Anda di halaman 1dari 25

Fakultas Kedokteran UWKS

RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nyeri adalah pengalaman yang tidak menyenangkan pada pasien pasca bedah.
Pengelolaan nyeri pasca bedah yang optimal akan menurunkan morbiditas pasien. tingginya
angka morbiditas pasca bedah akan menyebakan bertambahnya waktu peyembuhan, lama
tinggal, dan menambah biaya rawat rumah sakit. Pengelolaan nyeri pasca bedah yang optimal
bukan saja merupakan upaya mengurangi penderitaan pasien, tetapi juga meningkatkan
kualitas hidupnya. Telah terbukti bahwa tanpa pengelolaan nyeri pasca bedah yang adekuat,
penderita akan mengalami ganguan fisiologis maupun psikologis yang pada gilirannya secara
bermakna meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas.
Tujuan dari pengelolaan nyeri pasca bedah adalah membuat penderita merasa
nyaman karena bebas nyeri dan harus mampu menghambat alur respon stres akibat suatu
pembedahan. Dengan kata lain pengelolaan nyeri pasca bedah yang ideal harus pain free dan
stress free. Pengelolaan nyeri pasca bedah yang efektif seperti disebutkan diatas akan
memulihkan fungsi tubuh penderita pasca bedah, guna secara leluasa melakukan gerak nafas,
batuk, bahkan bergerak, sehingga penyembuhan berlangsung lebih cepat.
Prinsip dasar penatalaksanaan nyeri akut harus ditujukan mencegah terjadinya
sensitisasi perifer dan sensitisasi sentral. Hal ini bisa dicapai jika penangan nyeri, sebelum
terjadinya nyeri itu sendiri. Jika sudah timbul nyeri, sensitisasi bisa ditekan dengan
pemberian obat analgetik anti inflamasi non steroid (OAINS).
Pengelolaan nyeri pasca bedah, agar menghasilkan analgesi yang optimal dan juga
dapat menghambat respon stres akibat pembedahan, digunakan metode analgesia balans,
yaitu menekan proses nyeri pada tiga tempat secara bersamaan. Pada proses tranduksi
menggunakan OAINS, proses transmisi dengan anestesi lokal dan pada proses modulasi
menggunakan opiat. Dengan teknik pendekatan multi modal ini, maka dosis setiap obat
menjadi lebih rendah, dengan efek analgesia yang optimal.
Obat anti inflamasi non steroid (OAINS) merupakan obat analgesi yang bekerja pada
proses tranduksi dengan menghambat sintesa prostaglandin melalui penghambatan enzim
siklo-oksigenase. Enzim siklo-oksigenase dibutuhkan untuk mensintesa suatu sensor
1

Fakultas Kedokteran UWKS


RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo

nonsiseptik perifer yang dapat menimbulkan nyeri. Ketorolac adalah OAINS yang sering
digunakan untuk mengatasi nyeri akut pasca bedah.
1.2 Tujuan
Mengenal dan memahami penggunaan ketorolac sebagai analgesik

1.3 Batasan Masalah


1.
2.
3.
4.

Apa yang dimaksud dengan ketorolac?


Bagaimana penggunaan ketorolac secara klinis?
Bagaimana khasiat, efek samping dan cara kerja dari ketorolac?
Menjelaskan bagaimana mekanisme kerja ketorolac sebagai obat analgetik?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KETOROLAC

Fakultas Kedokteran UWKS


RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo

Diunduh dari http://www.ottopharm.com/pic/content_413_ketorolac.jpg


pada tanggal 19 Maret 2013 pukul 17.00

Ketorolac ditemukan pada tahun 1989 oleh Syntex Corp (Sekarang Roche
Bioscience, yang merupakan anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Roche
memegang Ltd, perusahaan induk dari Roche ). Hal ini disetujui oleh FDA pada tanggal 30
November 1989 dan diperkenalkan sebagai Toradol oleh Syntex. The oftalmik (yaitu , eyedrop ) bentuk telah disetujui oleh FDA pada tanggal 9 November 1992 dan diperkenalkan
sebagai tetes mata Acular oleh Allergan di bawah lisensi dari Syntex. Sebuah formulasi
intranasal ketorolac trometamin telah disetujui oleh FDA pada tanggal 14 Mei 2010 dan
diperkenalkan sebagai Sprix Nasal semprot oleh Daiichi Sankyo

untuk jangka pendek

manajemen nyeri sedang sampai cukup parah memerlukan analgesia pada tingkat opioid. Di
India tersedia sebagai Ketanov oleh Ranbaxy , yang dimiliki oleh Daiichi Sankyo .(6)

2.1 Farmasi umum dan rumus kimia ketorolac

Diunduh dari http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/meds/a693001.html pada tanggal 19


Maret 2013 pukul 17.00

1. Rumus molekul : C15H13NO3


2. Massa molekul : 255,27 g / mol
3. Nama IUPAC :
()-5-benzoil-2

,3-dihidro-

H-pyrrolizine-1-asam

karboksilat,

2-amino-2-

(hydroxymethyl) -1,3-propanediol

Fakultas Kedokteran UWKS


RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo

Ketorolac termasuk golongan obat antiinflamasi non steroid (NSAID), obat ini
untuk penggunaan jangka pendek (tidak lebih dari 5 hari). Ketorolac adalah derivat dari
pyrrolo-pyrole pada kelompok NSAID.(6)
Absorbsinya terjadi di usus dengan bioavalaibilitasnya pada pemberian oral,
intramuskular dan intravena bolus 100%. Konsentrasi puncak pemberian oral akan tercapai
dalam waktu 45 menit, pemberian intramuskular 3045 menit dan intravena bolus 13 menit.
Konsentrasi di plasma akan berkurang setelah 6 jam11,12,80,81.(6)
Ketorolac

tidak

mempengaruhi

hemodinamik

pasien.

