Anda di halaman 1dari 10

Gangguan Psikotik Organik

Pendahuluan
Psikosis dapat dibagi menjadi dua jenis utama yaitu psikosis fungsional dan
organik. Psikosis fungsional termasuk skizofrenia dan gangguan afektif (juga disebut
gangguan mood), seperti gangguan depresi mayor dan gangguan bipolar . Psikosis
organik timbul sekunder akibat gangguan pada struktur atau fungsi otak misalnya
emboli, infeksi, tumor atau trauma, atau penyakit sistemik dalam tubuh, yang secara
tidak langsung mempengaruhi otak dan dapat dibuktikan atau adanya kesan yg kuat dari
riwayat anamnesis, pemeriksaan fisis dan laboratorium. Penyalahgunaan dalam bentuk
alkohol atau obat-obatan juga dapat memicu psikosis organik. Gejala Psikosis biasanya
akan menghilang saat pemicu telah berhasil disembuhkan.1
Pengetahuan tentang gangguan psikosis organik pun penting mengingat konsep
tentang hal ini pun berkembang terus hingga kini. Dalam DSM-IV-TR sudah tidak
ditemui lagi criteria psikosis organik dan diubah menjadi gangguan kognitif. Hal ini
disebabkan karena istilah organik dan non organik (fungsional) sudah sulit dipisahkan,
karena kelompok non organik tidak sepenuhnya tanpa kelainan biologis. Misalnya
depresi akibat hipotiroidism, psikosis akibat penggunaan alkohol dan obat-obatan.2

Pengertian
Psikosis organik adalah gangguan jiwa yang disebabkan oleh penyakit atau
gangguan fisik/kondisi medik yang secara primer mempengaruhi otak sehingga terjadi
disfungsi otak atau penyakit atau kondisi fisik di luar ortak yang secara sekunder
menyebabkan disfungsi otak terutama dalam fungsi kognitif.2

Klasifikasi
Delirium
Delirium adalah suatu sindrom klinis akut yang ditandai dengan penurunan
tingkat kesadaran, gangguan kognitif, gangguan persepsi termaksud halusinasi dan ilusi,
dan gangguan perilaku sepe rti agitasi. Berdasarkan penyebabnya delirium terbagi atas 4
subkategori yaitu : (1) kondisi medis misalnya akibat infeksi, (2) induksi misalnya akibat
penggunaan kokain, opioid (3) penyebab multiple misalnya akibat trauma kepala, (4)
delirium yang tidak spesifik misalnya akibat gangguan tidur.1
Demensia
Demensia merupakan suatu sindrom akibat penyakit /gangguan otak yang
biasanya bersifat kronik-progresif, dimana terdapat gangguan fungsi kortikal luhur yang
multipel, termasuk didalamnya daya ingat, daya pikir, orientasi, daya tangkap, berhitung,
kemampuan belajar, berbahasa dan daya nilai. Demensia adalah suatu kondisi klunis
yang perlu didiagnosis dan ditelusuri penyebabnya. Penyebab demensia banyak, namun
tampilan gejala klinis umunya hampir sama. 60 % demensia adalah irreversible (tidak
dapat pulih ke kondisi semula), 25 % dapat control, dan 15% reversible( dapat pulih
kembali.2,3
Sindrom amnestik
Sindrom amnestik ditandai dengan gangguan pada memori yang disebabkan oleh
zat psikoaktif. Berdasarkan penyebabnya delirium terbagi atas 3 subkategori yaitu : (1)
kondisi medis misalnya hipoxia , (2) toxin dan pengobatan (marijuana, diazepam), (3)
penyebab yang tidak spesifik.1,3

Epidemiologi
2

Psikotik Organik dapat terjadi pada semua usia, tetapi terjadi lebih sering pada
pasien yang sudah lanjut usia. Dalam sebuah penelitian didaptkan sekitar 10-15% pasien
lansia pada rawat bedah umum pernah mengalami delirium, 15-25% pasien rawat medik
umum pernah mengalami delirium selama dirawat di rumah sakit. Juga diperkirakan
sekitar 30% pasien bedah ICU dan 40-50% pasien ICCU pernah mengalami delirium.
Prevalensi demensia pada populasi lanjut usia berkisar 3-30%. Demensia tipe Alzheimer
dilaporkan bertumbuh 2 kali lipat setiap pertambahan usia 5 tahun, yaitu bila prevalensi
demensia pada usia 65 tahun 3% menjadi 6% pada usia 70 tahun, 12% pada 75 tahun
dan 24% pada usia 80 tahun. Di Indonesia pada tahun 2006 dilaperkirakan ada 1 juta
penduduk dengan demensia dari 20 juta orang penduduk lanjut usia.4

