Circuit Breaker

2.3.9

Relai Jansen
Berfungsi untuk mengamankan pengubah/ pengatur tegangan (Tap Changer)
dari Trafo

2.4 HUBUNGAN TRANSFORMATOR TIGA FASA (DAYA)


Secara umum dikenal tiga cara untuk menyambung rangkaian listrik sebuah
transformator tiga fasa, yaitu hubungan bintang, hubungan segitiga, dan hubungan Zigzag.
2.4.1

Hubungan Bintang Bintang


Hubungan dari tipe ini lebih ekonomis untuk arus nominal yang kecil,
transformator tegangan tinggi. Jumlah dari lilitan perfasa dan jumlah isolasi
minimum karena tegangan fasa 1/3 tegangan jala-jala (Line), juga tidak ada
perubahan fasa antara tegangan primer dengan sekunder. Bila beban pada sisi
sekunder dari transfor-mator tidak seimbang, maka tegangan fasa dari sisi beban
akan berubah kecuali titik bintang dibumikan.

26

Gambar 2.4.1.1: Hubungan Bintang Bintang

2.4.2

Hubungan Segitiga Segitiga


Hubungan ini umumnya digunakan dalam sistem yang menyalurkan arus besar
pada tegangan rendah dan terutama saat kesinambungan dari pelayanan harus
dipelihara meskipun satu fasa mengalami kegagalan. Adapun beberapa
keuntungan dari hubungan ini adalah :
Tidak ada perubahan fasa antara tegangan primer dengan sekunder.
Luas penampang dari konduktor dikurangi karena arus fasa 1/3 arus
jala-jala
Tidak ada kesulitan akibat beban tidak seimbang pada sisi sekunder.
Kerugian yang terjadi pada hubungan ini adalah :
Lebih banyak isolasi dibutuhkan dibandingkan dengan hubungan
bintang-bintang.
Tidak adanya titik bintang memungkin, merupakan kerugian yang dapat
membahayakan. Bila salah satu jalajala ke tanah karena kegagalan,
tegangan maksimum antara kumparan dan inti akan mencapai tegangan
jala-jala penuh.
27

Gambar 2.4.2.1: Hubungan Segitiga - Segitiga

2.4.3

Hubungan Bintang Segitiga


Hubungan transformator tipe ini pada prinsipnya digunakan, dimana tegangan
diturunkan (Step - Down), seperti pada jaringan transmisi. Pada hubungan ini,
perbandingan tegangan jala-jala 1/3 kali perbandingan lilitan transformator dan
tegangan sekunder tertinggal 30 derajat dari tegangan primer.

28

Gambar 2.4.3.1: Hubungan Bintang - Segitiga

2.4.4

Hubungan Segitiga Bintang


Hubungan ini umumnya digunakan, dimana diperlukan untuk menaikkan
tegangan (Step-Up), misalnya pada awal sistem transmisis tegangan tinggi.
Dalam hubungan ini perbandingan tegangan 3 kali perbandingan lilitan
transformator dan tegangan sekunder mendahului sebesar 30.

29

Gambar 2.4.4.1: Hubungan Segitiga - Bintang

2.4.5

Hubungan Zig Zag


Kebanyakan transformator distribusi selalu dihubungkan bintang, salah satu
syarat yang harus dipenuhi oleh transformator tersebut adalah ketiga fasanya
harus diusahakan seimbang. Apabila beban tidak seimbang akan menyebabkan
timbulnya tegangan titik bintang yang tidak diinginkan, karena tegangan pada
peralatan yang digunakan pemakai akan berbeda-beda.
Untuk menghindari terjadinya tegangan titik bintang, diantaranya adalah
dengan menghubungkan sisi sekunder dalam hubungan Zig-zag. Dalam
hubungan Zig-zag sisi sekunder terdiri atas enam kumparan yang dihubungkan
secara khusus
Ujung-ujung dari kumparan sekunder disambungkan sedemikian rupa, supaya
arah aliran arus didalam tiap-tiap kumparan menjadi bertentangan. Karena e1
tersambung secara berlawanan dengan gulungan e2, sehingga jumlah vektor dari
kedua tegangan itu menjadi :