Ketorolac

tidak

menstimulasi reseptor opioid sehingga tidak menimbulkan efek depresi pernafasan, sedatif
dan euforia.
DOSIS
Ketorolac tersedia dalam bentuk tablet dan injeksi. Pemberian injeksi lebih
dianjurkan. Pemberian Ketorolac tromethamine hanya diberikan apabila ada indikasi
sebagai kelanjutan dari terapi Ketorolac dengan injeksi.
Ketorolac ampul ditujukan untuk pemberian injeksi intramuskular atau bolus
intravena. Dosis untuk bolus intravena harus diberikan selama minimal 15 detik.
Ketorolac ampul tidak diberikan secara epidural atau spinal karena metabolitnya tidak
memiliki efek analgesik yang bermakna, tidak mengubah hemodinamik pasien.
Ketorolac tromethamine merupakan suatu analgesik non-narkotik. Obat ini
merupakan obat anti-inflamasi nonsteroid yang menunjukkan aktivitas antipiretik yang
lemah dan anti-inflamasi. Ketorolac tromethamine menghambat sintesis prostaglandin
dan dapat dianggap sebagai analgesik yang bekerja perifer karena tidak mempunyai efek
terhadap reseptor opioid. Ketorolac menghambat proses tranduksi pada mekanisme
nyeri, sedangkan menghambat rilis substansi P pada proses tansmisi pada mekanisme
nyeri
Mulai timbulnya efek analgesia setelah pemberian IV maupun IM serupa, kirakira 30 menit, dengan maksimum analgesia tercapai dalam 1 hingga 2 jam. Durasi
median analgesia umumnya 4 sampai 6 jam. Dosis sebaiknya disesuaikan dengan
keparahan nyeri dan respon pasien.
Lamanya terapi : Pemberian dosis harian multipel yang terus-menerus secara
intramuskular dan intravena tidak boleh lebih dari 5 hari karena efek samping Ketorolac
dapat meningkat pada penggunaan jangka panjang.
4

Fakultas Kedokteran UWKS


RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo

Sebuah penelitian surveilans pasca-pemasaran menunjukkan hubungan dosisrespon dengan dosis harian rata-rata untuk kedua perdarahan gastrointestinal dan
perdarahan situs operasi, terapi Ketorolac baik secara injeksi ketorolac ataupun tablet
yang diberikan lebih dari 5 hari berhubungan degan ulserasi peptik, nyeri abdomen
serta gastrointestinal perdarahan.
Analgesik opioid (mis. Morfin, Phetidine) dapat digunakan bersamaan, dan
mungkin diperlukan untuk mendapatkan efek analgesik optimal pada periode pasca
bedah awal bilamana nyeri bertambah berat. Ketorolac tidak mengganggu ikatan opioid
dan tidak mencetuskan depresi napas atau sedasi yang berkaitan dengan opioid. Jika
digunakan bersama dengan Ketorolac ampul, dosis harian opioid biasanya kurang dari
yang dibutuhkan secara normal. Namun efek samping opioid masih harus
dipertimbangkan, terutama pada kasus bedah dalam sehari.
Untuk injeksi intramuscular :
pasien dengan umur <65 tahun diberikan dosis 60 mg Ketorolac tromethamine/dosis.
Pasien dengan umur >65 tahun dan mempunyai riwayat gagal ginjal atau berat
badannya kurang dari 50 kg, diberikan dosis 30 mg/dosis.
Untuk injeksi intravena :
Dewasa
Ampul : Dosis awal Ketorolac yang dianjurkan adalah 10 mg diikuti dengan 10
30 mg tiap 4 sampai 6 jam bila diperlukan. Harus diberikan dosis efektif terendah. Dosis
harian total tidak boleh lebih dari 90 mg untuk orang dewasa dan 60 mg untuk orang lanjut
usia, pasien gangguan ginjal dan pasien yang berat badannya kurang dari 50 kg. Pada seluruh
populasi, gunakan dosis efektif terendah dan sesingkat mungkin. Untuk pasien yang diberi
Ketorolac ampul, dosis harian total kombinasi tidak boleh lebih dari 90 mg (60 mg untuk
pasien lanjut usia, gangguan ginjal dan pasien yang berat badannya kurang dari 50 kg).
Instruksi dosis khusus

Pasien lanjut usia


Ampul :

Fakultas Kedokteran UWKS


RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo

Untuk pasien yang usianya lebih dari 65 tahun, dianjurkan memakai kisaran dosis
terendah: total dosis harian 60 mg tidak boleh dilampaui (lihat Perhatian).
pasien dengan umur <65 tahun diberikan dosis 30 mg Ketorolac /dosis.
Pasien dengan umur >65 tahun dan mempunyai riwayat gagal ginjal atau berat
badannya kurang dari 50 kg, diberikan dosis 15 mg/dosis.
Pemberian ketorolac baik secara injeksi maupun oral maksimal :
pasien dengan umur <65 tahun diberikan dosis 120 mg/hari. Bila diberikan dengan
injeksi intravena, maka diberikan setiap 6 jam sekali.
Pasien dengan umur >65 tahun maksimal 60 mg/hari.

Anak-anak :
Keamanan dan efektivitasnya pada anak-anak belum ditetapkan. Oleh
karena itu, Ketorolac tidak diberikan pada anak di bawah 16 tahun. Gangguan ginjal :
Karena Ketorolac tromethamine dan metabolitnya terutama diekskresi di ginjal,
Ketorolac dikontraindikasikan pada gangguan ginjal sedang sampai berat (kreatinin
serum > 160 mmol/l); pasien dengan gangguan ginjal ringan dapat menerima dosis
yang lebih rendah (tidak lebih dari 60 mg/hari IV atau IM), dan harus dipantau ketat.