Etiologi
Psikosis organik disebabkan oleh penyakit atau gangguan fisik/kondisi medik
yang secara primer mempengaruhi otak secara fisiologis sehingga terjadi disfungsi otak.
Atau penyakit atau kondisi fisik diluar otak yang secara sekunder atau secara sistemik
mempengaruhi fungsi otak secara fisiologis sehingga terjadi disfungsi otak.5
Psikosis organik akibat gangguan atau disfungsi pada otak misalnya akibat
trauma, infeksi, emboli atau penyakit sistemik banyak dikaitkan dengan gangguan
metabolisme oksidatif reversibel serebral dan abnormalitas neurotransmiter multipel.6
Data dari studi hewan dan klinis mendukung hipotesis bahwa asetilkolin adalah
salah satu neurotransmitter penting dalam patogenesis delirium. Sehingga obat
antikolinergik banyak digunakan pada confusional akut, dan pasien dengan gangguan
transmisi kolinergik, seperti orang dengan penyakit Alzheimer sangat rentan. Pada
pasien dengan delirium pasca operasi, aktivitas antikolinergik serum meningkat.6

Di otak, ada suatu hubungan timbal balik antara aktivitas kolinergik dan
dopaminergik. Pada delirium terjadi kelebihan aktivitas dopaminergik. Sehingga untuk
mengurangi gejala-gejala tersebut digunakan obat antipsikotik seperti haloperidol.6
Studi manusia dan hewan telah menemukan bahwa serotonin meningkat pada
pasien dengan ensefalopati hepatik dan delirium septik. Halusinogen seperti LSD
bertindak sebagai agonis pada tempat reseptor serotonin. Agen Serotoninergik juga
dapat menyebabkan delirium.6
Gamma-aminobutyric acid (GABA) pada pasien dengan ensefalopati hepatik,
meningkat. Peningkatan kadar amonia terjadi pada pasien dengan ensefalopati hepatik,
yang menyebabkan peningkatan asam amino glutamat dan glutamin, yang merupakan
prekursor untuk GABA. Penurunan tingkat SSP GABA yang diamati pada pasien
dengan delirium yang dihasilkan dari penarikan benzodiazepin dan alkohol.6
Penelitian terbaru menunjukkan peran sitokin seperti interleukin-1 dan
interleukin-6, dalam patogenesis delirium. Infeksi, inflamasi menyebabkan pengeluaran
interleukin-1. Trauma kepala dan iskemia, yang sering berhubungan dengan delirium,
yang ditandai dengan respon otak yang dimediasi oleh interleukin-1 dan interleukin-6.6

Manifestasi Klinik
Gejala-gejala psikosis organik :
1. Gangguan fungsi kognitif
Misalnya daya ingat (memory), daya pikir (intellect), daya belajar (learning).
2. Gangguan sensorium
Misalnya gangguan kesadaran(consciousness) dan perhatian (attention).
3. Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang
- Persepsi (halusinasi)
- Isi pikiran (waham/delusi)
- Suasana perasaan dan emosi (depresi, gembira, cemas)

Diagnosis
4

Menurut PPDGJ-III pedoman diagnostik untuk delirium, demensia dan sindrom


amnestik adalah :
Pedoman Diagnostik Delirium
1. Gangguan Kesadaran & perhatian
a. Taraf berkabut sampai dengan koma .
b. Kemampuan memusatkan, mempertahankan dan mengalihkan perhatian
menurun.
2. Gangguan kognitif secara umum
a. Distorsi persepsi: ilusi dan halusinasi visual.
b. Hendaya daya pikir dan abstrak, dengan/tanpa waham bersifat sementara dan
selalu ada inkoherensi ringan.
c. Hendaya daya ingat segera dan jangka pendek, jangka panjang relatif utuh.
d. Disorientasi waktu, kalau berat juga tempat dan orang.
3. Gangguan psikomotor
a. Hipo/hiperaktivitas
b. Waktu bereaksi lebih panjang
c. Arus pembicaraan bertambah atau berkurang
d. Reaksi terperanjat meningkat
4. Gangguan siklus tidur-bangun

a. Insomnia atau waktu tidur terbalik.