30

Gambar 2.4.5.1: Hubungan Zig - Zag

2.5 PENGUJIAN TRANSFORMATOR TIGA FASA (DAYA)


Pengujian yang harus dilakukan pada sebuah transformator tiga fasa biasanya
disesuaikan dengan kebutuhannya (pengujian rutin, pengujian awal, dan pengujian
akhir), jenis pengujiannya juga cukup beragam, seperti :
a. Pengujian Tahanan Isolasi
Pengujian tahanan isolasi biasanya dilaksanakan pada awal pengujian dengan

31

tujuan untuk mengetahui secara dini kondisi isolasi transformator, untuk


menghindari kegagalan yang bisa berakibat fatal, sebelum pengujian selanjutnya
dilakukan.
Pengujian dilaksanakan dengan menggunakan Megger. Tahanan isolasi yang
diukur diantaranya :
Sisi Primer dan Sekunder
Sisi Primer dan pembumian
Sisi Sekunder dan pembumian

b. Pengujian Tahanan Kumparan


Pengujian dilakukan dengan cara melakukan pengukuran tahanan kumparan
transformator. Data hasil pengujian digunakan untuk menghitung besarnya rugi
tembaga pada transformator tersebut.
c. Pengujian Karakteristik Beban Nol
Pengujian Karakteristik Beban Nol atau anpa Beban dilakukan untuk
mengetahui besarnya kerugian daya yang disebabkan oleh rugi hysterisis dan eddy
current pada inti transformator dan besarnya arus yang pada daya tersebut.
Pengukuran dilakukan dengan memberikan tegangan nominal pada salah satu sisi
transformator dan sisi lainnya dibiarkan dalam keaadaan tanpa beban. Contoh
untuk menghitung parameterparameter transformator tiga fasa dari hasil
percobaan beban nol bisa dilihat pada Tabel 2.5.1. Persamaan yang terlihat pada
tabel menandakan dimana alat ukur diletakkan.

32

Tabel 2.5.1

d. Pengujian Karakteristik Hubung Singkat


Pengujian dilakukan dengan cara memberikan arus nominal pada salah satu
sisi transformator dan sisi yang lain dihubung singkat, dengan demikian akan
dibangkitkan juga arus nominal pada sisi yang di hubung singkat. Adapun tujuan
dari pengujian ini adalah untuk mengetahui besarnya rugi daya yang hilang akibat
dari tembaga dari transformator saat beroperasi. Contoh untuk menghitung
parameterparameter transformator tiga fasa dari hasil percobaan hubung singkat
bisa dilihat pada Tabel 2.5.2 dengan asumsi sisi tegangan rendah di hubung
singkat dan alat ukur ada di sisi tegangan tinggi, persamaan yang terlihat pada
tabel menunjukan dimana alat ukur diletakan.

33

Tabel 2.5.2

e. Pengujian Perbandingan Transformasi


Pengujian perbandingan transformasi atau belitan kumparan adalah untuk
mengetahui perbandingan jumlah kumparan sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan
rendah pada setiap tapping sehinggga tegangan keluaran yang dihasilkan oleh
transformator sesuai dengan yang spesikasi/rancangan.
f. Pengujian Kelompok Hubungan
Vektor tegangan primer dan sekunder sebuah transformator sangat tergantung
pada cara melilit kumparannya. Pada transforma-tor Tiga Fasa arah tegangan
menimbulkan perbedaan fasa. Arah dan besar perbedaan fasa tersebut
menyebabkan adanya berbagai kelompok hubungan pada transformator.
Untuk penentuan kelompok hubungan ini dipergunakan tiga jenis tanda atau kode,
yaitu :
Tanda Kelompok sisi tegangan tinggi terdiri atas kode D, Y, dan Z.
Tanda Kelompok sisi tegangan rendah terdiri atas kode d, y , dan z.
Angka jam menyatakan bagaimana letak sisi kumparan tegangan tinggi terhadap
sisi tegangan rendah. Jarum jam panjang dibuat selalu menunjuk angka 12 dan
berimpit dengan Vektor TT tegangan tinggi. Letak Vektor tegangan rendah TH

34

menunjukkan arah jarum jam pendek. Sudut antara jarum jam panjang dan pendek
adalah pegeseran antara vektor tegangan tinggi dengan tegangan rendah (V dan v).
Gambar 2.5.1 memperlihatkan contoh kelompok hubungan sebuah transformator
tiga fasa Dy5, artinya sisi primer dihubung segitiga (jam 12) dan sisi sekunder
dihubung

bintang

(jam

5).