2.2 Farmakologi Umum

Fakultas Kedokteran UWKS


RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo

Diunduh dari http://www.cjem-online.ca/v9/n1/p30html pada tanggal 19 Maret 2013 pukul 17.00

Ketorolac atau ketorolac trometamin adalah non-steroid anti-inflamasi obat


(NSAID) dalam keluarga heterosiklik asam asetat derivatif, sering digunakan sebagai
analgesik. Ketorolac adalah obat golongan analgetik non-narkotik yang mempunyai efek
antiinflamasi dan antipiretik. Ketorolac bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin
yang merupakan mediator yang berperan pada inflamasi, nyeri, demam dan sebagai
penghilang rasa nyeri perifer. Ketorolac merupakan obat penghambat prostaglandin yang
bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin dan menghambat aksi prostaglandin pada
organ target.
OAINS bekerja di perifer dengan cara menghambat sintesa prostaglandin melalui
penghambatan enzim siklooksigenase. Enzim siklooksigenase dibutuhkan untuk mensintesa
prostaglandin E2, suatu nosiseptik perifer. Produksi prostaglandin tergantung dari pelepasan
asam asam arakhidonat akibat fosfolipase A2 pad amembran sel fosfolipid. Prostaglandin
tidak secara langsung menyebabkan nyeri. keberadaan prostaglandin menyebabkan sensivitas
bradikinin dan substansi nyeri lain meningkat. Selanjutnya pada tahap modulasi dimana
stimulasi menuju sumsum tulang belakan ke cabang terminal lainnya, akan terjadi sekresi
substansi P dan menyebabkan vasodilatas. Substansi P ini akan menstimulasi sel mast untuk
mensekresi histamin dan serotonin dan trombosit.(7)

Fakultas Kedokteran UWKS


RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo

Diunduh dari http://www.cjem-online.ca/v9/n1/p30html pada tanggal 19 Maret 2013 pukul 17.00

Ketorolac adalah suatu OAINSyang menunjukkan efek analgesik yang potensial


namun efek anti inflamasinya sedang, dapat diberikan secara IM dan IV Obat ini sangat
berguna untuk mencegah nyeri pasca bedah, baik obat tunggal atau diberikan bersama opioid.
Keadaan ini menunjukkan bahwa ketorolac bersifat potensiasi dalam efek anti opioid.
Berbeda dengan opioid yang tergantung dosis untuk efek analgesinya, ketorolac dan obatobatan OAINS yang lain, menunjukkan suatu dosis puncak dalam efek analgesi operatifnya.
Ketorolac secara kompetitif menghambat kedua isoenzim siklooksigenase (COX),
COX-1 dan COX-2, dengan cara memblokade ikatan arakhidonat yang menghasilkan efek
farmakologis antiinflamasi, analgesia dan antipireksia.(7)
Ketorolac 30mg IM memberikan efek analgesi yang setar dengan morfin 10mg
atau miperidin 100 mg. keuntungan penting dari ketorolac untuk terapi analgesi yaitu tidak
menimbulkan depresi ventilasi atau depresi kardiovaskular.(7)

Indikasi

Fakultas Kedokteran UWKS


RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo

Ketorolac diindikasikan untuk penatalaksanaan jangka pendek terhadap nyeri akut


sedang sampai berat setelah prosedur bedah. Durasi total Ketorolac tidak boleh lebih dari
lima hari. Ketorolac secara parenteral dianjurkan diberikan segera setelah operasi. Harus
diganti ke analgesik alternatif sesegera mungkin, asalkan terapi Ketorolac tidak melebihi 5
hari. Ketorolac tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai obat prabedah obstetri atau untuk
analgesik obstetri karena belum diadakan penelitian yang adekuat mengenai hal ini dan
karena diketahui mempunyai efek menghambat biosintesis prostaglandin atau kontraksi
rahim dan sirkulasi fetus.
Kontra indikasi

Pasien yang sebelumnya pernah mengalami alergi dengan obat ini, karena ada
kemungkinan sensitivitas silang.

Pasien yang menunjukkan manifestasi alergi serius akibat pemberian Asetosal atau
obat anti-inflamasi nonsteroid lain.

Pasien yang menderita ulkus peptikum aktif.

Penyakit serebrovaskular yang dicurigai maupun yang sudah pasti.

Diatesis hemoragik termasuk gangguan koagulasi.

Sindrom polip nasal lengkap atau parsial, angioedema atau bronkospasme.

Terapi bersamaan dengan ASA dan NSAID lain.

Hipovolemia akibat dehidrasi atau sebab lain.

Gangguan ginjal derajat sedang sampai berat (kreatinin serum >160 mmol/L).

Riwayat asma.

Pasien pasca operasi dengan risiko tinggi terjadi perdarahan atau hemostasis
inkomplit, pasien dengan antikoagulan termasuk Heparin dosis rendah (2.5005.000
unit setiap 12 jam).

Terapi bersamaan dengan Ospentyfilline, Probenecid atau garam lithium.

Selama kehamilan, persalinan, melahirkan atau laktasi.

Fakultas Kedokteran UWKS


RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo

Anak < 16 tahun.

Pasien yang mempunyai riwayat sindrom Steven-Johnson atau ruam vesikulobulosa.

Pemberian neuraksial (epidural atau intratekal).

Pemberian profilaksis sebelum bedah mayor atau intra-operatif jika hemostasis benarbenar dibutuhkan karena tingginya risiko perdarahan.

2.3 Farmakodinamik
Pengaruh pemberian ketorolac terhadap beberapa sistem dalam tubuh manusia
adalah sebagai berikut :
Sistem kardiovaskular, ketorolac tidak menyebabkan perubahan yang bermakna
pada parameter jantung dan hemodinamik tidak banya dipengaruhi
Sistem pernafasan tidak terdapat depresi pernafasan.
Sistem pencernan, ketorolac 30 mg menyebabkan mual dan muntah yang lebih
jarang dibanding dengan morfin 10 mg dan 12 mg, dapat menyebabkan iritasi lambung,
perdarahan gastrointesitinal/
SSP, pada dosis berulang penggunaan ketorolac 30 mg menunjukkan rasa kantuk
sebesar 14%.
Dibanding hematologi, ketorolac menghambat agregasi trombosit, dapat
memperpanjang waktu pendarahan, menghambat agregasi hilang dalam waktu 24 jam sampai
48 jam setelah obat dihentikan. Penghambatan agregasi trombosit ini melalui mekanisme
penghambatan sintesis tromboxan A2 (TX2), agregasi trombosit akan menurun dan pada
akhirnya terjadi pemanjangan waktu pendarahan. Terjadinya hambatan agregasi trombosit
setelah pemberian ketorolac, karena ketorolak lebih banyak menghambat COX-1 dibanding
COX-2.
Pada hepar, terjadi peningkatan fungsi hepar dalam batas normal yang sifatnya
sementara selama terapi.
Seperti OAINS pada umumnya, ketorolac menghambat produksi tromboxan A2
sehingga agregasi trombosit terganggu dan waktu perdarahan memanjang. Hambatan
produksi tromboxan A2 ini terjadi dalam mekanisme hambatan sintesis prostaglandin.

