Oleh:
Nafisah Anas
21040113120054
Perencanaan wilayah dan kota adalah suatu proses bagaimana merencanakan suatu
wilayah dan kota dengan mempertimbang aspek fisik, sosial, ekonomi dan politik sehingga
tercipta ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan di masa yang akan datang.
Perencanaan ditujukan di masa depan sehingga dalam prosesnya dibutuhkan gambaran
masa depan dalam pengambilan keputusan. Gambaran masa depan dapat diperoleh melalui
proyeksi/peramalan yang berdasarkan ekstrapolasi data sekarang dan sebelumnya. Dengan
didapatkannya gambaran masa depan diharapkan terbentuknya masa depan sesuai dengan
nilai, tujuan, sasaran serta kondisi yang diinginkan karena telah mengantisipasi dari
kemungkinan yang terjadi.
Suatu ruang direncanakan dan ditata karena ruang tersebut dihuni oleh manusia,
sehingga keberadaan manusia sangat mempengaruhi kebijakan dalam perencanaan.
Berdasarkan hal tersebut sangatlah penting untuk mempertimbangkan populasi manusia
berdasarkan data sekarang dan sebelumnya. Dengan didapatkannya gambaran masa depan
jumlah penduduk beberapa permasalahan dan kebutuhan di wilayah dan kota dapat
diantisipasi seperti kebutuhan akan air bersih, energi, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan
dan lain sebagainya.
Terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam peramalan, yaitu pendekatan
eksplanatoris (kausal) dan trendline (deret berkala). Dalam kasus ini akan digunakan
peramalan trendline. Model deret berkala ini sering kali dapat dengan mudah digunakan untuk
meramal dan lebih tepat karena data yang digunakan ialah jumlah penduduk. Metode ini
disebut sebagai metode peramalan deret berkala (trendline) karena memiliki karakteristik data
yang dianalisis bersifat deret yang menunjukkan waktu yang berkala. Periode waktu dari data
deret berkala dapat berupa tahunan, mingguan, bulanan, semester, kuartal, dan lain-lain.
Tujuan metode peramalan deret berkala adalah menemukan pola dalam deret data historis
dan mengekstrapolasikan pola tersebut ke masa depan. Analisis peramalan trendline
merupakan jenis peramalan proyeksi karena didasarkan pada extrapolasi data lampau dan
trend historis atau analisis time series. Pola data dapat dibedakan ke dalam empat jenis, yaitu:
1.
2.
3.
4.
Lampung pada tahun 2004-2013 untuk sepuluh tahun mendatang. Data ini merupakan data
sekunder yang diperoleh dari BPS Provinsi Lampung tahun 2014. Dalam penggambaran
analisisnya akan diketahui jumlah penduduk Provinsi Lampung pada tahun 2023 serta
estimasi sarana kesehatan berupa rumah sakit yang diperlukan di tahun tersebut. Hal ini dapat
dilihat dengan cara membagi jumlah penduduk dengan jumlah penduduk minimum untuk satu
unit sarana tersebut sehingga dapat memberikan keluaran berupa masukan pengadaan
tambahan sarana kesehatan rumah sakit di wilayah tersebut. Data yang digunakan yaitu:
Tahun Tahun ke- (X)
2004
1
2005
2
2006
3
2007
4
2008
5
2009
6
2010
7
2011
8
2012
9
2013
10
10
10000000
8000000
10000000
y = 7E+06e0,0146x
R = 0,9922
8000000
6000000
6000000
4000000
4000000
2000000
2000000
y = 108695x + 7E+06
R = 0,994
0
1 2 3 4 5 6 7 8 91011121314151617181920
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920
10000000
8500000
8000000
y = 432780ln(x) + 7E+06
R = 0,9237
7500000
6000000
7000000
4000000
6500000
2000000
6000000
8000000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 91011121314151617181920
8500000
y = 7E+06x0,0585
R = 0,9336
8000000
1 2 3 4 5 6 7 8 91011121314151617181920
Metode
Eksponensial
Linear
7500000
Logaritma
7000000
Polinomial
6500000
6000000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920
Power
Rumus Y
(jumlah
penduduk)
y = 7E+06e0.0146x
R^2
y = 108695x +
7E+06
y = 432780ln(x)
+ 7E+06
y = -983.48x2 +
119514x +
7E+06
y = 7E+06x0.0585
R = 0.994
R = 0.9922
R = 0.9237
R = 0.9945
R = 0.9336
7000000
6000000
5000000
4000000
3000000
2000000
1000000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Tahun
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
Tahun ke(X)
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Jumlah Penduduk
Lampung (Y)
1195677,946
1292571,906
1387498,906
1480458,946
1571452,026
1660478,146
1747537,306
1832629,506
1915754,746
1996913,026
Berdasarkan grafik dan tabel diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan penduduk
Provinsi Lampung dari tahun-ke tahun selalu mengalami kenaikan, sehingga penyediaan
fasilitas rumah sakit pun harus ditingkatkan untuk melayani kebutuhan masyarakat tersebut
di masa depan. Jika satu unit sarana setingkat SLTA mampu melayani 6.000 jiwa (SNI 031733-2013 tentang sarana dan prasarana lingkungan) maka jumlah sarana pendidikan
setingkat SLTA minimum yang dibutuhkan ialah 333 unit. Hal ini sesuai dengan visi misi
provinsi lampung yakni Lampung Maju dan Sejahtera Tahun 2019 serta Meningkatnya
Kualitas Pendidikan dan Kesehatan yang dapat dicapai dengan penyediaan sarana
pendidikan tersebut sehingga mampu melayani kebutuhan masyarakatnya.
Kajian Literatur:
BPS Provinsi Lampung 2014
Makridakis, S. dkk. 1995. Metode dan Aplikasi Peramalan. Edisi kedua Jilid satu. Jakarta:
Erlangga.
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006.
Mustafid. 2012. Metode Statistika. Semarang : FSM Universitas Diponegoro
SNI 03-1733-2013 Tentang Sarana dan Prasarana Lingkungan
Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.