b. Gejala memburuk pada malam hari.
c. Mimpi buruk, berlanjut halusinasi.
5. Gangguan emosional
Depresi, cemas, cepat marah, euforia, apatis, kehilangan akal.
6. Onsetnya cepat, fluktuasi sepanjang hari, bisa membaik atau berlanjut tetapi
kurang dari 6 bulan.
Pedoman Diagnostik Umum dimensia
1. Penurunan kemampuan (disabilitas) daya ingat dan daya pikir sampai mengganggu
kegiatan harian seseorang, misalnya: mandi berpakaian, makan, kebersihan diri,
buang air.
2. Tidak ada gangguan kesadaran.
3. Disabilitas lebih dari 6 bulan.
Pedoman Diagnostik sindrom amnesik organik
1. Hendaya daya ingat jangka pendek, amnesia anterograd dan retrograd, daya ingat
menurun, terbalik menurut kejadiannya.
2. Riwayat atau nyata cedera otak, diensefalon dan temporal medial bilateral.
3. Daya ingat segera baik, perhatian dan kesadaran baik, tidak ada hendaya
intelektual secara umum.
Penyebab lain: alkohol & zat psikoaktif

Pedoman Diagnostik Umum gangguan mental lainnya


1. Ada penyakit, kerusakan atau disfungsi otak, penyakit sistemik yang diketahui
berhubungan dengan salah satu sindrom mental tercakup.
2. Ada hubungan waktu (minggu-bulan) perkembangan antara penyebab dan timbulnya
sindrom mental.
3. Kesembuhan tejadi setelah perbaikan atau dihilangkannya penyebab yang mendasari.
4. Tidak ada bukti penyebab lain seperti pengaruh kuat keluarga atau pengaruh stres
sebagai pencetus.

Pemeriksaan Penunjang
Untuk menyingkirkan

penyebab yang

lebih

spesifik

dapat

dilakukan

tes

kimia darah dan laboratorium, pemeriksaan radiologi CT Scan atau magnetic resonance
imaging (MRI), electroencephalogram (EEG ), dan spinal tap (lumbar puncture), jika
diindikasikan. Penelitian eksperimental melihat fungsi otak, seperti tomografi emisi
positron (PET) atau emisi photon tunggal computed tomography (SPECT), dianggap
lebih bermakna dalam mendiagnosis sindrom ini.7

Penatalaksanaan
Setelah penyebab spesifik

diobati, pengobatan diarahkan untuk menjaga keamanan

bagi individu dan bagi orang lain. Pada pasien delirium terdapat 2 gejala utama yang
memerlukan terapi obat yaitu psikosis dan insomnia. Obat yang dianggap cocok untuk
psikosis adalah haloperidol. Pemberian dosis obat tergantung pada umur, berat badan
dan kondisi pasien tersebut. Umumnya pemberian haloperidol berkisar 2-10 mg
intramuscular dan dapat diulang satu jam kemudian bila pasien masih menunjukkan
agitasi. Segera bila pasien sudah tenang dapat diberikan obat secara peroral yang terbagi

atas dua dosis yaitu sepertiga pada pagi hari dan 2/3 pada saat tidur. Insomnia sebaiknya
diatasi dengan golongan benzodiazepine atau lorazepap 1-2 mg sebelum tidur.2,7
Pada demensia penatalaksanaan ditekankan pada terapi suportif berupa perwatan
fisik yang baik, memberikan lingkungan yang kondusif yang usah dikenalnya dengan
baik, jika memungkinkan usahakan pasien dikelilingi teman-teman lamanya dan bendabenda yang biasa dekat dengannya. Pertahankan keterlibatan pasien dengan kontak
personal, orientasi yang sering dan selalu membantu pasien untuk meningkatkan rasa
kepercayaan dirinya. Tidak ada terapi obat khusus untuk demensia yang ditemukan
bermanfaat secara konsisten sehingga terapi yang digunakan hanya bersifat simptomatik.
Terapi simptomatik yang biasa digunakan antara lain haloperidol 0,5 mg peroral 3 kali
sehari ini untuk mengatasi ansietas akut, kegelisahan, agresi dan agitasi. Untuk ansietas
non psikotik, agitasi diberikan diazepam 2 mg peroral dua kali sehari, Venlaxin XR,
hentikan setelah 4-6 minggu. Sedangkan gejala agitsi kronik dan depresi diberikan obat
golongan SSRI (missal Fluoxetine 10-20 mg/hari).8