10

Fakultas Kedokteran UWKS


RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo

Ketorolac meniadakan pembentukan tromboxan dalam waktu 45 menit. Setelah


pemberian 0,4 mg/kgBB ketorolac iv maka agregasi trombosit akan terhambat dan disfungsi
trombosit ini akan terus kelihatan selama 24 jam setelah pemberian.
Dengan dasar mekanisme hemostasis, dapat dipahami bahwa perdarahan yang
berlebihan (pasca bedah dapat terjadi karena adanya gangguan pada komponen yang berperan
pada mekanisme tersebut, yaitu gangguan pembuluh darah, gangguan faktor-faktor
pembekuan darah (koagulasi) atau gangguan trombosit. Perdarahan dapat disebabkan oleh
satu faktor atau beberapa faktor diatas, juga bersifat herediter atau didapat. Penentuan
penyebab perdarahan sangat penting untuk dapa memilih terapi yang tepat.

2.4 Farmakokinetik Obat


2.4.1 Pola ADME
Bioavailabilitas
Metabolisme
eliminasi half-life
ekskresi
Rute pemberian

=
=
=

ginjal
empedu
=

100%
hepatik
3,5-9,2 jam dewasa muda
4,7-8,6 jam, orang tua (rata-rata 72 tahun)
: 91,4%
: 6,1%
oral, IM, IV

Untuk proses metabolisme Ketorolac, sebagian besar di hepar melalui proses


hidroksilasi dan konjugasi. Ketorolac adalah bentuk rantai campuran S dan R
enantiomer. S-enantiomer dieliminasi dua kali lebih cepat dibandingkan R-enantiomer.
Waktu paruh S-enantiomer kurang lebih 2,5 jam dan R-enantiomer mendekati 5 jam.
Ekskresi melalui urine pada dosis 92% dan 6% melalui urine. Clearance obat ini lebih
rendah bila dibandingkan obat-obat opioid. clearance obat jauh lebih rendah lagi pada
orang tua dan dosis ketorolac harus diberikan kurang dibandingkan dengan dewasa
muda, Ketorolac dimetabolisme terutama oleh sitokromp450 kemudian dikonjugasi
asam glukoronat. Pada pemberian dosis tunggal intravena waktu paruh 5,2 jam, puncak
analgetik dicapai dalam 120 menit, onset 30 menit. Lama analgetik 4-6 jam. Ekskresi
terutama melalui ginjal (91,4 %), 6,1% melalui fese. Absorbsi cepat dan sempurna di
lambung dalam bentuk metabolit tidak aktif.(1)

11

Fakultas Kedokteran UWKS


RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo

Ketorolac dapat digunakan sebai obat tambahan pada terapi analgesik dengan
morfin, menghasilkan penurunan dosis morfin dan mempertinggi efek analgesik
dibandingkan penderita-penderita yang tidak mendapat ketorolac.
2.4.2 Interaksi Obat

Pemberian Ketorolac bersama dengan Methotrexate harus hati-hati karena beberapa


obat yang menghambat sintesis prostaglandin dilaporkan mengurangi bersihan
Methotrexate, sehingga memungkinkan peningkatan toksisitas Methotrexate.

Penggunaan bersama NSAID dengan Warfarin dihubungkan dengan perdarahan berat


yang kadangkadang fatal. Mekanisme interaksi pastinya belum diketahui, namun
mungkin meliputi peningkatan perdarahan dari ulserasi gastrointestinal yang diinduksi
NSAID, atau efek tambahan antikoagulan oleh Warfarin dan penghambatan fungsi
trombosit oleh NSAID. Ketorolac harus digunakan secara kombinasi hanya jika
benar-benar perlu dan pasien tersebut harus dimonitor secara ketat.

ACE inhibitor karena Ketorolac dapat meningkatkan risiko gangguan ginjal yang
dihubungkan dengan penggunaan ACE inhibitor, terutama pada pasien yang telah
mengalami deplesi volume.

Ketorolac mengurangi respon diuretik terhadap Furosemide kira-kira 20% pada orang
sehat normovolemik.

Penggunaan obat dengan aktivitas nefrotoksik harus dihindari bila sedang memakai
Ketorolac misalnya antibiotik aminoglikosida.

Pernah dilaporkan adanya kasus kejang sporadik selama penggunaan Ketorolac


bersama dengan obat-obat anti-epilepsi.

Pernah dilaporkan adanya halusinasi bila Ketorolac diberikan pada pasien yang
sedang menggunakan obat psikoaktif.

2.5 Efek Samping


Sebuah penelitian surveilans pasca-pemasaran menunjukkan hubungan dosisrespon dengan dosis harian rata-rata untuk kedua perdarahan gastrointestinal dan
12

Fakultas Kedokteran UWKS


RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo

perdarahan situs operasi, dan hubungan antara gastrointestinal perdarahan dan terapi
selama lebih dari lima hari. Reaksi alergi (reaksi anaphylactoid, asma, bronkospasme,
sindrom Stevens-Johnson , nekrolisis epidermal toksik ) telah dilaporkan. Retensi
cairan dan edema telah dilaporkan dengan penggunaan ketorolac dan karena itu harus
digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan dekompensasi jantung, hipertensi atau
kondisi serupa. Saat ini formulasi oftalmik ditanamkan ke dalam mata dapat
menyebabkan rasa sakit jangka pendek pembakaran tidak menyenangkan selama 4-5
detik. Efek samping lainnya adalah serupa dengan yang terkait dengan NSAID
lainnya. (1)

Ketorolac efek samping


Tubuh
sistem

Efek

Umum

Edema . Kurang sering, hipersensitivitas reaksi


(seperti anafilaksis , bronkospasme , laring
edema, lidah edema, hipotensi ), pembilasan ,
kenaikan berat badan , atau demam . Sangat
jarang, asthenia .