Untuk

memudahkan,

pabrik-pabrik

pada

pelaksanaannya membatasi jumlah kelompok hubungan dengan membuat


normalisasi pada kelompok hubungan yang dianggap baku. Standardisasi yang
banyak diikuti adalah menurut peraturan Jerman, yaitu VDE 0532 (lihat Tabel
2.5.3).
Kelompok hubungan yang disarankan untuk digunakan adalah Yy0, Dy5, Yd5,
dan Yz5, pada tabel diberi tanda garis pinggir warna merah.

Gambar 2.5.1: Kelompok Hubungan Dy5

35

g. Pengujian Tegangan Terapan


Pengujian tegangan terapan (Withstand Test) dilakukan untuk menguji
kekuatan isolasi antara kumparan dan rangka tangki. Pengujian dilakukan dengan
cara memberikan tegangan uji sesuai dengan standar uji dan dilakukan pada :
Sisi tegangan tinggi terhadap sisi tegangan rendah dan rangka tangki yang
dibumikan.

36

Sisi tegangan rendah terhadap sisi tegangan tinggi dan rangka tangki yang
dibumikan.
h. Pengujian Tegangan Induksi
Tujuan pengujian tegangan induksi adalah untuk mengetahui kekuatan isolasi
antara lapisan dari tiap-tiap belitan dan kekuatan isolasi antar belitan
transformator. Pengujian dilakukan dengan cara memberi tegangan suplai dua kali
tegangan nominal pada salah satu sisi dan sisi lainnya dibiarkan terbuka. Untuk
mengatasi kejenuhan pada inti transformator maka frekuensi yang digunakan
harus dinaikan sesuai dengan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu.
i. Pengujian Kebocoran Tangki
Pengujian kebocoran tangki dilakukan setelah semua komponen transformator
sudah terpasang. Pengujian dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kondisi
paking dan las transformator. Pengujian dilakukan dengan memberikan tekanan
nitrogen (N2) sebesar kurang lebih 5 psi dan dilakukan pengamatan pada bagianbagian las dan paking dengan memberikan cairan sabun pada bagian tersebut.
Pengujian dilakukan sekitar 3 jam apakah terjadi penurunan tekanan.
j. Pengujian Jenis
1. Pengujian kenaikan suhu
Pengujian kenaikan suhu dimaksudkan untuk mengetahui berapa kenaikan
suhu oli dan kumparan transformator yang disebabkan oleh rugi-rugi
transformator apabila transformator dibebani. Pengujian ini juga bertujuan
untuk melihat apakah penyebab panas transformator sudah cukup effisien atau
belum. Pada transformator dengan tapping tegangan di atas 5% pengujian
kenaikan suhu dilakukan pada tappng tegangan terendah (arus tertinggi), pada
transformator dengan tapping maksimum 5% pengujian dilakukan pada
tapping nominal. Pengujian kenaikan suhu sama dengan pengujian beban
penuh,

pengujian

dilakukan

dengan

memberikan

arus

transformator

sedemikian hingga membangkitkan rugi-rugi transformator, yaitu rugi beban


penuh dan rugi beban kosong.

37

2. Pengujian tegangan impulse


Pengujian impulse ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dielektrik
dari sistem isolasi transformator terhadap tegangan surja petir. Pengujian
impuls adalah pengujian dengan memberi tegangan lebih sesaat dengan bentuk
gelombang tertentu. Bila transformator mengalami tegangan lebih, maka
tegangan tersebut hampir didistribusikan melalui effek kapasitansi yang
terdapat pada :
antar lilitan transformator
antar layer transformator
antara coil dengan ground
3. Pengujian tegangan tembus oli
Pengujian tegangan tembus oli dimaksudkan mengetahui kemampuan
dielektrik oli. Hal ini dilakukan karena selain berfungsi sebagai pendingin dari
transformator, oli juga berfungsi sebagai isolasi.
Persyaratan yang ditentukan adalah sesuai denga standart SPLN 49 - 1 : 1982,
IEC 158 dan IEC 296 yaitu:
> = 30 KV/2,5 mm sebelum purifying
> = 50 KV/2,5 mm setelah purifying
Peralatan yang dapat digunakan misalnya merk hipotronics type EP600CD.

38

Anda mungkin juga menyukai