Prognosis
Jika penyebabnya adalah sementara seperti overdosis obat atau putus zat,gangguan
tersebut benar-benar akan jelas dalam beberapa hari dan prognosisnya baik. Sama halnya
dengan delirium awitannya akut sehingga jika penyebabnya telah diketahui dan dpat
dihilangkan maka gejala-gejalanya kan menghilang dalam waktu 3-7 hari dan akan
hilang

seluruhnya

dlam

waktu

minggu.

Namun

jika disebabkan oleh

kondisi progresif seperti penyakit Alzheimer prognosis nya kurang baik.9,10

Kesimpulan
Psikosis organik adalah gangguan jiwa yang disebabkan oleh penyakit atau gangguan
fisik/kondisi medik yang secara primer mempengaruhi otak sehingga terjadi disfungsi
otak atau penyakit atau kondisi fisik di luar ortak yang secara sekunder menyebabkan
disfungsi otak. Psikotik Organik dapat terjadi pada semua usia, tetapi terjadi lebih sering
8

pada pasien yang sudah lanjut usia. Psikosis organik akibat gangguan atau disfungsi
pada otak misalnya akibat trauma, infeksi, emboli atau penyakit sistemik banyak
dikaitkan dengan gangguan metabolisme oksidatif reversibel serebral dan abnormalitas
neurotransmiter multipel. Gejala-gejala psikosis organik yaitu gangguan fungsi kognitif
misalnya daya ingat (memory), daya pikir (intellect), daya belajar (learning), gangguan
sensorium misalnya gangguan kesadaran(consciousness) dan perhatian (attention),
sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang Persepsi (halusinasi), Isi
pikiran (waham/delusi), suasana perasaan dan emosi (depresi, gembira, cemas).
Untuk menyingkirkan

penyebab yang

lebih

spesifik

dapat

dilakukan

tes

kimia darah dan laboratorium, pemeriksaan radiologi CT Scan atau magnetic resonance
imaging (MRI).

Setelah penyebab

spesifik

diobati

biasanya

melalui

operasi, pengobatan diarahkan untuk menjaga keamanan bagi individu dan bagi orang
lain. Prognosis psikotik organik dengan awitan akut dan bersifat sementari adalah baik
sedangkan yang bersifat kronik adalah kurang baik.

Referensi
1. Benjamin James Sadock, v.a.s., kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry. 2007,
New York.
2. FKUI, Buku Ajar Psikiatri. 2010, jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
3. Maslim, R., Buku Saku Diagnosis gangguan Jiwa PPDGJ-III. 2001, Jakarta: Bagian
Ilmu Kedokteran Jiwa FK UNIKA Atma Jaya.
4. Center, M.H.I. Delirium, the define, pathophisiology, symptoms, diagnosis and
treatment 2011 [cited 2011 6th september]; Available from:
http://www.healthanddisease.com/english/diseases/psychiatric-diseases/psychiatricdisorders/organic-psychosis/.
5. Fleisher, G. R. (2008). "Demensia, Delirium, dan Gejala Psikiatri Sekunder untuk
Kondisi Medis Umum." Textbook of Psychiatry.
6. Delirium, [Online]. [cited 2011 Aug 30]: [2 screens]. Available from: URL:
http://emedicine.medscape.com/article/288890-overview

7. Organic Psychosis, [Online]. [cited 2011 Aug 30]: [4 screens]. Available from: URL:
http://www.mdguidelines.com/
8. Delirium, [Online]. [cited 2011 Aug 30]: [6 screens]. Available from: URL:
http://wikipedia.com/
9. Cheryljazzar. Organic causes of psychiatric illness. 2009 [cited 2011 6th
September]; Available from: http://momswellness.wordpress.com/2009/02/17/seriespart-3-organic-causes-of-psychiatric-illness/.
10. What is organic psychosis [Online]. [cited 2011 Aug 30]: [2 screens]. Available
from: URL: http://www.wisegeek.com/what-is-organic-psychosis.html/

10

Anda mungkin juga menyukai