Kardiovask Hipertensi . Kurang sering, palpitasi , pucat ,


ular
atau pingsan (syncope).
Ruam atau pruritus . Kurang sering, sindrom
Dermatolog Lyell , sindrom Stevens-Johnson , musculo ic
papular ruam , dermatitis eksfoliatif , atau
urtikaria .
Mual , dispepsia , gastrointestinal nyeri ,
sembelit , diare , perut kembung , kepenuhan
pencernaan, muntah atau stomatitis . Kurang
Gastrointes sering, ulserasi peptik , gastrointestinal
tinal
perdarahan , perforasi gastrointestinal,
melena , dubur pendarahan, gastritis , letusan ,
anoreksia , atau peningkatan nafsu makan .
Sangat jarang, pankreatitis .
Hemic dan Purpura . Kurang sering, luka perdarahan pasca
limfatik
operasi, trombositopenia , epistaksis , atau
anemia . Sangat jarang, leukopenia atau

13

Fakultas Kedokteran UWKS


RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo

eosinofilia .
Mengantuk , pusing , sakit kepala , berkeringat ,
injeksi situs nyeri. Kurang sering kejang-kejang ,
vertigo , tremor , mimpi abnormal, halusinasi ,
atau euforia . Sangat jarang, paresthesia ,
Neurologis
depresi , sulit tidur , ketidakmampuan untuk
berkonsentrasi, gugup , haus berlebihan, mulut
kering, berpikir normal, hyperkinesis , atau
pingsan .
Pernapasan

Kurang sering, dyspnea , asma dan paru edema


. Sangat jarang, rhinitis atau batuk .

Urogenital

Kurang sering, akut gagal ginjal . Sangat jarang


poliuria atau meningkat kemih frekuensi.

Tabel diunduh dari http://www.scribd.com/doc/122566182/analgesik.htm.


pada tanggal 19 Maret 2013 pukul 20.00

Risiko yang paling serius yang berhubungan dengan ketorolac adalah, seperti
NSAID lainnya, gastrointestinal borok , perdarahan dan perforasi, ginjal ( ginjal )
peristiwa mulai dari interstisial nefritis untuk menyelesaikan gagal ginjal ,
perdarahan , dan hipersensitivitas reaksi . (1)
Seperti NSAID lainnya, retensi cairan dan zat terlarut dan edema telah
dilaporkan dengan ketorolac. Ketorolac juga mengangkat tingkat protein hati.
Bila diberikan secara intravena melalui infus yang sama kateter seperti
morfin , dua obat telah dikenal untuk kadang-kadang bergabung untuk membentuk
endapan di IV, yang dapat menghalangi baris. Garis pembilasan dengan jarum suntik
dari larutan garam dapat mendorong sumbatan melalui. (1)
Ketorolac tidak dianjurkan untuk pra- operatif analgesia atau co-administrasi
dengan anestesi karena menghambat trombosit agregasi dan dengan demikian dapat
dikaitkan dengan peningkatan risiko pendarahan.(1)
Ketorolac tidak dianjurkan untuk kebidanan analgesia karena belum cukup
diuji untuk administrasi kandungan dan memiliki dibuktikan janin toksisitas pada
hewan laboratorium . (1)
Ketorolac tidak dianjurkan untuk jangka panjang nyeri kronis pasien.(1)
Namun, ketorolac telah bersama-dikelola dengan meperidin dan morfin tanpa
efek samping jelas pada pasien.(1)
14

Fakultas Kedokteran UWKS


RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo

2.6 Tabel Perbandingan Ketorolac dan Beberapa Obat Analgesik kuat


P-grup
Ketorolac

Efikasi
Farmakodinamik
Ketorolac
tromethamine
merupakan
suatu
analgesik
nonnarkotik
yang
menunjukkan
aktivitas antipiretik
yang lemah dan antiinflamasi. Ketorolac
tromethamine
menghambat sintesis
prostaglandin
dan
dapat
dianggap
sebagai
analgesik
yang bekerja perifer
karena
tidak
mempunyai
efek
terhadap
reseptor
opiat.
Farmakokinetik
Ketorolac
tromethamine diserap
dengan cepat dan
lengkap
setelah
pemberian
intramuskular dengan
konsentrasi
puncak
rata-rata
dalam
plasma sebesar 2,2
mcg/ml setelah 50
menit
pemberian
dosis tunggal 30 mg.
Waktu paruh terminal
plasma 5,3 jam pada

Safety
Efek samping

Suitability
Indikasi
:
penatalaksanaan
jangka
pendek
terhadap nyeri akut
sedang sampai berat
setelah prosedur pasca
bedah

Insiden antara 1 hingga


9%
:
Saluran cerna : diare,
dispepsia,
nyeri
gastrointestinal,
nausea.
Susunan Saraf Pusat : sakit
kepala, pusing, mengantuk,
Kontraindikasi
:
berkeringat.
hipersensitifitas,
menderita
ulkus
peptikum
aktif,
Penyakit
serebrovaskular yang
dicurigai
maupun
yang sudah pasti,
Diatesis
hemoragik
termasuk
gangguan
koagulasi,
Sindrom
polip nasal lengkap
atau
parsial,
angioedema
atau
bronkospasme, Terapi
bersamaan
dengan
ASA dan NSAID lain,
Hipovolemia akibat
dehidrasi atau sebab
lain, Gangguan ginjal
derajat sedang sampai
berat (kreatinin serum
>160
mmol/L),
Riwayat asma, Pasien
pasca operasi dengan
risiko tinggi terjadi
perdarahan
atau
hemostasis inkomplit,
pasien
dengan
antikoagulan
,kehamilan&persalina
n, melahirkan atau
15

Fakultas Kedokteran UWKS


RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo

dewasa muda dan 7


jam pada orang lanjut
usia (usia rata-rata 72
tahun).
Metampiron

Farmakodinamik :
Metampiron
suatu
Pirazolon
mempunyai
analgetikaantipiretika
kuat.

laktasi, Anak < 16


tahun.

Efek Samping :

adalah
derivat
yang
efek

Infeksi
lambung,
hiperhidrosis.
Retensi cairan dan garam.
Reaksi elaergi cukup sering:
reaksi kulit dan edema
yang angioneurotik.
Efek samping yang berat:
agranulositosis,
pansitopenia dan nefrosis.

Farmakokinetik :
Metampiron bekerja
sebagai
analgesia,
diabsorpsi
dari
saluran pencernaan
dan
mempunyai
waktu paruh 1 - 4 jam

Indikasi:
Karena risiko efek
sampingnya
,
penggunaannya
sebagai
analgesikantipiretik
sangat
dibatasi
yaitu:
- Nyeri akut hebat
sesudah luka atau
pembedahan.
- Nyeri karena tumor
atau
kolik.
- Nyeri hebat akut
atau
kronik
bila
analgesik lain tidak
menolong.
- Demam tinggi yang
tidak bisa diatasi
antipiretik lain.
KontraIndikasi:
Alergi
dipiron,
granulositopenia,
porfiria
intermiten,
defisiensi
G6PD,
payah jantung, bayi <
3
bulan,
hamil
trisemester
pertama
dan 6 minggu terakhir

Tramadol
HCl

Farmakodinamik :

Efek samping:

analgesik kuat yang


bekerja pada reseptor
opiat.
Tramadol
mengikat
secara
stereospesifik
pada
reseptor di sistem
saraf pusat sehingga
menghambat sensasi

Efek samping yang umum


terjadi
seperti
pusing,
sedasi, lelah, sakit kepala ,
pruritis, berkeringat, kulit
kemerahan, mulut kering,
mual, muntah, dispepsia dan
konstipasi

Indikasi:
Untuk pengobatan
nyeri akut dan kronik
yang berat, nyeri
pasca pembedahan.

KontraIndikasi:
16

Fakultas Kedokteran UWKS


RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo

nyeri dan respon


terhadap
nyeri.
Disamping
itu
tramadol
menghambat
pelepasan
neurotransmiter dari
saraf aferen yang
sensitif
terhadap
rangsang, akibatnya
impuls
nyeri
terhambat.

-Penderita
ketergantungan
dan opium

-Penderita
yang
sensitif
terhadap
tramadol atau opiat
dan penderita yang
mendapatkan
pengobatan
dengan
penghambat
MAO,
intoksikasi
akut
dengan
alkohol,
hipnotik,
analgesik,
atau obat-obat yang
mempengaruhi SSP
lainnya.

Farmakokinetik:
Tramadol
peroral
diabsorpsi
dengan
baik
dengan
bioavailabilitas 75%.
Tramadol
dan
metabolitnya
diekskresikan
terutama melalui urin
dengan waktu 6,3
7,4 jam.
Asam
Propionat

Farmakodinamik

obat

Efek Samping :

Indikasi :

Aktivitas
anti
inflamasi, antipiretik
&
analgetik.
Mekanisme kerja :
menghambat sintesis
prostaglandin
dgn
menghambat COX-1
& COX-2

iritasi
sal.
Cerna, Nyeri & radang pada
hipersensitivitas,
penyakit
artritis
trombositopeni, ambliopia (rheumatoid arthritis,
reversible.
juvenile
arthritis,
osteoarthritis)
Gangguan saluran cerna :
dispepsia, heartburn, mual, Kontraindikasi
:
muntah, diare, konstipasi, Pasien
dengan
anoreksia dll.
hipersensitivitas,
Farmakokinetik :
asma, urtikaria, rinitis
Gangguan sistem saraf : parah, angioudema,
Pada pemberian oral sakit kepala, pusing,
hamil & menyusui
kadar puncak dicapai
selama 0,52 jam. Gangguan pendengaran &
:
tinitus,
Waktu
paruh penglihatan
pendengaran,
eliminasi pada orang penurunan
dewasa 3 jam, dan 5 retensi cairan, gagal jantung
kongestif, tekanan darah
jam pada orang tua.
17

Fakultas Kedokteran UWKS


RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo

meningkat,
aritmia

Asam
fenilasetat

hipotensi,

Farmakodinamik :

Efek Samping

Indikasi

Menghambat
siklooksigenase yang
relatif
non-selektif
dan
kuat,
juga
mengurangibioavaibil
itas asam arakidonat.
Obat ini mempunyai
sifat
antiinflamasi,
analgesik
dan
antipiretik yang biasa.

Pencernaan : gangguan pada


saluran cerna bagian atas
(20%
pasien)
tukak
lambung,
perdarahan
saluran cerna.

Pengobatan akut dan


kronis
gejala-gejala
rematoid
artritis,
osteoartritis
dan
ankilosing spondilitis.

Saraf : sakit kepala (3-9% Kontraindikasi


pasien), depresi, insomnia,
Pasien
dengan
cemas.
hipersensitivitas,
Ginjal : (kurang dari 1% asma, urtikaria, rinitis
pasien) terganggu fungsi parah,
angioudema,
Farmakokinetik :
ginjal
tukak lambung aktif
Obat ini cepat diserap (azotemia,proteinuria,nefrot
sesudah
pemberian ik sindrom dll),
secara
oral,tetapi
Kardiovaskular : retensi
bioavaibilitas
sistemiknya
hanya cairan, hipertensi, (3-9%
antara 30-70% karena pasien),
mengalamimetabolis
Pernapasan : asma (kurang
me lintas pertama. dari 1% pasien),
Diklofenak
:
lekopenia,
mempunyai
waktu Darah
trombositopenia, hemolitik
paruh 1-2 jam.
anemia (kurang dari 1%
pasien),
Hati : hepatitis, sakit kuning
(jarang), peningkatan SGOT
terjadi pada 2 % pasien,
Lain-lain : ruam, pruritus,
tinnitus, reaksi sensitivitas
(1-3% pasien).

18

Fakultas Kedokteran UWKS


RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo

P drug
Ketorolac

Antalgin

Efikasi

Dosis: awal 10 mg Efek Samping :


diikuti dengan 1030 mg
tiap 4 sampai 6 jam bila Saluran cerna : diare,
dispepsia,
nyeri
diperlukan.
gastrointestinal, nausea.
DM sehari lansia : 60mg Susunan Saraf Pusat :
sakit kepala, pusing,
mengantuk,
berkeringat.

1-4 jam
Oral
Dewasa: 500 1000 mg
3 4 kali sehari
(maksimum 3 gram
sehari).
Parental
500 1000 mg sekali
suntik. Jangan lebih dari
1 gram karena dapat
menimbulkan syok.

Tramadol

Safety

4-6 jam
i.v.
: 100 mg (1
ampul),
diinjeksikan
secara
lambat
atau
dilarutkan
dalam larutan infus,
kemudian diinfuskan.
i.m.
: 100 mg (1
ampul)

Suitability

Cost

nyeri
akut
sedang sampai
berat
setelah
prosedur bedah

Ketorolac 10 mg
injeksi (1 box
berisi 6 ampul @
1 mL)

Ketorolac 30 mg
injeksi (1 box
berisi 6 ampul @
1 mL)

Efek Samping :

Pemakaian
Antalgin 500 mg,
dibatasi karena kotak 10 blister
Infeksi
lambung, efek samping :
@
10
hiperhidrosis.
tablet
Retensi cairan dan - Nyeri akut Antalgin 500 mg,
garam.
hebat sesudah botol 1000 tablet
Reaksi alergi cukup luka
atau
sering: reaksi kulit dan pembedahan.
Inj: 500mg/ml
edema angioneurotik. - Nyeri karena
Efek samping yang tumor
atau
berat: agranulositosis, kolik.
pansitopenia
dan - Nyeri hebat
nefrosis.
akut atau kronik
bila
analgesik
lain
tidak
menolong.
- Demam tinggi
yang tidak bisa
diatasi
antipiretik lain
Efek samping yang
umum terjadi seperti
pusing, sedasi, lelah,
sakit kepala, pruritus,
berkeringat,
kulit
kemerahan,
mulut
kering, mual, muntah,
dispepsia dan obstipasi.

Efektif
untuk 50mg/ml
pengobatan
kotak isi 25)
nyeri akut dan
kronik
yang
berat, termasuk
nyeri
pasca
pembedahan,
nyeri
akibat
tindakan
Efek samping yang diagnostik.
berupa ketergantungan
19

(1

Fakultas Kedokteran UWKS


RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo

subkutan :
mg (1 ampul)

100

sangat jarang terjadi.

Dosis maksimum 400


mg/sehari

Ketoprofen 3-5jam
Oral:
Dosis awal: 75 mg 3 kali
sehari atau 50 mg 4 kali
sehari.
Dosis maksimum 300
mg sehari. Sebaiknya
digunakan
bersama
dengan makanan atau
susu.

Mual, muntah, diare,


dyspepsia, konstipasi,
pusing, sakit kepala,
ulkus
peptikum
hemoragi
perforasi,
kemerahan
kulit,
gangguan fungsi ginjal
dan
hati,
nyeri
abdomen,
konfusi
ringan,
vertigo,
oedema, insomnia.

Untuk
mengobati
gejala-gejala
artritis rematoid,
ankilosing
spondilitis, gout
akut
dan
osteoartritis
serta
kontrol
nyeri
dan
inflamasi akibat
operasi
: ortopedik.

Ketoprofen 50
mg/mL injeksi (1
box berisi 5
ampul @ 2 mL)

Ketoprofen 50
dan 100 mg
tablet (1 box
berisi 5 strip @
10 tablet)

Reaksi hematologi
Injeksi
IM
: trombositopenia.
50100 mg tiap 4 jam. Bronkospasma
dan
Dosis maksimum 200 anafilaksis
jarang
mg/hari, tidak lebih dari terjadi
3 hari.

Kalium
1-2 jam
Diklofenak
Kasus ringan, dosis : 75100 mg/hari, dibagi
dalam 2-3 dosis.
Kasus berat, dosis: 100150 mg/hari, dibagi
dalam 2-3 dosis.

Efek samping :

Pengobatan
Kalium
jangka pendek Diklofenak
50
gangguan
saluran pada keadaan :
mg tablet (1 box
pencernaan,
sakit
berisi 5 strip @
kepala, pusing, vertigo, *Rasa sakit pada 10 tablet)
ruamkulit, peningkatan peradangan
serum transaminase
pasca traumatik, (@ Rp 1.000)
misalnya akibat
keseleo.
*Peradangan
dan nyeri setelah
operasi,
misalnya setelah
bedah
mulut
atau ortopedik.
*Sebagai obat
tambahan pada
20

Fakultas Kedokteran UWKS


RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo

nyeri
akibat
peradangan
telinga, hidung,
tenggorokan,
misalnya pada
faringotonsilitis,
otitis.

Tabel diunduh dari http://www.scribd.com/doc/122566182/analgesik-kuat.htm.


pada tanggal 19 Maret 2013 pukul 20.00

21

Fakultas Kedokteran UWKS


RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo

III
PENUTUP

3.1. KEUNTUNGAN KETOROLAC SEBAGAI OBAT ANALGETIK


Ketorolac memiliki khasiat mirip dengan morfin dan meperidin 7 A dosis 30-mg
ketorolac IM memberikan setara nyeri dengan morfin 6 mg sampai 12 mg.
Dalam dua double-blind studi pasien pascaoperasi dengan nyeri sedang sampai
berat, IM injeksi ketorolac dibandingkan dengan meperidin atau morfin IM, dan IV ketorolac
dibandingkan dengan morfin intravena atau melalui pasien dikendalikan analgesik. Selama
satu jam pertama, timbulnya tindakan analgesik serupa untuk ketorolac trometamin dan
opioid, namun analgesia berlangsung lebih lama dengan trometamin ketorolac.
Studi klinis juga menunjukkan bahwa menggabungkan ketorolac dan opioid
secara signifikan mengurangi kebutuhan untuk morfin.

3.2. KERUGIAN KETOROLAC SEBAGAI OBAT ANALGETIK


Ketorolac diindikasikan untuk penatalaksanaan jangka pendek terhadap nyeri
akut sedang sampai berat setelah prosedur bedah. Ketorolac tidak dianjurkan untuk praoperatif analgesia atau co-administrasi dengan anestesi karena menghambat trombosit
agregasi dan dengan demikian dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko pendarahan.
Durasi total Ketorolac tidak boleh lebih dari lima hari. Ketorolac secara
parenteral dianjurkan diberikan segera setelah operasi. Harus diganti ke analgesik alternatif
sesegera mungkin, asalkan terapi Ketorolac tidak melebihi 5 hari.
Risiko yang paling serius yang berhubungan dengan ketorolac adalah, seperti
NSAID lainnya, gastrointestinal borok , perdarahan dan perforasi, ginjal ( ginjal ) peristiwa
mulai dari interstisial nefritis untuk menyelesaikan gagal ginjal, perdarahan, dan
hipersensitivitas reaksi .

22

Fakultas Kedokteran UWKS


RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo

3.3. KESIMPULAN
Ketorolac atau ketorolac trometamin adalah non-steroid anti-inflamasi obat
(NSAID) dalam keluarga heterosiklik asam asetat derivatif , sering digunakan sebagai
analgesik. Ketorolac adalah obat golongan analgetik non-narkotik yang mempunyai efek
antiinflamasi dan antipiretik. Ketorolac bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin
yang merupakan mediator yang berperan pada inflamasi, nyeri, demam dan sebagai
penghilang rasa nyeri perifer. Ketorolac merupakan obat penghambat prostaglandin yang
bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin dan menghambat aksi prostaglandin pada
organ target.
Ketorolac adalah suatu OAINS yang menunjukkan efek analgesik yang potensial
namun efek anti inflamasinya sedang, dapat diberikan secara IM dan IV Obat ini sangat
berguna untuk mencegah nyeri pasca bedah, baik obat tunggal atau diberikan bersama opioid.
Keadaan ini menunjukkan bahwa ketorolac bersifat potensiasi dalam efek anti opioid.
Ketorolac dapat digunakan sebai oat tambahan pada terapi analgesia dengan morfin,
menghasilkan penurunan dosis morfin dan mempertinggi efek analgesia dibandingkan
penderita-penderita yang tidak mendapat ketorolac.
Ketorolac diindikasikan untuk penatalaksanaan jangka pendek terhadap nyeri
akut sedang sampai berat pada post operasi. Penatalaksanaan analgesik Ketorolac pasca
bedah diberikan secara intravena, dengan dosis sebagai berikut :
Ampul : Dosis awal Ketorolac yang dianjurkan adalah 10 mg
diikuti dengan 1030 mg tiap 4 sampai 6 jam bila diperlukan. Harus diberikan
dosis efektif terendah. Dosis harian total tidak boleh lebih dari 90 mg untuk
orang dewasa dan 60 mg untuk orang lanjut usia, pasien gangguan ginjal dan
pasien yang berat badannya kurang dari 50 kg. Pada seluruh populasi, gunakan
dosis efektif terendah dan sesingkat mungkin.
Durasi total Ketorolac tidak boleh lebih dari lima hari. Ketorolac secara
parenteral dianjurkan diberikan segera setelah operasi. Harus diganti ke analgesik alternatif
sesegera mungkin, asalkan terapi Ketorolac tidak melebihi 5 hari.

23

Fakultas Kedokteran UWKS


RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo

PERBAIKAN REFERAT ANESTESI

NO

SEBELUM
PERBAIKAN

SETELAH PERBAIKAN

HAL

PARAF

Ketorolac ampul ditujukan untuk


pemberian injeksi intramuskular atau
bolus intravena. Dosis untuk bolus
intravena

harus

diberikan

selama

minimal 15 detik. Ketorolac ampul


tidak diberikan secara epidural atau
spinal

karena

memiliki

metabolitnya

efek

bermakna,

analgesik

tidak

tidak
yang

mengubah

hemodinamik pasien.
Ketorolac

1.

tromethamine

Ketorolac ampul

merupakan

tidak diberikan

narkotik. Obat ini merupakan obat

secara epidural

anti-inflamasi

atau spinal?

menunjukkan

suatu

analgesik

nonsteroid
aktivitas

nonyang

Halaman
4

antipiretik

yang lemah dan anti-inflamasi.


Ketorolac
menghambat

tromethamine
sintesis

prostaglandin

dan dapat dianggap sebagai analgesik


yang bekerja perifer karena tidak
mempunyai efek terhadap reseptor
opioid. Ketorolac menghambat proses
tranduksi

pada

mekanisme

nyeri,

sedangkan menghambat rilis substansi


P

pada

proses

tansmisi

pada

mekanisme nyeri.
2.

Ketorolac
diindikasikan untuk
penatalaksanaan
jangka pendek?

Lamanya terapi : Pemberian dosis

Halaman
5

harian multipel yang terus-menerus


secara intramuskular dan intravena
tidak boleh lebih dari 5 hari karena
efek

samping

Ketorolac

dapat

24

Fakultas Kedokteran UWKS


RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo

meningkat pada penggunaan jangka


panjang.
Sebuah penelitian surveilans pascapemasaran menunjukkan hubungan
dosis-respon dengan dosis harian ratarata

untuk

kedua

perdarahan

gastrointestinal dan perdarahan situs


operasi, terapi Ketorolac baik secara
injeksi ketorolac ataupun tablet yang
diberikan

lebih

berhubungan degan

dari

hari

ulserasi peptik,

nyeri abdomen serta gastrointestinal


perdarahan.

Ketorolac tidak
boleh diberikan
pada anak di bawah
usia 16 tahun?

Keamanan dan efektivitasnya pada


anak-anak belum ditetapkan. Oleh

Halaman
6

karena itu, Ketorolac tidak diberikan


pada anak di bawah 16 tahun.

25

Anda mungkin juga menyukai